DAFTAR ISI. JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah (PP) untuk pajak penghasilan (PPh) di Indonesia.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

ABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

Kata Kunci: Perhitungan, penyetoran, dan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu negara terdapat suatu sistem dimana setiap warga negara berhak

ABSTRAK Kata Kunci :

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

PENERAPAN KOREKSI FISKAL DAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV. A TAHUN PAJAK 2016

BAB I PENDAHULUAN. kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB I PENDAHULUAN. melakukanpembangunan Negara adalah Pajak. Pajak selain untuk. pembangunan Negara pajak juga digunakan untuk pendanaan di beberapa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Era Globalisasi dapat memengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. menimbulkan kepatuhan pajak secara sukarela (voluntary tax compliance)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap pada CV. X Nama : Ida Ayu Mirah Sunari NIM :

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pajak langsung, dan pajak tidak langsung. Contoh pajak langsung adalah

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Judul : TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. L (Studi kasus pada klien CV. Sukartha Karya Sejahtera)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kementrian Keuangan (2014)

PENAFSIRAN HUKUM Bahan Ajar, Pengantar Hukum Pajak, DTSD II Angkatan III, Tahun 2014 Agus Suharsono, Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

2013, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembara

BAB II LANDASAN TEORI. Wajib Pajaknya adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung yang beralamat di Gd. Pepadun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh restoran/rumah makan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Dasar-dasar Studi Kasus Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. beralih dari Official Assessment System menjadi Self Assessment System. Perubahan

MEKANISME PERHITUNGAN PPH OP KARYAWAN PADA PT. VIRAJAYA RIAUPUTRA

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

: Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Sewa Kendaraan pada PT. Amico ABSTRAK

3) Penundaan atau Perpanjangan Penyampaian SPT

PERKEMBANGAN E-COMMERCE

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN DIREKTUR PADA PT. X (STUDY KASUS KLIEN CV

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan. Bagi pelaku bisnis pajak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur, program pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, disusun

APAKAH TARIF PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGGUNA NORMA SUDAH ADIL? STUDI KASUS PEDAGANG ECERAN MINUMAN DI JAKARTA BARAT

DAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21?

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar an Umum Objek Pe nelitian

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Pajak dan Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

ANGSURAN PAJAK PENGHASILAN (PPh Pasal 25)

Transkripsi:

Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan PPh Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Memiliki Usaha Lebih dari Satu Usaha (Studi Kasus Tuan AX Klien CV. Sukartha Karya Sejahtera) Nama : I Gusti Ngurah Arya Dwipayana Nim : 1406043067 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara perhitungan, penyetoran, dan pelaporan PPh tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha lebih dari satu usaha. Lokasi penelitian dilakukan pada Tuan AX salah satu klie CV. Sukartha Karya Sejahtera, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini bahwa perhitungan, penyetoran, dan pelaporan PPh tahunan Tuan AX yg memiliki usaha lebih dari satu usaha sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku saat ini. Perhitungan PPh Tuan AX menggunakan skema umum berdasarkan UU PPh No. 36 tahun 2008 karena penggabungan peredaran bruto kedua usahanya melebihi dari 4,8 M. Perhitungannya yaitu menjumlahkan kedua penghasilan neto usahanya dan dikurangi PTKP selanjutnya dikalikan tarif berdasarkan pasa 17 UU No.36 tahun 2008 dan dikurangi kredit pajak PPh pasal 25 sehingga memperoleh pajak penghasilan yang harus dibayar sebesar Rp27.168.374, bedasarkan perhitungan tersebut telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku saat ini Kata Kinci : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan PPh Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Memiliki Usaha Lebih dari Satu Usaha vi

DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 5 1.3. Kegunaan Penelitian... 6 1.4. Sistematika Penelitian... 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Perpajakan... 7 2.1.1... Pe ngertian Perpajakan... 7 2.1.2 Ciri-Ciri Pajak... 10 2.1.3 Fungsi Pajak... 10 2.1.4... Sistem Pemungutan pajak... 12 2.1.5... Asas-Asas Pemungutan Pajak... 13 2.1.6 Jenis-Jenis Pajak... 15 vii

2.2 Aspek Pajak Penghasilan... 16 2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan... 16 2.2.2 Dasar Hukum Pajak Penghasilan.... 17 2.2.3 Subjek Pajak Penghasilan... 17 2.2.4 Bukan Subjek Pajak Penghasilan... 21 2.2.5 Objek Pajak Penghasilan... 22 2.2.6 Bukan Objek Pajak Penghasilan... 24 2.3 Aspek Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi... 26 2.3.1 Tarif Pajak... 26 2.3.2 PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)... 27 2.4 Aspek Surat Pemberitahuan (SPT)... 28 2.4.1 Pengertian SPT... 28 2.4.2 Fungsi SPT... 28 2.4.3 Jenis SPT... 29 2.4.4 Batas Waktu Penyampaian SPT... 29 2.4.5 Sanksi Terlambat atau Terlambat Menyampaikan SPT... 29 2.5 Aspek Surat Setoran Pajak (SSP)... 31 2.5.1 Pengertian SSP... 31 2.5.2 Fungsi SSP... 31 2.5.3 Tempat Penyetoran Pajak... 31 2.5.4 Batas Waktu Penyetoran Pajak... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian...... 32 viii

3.2. Objek Penelitian...... 32 3.3. Jenis dan Sumber Data... 32 3.3.1. Jenis Data... 32 3.3.2. Sumber Data... 32 3.4. Metode Pengumpulan Data... 3.5. Teknik Analisis Data... BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 32 32 4.1. Deskripsi Objek Penelitian...... 35 4.1.1. Sejarah Kantor Konsultan Pajak CV. Sukartha Karya Sejahtera...35 4.1.2. Bidang Tugas/Kegiatan Institusi.. 36 4.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan 37 4.2. Penyajian Data...... 39 4.3. Analisis Data... 42 4.3.1. Perhitungan Pajak Terutang... 42 4.3.2. Penyetoran Pajak Terutang... 48 4.3.3. Pelaporan Pajak Terutang... 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...53 5.2. Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia secara umum telah mengalami kemajuan yang pesat. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi, hal itu ditandai dengan berkembangnya dunia usaha. Perkembangan dunia usaha ini menyebabkan makin tajamnya persaingan, dimana masyarakat indonesia lebih memilih melakukan kegiatan usaha dari pada menjadi seorang karyawan. Perkembangan dunia bisnis berjalan seiring dengan perkembangan perpajakan, oleh karena itu pajak dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban warga negara berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat untuk membiayai berbagai keperluan negara dalam pembangunan Nasional, tanpa adanya imbalan secara langsung yang pelaksanaannya diatur dalam Undang- Undang Perpajakan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara. Semakin berkembangnya kondisi usaha dan bisnis baik ditingkat nasional maupun internasional, maka penghasilan yang diterima wajib pajak orang pribadi dalam negeri juga meningkat. Dalam upaya terus meningkatkan peningkatan penerimaan pajak, maka berbagai upaya dilakukan pemerintah yaitu salah satunya terus mereformasi undang-undang perpajakan baik itu pajak penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan pajak lain-lainnya. Salah satu dari undangundang pajak penghasilan yaitu yang terakhir Undang-Undang (UU) No.36 tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan Undang-Undang (UU) No. 16 tahun 2000 tentang pajak penghasilan. 1

Pajak penghasilan dikategorikan sebagai pajak pusat, tetapi di tinjau dari sifatnya dikategorikan sebagai pajak subjektif, dengan pengertian bahwa pungutan pajak penghasilan berpangkal atau mendasarkan pada subyek pajaknya. Melaksanakan ketentuan pajak penghasilan merupakan kontribusi aktif wajib pajak dalam hal ini pengusaha untuk turut serta secara aktif dalam pembangunan negara. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) terbaru pada tahun 2013, yaitu PP No.46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. PP No. 46 Tahun 2013 yang efektif tanggal 1 Juli 2013 berisi tentang penghasilan bruto dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 1% dari peredaran bruto (omzet) setiap bulannya yang tidak melebihi Rp. 4.800.000.000 (empat miliyar delapan ratus juta rupiah) dalam satu (1) Tahun pajak. Dengan usaha meliputi usaha dagang, industri, dan jasa seperti toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada Wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu, untuk melakukan perhitungan, peyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan yang terutang. Peraturan Pemerintah (PP) ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara, khususnya pajak penghasilan baik orang pribadi maupun badan. Sebelum dikeluarkannya PP No. 46 Tahun 2013, banyak dari pengusaha menggunakan metode norma perhitungan penghasilan netto, ataupun metode 2

perhitungan Pasal 17 UU No 36 tahun 2008 bagi yang melakukan pembukuan. Dimana metode tersebut memiliki mekanisme perhitungan yang berbeda-beda, dan juga besar pajak penghasilan terutang yang berbeda, untuk pengusaha yang profit margin-nya kecil dan omzetnya besar akan lebih diuntungan dikarenakan dasar pengenaan pajak yang berbeda dengan PP No 46. Pengusaha yang menjalankan usahanya mau tidak mau akan terkait dengan masalah perpajakan, karena setiap orang yang memiliki pengahsilan baik dari usaha maupun pekerjaan pasti memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), oleh karena itu berkewajiban untuk melaksanakan aturan perpajakan yang berlaku saat ini. Kewajiban wajib pajak sesuai dengan konsep self assesment yaitu Menghitung sendiri besaran pajak terhutangnya, menyetor sendiri pajaknya melalui kantor pos atau bank-bank persepsi, melapor dengan surat pemberitahuan ke kantor pelayanan pajak. Pengusaha yang menjalankan usahanya sehubungan dengan perpajakan harus benar-benar merencanakan perpajakannya karena sedikit banyak akan berpengaruh terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. Peraturan yang berubah-ubah juga akan berpengaruh terhadap operasional terutama keuangan usahanya. Terutama bagi usaha kategori usaha kecil seringkali tidak memiliki pengetahuan mengenai perpajakan. Pelaksanaannya, banyak pengusaha yang merasa kesulitan untuk menjalankan atau melaksanakan kewajiban perpajakannya, dikarenakan setiap harus membuat laporan keuangan sehingga benar-benar harus mengerti aturan 3

perpajakan dan akuntansi sehingga mampu membuat laporan keuangan dan menentukan besaran PPhnya. Dengan diberlakukannya PP No. 46 tahun 2013 memang akan memang terlihat sangat dimudahkan, akan tetapi tidak semua wajib pajak memahami peraturan perpajakan sehingga wajib pajak akan kebingungan dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Kebingungan wajib pajak dalam hal ini adalah kebingungan dalam menentukan skema untuk perhitungan pajaknya, antara skema PP 46 dengan skema umum UU No. 36 tahun 2008 memang cukup mudah membedakan kedua skema ini dengan melihat omzet usaha dalam setahun apakah kurang atau melebih dari 4.800.000.000, akan tetapi kedua skema ini sedikit rancu dimana wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha lebih dari satu usaha dalam menentukan skema perhitungannya apakah menggunakan skema PP 46 atau skema umum dalam hal ini bukan dilihat dari omzet setiap usaha melainkan dilihat dari keseluruhan omzet yang diperoleh dari semua usahanya. Bagi Wajib pajak yang kurang memahami pajak akan tentu merasa bingung dengan kedua skema tersebut. Seperti, Tuan AX adalah seorang wirausaha, salah satu klien dari konsultan pajak CV. Sukartha Karya Sejahtera. Tuan AX sudah menikah dan memiliki satu tanggungan, status perpajakannya yaitu K/1. Tuan AX dan istrinya menggunakan 1 (satu) NPWP dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Tuan AX memiliki 2 (dua) usaha dimana kedua usahanya bergerak di bidang yang sama yaitu penyedia jasa makanan atau restoran. Tuan AX termasuk kriteria wajib pajak pengusaha tertentu karena Tuan AX memiliki lebih dari satu usaha. Omzet setiap usaha Tuan AX pada tahun 2016 keduanya dibawah 4.800.000.000. Dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya Usaha Tuan AX menggunakan metode 4

pembukuan Dalam melakukan kewajiban perpajakannya tuan AX menggunakan jasa konsultan untuk menghindari kesalahan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya karena dalam hal ini tuan AX kurang paham dengan perpajakan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah prosedur perhitungan, penyetoran, pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiata usaha lebih dari satu usaha pada Tuan AX? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas adapun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui prosedur perhitungan, penyetoran, pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiata usaha lebih dari satu usaha pada Tuan AX. 1.3 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1) Manfaat Akademik (a) Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkorelasi dengan penelitian ini. (b) Sebagai materi pembelajaran bagi studi kasus perpajakan. 2) Manfaat Praktis (a) Sebagai bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan, untuk menindak lanjuti masalah pengenaan pajak penghasilan wajib 5

pajak orang pribadi yang memiliki usaha. (b) Sebagai bahan motivasi untuk berbagai pihak agar lebih memperbaiki sistem dalam perpajakan. 1.4 Sistematika Penyajian Penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab yang disusun secara berurutan dan sistematis sehingga bagian yang satu dengan bagian yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Adapun sistematika penyajian dalam laporan ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan tentang latar belakang masalah yang kemudian dirumuskan ke pokok masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dibahas. Pada landasan teori menguraikan tentang definisi pajak, pajak penghasilan orang pribadi. Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini menguraikan tetang objek dan tempat penelitian, metode pengambilan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, tenik analisis data. Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian. 6

Dalam bab ini menguraikan tentang bidang kegiatan perusahaan, struktur organisasi dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup. Bab ini menguraikan tentang penutup yang mengemukakan tentang simpulan dari analisis hasil pembahasa pada bab sebelumnya serta yang diperlukan berdasarkan simpulan yang dibuat. 7