oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas Jakarta, 23 April 2015
OUTLINE I. Pendahuluan II. III. IV. Kondisi Umum Kesehatan Kondisi Umum SDM Kesehatan Tantangan Pembangunan SDM Kesehatan V. Kebijakan Pembangunan SDM Kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 VI. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan 2
I. PENDAHULUAN 3
Konsep Pembangunan Manusia Pembangunan Manusia Insan Sumber Daya Pembangunan Berharkat Bermartabat Bermoral Memiliki jati diri Sehat Berpendidikan Kompetitif Tangguh Berkepribadian Penduduk Tumbuh Seimbang Pembangunan manusia mencakup seluruh siklus hidup manusia dari sejak dalam kandungan hingga akhir hayat 4
PEMBANGUNAN SDM DALAM MISI RPJPN 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007) MISI 2005-2025 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional VISI 2005-2025 MAJU MANDIRI ADIL MAKMUR Kualitas SDM IPM IPG Penduduk tumbuh seimbang Tujuan Negara (UUD 45) Melindungi tumpah darah Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia 5
PEMBANGUNAN SDM DALAM MISI RPJMN 2015-2019 (PERPRES NO.2 TAHUN 2015) VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Kualitas SDM IPM Indeks Pembangunan Masyarakat (Indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman masyarakat) 6
KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015-2019 Nawacita Visi Misi Presiden RPJMN Renstra K/L APBN RKP Renja RPJMD Renstra SKPD APBD PEMERINTAH DAN MASYARAKAT 7
AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL (NAWA CITA) 1. Menghadirkan Kembali Negara untuk Melindungi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga Negara 2. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis dan Terpercaya 3. Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan 4. Memperkuat Kehadiran Negara dalam Melakukan Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya 5. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia 6. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional 7. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik 8. Melakukan Revolusi Karakter Bangsa 9. Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia 8
Agenda 5 Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Sub Agenda 5.1 Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana 5.2 Pembangunan Pendidikan: Pelaksanaan Program Indonesia Pintar 5.3 Pembangunan Kesehatan: Pelaksanaan Program Indonesia Sehat 5.4 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Marjinal: Pelaksanaan Program Indonesia Kerja 5.5 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Penghidupan Yang Berkelanjutan 9
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat; 2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan; 3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem 3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Pendidikan Kesehatan Perumahan Mental / Karakter DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA 10
VISI, MISI DAN PROGRAM AKSI PRESIDEN-WAPRES TERKAIT PEMBANGUNAN KESEHATAN (NAWA CITA) 1. Inisiasi Kartu Indonesia Sehat 2. Memenuhi kebutuhan layanan kesehatan, perangkat dan alat kesehatan dan tenaga khususnya untuk penduduk di perdesaan dan daerah terpencil 3. Sistem perlindungan sosial bidang kesehatan yang inklusif dan menyediakan jaminan persalinan gratis bagi setiap perempuan yang melakukan persalinan 4. Mengalokasikan anggaran sekurang-kurangnya 5% dari anggaran negara untuk penurunan AKI, AKBA, HIV/AIDS, penyakit menular dan penyakit tidak menular 5. UU Tentang Kesehatan, UU Keperawatan, pengalihan konsorsium Asuransi TKI menjadi bagian dari BPJS Kesehatan 6. Pelayanan publik dasar prima melalui pembangunan 50.000 rumah sehat dan 6.000 puskesmas perawatan 7. Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani 11
II. KONDISI UMUM KESEHATAN 12
KONDISI UMUM 1. Kesehatan ibu dan anak membaik namun belum signifikan dan kesenjangan masih cukup lebar Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi. Disparitas Masih Lebar : Persalinan di fasilitas kesehatan tertinggi berada di DIY (99%) dan terendah berada di Maluku (25,2%); Cakupan Imunisasi dasar lengkap tertinggi berada di DIY (83,1%) dan terendah berada di Papua (29,2%). 2. Status Gizi di Indonesia Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting) Wasting / kurus dialami oleh 12,1% balita Ibu Hamil di Indonesia mengalami Anemia (37,1%) 3. Pengendalian Penyakit Beban ganda penyakit: penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak menular semakin meningkat Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia cukup tinggi tahun 2013 adalah 0,43 persen Faktor Risiko PTM (Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur : 93,5%) 4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ketenagaan. 13
Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran Hidup KESEHATAN IBU DAN ANAK Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi walaupun dalam beberapa dekade terakhir AKI dan AKB telah mengalami penurunan, namun kesenjangan masih cukup lebar AKI Tahun 1994-2012 dan Target RPJMN 2019 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 390 359 334 307 306 228 1994 1997 2002-2003 2007 2012 2019 SDKI Target RPJMN 2019 Tertinggi Nasional Terendah Persalinan di Fasilitas Kesehatan (%) DIY MALUKU Sumber: Riskesdas, 2013 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (%) DIY PAPUA 14
STATUS GIZI DI INDONESIA Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting), terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi 40+ 30-39 20-29 <20 Sumber: Riskesdas, 2013 15
PENGENDALIAN PENYAKIT Indonesia menghadapi BEBAN GANDA PENYAKIT, yaitu kondisi penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak menular semakin meningkat HIV dan AIDs Prevalensi HIV dan AIDS 0,43% Jumlah kasus baru HIV positif 29.037 kasus TB Prevalensi 297 per 100.000 penduduk Jumlah penderita 893.000 kasus (2013) DBD Angka kesakitan 45,85 per 100.000 penduduk Jumlah penderita sebanyak 112.511 penduduk (2013) Malaria Angka kesakitan 1,14 per 1.000 penduduk Jumlah kasus sebanyak 412.000 kasus (2013) Filariasis Jumlah kasus sebanyak 12.714 kasus (2013) Sumber: Ditjen PP dan PL Kemkes, 2014 & Riskesdas, 2013 16
III. KONDISI UMUM SDM KESEHATAN 17
Gambaran Puskesmas dengan SDM Kesehatan Berdasarkan Standar Ketenagaan Dari 9.599 puskesmas, sebanyak 2.231 puskesmas (23%) yang memiliki dokter umum di bawah standar pola ketenagaan di puskesmas Sumber: Pusrengun BPPSDMK Kemkes, 2014 18
Gambaran RS dengan SDM Kesehatan Berdasarkan Standar Ketenagaan Dari 2.228 RS, masih terdapat 33,8% RS dengan dokter spesialis anak anak di bawah standar dan masih 29% RS dengan dokter Obgyn di bawah standar. Sumber: Pusrengun BPPSDMK Kemkes, 2014 19
Peta Persebaran Dokter di Bawah Standar Ketenagaan di Puskesmas Sumber: Pusrengun BPPSDMK Kemkes, 2014 Permasalahan puskesmas dengan dokter di bawah standar ketenagaan banyak terjadi di wilayah Indonesia Bagian Timur (provinsi dengan persentase dokter di bawah standar > 35 %) 20
Peta Persebaran Bidan di Bawah Standar Ketenagaan di Puskesmas Sumber: Pusrengun BPPSDMK Kemkes, 2014 Bidan di bawah standar ketenagaan masih banyak terdapat di puskesmas di wilayah Indonesia Bagian Timur (provinsi dengan persentase bidan di bawah standar > 40 %) 21
Persentase Lulusan Tenaga Kesehatan Yang Lolos Uji Kompetensi Sumber: HPEQ Project, 2012 Sekitar 71,3% lulusan dokter dan 53,5% lulusan D3 kebidanan yang lolos uji kompetensi. 22
IV. TANTANGAN PEMBANGUNAN SDM KESEHATAN 23
TANTANGAN KETENAGAAN KESEHATAN 1. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan 2. Pengadaan tenaga kesehatan yang memenuhi kualitas dan kompetensi pada umumnya masih belum memadai 3. Pendayagunaan ketenagaan kesehatan, pemerataan dan pemanfaatan tenaga kesehatan bermutu masih kurang terutama di DTPK. 4. Regulasi untuk mendukung upaya pengembangan tenaga kesehatan masih terbatas terutama di DTPK 5. Implementasi UU No.23 Tahun 2014 24
Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Kesehatan (Sumber Daya Manusia Kesehatan) dalam UU No.23 Tahun 2014 Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota a. Penetapan standardisasi dan registrasi tenaga kesehatan Indonesia, tenaga kesehatan warga negara asing (TK-WNA), serta penerbitan rekomendasi pengesahan rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) dan izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA) b. Penetapan penempatan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis bagi Daerah yang tidak mampu dan tidak diminati. c. Penetapan standar kompetensi teknis dan sertifikasi pelaksana Urusan Pemerintahan bidang kesehatan. d. Penetapan standar pengembangan kapasitas SDM kesehatan. e. Perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP Nasional Perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah provinsi a. Penerbitan izin praktik dan izin kerja tenaga kesehatan. b.perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah kabupaten/kota. 25
V. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM KESEHATAN DALAM RPJMN 2015-2019 26
TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT Mendukung Program Indonesia Sehat meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Dimensi pembangunan manusia meningkatkan pemeratan pelayanan kesehatan. meningkatkan perlindungan finansial Dimensi pemerataan dan kewilayahan 27
Kerangka Kebijakan Farmasi dan Alat Kesehatan Jaminan Kesehatan (KIS) Sistem Informasi Kesehatan Peningkatan Status Kesehatan Ibu dan Anak Pengawasan Obat dan Makanan Pembangunan Kesehatan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Sumber Daya Manusia Kesehatan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan Penelitian dan Pengembanga n Kesehatan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 28
UMUM Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019: Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat Pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat bertujuan untuk mendukung program Indonesia sehat dengan meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat. Reformasi terutama difokuskan pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui penguatan upaya promotif dan preventif serta pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional, penguatan sistem pengawasan obat dan makanan, serta penurunan kematian ibu dan kematian bayi. Sumber: Buku I & II RPJMN 2015-2019 29
Lanjutan Arah Kebijakan KHUSUS 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan 12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan Sumber: Buku I & II RPJMN 2015-2019 30
Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan STRATEGI a. pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan prioritas di DTPK melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), dan penempatan tenaga kesehatan baru lulus/penugasan khusus (affirmative policy) dan pengembangan model penempatan tenaga kesehatan; b. peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan dan pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan; c. peningkatan kualifikasi tenaga kesehatan termasuk pengembangan dokter spesialis dan dokter layanan primer; d. pengembangan insentif finansial dan non-finansial bagi tenaga kesehatan terutama untuk meningkatkan retensi tenaga kesehatan di DTPK; dan e. pengembangan sistem pendataan tenaga kesehatan dan upaya pengendalian dan pengawasan tenaga kesehatan. Sumber: Buku I & II RPJMN 2015-2019 31
Kerangka Pelaksanaan Kerangka Pendanaan Meningkatkan pendanaan untuk pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat Meningkatkan efektifitas pendanaan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat Kerangka Regulasi Penyusunan peraturan perundangan terkait kesehatan: 4 RUU, JKN, SDMK, rekam medis & pembiayaan PPP Kerangka Kelembagaan Nomenklatur kelembagaan dalam rangka sinergitas perencanaan, monev, penguatan POM, Health Technology Assesment 32
VI. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Peta sinkronisasi supply dan demand SDM kesehatan (database yang up-to-date) Informasi SDM kesehatan yang terpadu dan terpercaya/akuntabel Tersusunnya sistem insentif SDM kesehatan yang cukup memadai Peningkatan kompetensi SDM kesehatan SDM Kesehatan Indonesia yang diakui secara global Fasilitas pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan bermutu dan berkelas dunia 33
TERIMA KASIH