BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Logika Logika berasal dari kata Logos yaitu akal, jika didefinisikan Logika adalah sesuatu yang masuk akal dan fakta, atau Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Maka untuk memahami apakah logika itu, orang harus mempunyai pengertian yang jelas tentang penalaran. Logika adalah sebuah ilmu. Setiap ilmu memperlajari suatu gerak khusus dalam hubungannya dengan corak gerak material lainnya, dan berusaha untuk menemukan hukum-hukum umum dan corak tertentu dari gerakan tersebut. Logika adalah ilmu tentang proses berfikir. Seorang akhli logika mempelajari kegiatan-kegiatan proses berfikir yang ada di kepala setiap manusia dan mencoba merumuskan hukum-hukum, bentuk-bentuk dan inter-relasi semua proses mentalnya. B. Tujuan Penulisan Salah satu tujuan penulis menyusun karya tulis ini adalah untuk memberi informasi tentang logika. Maka untuk memahami logika itu, penulis harus mempunyai pengertian yang jelas tentang penalaran (proses berpikir). Disusunnya karya tulis ini tentunya mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk memahami ilmu logika dasar dalam meneliti ketepatan penalaran atau proses berfikir. 1
C. Metode Penulisan Dalam karya tulis ini penulis menggunakan metode, yaitu dengan mencari informasi tentang ilmu logika tentang pengertian penalaran dari berbagai sumber yang ada. adapun langkah langkah penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut; 1. Pada BAB I Pendahuluan berisi tentang pengertian logika. 2. Pada BAB II Pembahasan berisi tentang suatu metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan dalam penalaran. 3. Pada BAB III Penutup menyampaikan tentang kesimpulan dari karya tulis ini. 2
BAB II PEMBAHASAN A. Penalaran Berpikir Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis ( antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. 3
Metode dalam menalar Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif. Metode induktif Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Metode deduktif Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagianbagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Konsep dan simbol dalam penalaran Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan symbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian. 4
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat syarat dalam menalar dapat dipenuhi. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat. Kalau binatang mempunyai kemampuan menalar, maka bukan harimau jawa yang dilestarikan, melainkan manusia jawa. Upaya pelestarian dipimpin. Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Manusia selalu dihadapkan untuk memilih baik-buruk, indah-jelek, jalan benar-jalan salah. Dalam melakukan pilihan ini, manusia berpaling pada pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun terbatas untuk survival. Manusia mengembangkan pengetahuan untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena 2 hal : 1. Punya bahasa yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dan pilihan-pilihan yang melatarbelakangi informasi tersebut. (Bertrand Russel : Tak ada anjing yang berkata : Ayahku miskin, tapi jujur ). 2. Kemampuan berpikir menuntut suatu alur kerangka pikir tertentu, atau penalaran. Instink binatang lebih peka dari manusia, namun binatang tidak bisa bernalar. 5
B. Hakikat Penalaran Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. C. Ciri-ciri Penalaran : 1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ). 2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik. Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan. Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Deduktif yang berujung pada rasionalisme 2. Induktif yang berujung pada empirisme Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir secara shahih Contoh : Ketika seorang pengemis berkata : kasihanilah saya orang biasa. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis. Ketika seorang peneliti mencari penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya 1. ada orang yang mencampur air dengan brendi dan itu menyebabkan dia mabuk 2. ada yang mencampur air dengan tuak kemudian dia mabuk 3. ada lagi yang mencampur air dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga. dari 3 peristiwa diatas, apakah kita bisa menarik kesimpulan bahwa air-lah yang menyebabkan orang mabuk? 6
Logika deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus ( individual ). Sedangkan logika induktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor. Contoh: Semua makhluk punya mata ( premis mayor ) Si Adam adalah seorang makhluk ( premis minor ) Jadi, Adam punya mata ( kesimpulan ). Kriteria kebenaran : 3+4=75+2=76+1=7 Menurut seorang anak kecil, hal ini tidak benar. Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Secara deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang telah dianggap benar. Teori ini disebut koherensi. Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koherensi ( sesuatu dikatakan benar apabila terdapat kesesuaian anatara pernyataan dalam realitas ). 7
BAB III PENUTUP SIMPULAN Bla kita mengamati saja diri kita sendiri, dapatkan kita berkesimpulan bahwa fenomena (gejala) manusia sungguh kompleks dalam kehidupannya yaitu manusia harus meneylesaikan dirinya. Oleh karena itu Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat syarat dalam menalar dapat dipenuhi dalam kehidupannya, Maka di perlukan logika dalam penalaran. 8
KEPUSTAKAAN http://id.wikipedia.org/wiki/penalaran Koento Wibisono.1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta : Universitas Terbuka 9