LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran L-1. Perhitungan untuk revisi jenis cacat trimming : Pengolahan peta u revisi 1 untuk jenis cacat trimming bulan Maret

LAMPIRAN 1. Akibat Kriteria Severity Ranking Hazardous Without Warning

Data Persentase Cacat Slide Bracket bulan Maret-April 2008 No Jenis cacat % Cacat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

(Studi Kasus di PT. Aswi Perkasa, Bandung)

LAMPIRAN 1. Tabel dampak kegagalan (Severity) Tabel kemungkinan kegagalan (Occurence) Ranking Kemungkinan kegagalan Angka Kemungkinan Kegagalan

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

PERBAIKAN KUALITAS SEPATU DENGAN METODE FIVE WHYS ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK

BAB I PENDAHULUAN I.1

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

1. Joko Supono, 2. Lestari

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ERGONOMI & APK - I KULIAH 7: PETA KERJA (LANJUTAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

THE FACTORY ORGANISATION

BAB II METODOLOGI. A. Kerangka Berfikir Studi. Fenomena

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

BAB II. bidang pembuatan pakaian tidur orientasi ekspor, yang didirikan pada tanggal 10

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA. 5.1 Analisa Tahapan Define

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM :

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERANCANGAN SPK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Kepemilikan Toko Kolbandang berada di bawah 1 orang yaitu pemilik (Bu. Meningkatnya kebutuhan Toko Kolbandang untuk membangun struktur

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. X L-1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 2017

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1. Mesin draft, atur temperatur mesin draft suhu lebih dari 100 0 panas yang dianjurkan 130 0 maksimal 150 0. 2. Mesin Jahit, pemasangan benang jika bahan tebal maka benang harus kuat. Jika bahan tipis maka benang di buat sedikit kendor. Tarikan benang harus berada mengambang diatas mesin. Memasang jarum dan sekoci, perhatikan posisi jarum dan sekoci. 3. Mesin Blower, atur temperatur panas blower panasnya kurang dari 100 0 jadi panas dipasang 80 0 maksimal dan 60 0 minimal. 4. Periksa kondisi pisau pond pastikan pisau pond masih layak 5. Pasang setting putaran mesin sisit dengan kecepatan pergerakan normal 6. Periksa kondisi pisau sisit

Tujuan : Untuk memastikan langkah-langkah kerja yang dilakukan di lantai produksi tepat dan menyeragamkakan langkah-langkah kerja. Sehingga bisa meminimasi kesalahan Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur : 1. Pastikan lingkungan kerja bersih. 2. Setting mesin terlebih dahulu sesuai dengan standar setting mesin. 3. Di bagian pola periksa kertas pola, periksa kondisi bahan yang akan di pola. 4. Periksa bahan yang ditumpuk ada yang terlipat atau tidak 5. Sesuaikan jumlah tumpukkan bahan sebelum dipond yaitu tidak lebih dari 100 tumpukkan kain jika kondisi pisau bagus jika tidak cukup 20-40 tumpukan saja. 6. Periksa hasil pekerjaan anda untuk semua bagian. 7. Jika melakukan kesalahan lakukan upaya perbaikan jika masih bisa diperbaiki. Contoh kotoran pada produk bisa dibersihkan, gagal jahit yang masih bisa disamarkan, menggambar pada bagian dompet yang tidak berada diluar. 8. Lakukan pencatatan pada SPK dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan bagian pekerja. 9. Menyimpan kembali peralatan yang digunakan ketempat semula. 10. Cara penggunaan mesin draft, mesin draft ditekan antara 3-10 detik jika penempelan aplikasi tekan 4 detik lalu lepas. Jika cetakan timbul tekan 10 detik. 11. Kelompokkan bagian-bagian bahan di supporting. 12. Lakukan pencatatan apabila ada kesalahan atau kekurangan.

13. Cara pengeleman, masukkan lem ke botol lem sebanyak 250 ml digunakan ± 1 hari produksi. Dektkan botol lem dengan tempat operator bekerja. Pemakaian lem 1 dompet 1 ml. Atau 1 strip di botol takar. 14. Tunggu lem kering ± 10 detik. Baru dilipat 15. Cara penggunaan mesin blower sorot hanya pada daerah penjahitan keluar selama 5 detik tidak boleh diam di satu bagian terus bergerak sesuai dengan alur penjahitan. 16. Memeriksa sesuai dengan standar pemeriksaan. 17. Periksa plastik packing sebelum memasukkan produk ke plastik. 18. Sapu lantai produksi, lap meja tempat proses, hilangkan noda-noda lem, tinta dan kotoran-kotoran lain.

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses pola. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Pastikan bahan dalam kondisi bagus. 2. Pastikan bentuk gambar sesuai dengan pola. 3. Pastikan bagian produk yang digambar adalah bukan bagian luar produk. 4. Cocokkan ukuran gambar dengan cara menempelkan gambar dengan pola.

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses potong. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Pastikan hasil potongan bersih dan rapi. 2. Pastikan tumpukan tidak ada yang terlipat. 3. Pastikan hasil pemotongan ukurannya tepat dengan menempelkan bagianbagian yang dipotong dengan pola. 4. Pisahkan bagian bahan sesuai dengan kelanjutan proses.

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses pond. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Cek SPK menggunakan pisau pond yang bentuk mana 2. Periksa hasil pond rapi atau tidak.

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses sisit. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Cek SPK bagian mana saja yang disisit 2. Periksa hasil sisit. Sudah tipis atau belum 3. Amati bagian yang disisit ada sobekan atau tidak.

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses draft. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Cek SPK penempelan aplikasi / cetakan timbul. 2. Periksa aplikasi benar atau tidak. 3. Periksa hasil draft. 4. Bentuk gambar dompet harus centre dan bagus

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses supporting. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Cek SPK tipe produk apa saja, bahan bagian apa 2. Periksa kondisi bahan 3. Hitung kelengkapan bagian bahan

Prosedur Pada bagian Supporting Tanggal Berlaku : No Dokumen : Cek SPK Cocokkan kesesuaian bahan dan aksesoris yang akan digunakan berdasarkan SPK yang ada Pemisahan bahan dan aksesoris sesuai dengan jumlah dan tipe dari produk yang akan dibuat Periksa bahan dan aksesoris Apakah bahan dan aksesoris yang telah dikelompokkan telah sesuai jumlah dan jenisnya dengan produk yang akan dibuat? Ya Rakit produk Tidak Tambahkan jumlah bahan dan aksesoris yang kurang Dibuat Oleh: Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses assembly lem. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Lihat SPK mana bagian yang di lem. 2. Periksa kekuatan lem dengan cara sedikit ditarik. 3. Periksa kebersihan permukaan produk 4. Bersihkan produk apabila kotor. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Prosedur Pada bagian assembly lem Tanggal Berlaku : No Dokumen : Cek SPK Isi botol lem sesuai dengan takaran yang tersedia Beberapa bagian bahan yang akan dilem, diberi lem Periksa kondisi bahan yang telah diberi lem Apakah lem sudah setengah kering? Ya Tunggu hingga mencapai setengah kering Bagian dompet yang telah diberi lem dilipat untuk direkatkan Periksa bahan Apakah bagian bahan kotor akibat lem? Ya Bersihkan bagian yang terkena lem Tidak Rakit produk Apakah bagian yang terkena lem bisa dibersihkan? Ya Tidak Ganti dengan bahan yang baru Pencatatan bila terjadi kesalahan di SPK Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses assembly jahit. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Jarak jahitan dari tepi 1,5 ~ 2 mm = Dalaman 2. Periksa tatak luar = 2 ~ 2,5 mm 3. Jarak loncatan jahitan 1 cm = 3 jahitan 4. Jahitan tidak ngambang ataupun tidak timbul 5. Jahitan Harus rapi dan tidak bengkok/meleset Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Prosedur Pada bagian assembly jahit Tanggal Berlaku : No Dokumen : Cek SPK Periksa Kondisi jarum jahit Apakah jarum masih layak pakai? Tidak Ganti jarum jahit Ya Setting mesin jahit Tidak Apakah jarum dan benang telah berada pada posisi yang tepat? Ya Rakit produk dengan menggunakan mesin jahit Periksa hasil jahitan per masing-masing stasiun di bagian Assembly penjahitan Apakah terdapat kesalahan gagal jahit? Tidak Ya Perbaiki bagian yang gagal jahit Bersihkan benang di bagian Finishing Apakah masih dapat diperbaiki? Ya Tidak Ganti dengan bahan yang baru Pencatatan bila terjadi kesalahan di SPK Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses finishing. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Pastikan dulu bagian mana yang benang-benangnya masih keluar. 2. Setelah di blower periksa kondisi bahan. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Prosedur Pada bagian finishing Tanggal Berlaku : No Dokumen : Cek SPK Setting mesin blower sesuai dengan SOP Apakah standar panas mesin blower telah sesuai dengan SOP? Tidak Ya Produk dibersihkan benangnya dengan menggunakan mesin blower Periksa produk jadi Apakah masih terdapat benang yang keluar, jahitan yang putus dan saten yang sobek akibat blower? Ya Tidak Produk diperiksa di QC Pisahkan produk yang cacat Pencatatan bila terjadi kesalahan di SPK Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses QC. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Periksa SPK kesalahan apa saja yang terjadi sebelum QC 2. Periksa keadaaan bahan 3. Periksa hasil penjahitan 4. Periksa Susunan saku (dompet) 5. Bentuk dompet/tas harus benar dan tidak miring. 6. Bentuk grafis warna produk harus sesuai dengan spesifikasi dan sampel. 7. Kebersihan dompet/tas harus diperhatikan. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Prosedur Pada bagian QC Tanggal Berlaku : No Dokumen : Cek SPK Produk diperiksa Apakah masih terdapat cacat atau tidak? Tidak Produk dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label harga Ya Cek dari SPK Kecil untuk mengetahui siapa yang mengerjakan bagian yang cacat tersebut Apabila masih dapat diperbaiki, Produk yang cacat tersebut, dikembalikan ke orang yang mengerjakan bagian yang cacat tersebut Bila tidak dapat diperbaiki, maka produk tersebut dianggap reject Pencatatan bila terjadi kesalahan di SPK Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Tujuan : Untuk mempermudah dan meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan di proses packing. Dan memastikan poin-poin penting tidak terlewat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Prosedur Pemeriksaan : 1. Periksa kebersihan produk 2. Periksa kebersihan plastik packing 3. Periksa SPK tipe produk apa yang dikelompokkan. 4. Lakukan pencatatan produk yang selesai dan di simpan. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Prosedur Pada bagian packing Tanggal Berlaku : No Dokumen : Cek SPK Bersihkan meja, lantai, plastik packing dan tangan operator Apakah meja, lantai, plastik packing dan tangan operator masih kotor? Ya Tidak Periksa kondisi produk Apakah produk masih ada yang kotor? Periksa produk Tidak Produk dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label harga Ya Ya Apakah masih bisa dibersihkan atau tidak? Tidak Produk tersebut dianggap reject dan dipisahkan dari produk yang baik Produk disimpan sementara untuk menunggu dikirim Pencatatan bila terjadi kesalahan di SPK Dibuat Oleh: Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Prosedur Pada bagian penyimpanan sementara Tanggal Berlaku : No Dokumen : Susun produk dengan rapih dan sesuai dengan tipe produk Produk disimpan sementara untuk menunggu dikirim Sebelum produk dipak ke dalam kardus, produk diperiksa lagi Apakah ada bagian dari produk luntur? Tidak Masukkan produk ke dalam kardus Ya Pisahkan Produk dan produk tersebut dianggap reject Bawa ke Shipping Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

Prosedur Pada bagian shipping Tanggal Berlaku : No Dokumen : Tidak Periksa kesesuaian produk yang akan dikirim Apakah produk yang akan dikirim sudah tepat? Ya Masukkan ke mobil dan siap untuk dikirim Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh : Kepala Produksi PT Aswi Perkasa Pimpinan PT Aswi Perkasa

LAMPIRAN 2 1. Format Dokumen di Lantai Produksi Aktual 2. Format Dokumen yang di Usulkan.

Format Dokumentasi dan Formulir di Lantai Produksi Aktual Dokumentasi Order Tanggal : Pemesan : Jenis Produk dan Spesifikasi Produk : Jumlah Produk yang Akan di buat : Waktu Produk Di kirim : Pemesan Perusahaan Dokumentasi Penjualan di Outlet No Outlet Tipe Produk Jumlah yang terjual Jumlah Yang Tersisa

Formulir Pemesanan Tanggal : no Material Kode dari katalog Jumlah Dokumentasi dan Formulir Penerimaan Pemesanan Material Tanggal : Tanggal Pemesanan : no Material Jenis Material Kode dari katalog Jumlah

Dokumentasi Persediaan Bahan no Tgl Datang Tgl Diperiksa Kode Material Jumlah Awal Jumlah Akhir Kondisi Dokumentasi Kebutuhan Bahan no Nama Material Kode Material Jumlah

Dokumentasi Pemakaian Persediaan Bahan no Jenis Material yang terpakai Jumlah Surat Perintah Kerja Tanggal : Gambar : No SPK : Bahan : no Type Warna Bahan Jumlah Keterangan

Pendokumentasian Jumlah Cacat no Tipe Produk Jumlah Produk jadi Jumlah cacat Status cacat Tindakan yang dilakukan Pendokumentasian Pengiriman Produk no Tipe produk Jumlah Produk Tanggal Pengiriman Tempat Tujuan Keterangan

Formulir dan Pendokumentasian yang di Usulkan. SPK kecil Tanggal : No Line : Supervisor : Jenis Produk Spesifikasinya Proses Pada Bagian Persiapan Proses Pada Bagian Perakitan Makloon Jumlah yang dikerjakan Kesalahan yang terjadi Jumlah kesalahan Tindakan Keterangan : Jenis produk sampai proses pada bagian perakitan di sudah ada isinya, di isi oleh bagian PPIC, sisanya di isi oleh operator tiap bagian. Pada kolom makloon di isi bagian bahan yang di makloon kan. SPK ini dibagi-bagikan ke setiap bagian di lantai produksi.

Pendokumentasian pengiriman ke makloon sablon Tujuan Makloon : Tanggal Kedatangan : Bahan : Tanggal Pengiriman : Tipe Produk Bagian Bahan Jumlah Bagian Bahan Lama Waktu Penyablonan Supervisor Supporting Pendokumentasian Produk Yang Selesai Tanggal : Tipe Produk Jumlah Produk Selesai Jumlah cacat Jumlah Perbaikan No Line/Bagian

LAMPIRAN 3 1. Nilai Severity, Occurence, dan Detection untuk FMEA

Nilai Severity, Occurence, dan Detection untuk FMEA Dampak Kegagalan (Severity) Akibat Kriteria Severity Ranking Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan Hazardous potensional mempengaruhi keamanan pengoperasian Without dan atau melibatkan peraturan pemerintah tanpa 10 Warning peringatan Hazardous With Warning Very High High Moderate Low Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan potensional mempengaruhi keamanan pengoperasian dan atau melibatkan peraturan pemerintah dengan peringatan Item tidak dapat beroperasi dengan kehilangan fungsi utama Item dapat berfungsi tetapi pada tingkat pengurangan performansi. Konsumen merasa tidak puas Item dapat berfungsi, tetapi tidak ada kenyamanan. Konsumen yang berpengalaman merasa tidak puas. Item dapat berfungsi, tetapi kenyamanan berada pada tingkat pengurangan performansi. Konsumen yang berpengalaman sebagaian merasa tidak puas. Very Low Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh sebagian besar konsumen 4 Minor Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh sebagian konsumen 3 Very Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Minor Cacat disadari oleh konsumen tertentu 2 None Tidak ada efek 1 Sumber : Implementing six sigma, Forrest w. Breyfogle III, hal 367 Kemungkinan kegagalan (Occurence) Rating Kemungkinan kegagalan Rating Very high : Kegagalan hampir tidak 1 in 2 10 dapat diacuhkan 1 in 3 9 High : Kegagalan yang berulang-ulang 1 in 8 8 1 in 20 7 1 in 80 6 Moderate : kegagalan yang sekali-sekali 1 in 400 5 1 in 2000 4 Low : Kegagalan relatif sedikit 1 in 15,000 3 1 in 150,000 2 Remote : Kegagalan mau tidak mau 1 in 1,500,000 1 Sumber : Implementing six sigma, Forrest w. Breyfogle III, hal 368 9 8 7 6 5

Kemudahan Mendeteksi (Detectability) Deteksi Kriteria Detectability Ranking Kontrol desain tidak dapat mendeteksi penyebab Absolute potensial dan mode kegagalan atau tidak ada kontrol 10 Uncertainty desain. Very Remote Kesempatan sangat jarang mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. 9 Remote Very Low Low Moderate Moderately High High Very High Kesempatan jarang dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. Kesempatan sangat rendah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. Kesempatan rendah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. Kesempatan tengah - tengah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. Kesempatan tengah - tengah sedikit besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. Kesempatan besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. Kesempatan sangat besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. 8 7 6 5 4 3 2 Almost Certain Kontrol desain pasti dapat mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan. Sumber: Implementing six sigma, Forrest w. Breyfogle III, hal 369 1