PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEGIATAN. Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs Megalitik Lore Sulawesi Tengah dengan Aplikasi 3D Laser Scanning

3D LASER SCANNER PHOTOGRAMMETRY

PEMBINAAN TENAGA TEKNIS REGISTERASI CAGAR B UDAYA MUHAMMAD RAMLI

Laporan Kegiatan P a g e 1 Perekaman Data dan Pendokumentasian Penyelamatan Situs Jatigede Sumedang dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

PEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN SITUS-SITUS DI JAWA BARAT DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER PHOTOGRAMMETRY

Brahmantara Balai Konservasi Borobudur

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Keberadaan Museum Nasional Indonesia diawali dengan berdirinya lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

BAB 2 STUDI REFERENSI

Penggunaan Drone sebagai Media Digitasi Penggambaran 3 Dimensi Bangunan dan Pemetaan Kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data

BOROBUDUR: catatan restorasi candi terbesar dalam sejarah dunia

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MODUL III PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

III. DATA SUMBER PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM DAN STRUKTUR BIROKRASI MUSEUM NASIONAL JAKARTA. A. Sejarah Singkat Museum Nasional Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

RANCANG BANGUN APLIKASI VIRTUAL TOUR MUSEUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT UNTUK EDUKASI SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

Pedoman Database Koleksi Museum. cagarbudaya.kemdikbud.go.id

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

Metode Alih Media Arsip Statis Menggunakan Pemindai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN TIM PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA BAGI PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

Basic Photography. Setting & Composition PART II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012

APLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Disusun Oleh: Agus Widanarko

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

DAFTAR ISI BAB II LANDASAN TEORI Reverse Engineering D Laser Scanning Laser... 7

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

( Word to PDF - Unregistered ) Ujian KKMM-06 JULHAM AFANDI.,S.KOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Membuat Iklan Produk Dengan 3DStudio Max

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt

BAB III METODE PENCIPTAAN

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

BAB III METODE PENELITIAN

REKONSTRUKSI MODEL 3D CANDI JAWI DENGAN METODE STRUCTURE FROM MOTION (SFM) FOTO UDARA

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

PEDOMAN MUSEUM SITUS CAGAR BUDAYA DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Menggunakan Scanner ADF dan Portable

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

PENGERTIAN CAGAR BUDAYA

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

- Sumber dan Akuisisi Data - Global Positioning System (GPS) - Tahapan Kerja dalam SIG

Tujuan : v Mengetahui fasilitas dari SONY VEGAS 6.0 v Mengetahui cara pengunaan SONY VEGAS 6.0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STANDAR OPERASIONAL PERIZINAN DAN PEMANFAATAN CANDI BOROBUDUR, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJI PENGARUH PARAMETER KAMERA TERHADAP REKONTRUKSI BENDA 3D MENGGUNAKAN TEKNIK DIGITAL PHOTOGRAMMETRY STUDI KASUS: REKONTRUKSI SAYAP TENGAH CN-235

MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

LOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER

Transkripsi:

L A P O R A N K E G I A T A N PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN Penelitian dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi BALAI 3D KONSERVASI Laser Scanner BOROBUDUR P a g e 1

Laporan Kegiatan PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN BALAI KONSERVASI BOROBUDUR Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 2

Daftar Isi LEMBAR KEGIATAN... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan... 5 B. Maksud Dan Tujuan Kegiatan... 6 C. Ruang Lingkup Kegiatan... 6 D. Pelaksanaan Kegiatan... 7 E. Output data... 7 BAB II PEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN A. Perekaman Data... 9 B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian... 9 C. 3D Laser Scanner photogrammetry... 11 D. Spesifikasi Alat (Scanstation 2)... 12 E. Peralatan Kerja... 13 F. Metode Pengambilan Data... 14 G. Survey Lokasi Dan Persiapan... 14 H. Scanning Obyek... 16 I. Scanning Target... 17 J. Pengolahan Data Akhir... 18 BAB III ANALISA DATA A. Museum Nasional... 19 B. Data Perekaman dengan Aplikasi 3D Laser scanning... 21 C. Project Data... 21 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 3

D. Proses Scanning dan Perekaman Data... 21 E. 3D Image modeling... 24 PENUTUP... 63 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 4

Bab. I Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam Collier's Enclopedia, vol. 16 (1963 : 716) disebutkan, bahwa museum adalah suatu institusi yang terbuka untuk umum dan pengelolaannya demi kepentingan umum untuk tujuan konservasi, pemeliharaan, pendidikan, pengelompokkan, serta memamerkan objek yang mempunyai nilai pendidikan dan budaya. Sedangkan Parker (1945) menerangkan, bahwa museum dalam pengertian modern adalah suatu lembaga yang aktifitasnya mengabdikan diri pada tugas interpretasi dunia manusia dan lingkungan. Berbagai museum yang berdiri megah, mempunyai koleksi lengkap dan dipelihara dengan biaya yang tidak sedikit, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap museum, hingga kini, masih jauh dari harapan, artinya : sedikit sekali orang yang tahu dan mau memahami bahwa museum bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi. Mereka umumnya memandang museum tidak lebih dari gudang tempat penyimpanan barang tua dengan suasana ruangan yang menyeramkan. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang membutuhkan museum relatif masih sedikit. Hal ini dapat kita saksikan dari minimnya jumlah pengunjung museum, baik secara perorangan maupun rombongan/kelompok. Selain itu, kebanyakan pengunjung museum yang berkunjung ke museum-museum yang ada di Indonesia, umumnya sebagian terbesar karena tugas sekolah, dan hanya sedikit yang datang karena ingin tahu atau keinginan sendiri. Kondisi ini jauh berbeda dengan keadaan di negara-negara maju, di mana kunjungan ke museum sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama bagi siswa, karena merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan mutu untuk meningkatkan tingkat kunjungan dan perhatian masyarakat, maka sebuah museum perlu meningkatkan daya tarik, salah satu udaha yang mungkin bisa dilakukan adalah Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 5

mengupdate data dan informasi museum, pengembangan display dan sistem informasi koleksi yang ada dimuseum dan juga penataan koleksi. Seiring dengan pengembangan kegiatan museum tersebut Museum Nasional bekerjasama dengan Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) kemudian menggandeng beberapa insitusi lain seperti Balai Konservasi Borobudur melakukan kegiatan Penelitian dan Pendokumentasian dalam rangka Penataan Ulang Koleksi di Gedung Gajah (Gedung Selatan) Museum Nasional. B. Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan Penelitian dan Pendokumentasian dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Gedung Cagar Budaya Museum Nasional. Tujuan kegiatan ini adalah memperoleh data - data teknis ukuran dan gambar yang detail, akurat dan informatif pada masing-masing Ruang Bangunan. C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan ini meliputi perekaman data dan pengolahan data scanning Ruang Koleksi Arkeologi dan Antropologi Gedung A yang meliputi : 1. Ruang Jawa dan Sumatra 516 m² 2. Ruang Pasren 184 m² 3. Ruang Bali Kalimantan, Sulawesi 468 m² 4. Ruang Irian 697 m² 5. Ruang Rumah Adat 6. Ruang Keramik 7. Ruang Terakota 8. Ruang Thailand 9. Ruang Storage Tekstil 10. Ruang Prasejarah dan Perunggu 11. Ruang Kerta Rajasa 12. Ruang Sejarah 13. Ruang Lobi Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 6

D. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dibagi menjadi 2 tahap pekerjaan yaitu : 1. Perekaman data dilapangan selama 2. Pengolahan data dan pembuatan Laporan akhir. E. Output Data Hasil dari Perekaman data dengan Aplikasi 3D Laser Scanner ini berupa Gambar 2D dan 3D yang meliputi : a. 3D Image Point Clouds (semua sasaran perekaman) b. Asbuilt Drawing 2 Dimensi yang meliputi : 1. Denah Gedung Lama ( Gedung Arca dan Gedung Gajah) 2. Tampak Depan Museum Nasional (Gedung lama) 3. Tampak Samping Museum Nasional (Gedung lama) 4. Tampak Atas Atap Museum Nasional (Gedung lama) 5. Denah Ruang Koleksi Arkeologi Gedung A 6. Denah Penataan Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 7. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 8. Denah Penataan Koleksi Ruang Pasren 9. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 10. Denah Penataan Koleksi Ruang Kalimantan dan Sulawesi 11. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 12. Denah Penataan Koleksi Ruang Irian 13. Detail Dinding Koleksi Ruang Irian 14. Denah Penataan Koleksi Ruang Rumah Adat 15. Denah Penataan Koleksi Ruang Keramik 16. Denah Penataan Koleksi Ruang Teracota 17. Denah Penataan Area Terbuka Ruang Kertarajasa 18. Detail Tampak depan Sisi Panjang Kolom Ruang Kertarajasa 19. Detail Tampak depan Sisi Pendek Kolom Ruang Kertarajasa 20. Tampak Atas Ruang Lobi Museum 21. Tampak Depan Detail Kolom Ruang Lobi 22. Tampak Samping Detail Kolom Ruang Lobi Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 7

23. Detail Pintu 1 24. Detail Pintu 2 25. Detail Pintu 3 26. Detail Pintu 4 27. Detail Sampel Profil Dinding Ruang Toko Merah. Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 8

Bab. II Perekaman Data dan Pendokumentasian A. Perekaman Data dan Pendokumentasian Proses perekaman data, sistem pendokumentasian dan manajemen informasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rangkaian kegiatan tersebut digunakan sebagai salah satu usaha pelestarian dan pemeliharaan obyek Benda Cagar Budaya. Dalam sebuah manajemen informasi dan sistem pendokumentasian obyek Benda Cagar Budaya perlu melibatkan berbagai multi disiplin ilmu untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh dan lengkap. Sistem informasi yang menyeluruh dan lengkap dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai : a. Sebagai sarana pengetahuan, pemahaman tentang suatu maksud/arti dan nilai-nilai dari keberadaan suatu BCB. b. Sebagai sarana mempromosikan suatu BCB dan pembuatan suatu manajemen informasi dan perijinan. c. Sebagai base-data dalam rangka pemeliharaan dan konservasi jangka panjang. d. Dapat juga dipertimbangkan sebagai data untuk pembuatan polis asuransi untuk menanggulangi kerusakan dan kerugian. e. Sebagai sumber data untuk anak cucu dan generasi masa depan. B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian Sistem pendokumentasian khususnya untuk Benda Cagar Budaya mengalami perkembangan yang cukup pesat, beberapa perkembangan sistem pendokumentasian Benda Cagar Budaya antara lain : Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 9

a. Sketsa merekam data/obyek dengan melihat langsung melalui berbagai keanekaragaman format, kemudian dituangkan dalam bentuk gambar dengan dimensi dan akurasi yang kurang teliti b. Hand Survey Teknik Perekaman dengan mengukur obyek menggunakan tangan, berdasarkan penilaian dan peralatan sederhana. c. Photograpy Teknik Perekaman modern dengan menggunakan alat kamera disertai dengan metode metode khusus untuk mendapatkan data langsung dari obyek d. Photogrammetry Teknik Perekaman obyek dengan teknik pengambilan foto stereo yang saling bertampalan sehingga membentuk gambar 3 dimensional dan berkoordinat. e. 3D Laser Scanner Photogrammetry Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 10

Tabel 1. Frame work Metode Pendokumentasian A akurasi rendah Manual Recording Photo sederhana Sketsa Digital Recording B akurasi menengah Photo format besar dan detail Gambar tangan C akurasi tinggi Photograph format besar photography resolusi tinggi Foto stereo Photogrammetry Gambar Tangan Data Gambar AUTOCAD Gambar AUTOCAD DIGITAL Photogramettry Vektor /CAD detail ukuran GPS detail ukuran autocad overlay dengan photo TOTAL STATION GPS 3D Modeling rekonstruksi 3D Laser Scanning GPS, 3D modeling Raster Photo DIGITAL Photo DIGITAL Photo DIGITAL resolusi tinggi Image Scanning PHOTO Digital VIDEO FOTO UDARA High resolution FOTO UDARA resolusi tinggi Digital VIDEO sumber : gettybook-guiding principal 2007 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 11

C. 3D Laser Scanner Photogrammetry 3D Laser Scanner adalah Metode Perekaman Data/Dokumentasi dengan akurasi yang sangat tinggi, detail dan akurat, menggunakan sistem laser yang merekam data 3 Dimensional (x,y,z) permukaan obyek tanpa menyentuh/bersinggungan langsung dengan obyek itu sendiri Gambar 1. Sistem kerja 3D Laser Scanner Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 12

D. Spesifikasi Alat (Type Scanstation 2) a. Metrology method : Pulsed time of flight b. Field of view : 3600 horizon. and 2700 vert. c. Optimal scan distance : 1 m 100 m d. Scanning speed : up to 1.800 points/seconds e. Accuracy in distance (50m) : 6 mm (single measurement) f. Angular resolution : 60 micro-radians g. Divergence/spot size in 50m : 6 mm h. Calibrated video camera : RGB 64 mega-pixels,spatially Rectified E. Peralatan kerja Sistem Kerja pada 3D Laser Scanner menggunakan tenaga listrik (genzet/baterai), sedangkan unit pokok 3D laser scanner itu sendiri terdiri dari : 1. Scanning head 2. Tribach 3. Tripod 4. Kabel data sheet (land cabel) 5. Target scan (untuk penggabungan areal scan) 6. Laptop perekam data di lapangan 7. PC pengolah data 8. Camera pendukung DSLR Canon EOS 7 D, EfS Lens 10-22 mm Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 13

Gambar 2. Alat kerja 3D Laser Scanner F. Metode Pengambilan Data 1. Survey Lokasi dan persiapan Sebelum dilakukan scanning tahap awal yang dilakukan adalah persiapan dan survey lokasi. Survey lokasi ditujukan untuk mendapatkan gambaran lokasi obyek dan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini berkaitan dengan posisi titik berdiri scan dan alur yang akan dibuat. 2. Scanning obyek Setelah tahap persipan dan survei dilakukan tahap selanjutnya adalah Scanning obyek dengan Instrument 3D laser scanner. Ada beberapa tahapan / proses yang dilakukan yaitu : Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 14

a. Acquire Photo Image. : proses pengenalan obyek yang dilakukan dengan capturing obyek. Hasil yang dapat dilihat pada proses ini adalah hasil foto dengan dimensi keliling sampai 360 untuk arah horisontal dan 270 untuk arah vertikal. Gambar 3. Acquire Photo Image Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 15

b. Scanning : merupakan proses inti dari Laser Scanning dimana instrument melakukan perekaman terhadap surface obyek dengan menggunakan laser yang kemudian tersimpan dalam data point (Point Clouds) berkoordinat (x,y,z). Bagian obyek yang akan di scan dapat disetting sesuai dengan keinginan kita. Untuk setingan kerapatan point dapat dilakukan sampai dengan spasi 2 mm, semakian kecil/rapat setingan spasi yang kita lakukan maka data akan semakin kompleks dan detail, jumlah point yang dihasilkan akan semakian besar dan waktu yang dibutuhkan pun akan semakin lama. Gambar 4. Scanning Obyek c. Registrasi : proses penggabungan dari beberapa Scanworld. Ketika kita melakukan scanning terhadap suatu obyek untuk mendapatkan data menyeluruh maka kita akan berdiri lebih dari 1 titik berdiri, setelah scanning total kita lakukan maka data tiap kali kita berdiri itu akan menghasilkan scanworld. Untuk mendapatkan data koordinat, dimensi yang akurat maka kita harus melakukan proses registrasi diatas. Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 16

Sebagai titik ikat untuk penggabungan kita menggunakan data dari target scan. Untuk registrasi dari scanworld 1 ke scanworld 2 minimal menggunakan 3 titik target, semakin banyak target yang digunakan maka akan semakin bagus data yang dihasilkan. Eror yang dihasilkan pada proses registrasi harus mempunyai nilai dibawah 6 mm. Gambar 5. Menu Registration dari beberapa Scanworld 3. Scanning Target Merupakan proses pengambilan data 3 D untuk target yang dipasang pada sekitar obyek. Minimal target yang dipasang untuk proses penggabungan/registrasi adalah sebanyak 3 buah dengan setingan spasi serapat mungkin (±2 mm). setingan kerapatan ini akan berpengaruh pada keakuratan hasil koordinat x,y dan z. Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 17

Gambar 6. Scanning Target (model space view) 4. Pengolahan Data Akhir Dari semua data scanning yang kita dapatkan dan kita rekam dilapangan selanjutnya dilakukan pengolahan data akhir. pengolahan data diawali dengan transfering data dari laptop ke PC yang khusus digunakan untuk pengolahan data akhir. Output data yang dihasilkan dari proses ini berupa : a. As-built drawing 2 Dimensi : perspektive view ; front view ; top view; right view dan left view : format dwg, dxf (Autocad format) b. Fly through animation : digunakan untuk visualisasi dimensi, elevasi dll. : format avi. c. 3D Model Image point clouds : format jpeg; bmp; tif Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 18

Bab. III Analisa Data A. Museum Nasional Museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan bendabenda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum. Di masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara. Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868. Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak itu pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut. Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman depan Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 19

museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia. Foto 1. Museum Nasional Tampak Halaman Tengah Bangunan Museum Nasional Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara gedung lama. Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca. Beberapa bangunan yang menjadi bagian dari Museum Nasional diantaranya : 1. Monumen Gajah (terletak di depan Gedung Gajah) 2. Gedung Gajah Museum Nasional (Gedung Selatan) 3. Gedung Arca Museum Nasional (Gedung Utara) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 20

B. Data Perekaman dengan Aplikasi 3D Laser Scanning 1. Project Data a. Object name : Museum Nasional b. Deskripsi object : Gedung Gajah c. Lokasi : Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Jakarta Pusat d. Luas area scan : ± (184, 894 x 149,236) m2 e. Lama Perekaman : 63 jam f. Titik berdiri : 14 titik g. Spasi scan : 6 mm - 2 cm h. Jumlah point : 71.231.343 point 2. Proses Scanning dan Perekaman data Proses scanning dimulai pada Candi Jiwa dengan jumlah titik berdiri 5 titik yaitu pada masing masing sisi candi dan pada bagian tengah, untuk Candi Blandongan jumlah titik berdiri lebih banyak karena bentuk bangunan yang berbeda, jumlah titik berdiri yang dibutuhkan sebanyak 7 titik dengan rincian setting pengukuran dan script sebagai berikut : Tabel 2. Detail setting Pengukuran dan data script scanning Situs Batujaya No. Point Standing Location Script Resolution/spasi ScanworId 1& 2 R. Etnografi Jawa Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 R. Etnografi Bali Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 R. Gamelan Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 R. Etnografi Kalimantan Sulawesi Arah scan - semua sisi arah 360 - target - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 21

ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 2 Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 1 (4 ruang) ScanworId 1& 2 R. Pamer Batu Terbuka Arah scan - semua sisi arah 360 - target Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 Halaman Terbuka Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 R. Rotunda dan Gudang Alat Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 Loby Masuk Arah scan - semua sisi arah 360 - target ScanworId 1& 2 Halaman Depan Museum Arah scan - semua sisi arah 360 - target - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm - 5 mm - 2 mm 3. 3D Image Modeling Untuk mendapat data obyek secara utuh dan menyeluruh harus dilakukan proses registration/penggabungan dari semua scanworld. Prosesing output data 3D image modeling didapatkan setelah semua data tergabung. Keteliitian data hasil penggabungan dengan tingkat eror tidak boleh melebihi 0,02 mm Data hasil proses snapshoot dan rendering menghasilkan 3D Image Modeling sebagai berikut : Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 22

Gambar 7. Perspective View 1 Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 23

Gambar 8. Perspective View 2 Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 24

Gambar 9. Perspective View 3 Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 25

Gambar 10. Tampak Depan Museum Nasional ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 26

Gambar 11. Perspektive View Ruang Etnografi ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 27

Gambar 12. Perspektive View Detail Kolom ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 28

Gambar 13. Perspektive View Detail Kolom ( Intensity Colour Map) Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 29

d. Asbuilt - Drawing 2 Dimensi Setelah langkah analisa dan rendering 3D Image modeling dilakukan, langkah selanjutnya adalah pembuatan Asbuilt-drawing 2D. Pembuatan Asbuilt-drawing 2D melalui proses mengimport data 3D Image Point ke dalam software Autocad, kemudian dilakukan digitasi terhadap data 3D Image point tadi. Setelah melalu proses digitasi maka akan dihasilkan gambar 2D yang terdiri dari : a) Asbuilt Drawing 2D - Tampak Atas (Top View) b) Asbuilt Drawing 2D Depan (Front View) c) Asbuilt Drawing 2D - Samping (Left/Right View) d) Asbuilt Drawing 2D - Potongan 30 Penelitian dan Pendokumentasian P a g e

Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 31

Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 32

Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 33

Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 34

Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 35

Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 36

Penelitian dan Pendokumentasian P a g e 37

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 38

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 39

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 40

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 41

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 42

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 43

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 44

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 45

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 46

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 47

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 48

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 49

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 50

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 51

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 52

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 53

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 54

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 55

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 56

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 57

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 58

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 59

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 60

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 61

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 62

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 63

Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 64

Penutup Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya Museum Nasional dengan aplikasi 3D Laser Scanner merupakan kegiatan perekaman data untuk mendapatkan data gambar existing dalam rangka penataan koleksi Gedung Gajah Museum Nasional. Output data dari Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian diharapkan bermanfaat kedepan terutama sebagai reference data dan data base untuk kegiatan pengembangan dan penelitianpenelitan lanjutan. Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 65

h e r i t a g e 3D www.konservasiborobudur.org Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs-situs di Jawa Barat dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Photogrammetry P a g e 66