Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

PENGARUH ORIENTASI PASIEN BARU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN (The Effect of New Patient Orientation to the Patient s Satisfaction Level)

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

HUBUNGAN PERILAKU ASERTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG TERATAI RSUD dr. SOEGIRI LAMONGAN. Puguh Jaya*,Suratmi** ABSTRAK

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KEMBALI DI RUANG RAWAT JALAN RSI SAKINAH MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

INTISARI HUBUNGAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari analisis data yang terkumpul serta pengolahan analisis

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PASIEN, DAN CITRA RUMAH SAKIT TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI POLIKLINIK OBSTETRI & GYNEKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi, 1998; Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek),

BAB 6 KESIMPULAN DAN DARAN. pasien yaitu pada dimensi tangibles dengan total mean skor 4,56,

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

HUBUNGAN ORIENTASI PASIEN DENGAN KEPATUHAN PASIEN/KELUARGA DALAM MENJALANKAN ATURAN DI RUANG MPKP RUMAH SAKIT Prof. Dr. H, ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah perusahaan. Pemasaran juga berperan dalam menentukan pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI NON-VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Dukun Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan koordinasi yang rasional dari aktivitas. sejumlah individu untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui


BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN JIWA DI IRJ RSJD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENATAAN RUANG DAN KELENGKAPAN ALAT RUANG RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG BOUGENVILLE RSUD dr.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ORENTASI PASIEN BARU DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT AISYIYAH BOJONEGORO Asadurrahman, Nastiti Lestari ABSTRAK Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan pasien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan pasien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan pasien/ keluarga dapat terbina. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien. Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini berjumlah 6 responden dengan teknik sampling accidental samping. Pengolahan data dengan editing, coding, scoring dan tabulating serta analisis data dengan spearman s rho. Hasil penelitian ini adalah kurang dari sebagian pelaksanaan orientasi pasien baru baik sebanyak,%, kurang dari sebagian responden menyatakan puas sebanyak,% dan nilai signifikan 0,000 ( < 0,0), H diterima. Maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 0 sehingga diharapkan dapat memberikan penilaian secara objektif dan memberikan saran dan kritik kepada pihak rumah sakit dalam pelaksanaan orientasi pasien baru agar lebih meningkatkan kulitas pelayanan. Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan kesehatan dalam suatu rumah sakit. Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit, maka pelayanan keperawatan menjadikan pasien sebagai fokus yang utama. Pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif menjadi tanggung jawab perawat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kewajiban perawat adalah menghormati hak pasien diantaranya adalah memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit, memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi. Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan pasien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan pasien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan pasien/ keluarga dapat terbina (Nining, 008). Namun, belum semua perawat menyadari pentingnya orientasi pasien baru. Hasil penelitian yang dilakukan Pakaya N, dkk (0) menunjukkan pelaksanaan orientasi baik pada kontrol (8.%) intervensi I (9.%) intervensi II (96.7%). Waktu pelaksanaan orientasi baik pada kontrol (6,7%) intervensi I (9.%) dan intervensi II (96.7%). Kepatuhan pasien pada control (0%) intervensi I (6%) intervensi II (90%). Hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di Ruang Arofah RS Aisyiyah

Bojonegoro pada bulan Maret 0 terhadap 8 keluarga pasien baru, diketahui bahwa orang (6,0%) mengatakan tidak diberitahu tentang hak dan kewajiban pasien dan orang (7,0%) tidak diberitahu tentang hak dan kewajiban pasien serta beberapa fasilitas rumah sakit bila tidak bertanya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orientasi pasien baru walaupun sudah dilakukan namun masih belum maksimal sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya dipengaruhi ekspektasi pasien dan ekspektasi pasien ini bersifat individual dan berbeda-beda antara satu dan lainnya sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Persepsi pasien tentang pelayanan menunjukkan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan tersebut. Kotler (00) menyebutkan bahwa kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pendekatan dan perilaku petugas, perasaan klien terutama saat pertama kali datang, mutu informasi yang diterima, outcomes pengobatan dan perawatan yang diterima, prosedur perjanjian, waktu tunggu. Keluhan dari pasien/keluarga yang menyatakan bahwa perawat kurang memberikan penjelasan (kurang informatif), tidak memperkenalkan diri, kurang ramah dan kurang peka terhadap kebutuhan pasien, dapat menimbulkan persepsi yang negatif dari pasien dan keluarga (Perry & Potter, 007). Apabila hal ini terjadi secara terus menerus dan tidak segera dilakukan upaya penanganan akan memicu timbulnya ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya, sehingga pasien menjadi tidak loyal dan kemungkinan akan memilih sarana pelayanan kesehatan lainnya yang lebih dapat memberikan pelayanan yang memenuhi keinginannya (Sitorus, 006). Upaya untuk memberikan keperawatan bermutu ini dapat dimulai perawat dari adanya rasa tanggung jawab perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Asuhan keperawatan ini dimulai dari tahap pra interaksi, orientasi sampai tahap evaluasi. Hal ini dimaksudkan bahwa dengan bentuk keperawatan yang komprehensip maka dapat melihat manusia sebagai makhluk holistik yang utuh dan unik (Tjiptono, F. 008). Usaha peningkatan mutu pelayanan keperawatan juga mulai dilakukan di RS Aisyiyah Bojonegoro dengan menerapkan asuhan keperawatan islami antara lain dalam bentuk operan jaga atau timbang terima, discharge planning, orientasi pasien baru dan pendampingan sholat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 0. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian dilakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena baik antara faktor risiko dengan faktor efek, antara faktor risiko maupun antara faktor efek (Notoatmodjo S, 0). Sesuai tujuan penelitian maka penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo S, 0). Kerangka Kerja Kerangka kerja (frame work) adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal dilaksanakan penelitian (Nursalam, 008: ). Populasi : Pasien atau keluarganya di ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro Tahun 07 berjumlah orang. Sampling Accidental sampling Sampel : Sebagian pasien atau keluarganya di ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro Tahun 07 sebanyak 6 responden sesuai kriteria inklusi. Variabel independen Pelaksanaan orientasi pasien baru Variabel dependen Kepuasan pasien Pengumpulan data Kuesioner Pengumpulan data Kuesioner Menganalisa Data editing, coding, soring dan tabulating Analisa data dengan Spearman s rho Kesimpulan Ada hubungan Tidak ada hubungan Gambar. Kerangka Kerja hubungan antara pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. Identifikasi Variabel Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu

kelompok (benda, orang, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut (Nursalam, 008). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :. Variabel independen Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 008). Variabel independen dalan penelitian ini adalah pelaksanaan orientasi pasien baru.. Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan pasien. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo S, 0). Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 008). Pada penelitian ini populasinya adalah pasien atau keluarganya di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07 berjumlah orang. Sampel Sampel adalah sebagian keseluruhan obyek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo S, 0). Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 008). Pada penelitian ini diambil dari sebagian pasien dan keluarganya di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro bulan Januari tahun 07 sebanyak 6 orang.. Kriteria sampel Kriteria inklusi ialah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang ada diteliti (Nursalam, 008). Adapun pada penelitian ini kriteria inklusinya adalah : a. Pasien atau keluarganya di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. b. Pasien atau keluarganya di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07 yang bersedia diteliti dan menandatangani informed concent. Interprestasi diagram atau tabel dalam kategori sebagai berikut :. Karakteristik umur responden Tabel.. Karakteristik umur responden di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. No. Umur Jumlah Persentase (%) -0 tahun 8 6,67-0 tahun, -0 tahun 0, -60 tahun 6,67 Jumlah 6 00

Berdasarkan tabel. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden berumur -60 tahun sebanyak 6,67%.. Karakteristik pendidikan responden Tabel.. Karakteristik pendidikan responden di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. No. Pendidikan Jumlah % Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 7 6 7, 6,, 6,67 6,67 Jumlah 6 00 Berdasarkan tabel. menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden berpendidikan SMP sebanyak,%.. Karakteristik pekerjaan Tabel.. Karakteristik pekerjaan responden di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. No. Jumlah % Tidak bekerja Pegawai negeri Petani Wiraswasta Lain-lain 6 7 69,7 0,,, 0,00 Jumlah 6 00 Berdasarkan tabel. menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden bekerja sebagai petani sebanyak,%. Data Khusus. Orientasi pasien baru Tabel Orientasi pasien baru di Ruang Arofah.. RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. No. Motivasi Kerja Jumlah % Baik Cukup Kurang 6..67.89 Jumlah 6 00 Berdasarkan tabel. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian pelaksanaan orientasi pasien baru baik sebanyak,%.. Kepuasan pasien Tabel.6. Kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07.

No. Kepuasan pasien Jumlah % Tidak puas Kurang puas Cukup puas Puas 7 9 8 9..00.. Jumlah 6 00 Berdasarkan tabel.6 menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden menyatakan puas sebanyak,%.. Hubungan pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien Tabel.7. Hubungan pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. Kepuasan pasien Orientasi Tidak Kurang Cukup Jumlah No pasien Puas puas puas puas baru n % n % n % n % Total % Kurang 0 60 0 0 0 0 00 Cukup,,, 0 00 Baik 0 0 6, 6 7, 9 6, 6 00 Jumlah 7 9. 9.0 8.. 6 00 Berdasarkan tabel.7 menunjukkan bahwa yang mendapatkan orientasi pasien baru dengan baik sebagian besar yaitu 9 orang (6,%) menyatakan puas sedangkan responden yang mendapatkan orientasi pasien baru dengan kurang sebanyak orang (,%) menyatakan tidak puas. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai koefesiensi korelasi uji statistik spearman s rho (r s ) 0,6 dengan tingkat signifikansi 0,000 ( < 0,0). H diterima artinya terdapat hubungan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. Pembahasan Orientasi pasien baru Berdasarkan tabel. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian pelaksanaan orientasi pasien baru baik sebanyak,%. Menurut Sitorus (00), Orientasi pasien baru merupakan kegiatan yang penting dilakukan agar hubungan saling percaya (trust) antara perawat dan pasien dapat terbina dengan baik. Orientasi pasien baru juga merupakan kontrak antara perawat dan pasien/keluarga dimana terdapat kesepakatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Setiap rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur yang harus diinformasikan kepada pasien dan keluarga terkait dengan hak-hak pasien, peraturan rumah sakit dan kegiatan-kegiatan perawatan 6

yang akan diterima oleh pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit, semua informasi tersebut dapat disampaikan pada saat pertama kali pasien masuk melalui kegiatan orientasi pasien baru. Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian dimana responden sebagian besar menilai bahwa orientasi pasien baru di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro baik. Hal ini bisa disebabkan karena pelaksanaan orientasi merupakan salah satu dari program peningkatan mutu rumah sakit ini. Dimana orientasi pasien masuk dalam salah satu asuhan keperawatan islami yang digalakkan untuk dilakukan dengan sebaik mungkin agar dapat mencapai visi dari RS Aisyiyah Bojonegoro. Selain itu pelaksanaan yang baik dari orientasi pasien baru tidak lepas dari pengaruh tingkat pendidikan dari seluruh perawat di ruang Arofah yang sebagian besar telah menjalani proses pendidikan S keperawatan dimana hal ini akan sangat mendukung pengetahuan perawat dalam pelaksanaan manajemen keperawatan dalam pelayanan di rumah sakit ini. Kepuasan pasien Berdasarkan tabel.6 menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden menyatakan puas sebanyak,%. Menurut Kotler (00) kepuasan pasien salah satunya dipengaruhi oleh faktor pribadi klien. Faktor pribadi merupakan keputusan seseorang dalam menerima pelayanan dan menanggapi pengalaman sesuai dengan tahap-tahap kedewasaannya. Faktor pribadi klien dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian/konsep diri. Pendidikan merupakan proses pengajaran baik formal maupun informal yang dialami seseorang. Hasilnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam mendewasakan diri. Selain itu. pendidikan juga berkaitan dengan harapan. Seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi akan mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan lebih tinggi. Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian di RS Aisyiyah dimana sebagian besar responden juga mengatakan puas. Tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh faktor pribadi masing-masing pasien yang antara lain terdiri dari faktor usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan kepribadian atau gaya hidup. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien berpendidikan terakhir tingkat SMP dan sebagian besar adalah petani serta rata-rata berusia diatas 0 tahun. Hal ini berpengaruh terhadap sikap dan perilaku serta harapan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit yang pada umumnya tidak memiliki harapan terlalu tinggi, cukup dengan pemberian pelayanan keperawatan dengan penuh keramahan dan senyum sudah memberikan kepuasan bagi mereka. Hubungan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien Berdasarkan tabel.7 menunjukkan bahwa bahwa yang mendapatkan orientasi pasien baru dengan baik sebagian besar yaitu 9 orang (%) menyatakan puas sedangkan responden yang mendapatkan orientasi pasien baru dengan kurang sebanyak orang (,6%) menyatakan tidak puas. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai koefesiensi korelasi uji statistik spearman s rho (r s ) 0,6 dengan tingkat signifikansi 0,000 ( < 0,0). H diterima artinya terdapat hubungan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 0. Tjiptono (00) menyatakan bahwa setiap penyedia jasa wajib berupaya menyampaikan informasi jasa berkualitas terbaiknya kepada para pelanggan sejak pertama kali bertemu. Pendapat serupa juga disampaikan oleh 7

Zeithaml, Parasuraman & Berry, (997 dalam Supranto, 007) yang menyatakan bahwa prosedur penerimaan pasien adalah pelayanan yang pertama diberikan oleh rumah sakit dan merupakan pengalaman yang selalu diingat oleh pasien (past experience) yang merupakan salah satu penentu persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Dengan demikian jelas bahwa kontak pertama antara perawat pasien menjadi catatan yang sangat penting bagi pasien dalam memberikan penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Kebutuhan pasien selalu bertambah sesuai dengan perubahan jaman/waktu sehingga pengukuran terhadap tingkat kepuasan pasien secara kontinyu perlu dilakukan untuk menilai kualitas pelayanan dan mengembangkan system pelayanan agar sesuai dengan harapan pasien. Persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya dipengaruhi ekspektasi pasien dan ekspektasi pasien ini bersifat individual dan berbeda-beda antara satu dan lainnya sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian dengan teori diatas bahwa ada hubungan sgnifikan antara pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien. Pelaksanaan orientasi pasien baru akan memberikan banyak informasi yang sangat dibutuhkan pasien sehingga pasien dan keluarga tidak ragu lagi utuk menerima perawatan di suatu rumah sakit. Orientasi pasien akan mempengaruhi persepsi pasien dan dapat memberikan kesan pertama yang baik jika pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang berlaku serta disampaikan dengan penuh kesopanan dan ramah. Informasi yang diberikan secara baik dan ramah akan dapat berkesan pada setiap pasien atau keluarga sehingga mereka akan secara langsung maupun tidak langsung menyatakan puas serta menceritakan penilaian meeka kepada orang lain atau anggota keluarga lain sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit. Sebagian besar pasien cenderung untuk menyerahkan atau memasrahkan penjelasan atau yang berkaitan dengan orientasi pasien kepada anggota keluarga yang ikut serta menjaganya di ruang perawatan. Pelaksanaan orientasi pasien baru tidak dapat terlaksana dengan baik ketika pasien tidak dapat memahami dengan baik penjelasan yang telah diberikan oleh perawat. Selain itu, pelaksaan orientasi pasien baru juga kurang terlaksana dengan baik ketika anggota keluarga yang menjadi penunggu pasien di ruang perawatan sering berganti sehingga anggota keluarga yang baru datang tidak mengetahui penjelasan orientasi yang sudah diberikan pada awal pasien masuk. Hal ini yang menjadi salah satu alasan dimana dengan pemberian orientasi yang baik oleh perawat namun masih juga terdapat pasien yang merasa kurang puas terhadap pelayanan keperawatan di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro. Simpulan. Kurang dari sebagian responden menilai pelaksanaan orientasi pasien baru di Ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro baik.. Kurang dari sebagian responden di ruang Arofah RS Aisyiyah Bojonegoro menyatakan puas.. Ada hubungan pelaksanaan orientasi pasien baru dengan kepuasan pasien di ruang Arofah Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro tahun 07. Saran Bagi responden Diharapkan responden dapat menerapkan dapat memberikan penilaian secara objektif dan memberikan saran dan kritik kepada pihak rumah sakit dalam pelaksanaan orientasi pasien baru agar lebih meningkatkan kulaitas pelayanan Bagi Ruang Arofah 8

Diharapkan pelaksanaan orientasi pasien baru ditingkatkan lagi agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan kepuasan pasien dan keluarga pasien. Bagi peneliti selanjutnya Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang dapat mempengaruhi dan menurunkan tingkat stres sehingga penelitian ini dapat dijadikan salah satu intervensi untuk menurunkan tingkat stres pada pasien dan keluarga pasien di ruang Arofah. DAFTAR PUSTAKA Hastuti, ASO. (009). Pengaruh Penerapan Program Orientasi Pasien Baru Terhadap Kepuasan Pasien Tentang Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta. Jakarta : FIK UI. Hurriyati, R. (00). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, P. (00). Manajamen Pemasaran, Jilid dan. Jakarta: PT. Indeks. Kelompok Gramedia. Muslihudin. (0). Orientasi Pasien Baru. <http://profesikeperawataners. blogspot.com/ 0/0/orientasi-pasienbaru.html>. Diakses tanggal Mei 0 Nasrun P, Werna N, Suryani A (0). Pengaruh Orientasi Pasien Terhadap Kepatuhan Pasien/Keluarga Dalam Menjalankan Aturan Di Rumah Sakit Unhas Makassar. Makasar : Unhas Makasar. Nining, (008). Sistematika model praktek keperawatan profesional (MPKP). http://puskesmassidamulih.blogs pot.com/00/09/mpkp.html. Diunduh tanggal Maret 0 Notoatmodjo, S. (0). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (008). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam praktik keperawatan professional. Jakarta : Salemba Medika. Pakaya, N. dkk. (0). Pengaruh Orientasi Pasien Terhadap Kepatuhan Pasien/Keluarga dalam Menjalankan Aturan di Rumah Sakit Unhas Makassar. Makassar : FK Universitas Hasanuddin. Potter, P.A & Perry, A.G. (00). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &. Praktek. Edisi. Vol. Jakarta : EGC. Ragusti. (008). Orientasi Pasien Baru : Pemberi Informasi. http://www.scribd.com/standar- /d/98807. Diunduh pada tanggal Maret 0. Rangkuti, F. (006). Measuring Customer satisfaction. Jakarta : PT. Gramedia Santoso, S. (006). Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Jakarta : Elex Media Komputindo. Sitorus, R. (006). Model Praktek Keperawatan Professional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC. Sitorus, RY. (00) Model Praktek Keperawatan Profesional di 9

Rumah Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC. Sugiyono. 009. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA Susilowati, T. (008). Hubungan pengetahuan perawat tentang standar pelayanan keperawatan dengan pelaksanaan standar operasional prosedur pasien baru di ruang rawat inap Rumah. Sakit Dr. OEN Surakarta. Semarang : FIK Universitas Diponegoro. Tjiptono, F. (008). Strategi Pemasaran. Edisi ketiga. Yogyakarta: Penerbit Andi Yulia, SR. (00). Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi. Jakarta : EGC. 0