BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh : BAGUS DWIPURWANTO

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. memilki banyak pulau sehingga moda transportasi udara dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

memudahkan responden dalam mempelajari kuesioner dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan maka pertanyaan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini memberikan perubahan yang sangat signifikan

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

perputaran roda ekonomi semakin cepat. Di Indonesia, dalam lima tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. atau barang dari suatu merek dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor apapun

DAFTAR ISI. xxi. Halaman DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR LAMPIRAN... xxix

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bisa bepergian kemana saja. Banyak maskapai melihat ini. persaingan penerbangan nasional yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 56,5 persen dari total jumlah penduduk (Kelas Menengah dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. hanya itu, Indonesia juga memiliki modal besar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004)

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dahulu, sarana transportasi laut menjadi pilihan utama bagi masyarakat menengah ke

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam segala aspek kehidupan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi adalah suatu alat penunjang kemudahan yang berperan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah.

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam

penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, manusia telah memasuki jaman yang mendunia,

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Citilink

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan itu berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(passenger). Hal ini, menurut Radjasa (2006) bisa dilihat dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service

BAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi pada industri penerbangan di Indonesia berkaitan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Strategi Bisnis (Business Strategy Analysis)

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

4.2.1 Jenis. Responden terbagi ke dalam. Pria dan Wanita. Jenis Kelamin. kelamin Pria Usia. empat (4) yaitu kurang. atas 50 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan didalam dunia usaha hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap jasa penerbangan sebagai moda transportasi yang cepat dan efisien

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat seperti saat ini. Salah satu keuntungan strategi bagi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

I. PENDAHULUAN. Transportasi menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal

ANALISIS PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP REPURCHASE INTENTION

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. yang kian hari kian pesat, denga dilakukan oleh manusia dapat disebarkan secara

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya kelas ekonomi, bisnis, hingga eksekutif yang menjadi salah satu

1 PENDAHULUAN. 1 Sumber dari 2 Sumber dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan masyarakat kelas menengah di Indonesia

Syarat & Ketentuan. Ketentuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Amstrong, 2004). Dalam hal ini perusahaan pelayanan jasa travel dan tour yang

Transkripsi:

92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, berikut akan disajikan kesimpulan hasil penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen brand awareness terhadap variabel dependen purchase intention. Hal ini diketahui dari uji t, dimana nilai t hitung > t tabel (3,652 > 1,9761 ) atau Sig < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen brand awareness terhadap variabel dependen purchase intention. Selanjutnya dari nilai koefisien regresi brand awareness (X1) diketahui bahwa nilai 1 = 0,211 atau bernilai positif. Jadi, brand awareness mempunyai pengaruh yang positif terhadap purchase intention, dimana jika brand awareness semakin meningkat, maka purchase intention juga akan semakin besar atau meningkat, demikian juga sebaliknya, jika terjadi penurunan brand awareness, maka purchase intention juga akan semakin kecil atau menurun. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen Brand Association terhadap variabel dependen purchase intention. Hal ini diketahui dari uji t, dimana nilai t hitung > t 92

93 tabel (2,641 > 1,9761 ) atau Sig < 0,05 (0,009 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen Brand Association terhadap variabel dependen purchase intention. Selanjutnya dari nilai koefisien regresi Brand Association (X2) diketahui bahwa nilai 1 = 0,248 atau bernilai positif. Jadi, Brand Association mempunyai pengaruh yang positif terhadap purchase intention, dimana Brand Association semakin meningkat, maka purchase intention juga akan semakin besar atau meningkat, demikian juga sebaliknya, jika terjadi penurunan Brand Association, maka purchase intention juga akan semakin kecil atau menurun. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen pricing terhadap variabel dependen purchase intention. Hal ini diketahui dari uji t, dimana nilai t hitung > t tabel (4,012 > 1,9761 ) atau Sig < 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen pricing terhadap variabel dependen purchase intention. Selanjutnya dari nilai koefisien regresi pricing (X3) diketahui bahwa nilai 1 = 0,343 atau bernilai positif. Jadi, pricing mempunyai pengaruh yang positif terhadap purchase intention, dimana pricing semakin meningkat, maka purchase intention juga akan semakin besar/meningkat, demikian juga sebaliknya, jika terjadi penurunan pricing, maka purchase intention juga akan semakin kecil atau menurun.

94 5.2 Saran 5.2.1 Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian tersebut, berikut akan disajikan implikasi manajerial yang penting untuk diperhatikan oleh pihak perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Lion Air, sebaiknya terus mempertahankan brand equity, dimana dalam hal ini setiap pernyataan pada dimensi-dimensi brand equity berupa brand awareness, brand association dan pricing, Lion Air mempunyai rata-rata jawaban tertinggi dibandingkan dengan Citilink dan Air Asia. Sehingga sebaiknya terus mempertahankan brand equitynya karena setiap kenaikan brand equity akan memperngaruhi purchase intention. Seperti diketahui bahwa Lion Air mempunyai rute domestik paling banyak (65 kota), mempunyai jenis pesawat (tipe armada) yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Citilink dan Air Asia (5 tipe armada), selain itu Lion Air juga mempunyai Passenger Load Factor (PLF) yang lebih besar (87,87%) jika dibandingkan dengan dua maskapai lainnya (Citilink dan Air Asia). Walau dalam hal ini, tidak bisa dipungkiri bahwa harga jual tiket (contoh: tiket 1 arah Jakarta-Surabaya) Lion Air jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan dua maskapai lainnya (Citilink dan Air Asia), oleh karena itu diharapkan agar pihak Lion Air dapat melakukan revaluasi harga agar makin terjangkau atau paling tidak setara dengan maskapai lainnya, misalnya dengan menekan biaya seperti yang sudah dilakukan Citilink, yaitu Low Cost Provider, dimana bisa saja untuk jarak pendek (misal: Jakarta-Bandung, Jakarta- Semarang yang tidak memakan waktu lama) atau pihak maskapai Lion Air dapat

95 mengimbanginya dengan pelayanan yang lebih baik, seperti jadwal keberangkatan yang lebih tepat waktu, dan kemudahan dalam pemesanan tiket, dan lainnya 2. Bagi Air Asia hendaknya makin meningkatkan kinerjanya agar dapat terus bersaing dengan maskapai laindan mempertahankan kinerjanya yang sudah dilakukan oleh Air Asia dengan menggunakan pesawat terbaru dan pilot yang telah berpengalaman. Hal ini perlu dilakukan agar keselamatan bagi para penumpang, serta memberikan pelatihan terbaru bagi para kru penerbang (Pilot dan Co-Pilot) yaitu berupa pelatihan menanggani masalah bila terjadi keadaan darurat yang akan menimbulkan kecelakaan penerbangan dalam pesawat terbarunya Boeing maupun Airbus-nya misalnya pelatihan mendarat darurat, mendarat bila terjadi masalah pada roda pendaratan, atau lainnya sehingga dapat mengurangi resiko yang terburuk. 3. Khusus bagi Citilink, yang mempunyai persepsi terendah dalam penilaian konsumen (responden), baik dalam hal brand equity maupun purchase intention, maka sebaiknya segera memperbaiki kinerjanya, karena saat ini setiap maskapai saling bersaing dengan ketat dalam usahanya menarik minat konsumen, jika hal ini terus terjadi, maka tidak menutup kemungkinan maskapai ini akan makin ditinggalkan konsumen. Seperti diketahui, bahwa maskapai Citilink sejak tanggal 15 Januari 2008, Citilink menghentikan operasinya karena merugi. Dan kemudian dengan manajemen baru di bawah PT. Garuda Indonesia, sebaiknya mulai dengan strategi baru, seperti menggunakan strategi Low Cost Provider, dimana Citilink berusaha memotong biaya serendah mungkin sebagai basis

96 persaingan untuk menarik spektrum pelanggan dengan kebutuhan dasar menggunakan maskapai penerbangan yang lebih luas. Selain itu pihak perusahaan juga dapat dengan memprioritaskan pada rute penerbangan tertentu yang memang sangat dibutuhkan atau paling banyak digunakan. 5.2.2 Implikasi Teoritis Implikasi teoritis berisi tentang kontribusi yang diperoleh dari penelitian terhadap teori yang ada. Implikasi yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana baru untuk penelitian yang berhubungan dengan pengaruh brand equity terhadap purchase intention pengguna maskapai penerbangan. 2. Pengolahan data dilakukan dengan metode multiple regression. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terhadap pengaruh yang signifikan antara Brand awareness, Brand association, dan Pricing terhadap purchase intention, dimana pengaruh ketiga variabel tersebut adalah signifikan. 3. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan brand equity dengan faktor-faktor analisis seperti Brand awareness, Brand association, dan Pricing. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya referensi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh Brand awareness, Brand association, dan Pricing yang pada maskapai penerbangan

97 dimana akhirnya mampu menciptakan purchase intention bagi para penggunanya. 5.2.3 Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya Jumlah responden dalam penelitian ini hanya berjumlah 150 orang dan hanya ditujukan kepada pengguna maskapai penerbangan Lion Air, Citilink dan Air Asia di Jakarta, sehingga belum cukup untuk menggambarkan keseluruhan hipotesis. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menjangkau responden secara lebih luas lagi, ke kota-kota lain dan maskapai lain seperti Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Mandala Airlines, Sriwijaya Air, Batavia Air, dan lainlainnya. Penelitian ini hanya terbatas pada peranan brand awareness, brand association, pricing dan purchase intention. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lainnya yang juga berpengaruh terhadap purchase intention, seperti harga, kualitas pelayanan, keselamatan, citra merek, dan bisa juga menggunakan variabel antara (intervening) seperti kepuasan dan trust, misalnya.