1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perubahan dinamis kondisi dan sosial telah mengubah secara drastis minat beli konsumen. Dengan semakin banyaknya pilihan produk, konsumen telah memiliki ekspektasi yang lebih besar dan lebih menantang daripada sebelumnya. Mereka tidak hanya mengharapkan produk yang berkualitas tinggi karena kualitas produk telah menjadi suatu kewajaran dan persyaratan umum. Jenis baru konsumen ini menginginkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau oleh mereka (Alfan priyambada:2011) Perilaku masyarakat yang semakin mengarah ke berbagai hal praktis menjadi fenomena tersendiri bagi dunia bisnis. Hal ini memunculkan gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama di perkotaan mulai beralih menjadi praktis termasuk dalam urusan memilih minuman ringan seperti air minum dalam kemasan (AMDK). Gaya hidup dalam mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia dirasa masih kurang jika di bandingkan dengan negara lain. Hal ini mengacu pada tingkat konsumsi minuman ringan setiap orang di negara ASEAN lainnya seperti Thailand mencapai 89 liter miliar liter/tahun dan Singapura 141 miliar liter/tahun. Sedangkan Masyarakat Indonesia sendiri masih 33 miliar liter/tahun.(warta ekonomi.2016) Jika di Indonesia sendiri konsumsi Air minum dalam kemasan (AMDK) mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dibawah ini adalah tabel yang menyatakan konsumsi air minum dalam kemasan AMDK tiap tahun mengalami kenaikan. Tabel 1.1 Konsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia Tahun 2013 2014 2015 2016 Konsumi 20,48 23,1 milyar 24,7 milyar 27 milyar AMDK milyar liter liter liter liter
2 (Sumber: tribun bisnis, 2016) Dapat dilihat bahwa pertumbuhan konsumsi AMDK tiap tahunnya mengalami kenaikan maka semakin banyak pula pengusaha yang baru bermunculan dengan segala macam jenis produk AMDK yang diciptakan. Salah satu jenis produknya adalah pengolahan teh. Teh juga banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bahkan Indonesia adalah negara penghasil teh terbaik ketujuh di dunia setelah Tiongkok, India, Kenya, Srilangka, Vietnam, dan Turki berdasarkan data Internasional Tea Committee (ITC) pada 2013. Salah satu nilai plus teh asli Indonesia adalah kadar katekin (catechin) atau antioksidan tertinggi di dunia. (Indonesia finance today, 2015) Dengan nilai plus teh asli Indonesia tersebut. Indonesia memiliki pangsa pasar sendiri. Rasa teh asli Indonesia tersebut banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berikut tabel jumlah konsumsi teh dalam kemasan oleh masyarakat Indonesia. Tabel 1.2 Jumlah konsumsi teh dalam kemasan pertahun No Jenis minuman Jumlah Konsumsi 1 Teh dalam kemasan 87% 2 AMDK 8,5% 3 Minuman soda 3 % 4 Lainnya 3,2% (Sumber: marketeers.com,2016) Pada mulanya industri pengolahan teh hanya menghasilkan produk akhir berupa teh kering dan selanjutnya terus berkembang hingga mampu menghasilkan teh celup. Teh kering dan teh celup merupakan produk teh yang harus diseduh terlebih dahulu jika ingin dikonsumsi oleh konsumen. Dan sekarang teh dapat langsung diminum dalam bentuk teh siap minum dalam kemasan (TSMDK).
3 Berbagai kompetitor merek teh siap minum dalam kemasan (TSMDK) bermunculan mulai dari teh botol sosro, ultra teh kotak, frestea, teh gelas dan produk lainnya yang sejenis siap bersaing untuk merebut pangsa pasar. Berikut nama- nama produsen serta jenis teh yang ada di Indonesia. Table 1.3 Berbagai merek nama produsen serta jenis teh Nama produk Nama produsen Jenis teh The botol sosro PT. Sinar sosro Teh biasa FRESTEA The coca cola company Teh biasa Ultra teh kotak PT ultra jaya Teh biasa Fruite Pt sinar sosro Teh biasa Teh gelas PT Orang tua Teh biasa Sumber:data diolah 2016 Salah satu perusahaan yang ikut terjun dalam industri teh siap minum dalam kemaan (TSMDK) adalah PT. Orang tua (OT). PT Orang Tua adalah salah satu perusahaan Indonesia yang bergerak di bisnis produk konsumen terutama makanan dan minuman. Perusahaan PT Orang Tua didirikan pada tahun 1948. Salah satu teh siap minum dalam kemasan (TSMDK) yang diproduksi PT Orang Tua adalah merek teh gelas. Teh gelas sudah terkenal di masyarakat dengan slogannya alaminya berikan semua kebaikan". Mengutamakan kualitas rasa, menjadikan produk teh gelas bisa disenangi konsumennya. PT Orang Tua, Konon kabarnya ide pembuatan Teh Gelas berasal dari anak pemilik PT Orang Tua, Hamid Djoyonegoro. PT Orang Tua bukan perusahaan nasional pertama yang
4 memproduksi minuman teh dalam kemasan cup. Sebelumnya sudah ada Garuda Food (produsen kacang garuda) yang bermain di segmen ini. Dan saat ini teh gelas adalah leader di segmen minuman teh cup rasa original. (profil.merdeka.com, 2017). Berikut tabel penjualan teh gelas. Tabel 1.4 Penjualan Teh Gelas Merek TBI 2013 TBI 2014 TBI 2015 TBI 2016 Teh gelas 50,0% 43,7% 50,0% 50,7% Teh rio 9,4% 11,9% 7,4% 10.0% Teh kita 6,8% 9,1% 7,0% 3.3% Mountea 5,7% 5,7% 7,3% 4.0% Arinda 4,5% 2,2% Sumber: Top brand Indonesia 2013-2016 Data Top Brand Indonesia selama 4 tahun penjualan produk teh gelas dalam kemasan gelas yang mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun. Perubahannya terlihat di tabel dari tahun 2013 penjualan mengalami penurunan 50% menjadi 43,7 % ditahun 2014, Tetapi mengalami kenaikan 50% ditahun 2015 dan terus naik menjadi 50,7% pada tahun 2016. Masalah yang muncul disini adalah penjualan yang fluktuaktif diduga kemungkinan karena kualitas produk yang dirasakan konsumen berbeda dengan pesaing yang lain. Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Pada minuman teh gelas indikator kualitas produknya adalah rasa/aroma teh gelas memiliki rasa gula alami, berbeda dengan produk teh yang lain yang menggunakan rasa
5 manis dari manis buatan. Serta memiliki rasa atau aroma teh asli Indonesia. Indikator kedua adalah pengemasan yang praktis terbuat dari plastik berbentuk gelas atau cup dan design menarik produk teh gelas memiliki daya tarik tersendiri. Walaupun saat ini banyak konsumen yang cerdas telah memilih untuk kesehatan tidak meminum dari kemasan gelas plastik serta dirasa lebih praktis. Indikator ketiga adalah efek produk dari minuman produk teh gelas di minum dapat melegakan tenggorokan. Ukuran (besar/kecil) kemasan ukuran kemasan gelas cukup untuk jumlah sekali minum. Bahkan untuk umur anak-anak serta dewasa. Pentingnya kualitas produk untuk memenuhi keinginan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2010:27) mengemukakan bahwa: Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi kehandalan, daya tahan, ketepatan, kemudahan operasi, dan perbaikan produk, serta atribut bernilai lainnya. Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain-lain (Zeithalm, 1988 dalam Kotler, 2009). Secara konseptual kualitas produk adalah totalitas dari karakteristik suatu produk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dengan harga yang murah dan kualitas yang baik konsumen tidak akan berpikir ulang untuk membeli produk tersebut. Selain kualitas produk, terjadinya fluktuatif penjualan teh gelas diduga karena WOM (word of mouth). WOM (word of mouth) pada produk teh gelas masih dirasakan kurang. WOM (Word of mouth) atau biasa disebut dengan promosi dari mulut ke mulut selalu menjadi fenomena marketing yang menarik untuk dibicarakan. Beberapa marketer punya pandangan yang skeptis dan meremehkan promosi macam ini. Padahal sering kali promosi dengan WOM (word of mouth) hanya perlu biaya kecil dan bahkan tidak memerlukan biaya sama sekali. Dengan biaya kecil WOM (word of mouth) mampu meminimalkan biaya atas promosi melewati iklan di TV, radio, media reklame ataupun Internet, yang selama ini perusahaan teh gelas lebih sering menggunkan media tersebut dibandingkan WOM (word of mouth) serta dikenal melalui tag linenya gula alami di TV, atau media reklame.
6 WOM (word of mouth) terjadi ketika pelanggan mulai membicarakan idenya tentang layanan, merek, maupun kualitas dari produk yang dipakainya kepada orang lain. Menurut Kotler Amstrong (2001:128) menjelaskan bahwa WOM (word of mouth) adalah sebuah bentuk komunikasi secara pribadi antar pembeli dan tetangga, teman-teman, anggota keluarga dan rekannya mengenai suatu produk. Berdasarkan latar belakang segala keunggulan yang dimiliki oleh minuman teh gelas, tidak serta merta diikuti dengan angka penjualan yang stabil dan justru cenderung fluktuatif, bisa dilihat dari Table 1.5 dari tahun 2013-2016. Dan mengindikasikan kuatnya ikatan emosional antara konsumen dan produk teh gelas, Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai apakah kualitas produk dan WOM (word of mouth) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, maka diperlukan suatu penelitian tentang Pengaruh kualitas produk dan WOM ( Word Of Mouth ) terhadap loyalitas konsumen pada produk minuman teh gelas (studi kasus di jalan mohammad toha gang curung candung RW 6 RT 4 dan RT 5 Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan masalah yang di uraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas konsumen pada minuman teh gelas? 2. Seberapa besar pengaruh WOM ( World Of Mouth ) terhadap loyalitas konsumen pada minuman teh gelas? 3. Apakah ada pengaruh kualitas produk dan WOM ( World of Mouth ) terhadap loyalitas konsumen pada minuman teh gelas? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas dapat ditentukan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
7 1. Untuk mengetahui seberapa besar model loyalitas konsumen dibentuk oleh kualitas produk minuman teh gelas. 2.Untuk mengetahui seberapa besar model loyalitas konsumendibentuk oleh WOM (word of mouth) produk minuman teh gelas 3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh kualitas produk dan WOM (word of mouth) terhadap loyalitas konsumen produk minuman teh gelas 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk menguatkan teori yang ada, mengenai kualitas produk dan WOM (word of mouth) mempengaruhi loyalitas konsumen 2. Sebagai bahan pertimbangan minuman teh gelas dalam rangka menentukan strategi promosi pada minuman teh gelas untuk lebih lebih meningkatkan penjualan dan mengetahui faktor mana yang paling mempengaruhi loyalitas konsumen pada produk minuman teh gelas