Permintaan Bahan Bakar Minyak Dengan Menggunakan Time Series Di wilayah Distribusi Bacan

dokumen-dokumen yang mirip
Copyright BPH Migas 2014, All Rights Reserved

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENAMBAHAN DERMAGA BARU DALAM UPAYA MENGURAI KEPADATAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK. *1) Dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 46 SERI E

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

Trend Sekuler Linier. Analisis Runtut Waktu (Time Series) adalah analisis pergerakan atau perubahan variabel bisnis/ekonomi dari waktu ke waktu.

Waktu (Tahun)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Membuat keputusan yang baik

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 36 SERI E

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Metode statistik merupakan bidang pengetahuan yang mengalami pertumbuhan

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2015 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

PERENCANAAN PRODUKSI

PENELAAHAN BESARAN SUBSIDI BIODIESEL. Agus Nurhudoyo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULLUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh: DIVO DHARMA SILALAHI NIM: J2E

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna. Dilihat dari

Peramalan (Forecasting)

BAB I PENDAHULUAN. komputer. Dengan penemuan peralatan yang canggih di bidang komputer baik

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

BAB IV METODE PERAMALAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

Gambar 1. 1 Pola konsumsi energi di Indonesia ditinjau dari sumbernya

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DATA SEKTOR ESDM

Teknik Proyeksi Bisnis (Forecasting)

METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER UNTUK PERAMALAN ABSTRACT

Pengendalian Konsumsi BBM Bersubsidi

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia yang semakin

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Deret Berkala dan Peramalan

Solusi Cerdas Membantu Program Pembatasan BBM Dengan Pengunaan BBG

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim.

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK DINTEK VOL. 10 NO 01, Maret 2017 : 1-10 Permintaan Bahan Bakar Minyak Dengan Menggunakan Time Series Di wilayah Distribusi Bacan Ruslan M Umar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Ternate ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menduga secara tepat dan penapsiran secara detail dari kebutuhan bahan Bakar premium dan Solar tahun 2015 sampai 2025 di Pulau Bacan K abupaten di P rovinsi Maluku utara. Penelitian ini Menggunakan Metode Peramalan adalah Metode Seri Waktu, Untuk Peramalan Masa Depan, Subsidi Penggunaan Subsidi BBM Dan Jenis Solar Dari Tahun 2016-2025 yaitu: Jenis Bahan Bakar Subsidi Bersubsidi Bahan Bakar Yakni: 734.659.022.0 KL dan Penggunaan Subsidi Bahan Bakar Minyak Jenis Solar Yaitu: 528.955.621.6 KL. Dalam Peramalan Pada Tahun Depan (Seri Waktu) Dengan Pola Pemuatan Pemuatan Pola, Prakiraan Motor yang sering digunakan untuk Periode Mendatang adalah Smoothing Smoothing Smoothing Single Untuk Mendapatkan Nilai Peramalan Harga Bahan Bakar Mnyak Tipe Premium Dan Solar Dari Tahun 2000 Sampai 2025. Kata Kunci : Permintaan B B M, Premium dan Solar, Metode Time Series 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dan kemajuan Teknologi, Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebutuhan dasar dalam Sektor Transportasi (Darat) yang semakin hari memiliki tingkat permintaan semakin naik karena mesinmesin tersebut membutuhkan Bahan Bakar Minyak. Antara lain Premium dan diesel Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas bumi, pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistri busian BBM yang merupakan komoditas vital dan menguasai hayat orang banyak diseluruh wilayah Republik Indonesia. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut adalah menjaga ketepatan kuota alokasi volume BBM. Kota Bacan hanya memiliki 1 SPBU sehingga sering terjadinya antrian dan 1

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10 No. 01, Maret 2017 : 1-10 habisnya Bahan Bakar Minyak di SPBU. Kelangkaan Bahan Bakar Minyak dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara jumlah Permintaan dan Penyaluran. Tujuan Penelitian untuk menduga secara tepat dan penapsiran secara detail dari tahun 2015 sampai 2025. 2. METODOLOLOGI Analisis Data Adapun data-data yang dikumpulkan akan dilakukan evaluasi tiap data-data. Secara teoritis menganalisa data Permintaan Bahan Bakar Minyak jenis Premium dan Solar di Kota Bacan dari tahun 2016 sampai tahun 2025 dan dikerjakan dengan menggunakan Metode Peramalan (statistik). Analisis Peramalan Data time series adalah nilai-nilai suatu variabel yang berurutan menurut waktu Ada 4 faktor yang mem pengaruhi data time series. Dalam data ekonomi biasanya kita mendapatkan adanya fluktuasi/ variasi dari waktu ke waktu atau disebut dengan variasi time series. Variasi ini biasanya disebabkan oleh adanya faktor Trend (trend factor), Fluktuasi siklis (cyclical fluktuation), Variasi musiman (seasonal variation), dan pengaruh random (irregular/ random influences). 1. Trend adalah keadaan data yang menaik atau menurun dari waktu ke waktu. 2. Variasi musiman adalah fluktuasi yang muncul secara reguler setiap tahun yang biasanya disebabkan oleh iklim, kebiasaan (mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu 3. Variasi siklis muncul ketika data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang, variasi siklis ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu. Variasi siklis biasanya akan kembali normal setiap 10 atau 20 tahun sekali, bisa juga tidak terulang dalam jangka waktu yang sama. 4. Variasi random adalah suatu variasi atau gerakan yang tidak teratur (irregular). Dalam teknik peramalan dengan time series ada 2 kategori utama yang perlu 2

dilakukan pengujian, yaitu pemulusan (smoothing) dan dekomposisi (decomposition). Metode pemulusan mendasarkan ramalannya dengan prinsip rata-rata dari kesalahan masa lalu (Averaging smoothing past errors) dengan menambahkan nilai ramalan sebelumnya dengan persentase kesalahan (percentage of the errors) antara nilai sebenarnya (actual value) dengan nilai ramalannya (forecasting value). Metoda dekomposisi mendasarkan prediksinya dengan membagi data time series menjadi beberapa komponen dari Trend, Siklis, Musiman dan pengaruh Random; kemudian mengkombinasikan prediksi dari komponen-komponen tersebut, Trend adalah keadaan data yang menaik atau menurun dari waktu ke waktu. Ada beberapa tehnik dalam membuat model trend. Teknik yang sering digunakan adalah metoda kuadrat terkecil (least square method). Model trend linier perkiraan adalah sebagai berikut: y a bt....( Per 3) Dimana : y adalah Data time series yang akan datang T adalah variabel waktu a dan b adalah konstanta dan kofisien a dan b didapat dengan menggunakan formula: a y bt y y dan n t n t y ty b n 2 t 2 t n y y 7300 7 = 511,00 6300 7= 441,00 3. Hasil dan Pembahasan a. Data Permintaan BBM Subsudi Hasil penelitian, pemakaian Bahan Bakar Minyak Subsidi jenis Premium dan Diesel. Dari hasil tersebut pemakaian BBM subsudi dari tahun 2010 sampai 2015 sebagai berikut: Premium = 48.019.090 KL t 3

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10 No. 01, Maret 2017 : 1-10 Diesel = 42.031.236 KL b. Data Penyaluran BBM Subsidi Penyaluran BBM subsidi di kota bacan dengan menggunakan mobil tengkir, dari PT. unit pemasaran VIII TBBM Labuha ke SPBU yang ada di Labuha dengan jarak tempuh ±13 KM. c. Data Harga Premium Tabel III.1. Harga BBM Tahun Premium Tahun Premium 2000 178.035 2007 772.201 2001 225.368 2008 911.626 2002 248.820 2009 858.001 2003 313.707 2009 858.001 2004 310.596 2010 772.201 2005 429.028 2011 772.201 2006 772.201 2012 772.201 2007 772.201 2013 943.801 GRAFIK HARGA PREMIUM 2001 117.669 2008 766.264 2002 138.737 2009 739.930 2003 260.228 2010 693.684 2004 254.351 2011 693.684 2005 406.962 2012 693.684 2006 662.854 2013 770.760 GRAFIK HARGA DIESEL 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 Diesel 2000200220042006200820102012 Diesel Gambar III.2. Grafik HargaDiesel dari Tahun 2000 2013 e. Pemakaian BBM subsidi jenis Premium di Tahun 2010-2015. Tabel III.3. komsumsi BBM jenis premium Gambar III.1. Grafik Harga Premium dari Tahun 2000-2013. d. Data Harga Diesel Tabel III.2. harga BBM Tahun Diesel Tahun Diesel 2000 86.711 2007 662.854 PEMAKAIAN Tahun BBM JENIS PREMIUM 2010 6.598.560 KL 2011 7.562.700 KL 2012 8.221.100 KL 2013 8.772.100 KL 2014 9.654.630 KL 2015 7.210.000 KL 4

12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 GRAFIK KOMSUMSI PREMIUM 0 Gambar III.3. Grafik komsumsi Premium dari Tahun 2010-2015. Maka banyaknya pemakaian BBM Subsidi jenis Premium 2010 sampai 2015 total = 48.019.090 KL PREMIUM 1. Di Tahun 2010 pemakaian BBM jenis Premium ialah 6.598.5 KL, Tahun 2011 ; 7.562.7 KL, Tahun 2012 ; 8.221.1 KL, dan Tahun 2013 ; 8.772.1 KL, mengalami peningkatan di karenakan bertam bahnya jumlah kendaraan ber motor. PREMIUM 201020112012201320142015 2. Di Tahun 2014 pemakaian BBM subsidi jenis Premium ialah 9.654.6 KL, mengalami peningkatan 3. Di Tahun 2015 pemakaian BBM Subsidi jenis Premium ialah 7.210.0 KL, di lihat dari grafik pemakaian BBM mengalami penurunan Pemakaian BBM subsidi jenis Premium di Tahun 2010-2015. Tabel III.4. pemakaian BBM jenis Diesel tahun PEMAKAIAN BBM JENIS SOLAR 2010 9.410.400 KL 2011 8.375.900 KL 2012 4.053.900 KL 2013 5.755.300 KL 2014 11.785.736 KL 2015 2.650.0 GRAFIK KOMSUMSI SOLAR 15,000,000 10,000,000 5,000,000 0 SOLAR 201020112012201320142015 Gambar III.4. Grafik komsumsi Solar dari Tahun 2010-2015. 5

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10 No. 01, Maret 2017 : 1-10 Maka banyaknya pemakaian BBM subsidi jenis Diesel 2010 sampai 2015 total = 42.031.236 KL Banyaknya kendaraan bermotor di Kota Bacan dari Tahun 2010 sampai 2015 sehingga meningkat pemakaian Bahan Bakar Minyak Subsidi jenis Premium dan Diesel. DIESEL 1. Di Tahun 2010 pemakaian BBM Subsidi jenis Diesel ialah 9.410.40 KL, Tahun 2011 ; 8.375.90 KL, Tahun 2012 ; 4.054.90 KL, mengalami penurunan pemakaian bbm di karenakan kurangnya aktifitas dari kendaran bermotor yang berbahan bakar diesel dan umur kendaraan yang sudah tua. 2. Di Tahun 2013 pemakaian BBM Subsidi jenis Diesel ialah 5.755.30 KL, di lihat dari grafik mulai meningkat di karenakan bertambah nya jumlah kendaraan bermotor dari tahun sebelumnya dan pemakaian BBM untuk aktifitas kendaraan bermotor mulai meningkat. 3. Di Tahun 2014 pemakaian BBM Subsidi jenis Diesel ialah 11,785.7 KL, di lihat dari grafik sebelumnya di Tahun 2013 ke tahun 2014 sangat tinggi 4. Di Tahun 2015 pemakaian BBM Subsidi jenis Diesel ialah 2.650.00 KL, di lihat dari grafik pemakaian BBM mengalami penurunan pemakaian BBM di karenakan peneliti hanya mengambil data sampai di bulan September belum sampai pada laporan Tahunan PT.PERTAMINA di Tahun 2015. JUMLAH KENDARAAN TAHUN JUMLAH KENDARAAN 12678 1638 1744 1729 3926 3849 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar III.5. Grafik jumlah kendaraan bermotor dari tahun 2010-2015 di Halmahera Selatan Di lihat dari grafik jumlah kendaraan bermotor dari Tahun 2010 sampai 2015 6

di Kota Bacan dari ke Tahun selalu meningkat. Grafik peramalan harga premium dapat dilihat oada Gambar IV1 berikut ini; Gambar IV.1. Grafik Peramalan Harga Premium Dalam meramalkan data Premium dengan grafik Perumusan di atas maka di Tahun yang akan datang (Time Series) dengan pola data memuat trend, motode yang sering digunakan sebagai Ramalan untuk periode mendatang adalah Pemulusan Single Exponensial Smoothing untuk mendapatkan nilai peramalan (forecast) harga Bahan Bakar Mnyak jenis Premium dan Solar dari Tahun 2000 sampai 2025. Data Harga Bahan Bakar Minyak jenis RON 88 yang di terbitkan oleh 2014 Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia dari Tahun 2000 dengan Harga 178.035 RP/BOE sampai di Tahun 2013 dengan Harga 943,801 RP/BOE mengalami peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak jenis RON 88, untuk mengetahui grafik Peramalan Harga di Tahun 2014 sampai di Tahun 2025 dengan cara Perumusan data Harga dengan Single Exponensial Smoothing dengan Trend. Di Tahun 2014 dengan Harga 32,91157 RP/BOE sampai di tahun 2025 dengan harga 35,25768 RP/BOE. GRAFIK PERAMALAN HARGA DIESEL Gambar IV.2. Grafik Peramalan Harga Diesel Dalam meramalkan data Premium dengan grafik Perumusan di atas maka di Tahun yang akan datang (Time 7

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10 No. 01, Maret 2017 : 1-10 sseries) dengan pola data memuat Trend, Motode yang sering digunakan sebagai Ramalan untuk periode mendatang adalah Pemulusan single exponensial smoothing untuk mendapatkan nilai Peramalan (forecast) Harga Bahan Bakar Minyak jenis Premium dan Solar dari Tahun 2000 sampai 2025. Data Harga Bahan Bakar Minyak jenis ADO yang di terbitkan oleh 2014 Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia dari Tahun 2000 dengan Harga 86,711 RP/BOE sampai 2013 dengan harga 770,76 RP/BOE dan untuk mengetahui grafik harga di Tahun 2014 sampai di Tahun 2025 dengan cara Perumusan Data Harga dengan Single Exponensial Smoothing dengan Trend. Di Tahun 2014 dengan Harga 32,91157 RP/BOE dan di Tahun 2025 dengan Harga 35,25768 RP/BOE Perhitungan Time Series dari Tahun 2010 sampai 2025 Dengan menghitung nilai y = a + bt untuk mengetahui berapa banyak pemakaian Bahan Bakar Minyak subsidi jenis Premium dan Diesel di Tahun 2010 sampai 2015 dan 2016 sampai 2025. GRAFIK PERAMALAN PRE MIUM. Premium Pemakaian Bahan Bakar Minyak Subsidi jenis Premium di Kota Bacan di Tahun 2010-2015 yaitu 48.019.090 KL. dari pemakaian BBM Subsidi jenis Premium dari Tahun 2016-2025 yaitu 734.659.022.0 KL. Kabupaten Halmahera Selatan mempunyai luas wilayah yang cukup besar dan mempunyai jumlah penduduk yang mengalami peningkatan dari Tahun ke Tahun sehingga kebutuhan BBM jenis Premium dan Solar juga semakin besar dari Tahun ke Tahun. 8

Solar Pemakaian Bahan Bakar Minyak Subsidi jenis Diesel di Kota Bacan di Tahun 2010-2015 yaitu 42.031.236 KL. dari pemakaian BBM Subsidi jenis Diesel dari Tahun 2016-2025 yaitu 528.955.621.6 KL. Sebagai akibat dar Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Halmahera Selatan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun GRAFIK PERAMALAN DIESEL Penanggulangan Pemerintah daerah harus lebih jelih dalam melihat keadaan Daerah terutama Sarana Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bacan hanya memiliki 1 SPBU di Tomori dengan 1 SPBU tidak cukup melayani kendaraan bermotor karena setiap tahun semakin bertambah jumlah kendaraan, dibutuhkan penambahan 2 SPBU di Kota Bacan. a. 1 SPBU di Desa Marabose karena dari babang ke Labuha ± 16 KM sedangkan Desa Marabose berada di pertengahan antara Labuha dan Babang. b. 1 SPBU di Desa Tembal karena lokasi trategis yang dekat dengan Pelabuhan penyebrangan. Penambahan Tranportasi Mobil Taggki merupakan sarana Tranportasi penting dalam Pendistribusian BBM, sehinggga penambahan Tranportasi merupakan langkah Efektif dan Efesien terhadap pelayanan Masyarakat Kota Bacan. 4. Kesimpulan Permintaan Bakar Bakar Minyak merupakan kebutuhan Primer Kendaraan Bermotor dalam melakukan kegiatan dan aktifitas sehari-hari. Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan bertambah jumlah kendaraan, kurang pelayanan ke Masyarakat Kota Bacan sering 9

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10 No. 01, Maret 2017 : 1-10 terjadinya kelangkahan Bahan Bakar Minyak jenis Premium dan Solar, kelangkahan Bahan Bakar Minyak jenis tersebut sering terjadi antrian pada Stasiun Pengisihan Bahan Bakar Umum (SPBU) terlihat panjang antrian Mobil, Motor, Angkutan Umum untuk memperoleh Bahan Bakar Minyak. Dengan penerapan Metode peramalan (time series) dalam jangka sepuluh tahun yang akan datang, Pemerintah wajib menjamin kelancaran pen distribusiannya diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya daerah kota Bacan. DAFTAR PUSTAKA Badan pusat statistik halmahera selatan handbook of energy & economic statistics of indonesia 2012 laisanurin.blogspot.com/2012/12, Kelangkaan BBM Bersubsidi (BI SS 2012)Kebijakan penyediaan dan mutu bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor Direktorat pengolahan dan niaga migas. Direktorat jendaral minyak dam gas bumi 2004 Kasmir, jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. 2003. Jakarta : Prenada Media Laporan Penyelidikan Terpadu Panas Bumi Songa-Wayaua, Badan Geologi DESDM, 2005 Pusdatin, www.esdm.go.id, Indonesia Energy Outlook 2010, pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM PIRA Energy Group, 3 Park Avenue, New York, NY 10016-5989 (Tel) 212-686- 6808 (Fax) 212-686-6628 www.pira.com Hak Cipta 2014 PIRA Grup Energi. Syahya Sudarya dan Dwi Nugroho Sunuhadi tahun 2011 PROSPEKSI MINERAL Logam di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Uutara. 10