BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia yang semakin

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi yang terjadi di dalam masyarakat yang memiliki angka tingkat mobilitas yang tinggi, kebutuhan transportasi menjadi hal yang penting bagi kelangsungan kegiatan. Perpindahan lokasi kegiatan dari suatu tempat ke tempat yang lain sangat mudah dan cepat dilakukan dengan menggunakan transportasi. Secara tidak langsung kebutuhan transportasi baik perorangan maupun umum telah menjadi barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia yang semakin modern dan bermobilitas tinggi (Darmaputra dan Kurnaedy, 2009). Hampir semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi tidak akan terlepas dari konsumsi bahan bakar. Sebagaimana diketahui bahwa bahan bakar transportasi berupa minyak, merupakan salah satu bentuk energi yang tidak dapat diperbaharukan dan jumlahnya sangat terbatas. Data Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral produksi minyak total Indonesia mengalami selisih perbedaan yang besar terhadap konsumsi minyak total dalam negeri selama 6 tahun terakhir (Gambar 1.1). Kebutuhan minyak Indonesia saat ini mencapai 1,4 juta barel per hari, sedangkan produksi dalam negeri minyak hanya mampu produksi ribu barel per hari. Akibat kebutuhan konsumsi yang lebih besar dari produksi minyak, 1

2 2 Gambar 1.1 Produksi dan Konsumsi Minyak Indonesia per Tahun (Ditjen MIGAS,2012) pemerintah mengimpor minyak dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Dengan mengimpor minyak dari luar negeri, pemerintah membeli minyak dari luar negeri dengan harga standar internasional. Di sisi lain, pemerintah menjual kepada masyarakat dengan harga yang dapat dibeli oleh masyarakat. Perbedaan harga antara nilai beli internasional dan nilai jual ini, pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat untuk mengurangi beban harga pembelian minyak. Berdasarkan data yang ada, subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak akan terus mengalami peningkatan sejalan dengan perubahan harga minyak dunia. Untuk tahun 201, pemerintah merencanakan anggaran subsidi bahan bakar sebanyak 194 trilyun rupiah, naik 57 trilyun rupiah pada tahun 2012(Tabel 1.1).

3 Tabel 1.1 Pengeluaran Pemerintah Pusat Dan Subsidi Tahun Dalam Trilyun Rupiah (Kementerian Keuangan, 2012) Belanja Pemerintah Pusat Total subsidi Subsidi energi Subsidi bahan bakar minyak 0 Subsidi listrik Belanja modal Pemerintah untuk beberapa sektor 24 1 Pertahanan Pendidikan Kesehatan 2 Perlindungan sosial Berdasarkan data statistik energi Indonesia, sektor transportasi memegang posisi ketiga dalam hal jumlah konsumsi energi (Gambar 1.2). Diperlukan perhatian khusus terhadap sektor transportasi terutama konsumsi bahan bakar, untuk mengetahui hal-hal yang mempunyai hubungan dengan konsumsi bahan bakar sehingga mengetahui alasan konsumsi bahan bakar yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rasio kepemilikan mobil di Indonesia terus meningkat. Data dari mencatat pada akhir 2010, rasio kepemilikan mobil di Indonesia 1:4, dalam arti dari 4 orang ada 1 orang yang memiliki mobil. Rasio tersebut meningkat di 2012, dari 20 orang ada 1 orang yang memiliki mobil. Sedangkan di Malaysia dan Thailand rasionya adalah 1:5 orang, di Amerika rasionya adalah 1:1,75 orang.

4 4 Gambar 1.2 Konsumsi Energi di Indonesia (Handbook of Energy and Statistic of Indonesia, 2011) Jika menggunakan jumlah populasi sebagai dasar, potensi di Indonesia 5 kali lipat lebih besar dibanding Thailand dan Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mobil di Indonesia masih mempunyai banyak ruang untuk bertumbuh. Dengan berkembangnya pasar industri kendaraan semakin besar kebutuhan bahan bakar yang harus dipenuhi. Dapat dilihat pada grafik perkembangan pertumbuhan produksi kendaraan dan produksi minyak tiap tahun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada gambar 1. jumlah kendaraan kendaraan di Indonesia terus mengalami peningkatan pesat setiap tahunnya, sedangkan jumlah produksi bahan bakar minyak mengalami peningkatan yang biasa. Jika peningkatan jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan jumlah produksi bahan bakar minyak, maka Indonesia akan mengalami krisis bahan bakar yang dapat mengganggu proses kegiatan masyarakat.

5 5 Barel/unit Kendaraan bermotor (unit) Produksi bahan bakar minyak (barel) Tahun Gambar 1. Pertumbuhan Kendaraan Bermotor dan Produksi Bahan Bakar Minyak (Badan Pusat Statistik, 2011) Jika ditinjau dari pola berkendara pengendara, konsumsi bahan bakar kendaraan tidak terlepas dari faktor-faktor yang berkorelasi dengannya. Kondisi ini dapat berupa lokasi tujuan, para pengguna lahan, rute tempuh, ketersediaan moda transportasi umum, pendapatan, dan jadwal kerja (Shariff dan Shah, 2008). Disamping itu, hampir semua kegiatan manusia sangat bergantung pada kendaraan. Ketergantungan manusia pada kendaraan ini dihubungkan dengan oleh 10 hal yang dikenal sebagai The Ten Myths of Automobile Dependance seperti tingkat kesejahteraan, iklim, ruang publik, umur, kesehatan dan masalah sosial, gaya hidup, jalan bebas, pengembangan penggunaan lahan, dan teknik lalu lintas dan perencanaan tata kota (Newman dan Kenworthy, 2000). Oleh karena itu, perlunya penelitian untuk mengetahui perihal yang mempunyai hubungan dengan besar konsumsi bahan bakar kendaraan di Indonesia.

6 6 1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang, yang menjadi rumusan permasalahan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang cenderung berhubungan dengan konsumsi bahan bakar kendaraan yang ada di Indonesia. 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi bahan bakar kendaraan yang ada di Indonesia. 2. Membuat model persamaan berdasarkan parameter-parameter yang berhubungan dengan konsumsi bahan bakar kendaraan.. Memberikan alternatif solusi yang berkenaan dengan konsumsi bahan bakar kendaraan berdasarkan parameter data yang ada. 1.4 Pembatasan Permasalahan Cakupan dari kegiatan penelitian ini adalah : 1. Tiga macam kota yang mewakili Indonesia yaitu kota Jakarta sebagai kota metropolitan, kota Surabaya sebagai kota besar dan kota Yogyakarta sebagai kota menengah. 2. Jenis kendaraan yang diamati adalah kendaraan bermotor roda dua dan kendaraan bermotor roda empat yang ada di Indonesia.

7 7 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan penelitian ini: 1. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan informasi yang terkait dengan konsumsi bahan bakar kendaraan di Indonesia sehingga mampu membuat kebijakan yang terkait konsumsi bahan bakar kendaraan. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini membantu memberikan informasi konsumsi bahan bakar di sektor kendaraan sehingga menimbulkan kepedulian terhadap penggunaan bahan bakar.. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan informasi mengenai konsumsi bahan bakar kendaraan sehingga nantinya dapat dilanjutkan untuk penelitian lanjutan. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian ini berjudul Kajian Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Roda Dua dan Roda Empat di Kota Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan konsumsi bahan bakar. Persamaan terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya adalah instrumen penelitian yang menggunakan kuesioner dan melakukan analisa statistik pada data yang diperoleh. Perbedaan terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya, penelitian dilakukan untuk membandingkan perilaku konsumsi bahan bakar kendaraan di (tiga) kota dan mencari hubungan besar konsumsi bahan bakar dan faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengannya.