BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing yang muncul pada era global ini memiliki kemampuan kompetitif sangat ketat. Selain para pesaing lama, juga dihadapkan dengan banyaknya perusahaanperusahaan baru yang bermunculan dari dalam maupun luar negeri. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan lama yang tidak mampu berkompetisi akhirnya mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, manajemen pemasaran yang baik perlu dilakukan oleh setiap perusahaan, mengingat pemasaran merupakan hal utama yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Untuk tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan, maka perusahaan tidak hanya sekedar mengembangkan produk yang baik dan penawaran harga bersaing, tetapi juga perlu memiliki kemampuan berkomunikasi dengan para pelanggan, pengecer, pemasok, masyarakat umum dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Informasi itu sangat penting dalam pemasaran, agar setiap pihak yang berkepentingan mengerti maksud dari usaha atau produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, dalam penyampaian informasi tersebut diperlukan adanya suatu kegiatan komunikasi yang efektif atau biasa disebut dengan kegiatan promosi. Kawasan Industri adalah suatu tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri. Hal ini berbeda dengan Zona Industri yang juga merupakan pemusatan industri tetapi tanpa dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang memadai. Di Indonesia, pada awalnya kawasan industri hanya dikembangkan oleh pemerintah melalui BUMN / BUMD sebagai reaksi terhadap meningkatnya jumlah industri dengan dampak polusi 1
2 lingkungan yang diakibatkannya, keterbatasan infrastruktur, dan masalah perkembangan kawasan permukiman yang berdekatan dengan lokasi industri. Namun seiring dengan meningkatnya investasi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, maka pemerintah melalui Keppres No. 53 tanggal 27 Oktober tahun 1989 mengijinkan usaha kawasan industri dikembangkan oleh pihak swasta. PT. JIEP merupakan perusahaan pengelola Kawasan Industri pertama di Indonesia, yang pada awalnya bertugas menyediakan Tanah Kapling Industri (TKI) dan semua fasilitas industri yang tertata dengan baik bagi para investor yang akan melakukan investasi di bidang manufacturing. Pada perkembangan selanjutnya dan sesuai dengan tuntutan pasar, PT. JIEP melaksanakan diverfisikasi sekaligus perluasan usaha dengan membangun secara bertahap bangunan sewa seperti Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP) 1 s/d 4 lantai, Pergudangan (tertutup dan terbuka), Transit Warehouse, Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK), serta bangunan pendukung lainnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih menjamin kelangsungan hidup perusahaan di masa depan. Pada tanggal 26 Juni 1973, dibentuklah JIEP menggantikan Proyek Industrial Estate Pulogadung sesuai Surat Keputusan Gubernur Propinsi KDKI Jakarta No. D.Va.3/2/36/73. Sampai saat ini komposisi pemegang saham 50 persen milik Negara RI dan 50 persen milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Selanjutnya tertuang dalam perubahan anggaran dasar perusahaan terakhir yang telah diumumkan dalam Berita Negara RI No. 8679 Tahun 1999, tambahan Berita Negara RI tanggal 31 Desember 1999 No. 105. Kemajuan pembagunan Jakarta dengan beragam dinamika pertumbuhan ekonomi, bisnis dan industri semakin mendorong kemajuan KIP. Bahkan saat ini, KIP telah berkembang menjadi kawasan industri dan distribusi strategis yang berada di tengah kota Jakarta. Tingkat hunian di KIP selalu tinggi, di atas 90 persen. Tercatat ratusan investor dan tenant melakukan usahanya di KIP, dengan komposisi sekitar 65 persen investor lokal dan sisanya asing. Pesatnya pembangunan diikuti urbanisasi penduduk yang berdampak langsung dan secara otomatis pemukiman penduduk semakin melebar. Itulah mengapa jajaran manajemen JIEP kesulitan melakukan ekspansi areal. Bahkan
3 Manajemen JIEP tidak kehilangan akal. Di bawah kendali direksi baru, terus berupaya mencari terobosan dengan mengoptimalkan potensi lahan yang ada. Tidak ada jalan lain untuk mengembangkan usaha PT JIEP. PT.JIEP akan melakukan inovasi-inovasi baru dan merevitalisasi asset yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak laba usaha perusahaan yang saat ini belum memuaskan pemegang saham. Alasan ini diperkuat dengan melihat penurunan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 laba bersih perusahaan mencapai Rp 18,9 miliar, namun di tahun 2007 jumlah tersebut turun menjadi Rp 15 miliar dan tahun 2008 perolehan laba kembali menurun hingga Rp 12 miliar. Penurunan performa disebabkan oleh terganggunya pemasaran produk dan pricing. Saat ini, PT JIEP terus menggiatkan diri dalam pengembangan usaha dalam mengelola Jiep Distribution Centre (JDC) di blok OR 5 di lingkungan KIP di atas lahan seluas 1,5 hektar. Keberadaan JDC juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti alat bongkar muat dan space untuk disewakan, serta berbagai sarana prasarana pendukung lainnya. PT JIEP melakukan transpormasi dari penyewa menjadi warehouse management. Restrukturisasi dan terobosan usaha ini diharapkan bisa meningkatkan daya beli PT JIEP terlebih memasuki persaingan pasar bebas yang kian ketat. Utamannya sebagai solusi bagi para pelanggan dalam mengatasi keterbatasan lahan gudang di setiap pabrik.
4
5 Adanya JDC, konsolidasi dan pengiriman barang bisa dipusatkan di satu tempat dengan manajemen pengelolaan sendiri. Dengan demikian, kalangan produsen atau pabrikan bisa lebih konsentrasi pada kegiatan produksi. Hal itu sangat membantu kalangan pengusaha dalam menangani konsolidasi barang, baik bahan baku industri maupun ekspor. Tak heran jika belakangan makin banyak perusahaan pengiriman barang berbondong-bondong merubah strategi bisnis yang mengarah pada layanan sistim logistik. Selain menawarkan pengiriman barang secara door to door mereka mulai merambat pada pengurusan dokumen dalam satu atap. Berdasarkan aspek legal yang menjadi dasar eksistensi, riwayat, perkembangan, kondisi internal dan eksternal, maka Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan secara singkat adalah sebagai berikut : Visi Perusahaan : Penyedia Kawasan dan Jasa Pengelolaan yang Menjadi Pilihan Utama Komunitas Industri. Misi Perusahaan : - Menyediakan prasarana dan sarana dalam rangka mewujudkan iklim berusaha yang aman dan nyaman bagi komunitas industri. - Menyediakan jasa pengelolaan yang handal dengan kualitas prima - Mendukung rencana strategi Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan pembangunan ekonomi nasional. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian agar dapat mengetahui bagaimana pengaruh promosi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap keputusan penyewaan gudang yang berdampak pada loyalitas konsumen. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul :
6 ANALISIS PENGARUH PROMOTION MIX ( PERSONAL SELLING DAN PUBLIC RELATION ) TERHADAP KEPUTUSAN PENYEWAAN GUDANG YANG BERDAMPAK PADA LOYALITAS KONSUMEN PT.JIEP ( Jakarta Industrial Estate Pulogadung ) 1.2 Perumusan Masalah Apakah ada pengaruh yang signifikan antara personal selling dengan keputusan penyewaan gudang? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara public relation dengan keputusan penyewaan gudang? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara personal selling dan public relation dengan keputusan penyewaan gudang? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara personal selling dengan loyalitas konsumen? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara public relation dengan loyalitas konsumen? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara keputusan penyewaaan gudang dengan loyalitas konsumen? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara personal selling, public relation dan keputusan penyewaan gudang terhadap loyalitas konsumen? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara personal selling dengan keputusan penyewaan gudang. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara public relation dengan keputusan penyewaan gudang.
7 Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara personal selling dan public relation dengan keputusan penyewaan gudang. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara personal selling dengan loyalitas konsumen. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara public relation dengan loyalitas konsumen. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara keputusan penyewaaan gudang dengan loyalitas konsumen. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara personal selling, public relation dan keputusan penyewaan gudang terhadap loyalitas konsumen. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Penulis : Menambah pengetahuan dan wawasan di dalam memperkirakan bauran promosi yang harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat mempengaruhi investor / tenant di dalam membuat keputusan menyewa. Mampu meningkatkan pengetahuan mengenai hal-hal didalam persaingan bisnis. Bagi perusahaan : diharapkan dapat lebih memberikan masukan yang positif dan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan bauran promosi yang dapat mempengaruhi para investor / tenant dalam mengambil keputusan menyewa, sehingga perusahaan dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan yang akan berdampak pada loyalitas konsumen. Mempertahankan loyalitas pelanggan, meningkatkan penjualan, serta berusaha untuk menarik pelanggan baru demi kelancaran perusahaan.
8 Bagi pihak lain Dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk dapat mengetahui faktor penentu keputusan penyewaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang nantinya akan bermanfaat bagi penelitian penelitian selanjutnya.