Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan PPh Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Memiliki Usaha Lebih dari Satu Usaha (Studi Kasus Tuan AX Klien CV. Sukartha Karya Sejahtera) Nama : I Gusti Ngurah Arya Dwipayana Nim : 1406043067 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara perhitungan, penyetoran, dan pelaporan PPh tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha lebih dari satu usaha. Lokasi penelitian dilakukan pada Tuan AX salah satu klie CV. Sukartha Karya Sejahtera, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini bahwa perhitungan, penyetoran, dan pelaporan PPh tahunan Tuan AX yg memiliki usaha lebih dari satu usaha sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku saat ini. Perhitungan PPh Tuan AX menggunakan skema umum berdasarkan UU PPh No. 36 tahun 2008 karena penggabungan peredaran bruto kedua usahanya melebihi dari 4,8 M. Perhitungannya yaitu menjumlahkan kedua penghasilan neto usahanya dan dikurangi PTKP selanjutnya dikalikan tarif berdasarkan pasa 17 UU No.36 tahun 2008 dan dikurangi kredit pajak PPh pasal 25 sehingga memperoleh pajak penghasilan yang harus dibayar sebesar Rp27.168.374, bedasarkan perhitungan tersebut telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku saat ini Kata Kinci : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan PPh Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Memiliki Usaha Lebih dari Satu Usaha vi
DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 5 1.3. Kegunaan Penelitian... 6 1.4. Sistematika Penelitian... 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Perpajakan... 7 2.1.1... Pe ngertian Perpajakan... 7 2.1.2 Ciri-Ciri Pajak... 10 2.1.3 Fungsi Pajak... 10 2.1.4... Sistem Pemungutan pajak... 12 2.1.5... Asas-Asas Pemungutan Pajak... 13 2.1.6 Jenis-Jenis Pajak... 15 vii
2.2 Aspek Pajak Penghasilan... 16 2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan... 16 2.2.2 Dasar Hukum Pajak Penghasilan.... 17 2.2.3 Subjek Pajak Penghasilan... 17 2.2.4 Bukan Subjek Pajak Penghasilan... 21 2.2.5 Objek Pajak Penghasilan... 22 2.2.6 Bukan Objek Pajak Penghasilan... 24 2.3 Aspek Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi... 26 2.3.1 Tarif Pajak... 26 2.3.2 PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)... 27 2.4 Aspek Surat Pemberitahuan (SPT)... 28 2.4.1 Pengertian SPT... 28 2.4.2 Fungsi SPT... 28 2.4.3 Jenis SPT... 29 2.4.4 Batas Waktu Penyampaian SPT... 29 2.4.5 Sanksi Terlambat atau Terlambat Menyampaikan SPT... 29 2.5 Aspek Surat Setoran Pajak (SSP)... 31 2.5.1 Pengertian SSP... 31 2.5.2 Fungsi SSP... 31 2.5.3 Tempat Penyetoran Pajak... 31 2.5.4 Batas Waktu Penyetoran Pajak... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian...... 32 viii
3.2. Objek Penelitian...... 32 3.3. Jenis dan Sumber Data... 32 3.3.1. Jenis Data... 32 3.3.2. Sumber Data... 32 3.4. Metode Pengumpulan Data... 3.5. Teknik Analisis Data... BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 32 32 4.1. Deskripsi Objek Penelitian...... 35 4.1.1. Sejarah Kantor Konsultan Pajak CV. Sukartha Karya Sejahtera...35 4.1.2. Bidang Tugas/Kegiatan Institusi.. 36 4.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan 37 4.2. Penyajian Data...... 39 4.3. Analisis Data... 42 4.3.1. Perhitungan Pajak Terutang... 42 4.3.2. Penyetoran Pajak Terutang... 48 4.3.3. Pelaporan Pajak Terutang... 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...53 5.2. Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia secara umum telah mengalami kemajuan yang pesat. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi, hal itu ditandai dengan berkembangnya dunia usaha. Perkembangan dunia usaha ini menyebabkan makin tajamnya persaingan, dimana masyarakat indonesia lebih memilih melakukan kegiatan usaha dari pada menjadi seorang karyawan. Perkembangan dunia bisnis berjalan seiring dengan perkembangan perpajakan, oleh karena itu pajak dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban warga negara berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat untuk membiayai berbagai keperluan negara dalam pembangunan Nasional, tanpa adanya imbalan secara langsung yang pelaksanaannya diatur dalam Undang- Undang Perpajakan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara. Semakin berkembangnya kondisi usaha dan bisnis baik ditingkat nasional maupun internasional, maka penghasilan yang diterima wajib pajak orang pribadi dalam negeri juga meningkat. Dalam upaya terus meningkatkan peningkatan penerimaan pajak, maka berbagai upaya dilakukan pemerintah yaitu salah satunya terus mereformasi undang-undang perpajakan baik itu pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan pajak lain-lainnya. Salah satu dari undangundang pajak penghasilan yaitu yang terakhir Undang-Undang (UU) No.36 tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan Undang-Undang (UU) No. 16 tahun 2000 tentang pajak penghasilan. 1
Pajak penghasilan dikategorikan sebagai pajak pusat, tetapi di tinjau dari sifatnya dikategorikan sebagai pajak subjektif, dengan pengertian bahwa pungutan pajak penghasilan berpangkal atau mendasarkan pada subyek pajaknya. Melaksanakan ketentuan pajak penghasilan merupakan kontribusi aktif wajib pajak dalam hal ini pengusaha untuk turut serta secara aktif dalam pembangunan negara. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) terbaru pada tahun 2013, yaitu PP No.46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. PP No. 46 Tahun 2013 yang efektif tanggal 1 Juli 2013 berisi tentang penghasilan bruto dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 1% dari peredaran bruto (omzet) setiap bulannya yang tidak melebihi Rp. 4.800.000.000 (empat miliyar delapan ratus juta rupiah) dalam satu (1) Tahun pajak. Dengan usaha meliputi usaha dagang, industri, dan jasa seperti toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada Wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu, untuk melakukan perhitungan, peyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan yang terutang. Peraturan Pemerintah (PP) ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara, khususnya pajak penghasilan baik orang pribadi maupun badan. Sebelum dikeluarkannya PP No. 46 Tahun 2013, banyak dari pengusaha menggunakan metode norma perhitungan penghasilan netto, ataupun metode 2
perhitungan Pasal 17 UU No 36 tahun 2008 bagi yang melakukan pembukuan. Dimana metode tersebut memiliki mekanisme perhitungan yang berbeda-beda, dan juga besar pajak penghasilan terutang yang berbeda, untuk pengusaha yang profit margin-nya kecil dan omzetnya besar akan lebih diuntungan dikarenakan dasar pengenaan pajak yang berbeda dengan PP No 46. Pengusaha yang menjalankan usahanya mau tidak mau akan terkait dengan masalah perpajakan, karena setiap orang yang memiliki pengahsilan baik dari usaha maupun pekerjaan pasti memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), oleh karena itu berkewajiban untuk melaksanakan aturan perpajakan yang berlaku saat ini. Kewajiban wajib pajak sesuai dengan konsep self assesment yaitu Menghitung sendiri besaran pajak terhutangnya, menyetor sendiri pajaknya melalui kantor pos atau bank-bank persepsi, melapor dengan surat pemberitahuan ke kantor pelayanan pajak. Pengusaha yang menjalankan usahanya sehubungan dengan perpajakan harus benar-benar merencanakan perpajakannya karena sedikit banyak akan berpengaruh terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. Peraturan yang berubah-ubah juga akan berpengaruh terhadap operasional terutama keuangan usahanya. Terutama bagi usaha kategori usaha kecil seringkali tidak memiliki pengetahuan mengenai perpajakan. Pelaksanaannya, banyak pengusaha yang merasa kesulitan untuk menjalankan atau melaksanakan kewajiban perpajakannya, dikarenakan setiap harus membuat laporan keuangan sehingga benar-benar harus mengerti aturan 3
perpajakan dan akuntansi sehingga mampu membuat laporan keuangan dan menentukan besaran PPhnya. Dengan diberlakukannya PP No. 46 tahun 2013 memang akan memang terlihat sangat dimudahkan, akan tetapi tidak semua wajib pajak memahami peraturan perpajakan sehingga wajib pajak akan kebingungan dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Kebingungan wajib pajak dalam hal ini adalah kebingungan dalam menentukan skema untuk perhitungan pajaknya, antara skema PP 46 dengan skema umum UU No. 36 tahun 2008 memang cukup mudah membedakan kedua skema ini dengan melihat omzet usaha dalam setahun apakah kurang atau melebih dari 4.800.000.000, akan tetapi kedua skema ini sedikit rancu dimana wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha lebih dari satu usaha dalam menentukan skema perhitungannya apakah menggunakan skema PP 46 atau skema umum dalam hal ini bukan dilihat dari omzet setiap usaha melainkan dilihat dari keseluruhan omzet yang diperoleh dari semua usahanya. Bagi Wajib pajak yang kurang memahami pajak akan tentu merasa bingung dengan kedua skema tersebut. Seperti, Tuan AX adalah seorang wirausaha, salah satu klien dari konsultan pajak CV. Sukartha Karya Sejahtera. Tuan AX sudah menikah dan memiliki satu tanggungan, status perpajakannya yaitu K/1. Tuan AX dan istrinya menggunakan 1 (satu) NPWP dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Tuan AX memiliki 2 (dua) usaha dimana kedua usahanya bergerak di bidang yang sama yaitu penyedia jasa makanan atau restoran. Tuan AX termasuk kriteria wajib pajak pengusaha tertentu karena Tuan AX memiliki lebih dari satu usaha. Omzet setiap usaha Tuan AX pada tahun 2016 keduanya dibawah 4.800.000.000. Dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya Usaha Tuan AX menggunakan metode 4
pembukuan Dalam melakukan kewajiban perpajakannya tuan AX menggunakan jasa konsultan untuk menghindari kesalahan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya karena dalam hal ini tuan AX kurang paham dengan perpajakan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah prosedur perhitungan, penyetoran, pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiata usaha lebih dari satu usaha pada Tuan AX? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas adapun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui prosedur perhitungan, penyetoran, pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiata usaha lebih dari satu usaha pada Tuan AX. 1.3 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1) Manfaat Akademik (a) Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkorelasi dengan penelitian ini. (b) Sebagai materi pembelajaran bagi studi kasus perpajakan. 2) Manfaat Praktis (a) Sebagai bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan, untuk menindak lanjuti masalah pengenaan pajak penghasilan wajib 5
pajak orang pribadi yang memiliki usaha. (b) Sebagai bahan motivasi untuk berbagai pihak agar lebih memperbaiki sistem dalam perpajakan. 1.4 Sistematika Penyajian Penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab yang disusun secara berurutan dan sistematis sehingga bagian yang satu dengan bagian yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Adapun sistematika penyajian dalam laporan ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan tentang latar belakang masalah yang kemudian dirumuskan ke pokok masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dibahas. Pada landasan teori menguraikan tentang definisi pajak, pajak penghasilan orang pribadi. Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini menguraikan tetang objek dan tempat penelitian, metode pengambilan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, tenik analisis data. Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian. 6
Dalam bab ini menguraikan tentang bidang kegiatan perusahaan, struktur organisasi dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup. Bab ini menguraikan tentang penutup yang mengemukakan tentang simpulan dari analisis hasil pembahasa pada bab sebelumnya serta yang diperlukan berdasarkan simpulan yang dibuat. 7