BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang capaian kinerja pengelolaan pinjaman bergulir pada UPK BKM Tridaya Karangwaru dari aspek penerima pinjaman (LAR), pinjaman yang diberikan (PAR), keuntungan yang diperoleh (ROI) dan kemampuan untuk menutup biaya (CCR). Serta menguraikan Faktor-faktor yang mengakibatkan penurunan kinerja UPK BKM Tridaya Karangwaru pada akhir tahun 2015. 4.1 Deskripsi Data Penelitian Data yang akan dipergunakan dalam analisis antara lain jumlah KSM aktif, saldo pinjaman, pendapatan, laba/rugi dan modal, dideskripsikan dalam tabel 4.1 dan 4.2 sebagai berikut Tabel 4.1 Deskripsi data peneleitian bulan Januari Juni 2015 KETERANGAN Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah KSM pinjaman menunggak 3 bln/kali angsuran 3 3 3 3 3 3 Jumlah KSM Aktif 124 123 123 123 123 123 Jml Saldo Pinjaman yang mengandung Tunggakan 3 bulan/kali 15.304.000 15.304.000 15.304.000 15.304.000 15.304.000 15.304.000 Jumlah Saldo Pinjaman 725.412.950 769.289.400 790.840.300 714.832.500 726.323.200 769.122.250 Laba / Rugi 10.950.428 21.058.998 31.968.195 43.530.156 56.748.882 66.874.582 Modal 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 Jumlah Pendapatan 16.028.504 31.679.842 47.726.338 63.811.702 81.850.734 98.102.047 Jumlah Biaya Tunai 4.090.476 8.515.144 12.534.343 15.939.646 19.641.852 24.549.365 Realisasi Pinjaman bulan ini 9.000.000 132.500.000 114.000.000 15.000.000 118.500.000 132.500.000 Jumlah realisasi sd bulan ini 4.599.250.000 4.731.750.000 4.845.750.000 4.860.750.000 4.979.250.000 5.111.750.000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman s/d bulan lalu 3.751 3.751 3.751 3.751 3.751 3.751 37
Tabel 4.2 Deskripsi data peneleitian bulan Juli - Desember 2015 KETERANGAN Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah KSM pinjaman menunggak >= 3 bln/kali angsuran Jumlah KSM Aktif (Non UPP-1) Jml Saldo Pinjaman yang mengandung Tunggakan >=3 bulan/kali 3 3 3 3 3 3 123 123 132 132 132 132 15.304.000 15.304.000 15.304.000 38.368.450 38.368.450 40.885.400 Jumlah Saldo Pinjaman 864.883.800 849.160.650 799.511.200 893.895.200 842.830.600 801.131.250 Laba / Rugi 74.895.364 86.097.934 96.825.467 106.348.695 117.406.915 123.031.724 Modal 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 Jumlah Pendapatan 114.037.824 130.449.037 146.237.891 162.093.738 177.921.825 193.576.274 Jumlah Biaya Tunai 31.246.260 35.236.803 39.080.024 44.194.543 47.746.310 56.557.850 Realisasi Pinjaman bulan ini 184.000.000 79.500.000 38.000.000 180.000.000 39.000.000 46.000.000 Jumlah realisasi sd bulan ini 5.295.750.000 5.375.250.000 5.413.250.000 5.593.250.000 5.632.250.000 5.678.250.000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman s/d bulan lalu 3.751 3.751 3.751 4.085 4.161 4.180 4.2. Pengelolaan Pinjaman Bergulir UPK-BKM Tridaya Waru Mandiri. Kegiatan Pinjaman bergulir di UPK-BKM Tridaya Waru Mandiri ditujukan untuk memberikan pinjaman kepada warga miskin agar digunakan sebagai modal usaha sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. Pinjaman bergulir disalurkan melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). KSM dibentuk oleh masyarakat calon peminjam dengan anggota minimal 5 orang, dengan sistem tanggung renteng. Sistem tanggung renteng maksudnya apabila ada anggota kelompok yang karena sesuatu hal tidak dapat membayar angsuran tepat pada waktunya maka anggota yang lain akan ikut bertanggungjawab terhadap keterlambatan pembayaran tersebut. Sistem ini menimbulkan adanya rasa kebersamaan, kepedulian dan tanggungjawab bersama 38
diantara para anggota kelompok tersebut. Pinjaman bergulir sebagai salah satu program/kegiatan yang dilakukan oleh UPK Karangwaru diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif dalam penanggulangan kemiskinan. Dengan sasaran utama warga miskin, pinjaman bergulir dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan. Saat penelitian dilakukan, jumlah realisasi pinjaman yang sudah diberikan kepada masyarakat (warga miskin) di desa Karangwaru sudah mencapai Rp. 5.678.250.000; dengan jumlah KSM aktif sebanyak 132 kelompok. Jumlah anggota KSM penerima pinjaman s/d bulan lalu 4.180 orang, Rata-rata pinjaman anggota KSM Rp. 1.358.433 per anggota. Dana pinjaman ini dimanfaatkan untuk modal usaha. Karena usaha yang dilakukan merupakan usaha kecil mikro (industri rumah tangga) maka bisa dikata modal ini sudah cukup memadai sebagai modal usaha. Meskipun begitu dalam proses pencairan usaha tetap dilakukan analisa kelayakan peminjam. Untuk memastikan bahwa peminjam layak mendapatkan pinjaman.untuk menilai kelayakan peminjam dengan menggunakan beberapa aspek penilaian yaitu aspek kemampuan mengembalikan pinjaman, aspek kelayakan usaha yang dilakukan atau akan dilakukan, aspek modal usaha yang dimiliki calon peminjam, aspek karakter calon peminjam, dan kondisi ekonomi pada umumnya yang dapat mendorong perkembangan usaha. Tabel 4.3. dan tabel 4.4. menunjukkan perkembangan kegiatan pinjaman bergulir UPK Karangwaru dalam tahun 2015. 39
Tabel 4.3. Perkembangan kegiatan pinjaman bergulir UPK Karangwaru Bulan Januari Juni tahun 2015. KETERANGAN Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah KSM Aktif 124 123 123 123 123 123 Jumlah Saldo Pinjaman 725.412.950 769.289.400 790.840.300 714.832.500 726.323.200 769.122.250 Realisasi Pinjaman bulan ini 9.000.000 132.500.000 114.000.000 15.000.000 118.500.000 132.500.000 Jumlah realisasi sd bulan ini 4.599.250.000 4.731.750.000 4.845.750.000 4.860.750.000 4.979.250.000 5.111.750.000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman 3.751 3.751 3.751 3.751 3.751 3.751 Rata-rata pinjaman anggota KSM 1.226.140 1.261.464 1.291.856 1.295.854 1.327.446 1.362.770 Sumber: UPK Karangwaru Tabel 4.4. Perkembangan kegiatan pinjaman bergulir UPK Karangwaru Bulan Juli Desember tahun 2015 KETERANGAN Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah KSM Aktif 123 123 123 132 132 132 Jumlah Saldo Pinjaman 864.883.800 849.160.650 799.511.200 893.895.200 842.830.600 801.131.250 Realisasi Pinjaman bulan ini 184.000.000 79.500.000 38.000.000 180.000.000 39.000.000 46.000.000 Jumlah realisasi sd bulan ini 5.295.750.000 5.375.250.000 5.413.250.000 5.593.250.000 5.632.250.000 5.678.250.000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman 3.751 3.751 3.751 4.085 4.161 4.180 Rata-rata pinjaman anggota KSM 1.411.824 1.433.018 1.443.148 1.369.217 1.353.581 1.358.433 Sumber: UPK Karangwaru Realisasi pencairan pinjaman yang diberikan kepada masyarakat menunjukkan jumlah yang berubah-ubah cukup tajam, terutama pada bulan juli dan oktober 2015. 40
Gambar 4.1 Realisasi pencairan pinjaman tahun 2015 Pencairan pinjaman bergulir terendah terjadi pada bulan Januari sebesar Rp. 9.000.000 dan tertinggi pada bulan Juli sebesar Rp. 184.000.000,-. Perbedaan jumlah yang cukup besar, meskipun pada dasarnya UPK Karangwaru tidak termasuk UPK yang kekurangan dana untuk dicairkan pada bulan Januari 2015. Meskipun dalam pencairan pinjaman setiap bulannya mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup besar, tapi apabila dilihat saldo dari pinjaman perbulannya dalam tahun 2015 tidak mengalami kenaikan dan penurunan setajam realisasi pinjaman. Gambar 4.2 Pinjaman KSM Tahun 2015 41
4.3. Kinerja Pengelolaan Pinjaman Bergulir UPK BKM Tridaya Waru Mandiri. Modal atau dana yang digunakan dalam kegiatan pinjaman bergulir adalah dana milik warga masyarakat Kelurahan Karangwaru. Oleh sebab itu UPK dan BKM harus mempertanggungjawabkan kepada masyarakat Karangwaru atas pengelolaan dana tersebut. Untuk mengetahui kinerja pengelolaan pinjaman bergulir melalui 4 aspek yakni aspek peminjam, aspek pinjaman, aspek kemampuan menutup biaya dari pendapatan yang diterima UPK dan aspek kemampuan dalam mendapatkan keuntungan dari kegiatan pinjaman bergulir. Dari aspek peminjam diukur dengan menggunakan indikator LAR (Loan at Risk), aspek pinjaman dengan indikator PAR (Portofolio at Risk), aspek kemampuan pendapatan untuk menutup biaya dengan indikator CCr (Cost Coverage) dan aspek kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dengan indikator ROI (Return on Investmen). Hasil penilaian kinerja akan menunjukkan kinerja memuaskan, memadai dan penundaan. Tabel 4.5 Besaran Indikator-indikator utama Kinerja Pinjaman Bergulir Indikator Rumus Memuaskan Minimal Penundaan 1 LAR Jumlah KSM menunggak 3 bl Jumlah KSM Peminjam < 10 % < 20 % > 20 % 2 3 PAR ROI Pinj. tertunggak 3 bulan Realisasi Saldo Pinjaman Laba Bersih Modal Investasi < 10 % < 20 % > 20 % > 10 % > 0 % < 0 % 4 CCr Total Pendapatan Tunai UPK Tota Biaya Tunai UPK > 125 % > 100 % < 100 % 5 Masy Miskin Jumlah anggota KSM yang mempero leh pinjaman. 100 % 42
Indikator Rumus Memuaskan Minimal Penundaan 6 Peminjam Perempuan Jumlah anggota KSM perempuan penerima manfaat pinjaman dibagi total penerima manfaat Sumber: Petunjuk Teknis Pinjaman Bergulir PNPMMP Tahun 2012 > 30% Tabel 4.6 Jumlah KSM, Saldo Pinjaman, Modal, Laba, Pendapatan dan Biaya Bulan Januari Juni Tahun 2015 KETERANGAN Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah KSM pinjaman menunggak >= 3 bln/kali angsuran 3 3 3 3 3 3 Jumlah KSM Aktif 124 123 123 123 123 123 Jml Saldo Pinjaman yang mengandung Tunggakan >=3 bulan/kali 15.304.000 15.304.000 15.304.000 15.304.000 15.304.000 15.304.000 Jumlah Saldo Pinjaman 725.412.950 769.289.400 790.840.300 714.832.500 726.323.200 769.122.250 Laba / Rugi 10.950.428 21.058.998 31.968.195 43.530.156 56.748.882 66.874.582 Modal 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 Jumlah Pendapatan 16.028.504 31.679.842 47.726.338 63.811.702 81.850.734 98.102.047 Jumlah Biaya Tunai 4.090.476 8.515.144 12.534.343 15.939.646 19.641.852 24.549.365 Tabel 4.7 Jumlah KSM, Saldo Pinjaman, Modal, Laba, Pendapatan dan Biaya Bulan Juli - Desember Tahun 2015 KETERANGAN Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah KSM pinjaman menunggak >= 3 bln/kali 3 3 3 3 3 3 angsuran Jumlah KSM Aktif (Non UPP-1) 123 123 132 132 132 132 Jml Saldo Pinjaman yang mengandung Tunggakan >=3 bulan/kali 15.304.000 15.304.000 15.304.000 38.368.450 38.368.450 40.885.400 Jumlah Saldo Pinjaman 864.883.800 849.160.650 799.511.200 893.895.200 842.830.600 801.131.250 Laba / Rugi 74.895.364 86.097.934 96.825.467 106.348.695 117.406.915 123.031.724 Modal 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 822.675.853 Jumlah Pendapatan 114.037.824 130.449.037 146.237.891 162.093.738 177.921.825 193.576.274 Jumlah Biaya Tunai 31.246.260 35.236.803 39.080.024 44.194.543 47.746.310 56.557.850 43
Kinerja pengelolaan pinjaman bergulir diukur dari 4 aspek yakni aspek peminjam dengan indikator LAR (Loan at Risk), aspek pinjaman dengan indikator PAR (Portofolio at Risk), aspek kemampuan pendapatan untuk menutup biaya dengan indikator CCr (Cost Coverage) dan aspek kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dengan indikator ROI (Return on Investmen). Tabel 4.8 LAR, PAR, CCR dan ROI Bulan Januari Juni Tahun 2015 Indikator RLF Januari Februari Maret April Mei Juni LAR ( Loan at Risk ) 2,42% 2,44% 2,44% 2,44% 2,44% 2,44% PAR ( Portofolio at Risk ) 2,11% 1,99% 1,94% 2,14% 2,11% 1,99% CCR (Cost Coverage at Risk ) 391,85% 372,04% 380,76% 400,33% 416,72% 399,61% ROI ( Return on Investment ) 15,97% 15,36% 15,54% 15,87% 16,56% 16,26% Anggota KSM perempuan penerima pinjaman 58,14% 58,14% 58,14% 58,14% 58,14% 58,14% KK Miskin 83,10% 83,10% 83,10% 83,10% 83,10% 83,10% Tabel 4.9 LAR, PAR, CCR dan ROI Bulan Juli - Desember Tahun 2015 Indikator RLF Juli Agustus September Oktober November Desember LAR ( Loan at Risk ) 2,44% 2,44% 2,27% 2,27% 2,27% 2,27% PAR ( Portofolio at Risk ) 1,77% 1,80% 1,91% 4,29% 4,55% 5,10% CCR (Cost Coverage at Risk ) 364,96% 370,21% 374,20% 366,77% 372,64% 342,26% RoI ( Return on Investment ) 15,61% 15,70% 15,69% 15,51% 15,57% 14,96% Anggota KSM perempuan penerima pinjaman 58,14% 58,14% 58,14% 59,34% 59,50% 59,47% KK Miskin 83,10% 83,10% 83,10% 82,69% 82,86% 82,85% 44
LAR (Loan at Risk), merupakan indikator untuk mengukur tingkat risiko pinjaman dilihat dari aspek peminjam. Karena pinjaman ini diberikan melalui KSM-KSM maka satuan peminjam yang digunakan adalah kelompok bukan perorangan. LAR Merupakan perbandingan antara Jumlah KSM menunggak 3 bulan dengan jumlah KSM peminjam. Dengan menggunakan indikator LAR, kinerja memuaskan apabila LAR <10%, minimal apabila < 20 % dan penundaan apabila 20 %. Dalam tahun 2015 kinerja UPK dalam pengelolaan pinjaman bergulir ditinjau dari aspek LAR adalah memuaskan karena LAR < 10%. Dengan capaian LAR sebesar 2,4% dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus dan mengalami penurunan menjadi 2,3% pada bulan September sampai dengan Desember 2015. LAR sebesar 2,4% menunjukkan bahwa jumlah KSM yang menunggak diatas atau sama dengan 3 bulan adalah 2,4% dari total KSM peminjam aktif. Adanya penurunan rasio LAR menunjukkan adanya kenaikan kinerja karena pinjaman yang diberikan kepada kelompok masyarakat semakin lancar pengembaliannya atau jumlah KSM yang menunggak diatas atau sama dengan 3 bulan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan terjadi penambahan jumlah KSM aktif sebanyak 11 kelompok tetapi jumlah KSM yang menunggak 3 bulan tidak mengalami kenaikan, tetap sebanyak 3 KSM. 45
Gambar 4.3 LAR Tahun 2015 Indikator PAR (Portofolio at Risk), digunakan untuk mengukur tingkat kinerja pengelolaan pinjaman bergulir dari aspek resiko pinjaman yang diberikan, dengan membandingkan antara pinjaman yang menunggak 3 bulan dengan realisasi saldo pinjaman. Kinerja dikatakan memuaskan apabila PAR <10%, minimal apabila < 20 % dan penundaan apabila 20 %. Selama tahun 2015 kinerja pengelolaan pinjaman bergulir dari aspek PAR (Portofolio at Risk) adalah memuaskan karena <10%. Yakni sekitar 2% dari bulan Januari sampai bulan September, dan meningkat menjadi 4,3% pada bulan Oktober, 4,6% bulan Nopember dan 5,1% bulan Desember. PAR 2%, menujukkan bahwa pinjaman yang menunggak 3 bulan sebesar 2% dari realisasi saldo pinjaman. Meskipun masih jauh dibawah 10% tetapi mulai bulan Oktober, terjadi kenaikan yang cukup tinggi. Terjadinya kenaikan PAR menunjukkan menurunnya kinerja pengelolaan pinjaman bergulir dari aspek jumlah pinjaman yang diberikan. 46
Terjadinya kenaikan PAR dikarenakan pada bulan Oktober pinjaman yang menunggak 3 bulan naik dari Rp.15.304.000 menjadi Rp. 38.368.450, sementara saldo pinjaman naik dari Rp. 799.511.200 menjadi Rp. 893.895.200 Gambar 4.4 PAR Tahun 2015 ROI (Return on Investmen). Untuk mengukur kemampuan dalam mendapatkan keuntungan dari modal pinjaman bergulir dengan menggunakan indikator ROI (Return on Investmen). ROI diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan modal investasi. Kinerja UPK dalam hal kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dikatakan memuaskan apabila ROI >10%, minimal apabila >0% dan penundaan apabila 0 %. Di UPK Karangwaru, ROI tertinggi dicapai dalam bulan Mei sebesar 16,56% dan terendah pada bulan Desember sebesar 14,96%. ROI sebesar 16,56% menunjukkan kemampuan untuk memperoleh laba bersih adalah sebesar 16,56% dari modal yang digunakan dalam kegiatan pinjaman bergulir. Secara keseluruhan capaian kinerja 47
UPK Karangwaru dalam memperoleh keuntungan dari modal pinjaman bergulir >10%, hal ini menunjukkan kinerja yang memuaskan. Meskipun tujuan UPK tidak semata-mata mencari keuntungan, namun lebih pada pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin, tetapi kemampuan dalam memperoleh keuntungan akan mempengaruhi keberlanjutan dan pengembangan kegiatan pinjaman bergulir UPK. Gambar 4.5 ROI Tahun 2016 CCr (Cost Coverage) CCr (Cost Coverage) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan UPK dalam menutup biaya-biaya tunai dengan pendapatan yang diperoleh. Cost Coverage diperoleh dengan membandingkan antara pendapatan tunai UPK dengan biaya tunai. CCr (Cost Coverage) dikatakan memuaskan apabila 125% >, minimal apabila 100%> dan penundaan apabila 100 %. CCr (Cost Coverage) tertinggi dicapai pada bulan Mei sebesar 416,72% dan terendah pada bulan Desember sebesar 342,26%. Capaian CCr sebesar 416,72 menunjukkan bahwa kemampuan untuk menutup biaya-biaya tunai adalah sebesar 416,72 dari biaya tunai 48
yang dikeluarkan dalam kegiatan pinjaman bergulir. Secara keseluruhan dalam tahun 2015 dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember CCr (Cost Coverage)jauh diatas 125%, hal ini menunjukkan dari indikator kemampuan untuk menutup biaya dari pendapatan yang diperoleh kinerja UPK memuaskan. Gambar 4.6 CCr Tahun 2015 Selain ke empat indikator LAR (Loan at Risk), PAR (Portofolio at Risk), CCr (Cost Coverage) dan ROI (Return on Investmen), kinerja UPK juga diukur dari jumlah peminjam warga miskin dan peminjam perempuan. Indikator memuaskan tercapai apabila 100% peminjam adalah warga miskin dan 30% nya adalah perempuan. Warga miskin yang menjadi sasaran pinjaman bergulir PNPMMP adalah warga miskin yang ada di PS2 (Pemetaan Swadaya 2). Kriteria tingkat kemiskinan ini sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat di tingkat desa/kelurahan sebelum program berjalan. Dari indikator sasaran warga miskin, belum bisa terpenuhi 100%. Namun untuk sasaran penerima manfaat perempuan sudah tercapai diatas 30%. Tidak tercapainya target 100% dikarenakan banyak lembaga-lembaga keuangan mikro disekitar Kelurahan Karangwaru sehingga banyak warga miskin yang sudah meminjam ke lembaga keuangan mikro selain UPK Karangwaru. 49
4.4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi naik turunya LAR (Loan at Risk) dan PAR (Portofolio at Risk) di UPK Karangwaru pada tahun 2015 LAR (Loan at Risk), merupakan indikator untuk mengukur tingkat risiko pinjaman dilihat dari aspek peminjam. Karena pinjaman ini diberikan melalui KSM- KSM maka satuan peminjam yang digunakan adalah kelompok bukan perorangan. LAR Merupakan perbandingan antara Jumlah KSM menunggak 3 bulan dengan jumlah KSM peminjam. Pada bulan Agustus ke September LAR mengalami penuruna, Menurut Ibu Yaya selaku sekertaris UPK Karangwaru, penurunan ini disebabkan saat itu salah satu KSM mengalami penambahan jumlah orangnya.bukan jumlah KSMnya. Dari 5 orang menjadi 11 orang. Indikator PAR (Portofolio at Risk), digunakan untuk mengukur tingkat kinerja pengelolaan pinjaman bergulir dari aspek resiko pinjaman yang diberikan, dengan membandingkan antara pinjaman yang menunggak 3 bulan dengan realisasi saldo pinjaman. Pada akhir tahun 2015 tepatnya pada bulan September ke Oktober mengalami kenaikan hal ini disebabkan oleh angsuran yang menunggak. Dan faktor-faktor yang menyebabkan angsuran menunggak Menurut ibu Larmi (manajer UPK Karangwaru), adalah : 1. Uang terpakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga 2. Ketua KSM yang bermasalah 3. Salah satu KSM yaitu KSM Damai mengurangi jatah pembayaran kreditnya. 50
4.5. Pembahasan PNPM Mandiri perkotaan sebagai program penanggulangan kemiskinan dengan pola pemberdayaan masyarakat menggunakan tiga pilar kegiatan pokok yakni kegiatan infrastruktur (fisik), kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi. Kegitan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pendapatan warga miskin dengan usahausaha produktif. Kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan menggunakan kegiatan pinjaman bergulir berupa pemberian pinjaman dengan skala mikro kepada warga miskin dalam satu wilayah desa/kelurahan. Pengelolaan pinjaman bergulir berorientasi kepada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatankegiatan produktif lainnya. Pengelolaan pinjaman bergulir dilakukan oleh UPK (Unit Pengelola Keuangan). Dalam pengelolaan pinjaman bergulir tidak hanya sekedar pencairan pinjaman bergulir ke warga miskin, didalamnya terkandung unsur pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin. Keberhasilan kegiatan pinjaman bergulir apabila pinjaman yang diberikan kepada warga miskin digunakan dengan benar sebagai modal usaha sehingga mampu meningkatkan pendapatan. Untuk itu dibutuhkan UPK yang tidak hanya sekedar sehat dari aspek keuangan, mempunyai sistim pembukuan yang standar dan sistim pelaporan keuangan yang memadai tetapi UPK juga harus mampu memberdayakan ekonomi peminjamnya dan juga pinjaman bergulir yang berfokus pada keberlanjutan. Untuk mengetahui kinerja pengelolaan pinjaman bergulir diukur melalui 4 aspek yakni aspek peminjam, aspek pinjaman, aspek kemampuan menutup biaya dari pendapatan yang diterima UPK dan aspek kemampuan dalam mendapatkan keuntungan dari kegiatan pinjaman bergulir. Dari aspek peminjam diukur dengan 51
menggunakan indikator LAR (Loan at Risk), aspek pinjaman dengan indikator PAR (Portofolio at Risk), aspek kemampuan pendapatan untuk menutup biaya dengan indikator CCr (Cost Coverage) dan aspek kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dengan indikator ROI (Return on Investmen). Hasil penilaian kinerja menunjukkan kinerja memuaskan dalam aspek LAR, PAR, ROI dan CCR. Penurunan aspek rasio LAR disebabkan saat itu salah satu KSM mengalami penambahan jumlah orangnya. Dari 5 orang menjadi 11 orang. Hal ini disebabkan karena KSM tersebut mengalami kinerja yang bagus sehingga orang-orang lebih memilih bergabung ke KSM itu daripada membuat KSM baru. Kenaikan Rasio PAR dengan meningkatnya saldo pinjaman yang tertunggak tidak terlepas dari faktor-faktor kebutuhan sehari-hari anggota KSM dan human error pada pribadi masing-masing. Seperti tampak pada penjelasan dari ibu Larmi yaitu Uang terpakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga 1. Uang terpakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, uang yang seharusnya dibayarkan justru dipakai untuk mememnuhi kebutuhan pribadi terlebih dahulu, walau pada saat jatuh tempo pembayaran akan tetapi biasanya jatah pembayaran ini dikurangi dan akan dilunasi pada akhir masa pinjaman keseluruhan. 2. Ketua KSM yang bermasalah, ketua KSM sebagai orang yang dipercaya untuk mengumpulkan uang pinjaman justru menyelewengkan uang pinjaan tersebut. 3. Salah satu KSM yaitu KSM Damai mengurangi jatah pembayaran kreditnya. KSM Damai yang seharusnya membayarkan pinjamannya secara utuh pada saat bulan oktober, justru mereka mengurangi jumlah uang pinjaman yang akan 52
disetorkan pada UPK Karangwaru. Pada akhirnya mereka melunasi semua pinjamannya pada bulan November. Keberhasilan pengelolaan pinjaman bergulir dari aspek LAR maupun PAR, menunjukkan bahwa UPK berhasil mencapai tujuan dari kegiatan pinjaman bergulir yakni memberi pinjaman kepada warga miskin untuk digunakan sebagai modal usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Keberhasilan ini karena UPK selalu bekerja sama dengan RT dan RW dalam mengatasi gejala-gejala kemungkinan terjadinya pinjaman bermasalah. Selain itu juga dengan melakukan pendekatan personal dan pembinaan terhadap KSM yang memiliki gejala-gejala bermasalah. Faktor lainnya adalah adanya tanggungrenteng dalam KSM, yang melibatkan semua anggota KSM untuk saling bertanggungjawab apabila ada salah satu anggota KSM yang tidak bisa mengangsur pinjamannya. 53