BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

Apa Arti Kinerja / Performance?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MSDM Penilaian Kinerja

BAB II DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 6. Nova Yanti Maleha, S.E.MM 07/10/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan kerangka dasar penelitian yang diuraikan dalam penjelasan di bawah ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manullang (2004:5) menyatakan bahwa : Manajemen adalah seni dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bandung. Adapun waktu penelitian diadakan pada tanggal 18 Juli 2011 sampai dengan 18 agustus Yang ekuivalen dengan 160 jam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang

BAB II TINJAUAN PUSAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

KORELASI ANTARA KINERJA DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI TATA USAHA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Sumber daya Manusia:2004) sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prestasi kerja karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena karyawan

KINERJA COMPILED BY: IY

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

Proses Manajemen Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

Agar setiap fungsi MSDM dapt diterapkan dengan baik dan tepat maka perlu adanya perencanaan. 1. Perencanaan organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas arti mikro adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pelatihan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA. Sumberdaya manusia merupakan investasi yang. sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti terdahulu, diantaranya adalah Burlian (2005) yang meneliti tentang pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

BAB II KAJIAN TEORITIS. setiap pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda beda dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi tentang pekerjaan. Mondy (2008:95) juga mengemukakan analisis

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK WIJAYAKUSUMA NOMOR: 052/PER.DIR/RSKIA.WK/III/2017 Tentang PANDUAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Khoirul (2002) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Budaya

PP 10/1979, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang: PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJUAN PUSTAKA

Tujuan : 1. Mengetahui pengembangan 2. Pengambilan Keputusan administratif 3. Keperluan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. terlaksanannya fungsi rekruitmen. Seperti halnya fungsi rekruitmen, proses seleksi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7. MANAJEMEN KINERJA. Tujuan-Tujuan Strategis Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance. (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang).

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORETIS. Karyawan Terhadap Produktifitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia merupakan unsur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam setiap perusahaan terdapat sumber-sumber daya pendukung yang penting untuk mencapai tujuannya, baik dalam sumber daya manusia yang merupakan sumber daya terpenting, maupun sumber daya bukan manusia. Seluruh sumber daya tersebut harus dikelola secara efektif dan efisien agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan. Untuk meperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai manajemen sumber daya manusia, maka akan dikutip beberapa definisi para ahli, yaitu sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007: 10), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat (Rachmawati, 2008: 3). Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pegawasan kegiatan-kegiatan pengadaan dan pelepasan sumber daya manusia dalam mengatur hubungan antara peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien dan akan membantu terwujudya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 2.2 Komponen MSDM 1. Pengusaha Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk 9

memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut. 2. Karyawan Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka maka aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. 3. Pimpinan Pimpinan adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah gaya seorang pimpinan mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerjasama dan bekerja efektif sesuai dengan perintahnya. Asas-asas kepemimpinan adalah bersikap tergas dan rasional dalam bertindak konsisten dan berlaku adil. 2.3 Pengertian Penilaian Kinerja Salah satu ruang lingkup manajemen sumber daya manusia yang ditujukan untuk meningkatkan perilaku kerja para karyawan adalah dengan mengadakan penilaian kinerja karyawan. Untuk mencapai tujuan perusahaan berusaha mengembangkan kemampuan dan berusahan untuk memotivasi para karyawan, khususnya para manajernya karena merekalah yang menggerakan, mengelola serta mengatur penggunaan sumber daya lainnya. Dalam rangka mencapai hal tersebut, maka diselenggarakan penilaian kinerja karyawan. Penilaian kinerja karyawan diperlukan untuk mengevaluasi prestasi yang dihasilkan para karyawan, dan dapat memberikan gambaran yang objektif tentang prestsi kerja karyawan. Menurut Sastrohadiwiryo (2005: 231), Penilaian Kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan

uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun. Adapun mekanisme penilaian kinerja karyawan menurut Rivai (2006: 317) adalah sebagai berikut: Gambar 1 Mekanisme Penilaian Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan Penilaian Kinerja Umpan Balik Karyawan Ukuran Kinerja Standar Kinerja Keputusan SDM Dokumen Karyawan Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi kerja adalah hasil yang dicapai baik secara kuantitas maupun secara kualitas oleh seseorang dalam suatu pekerjaan tertentu guna mencapai tujuan dari organisasi atau dengan kata lain yang dimaksud prestasi kerja adalah proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja. Dengan adanya penilaian kinerja ini, pimpinan di suatu perusahaan dapat mengetahui bagaimana hasil pekerjaan karyawan selama periode waktu tertentu, apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga untuk selanjutnya dapat diambil langkahlangkah untuk memperbaiki, mempertahankan, atau meningkatkan prestasi kerja karyawan, sehingga dapat memungkinkan tercapainya tujuan

perusahaan. Dan sebaiknya, hasil penilaian prestasi merupakan feedback bagi manajer dalam pelaksanaan pekerjaan mereka. 2.4 Tujuan Penilaian Kinerja Dalam suatu perusahaan, atasan yang bertugas untuk mengawasi, memimpin dan juga memerintah bawahan. Secara sistematis melakukan penilaian prestasi kerja bawahannya, dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Tujuan penilaian prestasi kerja karyawan sebagai berikut: Menurut Rivai (2006: 312), tujuan penilaian kinerja atau prestasi kerja karyawan pada dasarnya meliputi 1. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini 2. Pemberian imbalan yang sesuai, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, dan insentif 3. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan 4. Untuk pembeda antar karyawan yang satu dengan yang lain 5. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam a. Penugasan kembali, seperti diadakannya mutase atau transfer, rotasi pekejaan b. Promosi, kenaikan jabatan c. Training atau latihan 6. Meningkatkan motivasi kerja 7. Meningkatkan etos kerja 8. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemauan kerja mereka 9. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya 10. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas 11. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier dan keputusan perencanaan sukses

12. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh 13. Sebagai salah satu sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji, upah, insentif, kompensasi dan imbalannya 14. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun pekerjaan 15. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja 16. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja 17. Untuk mengetahui efektifitas kebijakan SDM, seperti seleksi, rekrutmen, pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling ketergantungan di antara fungsi-fungsi SDM 18. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik 19. Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan 20. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah Adapun Menurut Sastrohadiwiryo (2001: 233), tujuan penilaian pretasi kerja adalah sebagai berikut: a. Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan b. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam perusahaan c. Alat untuk memberikan umpan balik (feedback) yang mendorong kea rah kemajuan dan kemungkinan memperbaiki atau meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga kerja d. Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan ketenagakerjaan lainnya.

Sedangkan Menurut manfaat penilaian prestasi kerja adalah a. Mendorong peningkatan prestasi kerja Dengan mengetahui hasil prestasi kerja, ketiga pihak yang terlibat dapat mengambil berbagai langkah yang diperluakan agar prestasi kerja para pegawai lebih meningkat lagi di masa-masa yang akan datang. b. Sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan Telah dimaklumi bahwa imbalan yang diberikan oleh organisasi kepada para anggotanya tidak hanya terbatas pada upah dan gaji. c. Untuk kepentingan mutasi pegawai Prestasi kerja seseorang di masa lalu merupakan dasar bagi pengambilan keputusan mutase baginya dimasa depan, apapun bentuk mutasi tersebut seperti mutasi tersebut seperti promosi, alih tugas, alih wilayah maupun demosi. d. Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan Baik yang dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan maupun untuk mengembangkan potensi karyawan yang ternyata belum sepenuhnya digali dan yang terungkap melalui prestasi kerja. e. Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya Dengan bantuan bagian kepegawaian menyusun program pengembangan karier yang paling tepat, dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan dengan kepentingan organisasi. 2.5 Sasaran Penilaian Kinerja Sasaran-sasaran dan evaluasi kinerja karyawan yang dikemukakan A. A Anwar Mangkunegara (2009:11) sebagai berikut: a. Membuat analisis kineja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.

b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat. c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan. d. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan kalau mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system) dan sistem promosi lainnya, seperti imbalan (yaitu reward system recommendation). 2.6 Aspek-Aspek Standar Penilaian Kinerja Menurut Sastrohadiwiryo (2001: 235), mengemukakan bahwa aspek-aspek yang dinilai kinerja mencakup sebagai berikut: 1. Kesetiaan Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kesetiaan tenaga kerja terhadap perusahaan sangat berhubungan dengan pengabdiannya, pengabdian yang dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang ikhlas dengan mengutamakan kepentingan public di atas kepentingan pribadi. 2. Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadannya. Pada umumnya, kerja seorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh

kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja bersangkutan. 3. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tidakan yang dilakukannya. 4. Ketaatan Ketaatana adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk mentaati segala ketepatan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang beraku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan atasan berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. 5. Kejujuran Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya. 6. Kerjasama Kerjasama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 7. Prakarsa Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lainnya.

8. Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan kemampuan seorang karyawan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain, sehingga orang-orang tersebut dapat digerakkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada. 2.7 Teknik-teknik Penilaian Kinerja Rachmawati (2005: 221) mengungkapkan Sebagian besar metode evaluasi prestasi bertujuan meminimalkan resiko dan permasalahan yang terjadi pada organisasi, khususnya pengaturan sumber daya manusia. Beberapa metode yang dapat dipertimbangkan organisasi untuk melakukan evaluasi prestasi bagi karyawannya adalah sebagai berikut: 1. Rating Scale Penilaian prestasi metode ini didasrkan pada suatu skala dari sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan jelek. Bentuk ini sangat umum dipakai oleh organisasi dan dilakukan secara subyektif oleh penilai. Evaluasi ini membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor kriteria yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja tersebut. 2. Checklist Checklist adalah penilaian yang didasarkan pada suatu standar unjuk kerja yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian penilai memeriksa apakah karyawan sudah mengerjakannya. Standar-standar unjuk kerja, misalnya pegawai hadir dan pulang tepat waktu, pegawai bersedia bilamana diminta untuk lembur, pegawai patuh pada atasan, dan lain-lain. Penilai di sini adalah atasan langsung atau penyelia. Hampir sama denggan metode rating scale, pada setiap standar penilaian dapat diberikan bobot sesuai dengna tingkat kepentingan standar tersebut. Penilaian umumnya dilakukan secara subyektif.

3. Critical Incident Technique ( Metode peristiwa kritis) Critical Incident Technique adalah penilaian yang didasarkan pada perilaku khusus yang dilakukan di tempat kerja, baik periaku yang baik maupun perilaku yang tidak baik. Penilaian dilakukan melalui observasi langsung ke tempat kerja, kemudian mencatat perilaku-perilaku kritis yang baik atau baik, dan mencatat tanggal dan waktu terjadinya perilaku tersebut. 4. Skala Penilaian Berjangkarkan perilaku Skala penilaian berjangkarkan perilaku (behaviorally anchored rating scale-bars) adalah penilaian yang dilakukan dengan membuat spesifikasi unjuk kerja dalam elemen-elemen tertentu, misalnya dosen di perguruan tinnggi elemen-elemen unjuk kerjanya adalah memberikan pengajaran, melakukan penelitian, memberikan bimbingan pada mahasiswa, dan membuat soal. 5. Pengamatan dan Tes Unjuk Kerja Pengamatan dan tes unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan melalui tes di lapangan. Misalnya, seorang pilot setiap enam bulan sekali menjalani tes yang meliputi pengujian pengetahuan mengenai prosedur pelaksanaaan pekerjaan dalam menerbangkan pesawat, yang dilakukan secara langsung dengan menerbangkan pesawat atau dalam simulator, dan tes kesehatan. 6. Metode Perbandingan Kelompok Metode ini dilakukan dengan membandingkan seorang pegawai dengan rekan sekerjanya, dengan dilakukan oleh atasan dengan sbeberapa teknik seperti pemeringkatan (ranking method), pengelompokan pada klasifikasi yang sudah ditentukan (force distribution), pemberian poin atau angka (point allocation method), dan metode perbandingan dengan karyawan lain (paired comparison).

7. Penilaian Diri Sendiri Penilaian diri sendiri adalah penilaian karyawan untuk dirinya sendiri dengan harapan pegawai tersebut dapat mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang. Pelakasanaannya, organisasi atau atasan penilai mengemukakan harapanharapan yang diinginkan dari karyawan, tujuan organisasi, dan hambatan yang dihadapi organisasi. Kemudian berdasarkan informasi tersebut, pegawai dapat mengidenntifikasi aspek-aspek perilaku yang perlu diperbaiki. Slaah satu kebaikan dari metode ini adalah dapat mencegah terjadinya peerilaku membenarkan diri (defensive behavior). 8. Management By Objective (MBO) Management by objective adalah sebuah program manajemen yang mengikutsertakan karyawan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan tujuan-tujuan yang dicapai. Prosedurnya adalah sebagai berikut: atasan menginformasikan tujuan yang akan dicapai unit kerjanya,yang merupakan terjemahan dari tujuan yang lebih tinggi, dan tentunya tantangan-tantangan yagn mungkin dihadpai dalam pencapaian tujuan tersebut. 9. Penilaian Secara Psikologis Penilaian secara psikologis adalah proses penilaian yang dilakukan oleh para ahli psikologi untuk mengetahui potensi seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti kemampuan intelektual, motivasi, dan lain-lain yang bersifat psikologis. Penilaina ini biasannya dilakukan melalui serangkaian tes psikologi seperti tes kecerdasan, tes kecerdasan emosional, dan tes kepribadian, yang dilakukan melalui wawancara atau tes-tes tertulis. 10. Assessment Centre Assessment Centre atau pusat penilaian adalah penilaian yang dilakukan melalui serangkaian teknink penilaian dan dilakukan oleh sejumlah

penilai untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar. Proses pelaksanaannya dilakukan dengan wawancara mendalam, tes psikologi, pemeriksaan latar belakang, penilain rekan kerja, diskusi terbuka, dan menyimulasikan pekerjaan dalam bentuk pengambilan keputusan dari suatu masalah untuk mengetahui kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan, dan potensi seseorang. 2.8 Persiapan Penilaian Prestasi Kerja Adanya persiapan dalam penilaian prestasi kerja Menurut Moekijat (2001: 123), meliputi beberpa hal yaitu: a. Standar Pelaksanaan Pekerjaan Standar ini merupakan tolak ukur pelaksanaan pekerjaan. Agar standari ini menjadi efektif, pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dibuat semaunya harus berhubungan dengan hasil-hasil yang di inginkan dari tiap-tiap jabatan. Informasi tentang standar-standar ini dapat dikembangkan dan dikumpulkan melalui analisa jabatan atau pengamatan. b. Ukuran Pelaksanaan Pekerjaan Ukuran pelaksanaan pekerjaan sangat berguna untuk menilai pelaksanaan pekerjaan. Agar berguna, ukuaran ini harus mudah digunakan, dapat dipercaya dan memberitahukan perilaku-perilaku yang harus bagaimana menentukan pelaksanaan pekerjaan. Untuk menghindari kesalahan dalam penilaian maka standar prestasi harus dijelaskan. Dengan adanya penjelasan dari standar ukuran prestasi kerja yang digunakan, maka penilai dapat dengan mudah mengelompokan dan menbedakan pegawai yang memiliki prestasi dan yang kurang berprestasi. c. Prasangka Penilai Prasangka adalah pengubahan pengukuran yang tidak cermat. Penilai sering tidak berhasil karena tidak melibatkan emosionalnya dalam menilai

kinerja karyawan, sehingga evaluasi menjadi bias. Kemungkinan bias terjadi karena ukuran yang digunakan bersifat subjektif. 2.9 Penentuan Pejabat Penilai Menurut Hasibuan (2000: 91), syarat-syarat yang perlu dimiliki oleh seorang pejabat penilai yaitu: a) Penilai harus jujur, adil, objektif dan mempunyai pengetahuan mendalam tentang unsur-unsur yang akan dinilau supaya penilainya sesuai dengan realitas atau fakta yang ada. b) Penilai hendakanya mendasarkan penilaiannya atas benar dan salah, baik dan buruk, terhadap unsur-unsur yang dinilai sehingga hasil penilaian jujur, adil, dan objektif. Penilai tidak boleh melakukan penilaiannya berdasarkan atas suka atau tidak suka terhadap karyawan c) Penilai harus mengetahui secara jelas uraian pekerjaan dari setiap karyawan yang dinilainya supaya hasil penilaiannya dapat dipertanggung jawabkan dengan baik d) Penilai harus mempunyai kewenangan formal, supaya mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. e) Penilai harus mempunyai keimanan supaya penilaian jujur dan adil