ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah merupakan salah satu negara multikultural terbesar di

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sudah disusun secara matang dan terperinci. (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

PERBEDAAN ADA UNTUK MENJADI BUMBU PEMERSATU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

ULTURAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Menurut Hamid

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

UKDW BAB I. (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pembentukan karakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Analisis Masalah Novi Citra Oktaviana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanada merupakan salah satu negara multikultur yang memiliki lebih

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

BAB V PENUTUP. keseluruhan penulisan skripsi ini yang mengangkat bahasan tentang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

Study Excursie Mahasiswa Universitas Airlangga untuk Mengenal Kebhinekaan di Indonesia

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

PERBEDAAN ADA UNTUK MENJADI BUMBU PEMERSATU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

BAB IV PENUTUP. tesis ini untuk menjawab rumusan masalah dapat penulis uraikan sebagai

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB II KAJIAN TEORI. dari kultur menurut Elizabeth Taylor dan L.H. Morgan (Ainul Yaqin, 2005:

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

STUDENT EXCURSI Kab.Lamongan Oktober 2012 UNIVERSITAS AIRLANGGA

PLURALISME-MULTIKULTURALISME DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

STUDY EXCURSIE TEMA : DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

IDENTITAS NASIONAL dan tantangan era Globalisasi. Oleh : Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si.

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Pera Deniawati, 2014

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

Pengembangan Budaya memiliki empat Konteks: 2. Melestarikan dan menghargai budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

IDENTITAS NASIONAL Pengertian Identitas Jenis Identitas Atribut Identitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

LAPORAN ESSAY STUDY EXCURSIE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh Salam sejahtera bagi kita semua;

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada agama dan suku. Di Indonesia mempunyai enam agama yang. buku Bunyamin Molan (2015:29) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

Kata Kunci: Pendidikan multikultural, keberagamaan inklusif, dan materi PAI

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

STUDY EXCURSIE PERBEDAAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA: KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

MAKALAH STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA KEBHINEKAAN,ETNISITAS,GAYA HIDUP,DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

STUDY EXCURSIE JADIKAN PERBEDAAN SEBAGAI JALAN UNTUK MEMPERSATUKAN BANGSA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. penontonnya (Bordwell dan Thompson, 2008: 2). dunia yang benar-benar terjadi (Bordwell dan Thompson, 2008 : 338).

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

MULTIKULTURALISME DI INDONESIA MENGHADAPI WARISAN KOLONIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. A. Pemahaman Masyarakat Tentang Kerukunan

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER BANGSA

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE MUTHMAINNAH 131211132004 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA hmadib2011@gmail.com1

a. Judul Toleransi yang tak akan pernah pupus antar umat beragama di dalam masyarakat Balun Lamongan dalam membangun kerukunan antar umat beragama (Multikultural). b. Pengantar Beberapa tahun belakangan ini bangsa Indonesia mengalami keterpurukan di banyak bidang kehidupan sekaligus. Dimulai dari keterpurukan ekonomi kemudian merambat ke bidang yang lainnya, hukum, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya. Keterpurukan yang terjadi sekarang ini sudah sangat kompleks karena apa yang berlangsung di dalam satu sisi segera di sambut dengan sisi kehidupan lainnya. BANGSA Indonesia menganut sebuah prinsip falsafah yang majemuk, yaitu bhineka tunggal ika. Prinsip ini mengandung makna dan nilai yang sangat dalam serta luas bagi pengembangan kerukunan dan keutuhan hidup. Kalimat bhineka tunggal ika sebagai pemersatu atas keragaman budaya, bahasa, suku, etnis, dan agama. Perumusan gagasan bhineka tunggal ika oleh founding fathers kita dulu diupayakan agar perjalanan bangsa ini ke depan dapat menuai keharmonisan atas keberbedaan yang ada di tubuh bangsa ini. Prinsip ke-bhineka-an ini didasari oleh pemikiran mengenai keragaman bahasa, tradisi dan budaya serta agama Tanah Air dari Sabang sampai Merauke. Kultur ini pula yang mewarnai sikap bangsa yang toleran dan sadar akan pluralitas semenjak dahulu. Alhasil, penduduk Indonesia mudah diterima di berbagai bangsa dan kalangan di dunia. c. Konsep pokok 1. Secara sederhana, multikultural berarti keberagaman budaya 2. Sebenarnya, ada tiga istilah yang kerap digunakan secara bergantian untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri keberagaman tersebut baik keberagaman agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda- yaitu pluralitas (plurality), keragaman (diversity), dan multikultural (multicultural). Ketiga ekspresi itu sesungguhnya tidak merepresentasikan hal yang sama, walaupun semuanya mengacu kepada adanya ketidaktunggalan. Konsep pluralitas mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu (many); keragaman menunjukkan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbedabeda, heterogen, dan bahkan tak dapat disamakan. Dibandingkan dua konsep terdahulu, hmadib2011@gmail.com2

multikultural sebenarnya relatif baru. Secara konseptual terdapat perbedaan signifikan antara pluralitas, keragaman, dan multikultural. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama. Apabila pluralitas sekadar merepresentasikan adanya kemajemukan (yang lebih dari satu), multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam ruang publik. Multikultural menjadi semacam respons kebijakan baru terhadap keragaman. Dengan kata lain, adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup; sebab yang terpenting adalah bahwa komunitas-komunitas itu diperlakukan sama oleh negara. Oleh karena itu, multikulturalisme sebagai sebuah gerakan menuntut pengakuan (politics of recognition). 3. terhadap semua perbedaan sebagai entitas dalam masyarakat yang harus diterima, dihargai, dilindungi serta dijamin eksisitensinya. Diversitas dalam masyarakat modern bisa berupa banyak hal, termasuk perbedaan yang secara alamiah diterima oleh individu maupun kelompok dan yang dikonstruksikan secara bersama dan menjadi semacam common sense. Perbedaan tersebut menurut Bikhu Parekh bisa dikategorikan dalam tiga hal - salah satu atau lebih dari tiga hal-, yaitu pertama perbedaan subkultur (subculture diversity), yaitu individu atau sekelompok masyarakat yang hidup dengan cara pandang dan kebiasaan yang berbeda dengan komunitas besar dengan sistem nilai atau budaya pada umumnya yang berlaku.kedua, perbedaan dalam perpektif (perspectival diversity), yaitu individu atau kelompok dengan perpektif kritis terhadap mainstream nilai atau budaya mapan yang dianut oleh mayoritas masyarakat di sekitarnya. Ketiga, perbedaan komunalitas (communal diversity), yakni individu atau kelompok yang hidup dengan gaya hidup yang genuine sesuai dengan identitas komunal mereka (indigeneous people way of life) 4. Sebagai sebuah gerakan, menurut Bhikhu Parekh, baru sekitar 1970-an multikulturalisme muncul pertama kali di Kanada dan Australia, kemudian di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan lainnya. Setelah itu, diskursus multikulturalisme berkembang dengan sangat cepat. Setelah tiga dekade sejak digulirkan, multikulturalisme sudah mengalami dua gelombang penting yaitu, pertama multikulturalisme dalam konteks perjuangan pengakuan budaya yang berbeda. Prinsip kebutuhan terhadap pengakuan (needs of recognition) adalah ciri utama dari gelombang pertama ini. kedua, adalah multikulturalisme yang melegitimasi keragaman budaya, yang mengalami beberapa tahapan, diantaranya: hmadib2011@gmail.com3

5. kebutuhan atas pengakuan, melibatkan berbagai disiplin akademik lain, pembebasan melawan imperialisme dan kolonialisme, gerakan pembebasan kelompok identitas dan masyarakat asli/masyarakat adat (indigeneous people), post-kolonialisme, globalisasi, post-nasionalisme, post-modenisme dan post-strukturalisme yang mendekonstruksi stuktur kemapanan dalam masyarakat. d. Pembahasan Apa itu Pembelajaran Berbasis Multikultural? Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkandengan gender, ras, kelas, (Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan multikultural adalah suatusikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jeniskelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pendidikanmultikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkankeberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatanuntuk membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama ataskonsep kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas(liliweri, 2005). Pendidikan multuikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosialyang didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormatantara seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran multikultural padadasarnya merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya (Banks,1993).Dalam konteks yang luas, pendidikan multikultural mencoba membantumenyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitasmasyarakat di berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikiansekolah dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai demokrasi. Kurikulummenampakkan aneka kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dandialek; dimana para pelajar lebih baik berbicara tentang rasa hormat di antara mereka danmenunjung tinggi nilai-nilai kerjasama, dari pada membicarakan persaingan dan prasangkadi antara sejumlah pelajar yang berbeda dalam hal ras, etnik, budaya dan kelompok statussosialnya.pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentangkebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. hmadib2011@gmail.com4

Hakekat pendidikan multikultural mempersiapkan seluruh siswa untuk bekerja secara aktif menujukesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah. Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh propaganda pluralisme lewat kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual. Peninjauan ini bertujuan untuk mencari jawaban dari pertanyaan penelitian yaitu, bagaimanakah gambaran terbentuknya modal sosial masyarakat Balun Lamongan dalam membangun kerukunan antar umat beragama. Unit analisis dari peninjauan ini adalah modal sosial terhadap toleransi antar umat beragama, yang ditinjau dari modal sosial disini adalah kepercayaan, jaringan, dan norma-norma sosial. Metode pengumpulan data di lakukan dengan melakukan diskusi antar umat beragama dan juga observasi. Kredibilitas penelitian diperoleh dengan menggunakan triangulasi data. Beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan dalam teknis anlisis adalah melakukan diskusi dan tanya jawab dan juga observasi tentang masyarakat dan juga tempat-tempat Ibadan yang ada di Balun Lamongan. Hasil peninjauan ini menunjukkan bahwa dimana rasa tenggang rasa, tolong menolong, saling menghormati dan menghargai itu sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat. Khussusnya masyarakat Desa Balum ini, adalah desa yang terdiri dari berbagai macam agama, dan didesa itu pemahaman itu mampu membuktikan bahwa dengan toleransi yang sangat tinggi, maka konflik-konflik dan kesalah pahaman itu dapat diminimalisir dan dihindari. Selain itu tidak mudah menjaga kerukunan disini, peran toleransi, mejaga, dan cara pembangunan sangatlah berpengaruh besar disini, dimana setiap warga masyarakat sudah mengerti apa yang harus di lakukan, apa yang harus dia jaga untuk menjaga kerukunan di desa tersebut. Mengatasi masalah dengan mengumpulkan semua tokoh agama, termasuk lurah-lurahnya itu juga adalah cara yang cukup baik, pikiran dari banyak pihak bisa dijalankan satu dan diambil jalan keluarnya. Disini pembangunan tempat ibadah didesa balun yang secara berdekatan juga semakin menguatkan bahwa di desa itu sangat besar sekali rasa tenggang rasa dan toleransinya. Betapa pentingnya peran modal sosial untuk menjaga kerukunan itu, dimana kepercayaan, jaringan, dan norma. hmadib2011@gmail.com5

e. Kesimpulan dan saran Kesimpulan dari makalah yang saya buat adalah : Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. 1. Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain: a. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain b. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya. c. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang sedang beribadah. d. Hindari diskriminasi terhadap agama lain. hmadib2011@gmail.com6

Daftar pustaka http://galihdanary.wordpress.com/2010/12/02/kerukunan-antar-umat-beragama/ http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/10/pembelajaran-berbasis-multikultural/ Tabloid totem edisi 5 hmadib2011@gmail.com7