BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pestisida merupakan obat-obatan, campuran dari senyawa kimia yang bersifat bioaktif dan umumnya memiliki sifat beracun. Menurut FAO dan SK Menteri Pertanian RI No. 24/Permentan/SR.140/4/2011, mengenai syarat dan tatacara pendaftaran pestisida, pestisida digunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikan hewan atau tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit atau sering disebut dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Penggunaan pestisida dalam suatu lahan pertanian diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian serta dapat membuat biaya pengelolaan pertanian menjadi lebih efisien dan ekonomis. Namun dalam perkembangannya, penggunaan pestisida pada petani cenderung bukan atas dasar untuk mengendalikan hama namun menjalankannya dengan cover blanket system yaitu suatu sistem dimana ada ataupun tidaknya hama, tanaman akan tetap disemprot dengan menggunakan pestisida (Prijanto, 2009). Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dan menyalahi aturan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan yaitu keracunan. Dampak yang ditimbulkan dari keracunan pestisida sangat bervariasi, mulai dari sakit kepala dan mual-mual bahkan bisa sampai menyebabkan kematian. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian keracunan pestisida dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Prijanto, 2009) seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, pendidikan, pemakaian alat pelindung diri, 1
2 status gizi, tekanan darah dan praktek penanganan pestisida. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui terjadinya keracunan akibat pestisida adalah menurunnya aktivitas enzim cholinesterase. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO, penurunan aktivitas enzim cholinesterase sebesar 30% dari normal dinyatakan sebagai keracunan. Enzim cholinesterase sendiri merupakan enzim yang terdapat dalam cairan seluler yang berfungsi untuk menghentikan aksi achethilcholin (AcHE) dengan cara terhidrolisis menjadi choline dan asam asetat. Achethilcholin merupakan suatu neuron yang terdapat antar ujung saraf dan otot yang berfungsi sebagai media untuk meneruskan rangsangan saraf atau implus ke reseptor sel-sel otot dan kelenjar. Sehingga apabila fungsi dari enzim cholinesterase tidak dapat bekerja dengan baik, maka menyebabkan fungsi dari saraf pusat terganggu (Sastroutomo, 1992). Menurut lembaga kesehatan dunia (WHO), keracunan yang disebabkan oleh pestisida dapat membunuh 355.000 orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Dimana dua pertiga dari kejadian tersebut terdapat pada negara berkembang. Keracunan tersebut terjadi akibat adanya paparan yang kuat serta penggunaan yang berlebihan dan tidak tepat terhadap pestisida. Di Indonesia kasus keracunan pestisida pada tahun 1996-1998 terdapat 820 kasus dan menyebabkan 125 kematian sedangkan pada tahun 1999-2001 terdapat 868 kasus dan menyebabkan 134 kematian (Munthe, 2011). Pada tahun 2007 terjadi kasus keracunan pestisida di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak, Magelang, Jawa Tengah. Dimana 9 petani ditemukan meninggal saat sedang bekerja. Hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan menyatakan 9 petani yang meninggal positif keracunan pestisida. Menurut laporan dari Dinkes RI tahun 1990-1991, angka prevalensi kejadian keracunan pestisida di Indonesia berada di kisaran 40% - 50%. Jumlah itu termasuk keracunan ringan, sedang, dan berat. Hasil penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 1995, melaporkan bahwa terdapat
3 60% petani memiliki aktifitas cholinesterase normal, 28,03% masuk kedalam keracunan ringan, 7,86% keracunan sedang dan 11% keracunan berat (Purba, 2009). Sedangkan untuk Provinsi Bali, berdasarkan data pemeriksaan aktivitas cholinesterase yang dilakukan UPT Balai Hiperkes dan KK Provinsi Bali pada tahun 2013, prevalensi petani di Bali yang mengalami keracunan pestisida sebesar 41% (Arianto, 2014). Desa Candi Kuning terletak di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan, memiliki jarak kurang lebih 40 km dari pusat Kota Tabanan. Desa Candi Kuning pada umumnya dikenal sebagai daerah budidaya dan penghasil sayur-mayur dan buahbuahan di Bali. Dimana hasil sayur-mayur serta buah-buahan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat Bali sendiri dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara melalui penyediaan makanan di hotel, restoran dan pelayanan katering. Desa Candi Kuning memiliki luas sekitar 2.662,32 Ha dengan ketinggian berkisar 1200 1500 dpl. Jumlah penduduk Desa Candi Kuning pada tahun 2013 sebesar 7.589 orang. Ratarata suhu udara maksimum di kawasan Candikuning atau Bedugul sebesar 22,4 o C dengan suhu minimum sebesar 15,4 o C dengan suhu rata-rata sebesar 19,5 o C, serta dengan kelembaban cukup tinggi yaitu sebesar 91,98%. Dengan kondisi iklim dan lahan serta ketersedian sumber air dari danau Beratan, maka daerah ini adalah daerah pertanian potensial, sehingga sekitar 80% penduduk di desa ini bekerja disektor pertanian holtikultura. Dalam mengolah hasil pertaniannya, sebagian petani di Desa Candi Kuning menggunakan pestisida. Masih banyaknya petani yang menggunakan pestisida tentu saja dapat membahayakan kesehatan petani itu sendiri. Namun bukan berarti masyarakat yang dalam kegiatan beraktivitasnya tidak berhubungan dengan pestisida tidak mengalami gangguan kesehatan, masyarakat tersebut bisa terpapar pestisida yang digunakan oleh petani sehingga dapat menyebabkan menurunnya enzim cholinesterase di dalam darah (Runia, 2008).
4 Sampai saat ini belum pernah dilakukan pengukuran cholinesterase darah terhadap masyarakat di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti. Mengingat angka prevalensi keracunan pestisida yang cukup tinggi pada petani yang terpapar pestisida serta adanya kemungkinan masyarakat sekitar mengalami gangguan kesehatan akibat cemaran dari pestisida. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian mengenai aktivitas enzim cholinesterase dan morbiditas pada masyarakat terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Masih banyaknya petani yang menggunakan pestisida menyebabkan tingginya prevalensi angka keracunan, selain itu cemaran akibat penggunaan pestisida juga dapat mengganggu kesehatan masyarakat didaerah sekitar pertanian di Desa Candi Kuning. Oleh karena itu, rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian kali ini adalah Bagaimanakah Aktivitas Enzim Cholinesterase dan Morbiditas pada Masyarakat Terpapar dan Tidak Terpapar Pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015? 1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan yang diajukan peneliti pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah morbiditas yang terjadi pada masyarakat yang terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015?
5 2. Bagaimanakah aktivitas enzim cholinesterase darah pada masyarakat yang terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015? 3. Bagaimanakah penggunaan pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2015? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui aktivitas enzim cholinesterase dan morbiditas pada masyarakat terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui morbiditas yang terjadi pada masyarakat yang terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015. 2. Mengetahui aktivitas enzim cholinesterase darah pada masyarakat yang terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015. 3. Mengetahui penggunaan pestisida di Desa Candi Kuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Tahun 2015. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
6 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan kontribusi bagi ilmu kesehatan masyarakat khususnya mengenai perbedaan aktivitas enzim cholinesterase masyarakat yang terpapar dan tidak terpapar pestisida. 2. Dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian serupa di masa mendatang. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari peneitian ini adalah: 1. Mengetahui morbiditas yang terjadi pada masyarakat yang terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015. 2. Mengetahui aktivitas enzim cholinesterase pada masyarakat yang terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan tahun 2015. 3. Mengetahui penggunaan pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Tahun 2015. 4. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para petani di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan tahun 2015 tentang bahaya penggunaan pestisida. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Mei 2015
7 1.6.2 Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. 1.6.3 Lingkup Sasaran Sasaran dari penelitian ini adalah masyarakat terpapar (petani holtikultura) dan masyarakat yang dan tidak terpapar pestisida (masyarakat umum) di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. 1.6.4 Lingkup Materi Lingkup materi penelitian ini adalah menganalisis aktivitas enzim cholinesterase dan morbiditas masyarakat terpapar dan tidak terpapar pestisida di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan tahun 2015.