ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE MUTHMAINNAH 131211132004 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA hmadib2011@gmail.com1
a. Judul Toleransi yang tak akan pernah pupus antar umat beragama di dalam masyarakat Balun Lamongan dalam membangun kerukunan antar umat beragama (Multikultural). b. Pengantar Beberapa tahun belakangan ini bangsa Indonesia mengalami keterpurukan di banyak bidang kehidupan sekaligus. Dimulai dari keterpurukan ekonomi kemudian merambat ke bidang yang lainnya, hukum, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya. Keterpurukan yang terjadi sekarang ini sudah sangat kompleks karena apa yang berlangsung di dalam satu sisi segera di sambut dengan sisi kehidupan lainnya. BANGSA Indonesia menganut sebuah prinsip falsafah yang majemuk, yaitu bhineka tunggal ika. Prinsip ini mengandung makna dan nilai yang sangat dalam serta luas bagi pengembangan kerukunan dan keutuhan hidup. Kalimat bhineka tunggal ika sebagai pemersatu atas keragaman budaya, bahasa, suku, etnis, dan agama. Perumusan gagasan bhineka tunggal ika oleh founding fathers kita dulu diupayakan agar perjalanan bangsa ini ke depan dapat menuai keharmonisan atas keberbedaan yang ada di tubuh bangsa ini. Prinsip ke-bhineka-an ini didasari oleh pemikiran mengenai keragaman bahasa, tradisi dan budaya serta agama Tanah Air dari Sabang sampai Merauke. Kultur ini pula yang mewarnai sikap bangsa yang toleran dan sadar akan pluralitas semenjak dahulu. Alhasil, penduduk Indonesia mudah diterima di berbagai bangsa dan kalangan di dunia. c. Konsep pokok 1. Secara sederhana, multikultural berarti keberagaman budaya 2. Sebenarnya, ada tiga istilah yang kerap digunakan secara bergantian untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri keberagaman tersebut baik keberagaman agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda- yaitu pluralitas (plurality), keragaman (diversity), dan multikultural (multicultural). Ketiga ekspresi itu sesungguhnya tidak merepresentasikan hal yang sama, walaupun semuanya mengacu kepada adanya ketidaktunggalan. Konsep pluralitas mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu (many); keragaman menunjukkan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbedabeda, heterogen, dan bahkan tak dapat disamakan. Dibandingkan dua konsep terdahulu, hmadib2011@gmail.com2
multikultural sebenarnya relatif baru. Secara konseptual terdapat perbedaan signifikan antara pluralitas, keragaman, dan multikultural. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama. Apabila pluralitas sekadar merepresentasikan adanya kemajemukan (yang lebih dari satu), multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam ruang publik. Multikultural menjadi semacam respons kebijakan baru terhadap keragaman. Dengan kata lain, adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup; sebab yang terpenting adalah bahwa komunitas-komunitas itu diperlakukan sama oleh negara. Oleh karena itu, multikulturalisme sebagai sebuah gerakan menuntut pengakuan (politics of recognition). 3. terhadap semua perbedaan sebagai entitas dalam masyarakat yang harus diterima, dihargai, dilindungi serta dijamin eksisitensinya. Diversitas dalam masyarakat modern bisa berupa banyak hal, termasuk perbedaan yang secara alamiah diterima oleh individu maupun kelompok dan yang dikonstruksikan secara bersama dan menjadi semacam common sense. Perbedaan tersebut menurut Bikhu Parekh bisa dikategorikan dalam tiga hal - salah satu atau lebih dari tiga hal-, yaitu pertama perbedaan subkultur (subculture diversity), yaitu individu atau sekelompok masyarakat yang hidup dengan cara pandang dan kebiasaan yang berbeda dengan komunitas besar dengan sistem nilai atau budaya pada umumnya yang berlaku.kedua, perbedaan dalam perpektif (perspectival diversity), yaitu individu atau kelompok dengan perpektif kritis terhadap mainstream nilai atau budaya mapan yang dianut oleh mayoritas masyarakat di sekitarnya. Ketiga, perbedaan komunalitas (communal diversity), yakni individu atau kelompok yang hidup dengan gaya hidup yang genuine sesuai dengan identitas komunal mereka (indigeneous people way of life) 4. Sebagai sebuah gerakan, menurut Bhikhu Parekh, baru sekitar 1970-an multikulturalisme muncul pertama kali di Kanada dan Australia, kemudian di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan lainnya. Setelah itu, diskursus multikulturalisme berkembang dengan sangat cepat. Setelah tiga dekade sejak digulirkan, multikulturalisme sudah mengalami dua gelombang penting yaitu, pertama multikulturalisme dalam konteks perjuangan pengakuan budaya yang berbeda. Prinsip kebutuhan terhadap pengakuan (needs of recognition) adalah ciri utama dari gelombang pertama ini. kedua, adalah multikulturalisme yang melegitimasi keragaman budaya, yang mengalami beberapa tahapan, diantaranya: hmadib2011@gmail.com3
5. kebutuhan atas pengakuan, melibatkan berbagai disiplin akademik lain, pembebasan melawan imperialisme dan kolonialisme, gerakan pembebasan kelompok identitas dan masyarakat asli/masyarakat adat (indigeneous people), post-kolonialisme, globalisasi, post-nasionalisme, post-modenisme dan post-strukturalisme yang mendekonstruksi stuktur kemapanan dalam masyarakat. d. Pembahasan Apa itu Pembelajaran Berbasis Multikultural? Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkandengan gender, ras, kelas, (Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan multikultural adalah suatusikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jeniskelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pendidikanmultikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkankeberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatanuntuk membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama ataskonsep kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas(liliweri, 2005). Pendidikan multuikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosialyang didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormatantara seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran multikultural padadasarnya merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya (Banks,1993).Dalam konteks yang luas, pendidikan multikultural mencoba membantumenyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitasmasyarakat di berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikiansekolah dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai demokrasi. Kurikulummenampakkan aneka kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dandialek; dimana para pelajar lebih baik berbicara tentang rasa hormat di antara mereka danmenunjung tinggi nilai-nilai kerjasama, dari pada membicarakan persaingan dan prasangkadi antara sejumlah pelajar yang berbeda dalam hal ras, etnik, budaya dan kelompok statussosialnya.pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentangkebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. hmadib2011@gmail.com4
Hakekat pendidikan multikultural mempersiapkan seluruh siswa untuk bekerja secara aktif menujukesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah. Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh propaganda pluralisme lewat kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual. Peninjauan ini bertujuan untuk mencari jawaban dari pertanyaan penelitian yaitu, bagaimanakah gambaran terbentuknya modal sosial masyarakat Balun Lamongan dalam membangun kerukunan antar umat beragama. Unit analisis dari peninjauan ini adalah modal sosial terhadap toleransi antar umat beragama, yang ditinjau dari modal sosial disini adalah kepercayaan, jaringan, dan norma-norma sosial. Metode pengumpulan data di lakukan dengan melakukan diskusi antar umat beragama dan juga observasi. Kredibilitas penelitian diperoleh dengan menggunakan triangulasi data. Beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan dalam teknis anlisis adalah melakukan diskusi dan tanya jawab dan juga observasi tentang masyarakat dan juga tempat-tempat Ibadan yang ada di Balun Lamongan. Hasil peninjauan ini menunjukkan bahwa dimana rasa tenggang rasa, tolong menolong, saling menghormati dan menghargai itu sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat. Khussusnya masyarakat Desa Balum ini, adalah desa yang terdiri dari berbagai macam agama, dan didesa itu pemahaman itu mampu membuktikan bahwa dengan toleransi yang sangat tinggi, maka konflik-konflik dan kesalah pahaman itu dapat diminimalisir dan dihindari. Selain itu tidak mudah menjaga kerukunan disini, peran toleransi, mejaga, dan cara pembangunan sangatlah berpengaruh besar disini, dimana setiap warga masyarakat sudah mengerti apa yang harus di lakukan, apa yang harus dia jaga untuk menjaga kerukunan di desa tersebut. Mengatasi masalah dengan mengumpulkan semua tokoh agama, termasuk lurah-lurahnya itu juga adalah cara yang cukup baik, pikiran dari banyak pihak bisa dijalankan satu dan diambil jalan keluarnya. Disini pembangunan tempat ibadah didesa balun yang secara berdekatan juga semakin menguatkan bahwa di desa itu sangat besar sekali rasa tenggang rasa dan toleransinya. Betapa pentingnya peran modal sosial untuk menjaga kerukunan itu, dimana kepercayaan, jaringan, dan norma. hmadib2011@gmail.com5
e. Kesimpulan dan saran Kesimpulan dari makalah yang saya buat adalah : Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. 1. Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain: a. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain b. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya. c. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang sedang beribadah. d. Hindari diskriminasi terhadap agama lain. hmadib2011@gmail.com6
Daftar pustaka http://galihdanary.wordpress.com/2010/12/02/kerukunan-antar-umat-beragama/ http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/10/pembelajaran-berbasis-multikultural/ Tabloid totem edisi 5 hmadib2011@gmail.com7