CPA Indonesia REVIEW: AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH PENGANTAR AKUNTANSI TRANSAKSI SYARIAH
Akuntansi Syariah? Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidenfikasi, mencatat, serta mengkomunikasikan transaksi ekonomi yang terjadi pada suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan Akuntansi Syariah Transaksi Berdasarkan Prinsip Syariah
Transaksi Syariah Transaksi yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah Syariah ketentuan hukum islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan yang menyangkut hubungan vertikal maupun horisontal
Menurut UU no 21 Tahun 2008 Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah (UU 21/2008)
Asas Transaksi Syariah 1. persaudaraan (ukhuwah) interaksi sosial 2. keadilan ( adalah) menempatkan segala sesuatu pada tempatnya 3. kemaslahatan (maslahah) kebaikan dunia akhirat 4. keseimbangan (tawazun) imbang material dan spiritual 5. universalisme (syumuliyah) semua pihak bisa terlibat
Prinsip Transaksi Syariah Merupakan manifestasi dari Asas keadilan adalah bebas dari: 1. riba/bunga dalam segala bentuk dan jenis 2. kezhaliman, baik terhadap kepada diri sendiri, orang lain atau lingkungan 3. judi atau bersikap spekulatif (maysir) dan tidak berhubungan dengan produktivitas 4. unsur ketidakjelasan (gharar), manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidak adanya kepastian pelaksanaan akad 5. haram/segala unsur yang dilarang tegas dalam Al Quran dan Assunnah, baik dalam barang/jasa ataupun aktivitas operasional terkait
Karakteristik Transaksi Syariah hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha; prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayyib); uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas; tidak mengandung unsur riba; kezhaliman; maysir; gharar tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money); dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar);dan tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).
Perkembangan akuntansi syariah Sebelum Tahun 2002 PSAK 31 2002-2007 sepanjang tidak bertentangan PSAK 59 dengan prinsip syariah AAOIFI - Bahrain Akuntansi Perbankan Syariah Setelah 2007 PSAK 101 s/d PSAK 110
Oktober 2011 PSAK 110 Akuntansi Sukuk
Mengapa PSAK 59 Di revisi? Hanya untuk Perbankan Syariah yang beroperasi di Indonesia. Hal-hal umum yang tidak diatur mengacu pada PSAK dan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak bertentang dengan syariah.
Penyempurnaan PSAK 59 PSAK SYARIAH PSAK 101 (Penyajian LKS) PSAK 102 (Murabahah) PSAK 104 (Istishna ) PSAK 105 (Mudharabah) PSAK 106 (Musyarakah) PSAK 107 (Ijarah) PERBAIKAN Pemberian Contoh Lap. Keu Bank Syariah dan Lap Keu Asuransi Syariah 3 (tiga) pengakuan keuntungan margin murabahah Ketentuan pembayaran tangguh 1. Pengakuan keuntungan tangguh penyerahan Aset Mudharabah 2. Tidak diperkenankan pengakuan proyeksi pendapatan 1. Pengakuan keuntungan tangguh penyerahan Aset Musyarakah 2. Dibuatkan catatan terpisah Mempertegas metode penyusutan
Akuntansi Konvensional vs Syariah Bank Konvensional Droping Kredit: Db. PYD/KYD Kr. Rekening Nasabah Bank Syariah Murabahah Db. Piutang Murbh Mudharabah Db. Investasi Mudh Ijarah Db. Aset. Ijarah
Komparasi PSAK vs PSAK Syariah LAPORAN KEUANGAN
Pengguna Laporan Keuangan Syariah Investor Pemberi dana Qardh Pemilik dana syirkah temporer Pemilik dana titipan Pembayar dan penerima ZIS Pengawas syariah Karyawan Mitra usaha Pelanggan Pemerintah Masyarakat
Asumsi Dasar Kelangsungan Usaha (Going Concern) Dasar yang berbeda dapat digunakan jika: Ada pembatasan kelangsungan usaha Ingin melikuidasi perusahaan; atau Mengurangi secara material skala usahanya Dasar Akrual (Accrual Basis) Pengaruh transaksi diakui pada saat kejadian Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan dasar kas
Posisi Keuangan Aset Sumberdaya yang dikuasasi akibat peristiwa masa lalu yang diharapkan memberi manfaat masa depan Kewajiban Utang masa kini akibat peristiwa masa lalu yang mengakibatkan arus kas keluar Dana Syirkah Temporer Dana yang diterima sebagai investasi jangka tertentu dari pihak lain, dimana entitas berhak mengelola dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan Ekuitas Hak residual A - (DST+K)
Dana Syirkah Temporer (DST) Bukan Kewajiban Entitas tidak wajib mengembalikan dalam jumlah dana awal (Kondisi Normal) Bukan Ekuitas Mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan
Kinerja Umumnya menggunakan penghasilan bersih (laba) sebagai dasar ukuran kinerja. Unsur penghasilan bersih: Penghasilan (Income) kenaikan manfaat ekonomi selama 1 periode akuntansi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains) Beban (expenses) penurunan manfaat ekonomi selama 1 periode akuntansi Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil bagian bagi hasil dari pemilik dana
Pembagian Ledger Akun Riil (Laporan Posisi Keuangan) Aktiva Kewajiban Dana Syirkah Temporer => Tidak dapat dikelompokkan sebagai kewajiban atau equity Equity Akun Nominal (Laba Rugi) Pendapatan Usaha Utama Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil => Tidak dikelompokkan sebagai beban atau pendapatan Pendapatan Operasi Lainnya Beban
Karekteristik yang Berbeda Tidak sama dengan karakteristik Akun dalam Akuntansi Umum Tidak dikategorikan kewajiban atau Equity Dana Syirkah Temporer Tidak dikelompokkan beban atau pendapatan Hak pihak ketiga atas bagi hasil Sebagai pengurang pendapatan (bukan beban) Potongan Pelunasan Murabahah Beban Penyusutan Aktiva Ijarah Beban Pemeliharaan Aktiva Ijarah
Pengakuan Pos pos dalam laporan keuangan harus diakui jika: Adanya kemungkinan manfaat ekonomis yang mengalir dari atau ke entitas syariah (Probabilitas manfaat ekonomi masa depan) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur secara andal. (Keandalan pengukuran)
Pengukuran Nilai Sekarang (Present Value) Pengukuran berdasarkan KDPPLKS antara lain: 1. Biaya Historis dicatat sejumlah penerimaan/pengeluaran wajar atau yang dibayarkan untuk mendapatkan/melunasi aset/kewajiban 2. Biaya Kini dinilai sejumlah kas/setara kas yang dibayarkan jika aset/kewajiban didapat/diselesaikan saat ini. 3. Biaya Realisasi dinyatakan dalam jumlah kas/setara kas sebesar pelepasan normal Saat ini yang lazim digunakan adalah biaya historis
Ruang Lingkup Diterapkan dalam penyajian LK entitas syariah. Entitas syariah adalah entitas yang melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah yang dituangkan dalam anggaran dasarnya. PSAK ini bukan pengaturan penyajian LK sesuai permintaan khusus, ex: pemerintah, bank sentral PSAK ini paling cocok untuk entitas berorientasi profit. Entitas nirlaba, sektor publik, koperasi dan reksadana membutuhkan penyesuaian.
Komponen Lengkap Laporan Keuangan 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Arus Kas 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat 6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan 7. Catatan Atas Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan Jika entitas adalah Lembaga Keuangan..? Harus menyajikan komponen laporan keuangan tambahan yang menjelaskan karakteristik utama entitas tersebut. Jika entitas belum melaksanakan fungsi sosial secara penuh..? Tetap harus menyajikan komponen laporan keuangan poin 5 dan 6
Unsur Laporan Keuangan Syariah Komponen Kegiatan Komersial Laporan posisi keuangan (A=K+DST+E) Laporan Laba/Rugi Laporan Arus Kas Laporan Perubahan Ekuitas Komponen Kegiatan Sosial Lap. Sumber dan Penggunaan Dana ZIS Lap. Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Catatan atas Laporan Keuangan Komponen Laporan Keuangan Lainya Laporan lain terkait tanggung jawab khusus entitas syariah
Earning Assets Neraca Bank Islam (on balance sheet) Assets Liability & Equity Kontrak -Jual beli Murabahah Salam Istishna Ijarah => ujroh PIUTANG Kontrak - Bagi hasil Mudharabah Musyarakah PEMBIAYAAN Kewajiban Tabungan wadiah Giro wadiah Dana Syirkah Temporer Tabungan mudharabah Deposito mudharabah Prinsip wadiah Dana dijamin (wajib) dikembalikan semua (100%) Prinsip Mudharabah Mutlaqah / Unrestricted Kerugian => ditanggung shahibul maal Tidak ada jaminan dana dikembalikan 100% Fixed Assets Equity Equity of share holder
Neraca Bank Syariah AKTIVA Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Lain Effek-effek Piutang (murabahah, salam, istishna) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Musyarakah Persediaan (aktiva untk dijual kembali) Aktiva yang diperoleh untuk Ijarah Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Penyertaan Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan Aktiva lainnya KEWAJIBAN Kewajiban Segera Simpanan (Giro Wadiah & Tabungan Wadiah) Kewajiban Lain (hutang salam & hut. Istishna) Kewajiban kepada Bank Lain Pembiayaan yang diterima Keuntungan yg sudah diumumkan belum dibagi Hutang Zakat Hutang Pajak Hutang Lainnnya INVESTASI TIDAK TERIKAT ITT Bukan Bank (Tab & Deposito Mudharabah) ITT Bank ( Tabungan & Deposito Mudharabah) EKUITAS Modal disetor Tambahan modal disetor Saldo laba (rugi)
Laporan Laba Rugi Pendapatan operasi utama (-/-) Hak pihak ketiga atas bagi hasil Investasi Tidak Terikat bagian keuntungan / kerugian yang diberikan kepada pemilik dana atas hasil investasi selama periode laporan. tidak dapat diperlakukan sebagai biaya atau pendapatan. (=/=) Pendapatan Mudharib (atas pengelolaan dana) (+/+) Pendapatan operasi Lainnya (-/-) Beban-beban
Sumber : Wiroso,2011
Laporan Laba Rugi Perbankan syariah Pendapatan operasi utama Pendapatan dari jual beli (murabahah, salam, ijarah) Pendapatan dari sewa Pendapatan dari Bagi Hasil (mudharabah, musyarakah) Pendapatan operasi utama lainnya Hak pihak ketiga atas bagi hasil ITT Pendapatan Operasi Lainnya Beban Operasi Lainnya Pendapatan Non Operasi Beban Non Operasi Zakat Pajak Perbankan Konvensional Pendapatan bunga Pendapatan komisi Beban provisi dan komisi Keuntungan atau kerugian penjualan efek Keuntungan atau kerugian investasi efek Keuntungan atau kerugian Tx valas Pendapatan deviden Pendapatan operasional lainnya Beban penysh kerugian kredit & Akt Pr lain Beban Administrasi umum Beban operasional Lainnya 31
AK Performing Tabel Distribusi Pendapatan Revenue Sharing LAPORAN L/R Pendapatan Cash Basis (aliran kas masuk) Accrual Basis (baru pengakuan) (-/-) Bagi Hasil Margin HUBUNGAN NERACA & LABA RUGI (ACCRUAL BASIS) NERACA Pembayar an Bagi Hasil Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil ITT (=/=) Pendapatan Mudharib (+/+) Pendapatan opr lain (-/-) Beban-beban (=/=) AK Non Pereforming AKTIVA PRODUKTIF Performing Non Performing REK. ADMINISTRATIF Pendapatan Yadit INVESTASI TIDAK TERIKAT Equity Laba/rugi
Laporan Arus Kas => disajikan sesuai PSAK 2: Laporan arus kas dan PSAK 31 : Akuntansi Perbankan Laporannya bagaimana? Laporan Perubahan Ekuitas => disajikan sesuai PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan 33
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil LAPORAN REKONSILIASI PENDAPATAN DAN BAGI HASIL
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN ZAKAT
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN QARDHUL HASAN
Catatan Atas Laporan Keuangan a) Informasi dasar a) Penyusunan laporan keuangan b) Kebijakan akuntansi yang dipilih c) Transaksi penting b) Informasi yang diwajibkan PSAK naun tidak disajikan dalam LK c) Informasi tambahan yang diperlukan dalam rangka penyajian wajar
CONTOH LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH
CONTOH FORMAT LAPORAN KEUANGAN ASURANSI SYARIAH
Laporan Keuangan Entitas Asuransi Syariah 1) Neraca 2) Lap. Surplus defisit Underwriting Dana Tabarru 3) Lap. Perubahan Dana Tabarru 4) Lap. Laba/Rugi 5) Lap. Perubahan Ekuitas 6) Lap. Arus Kas 7) Lap. Sumber dan Penggunaan Dana Zakat 8) Lap. Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan 9) Catatan Atas Laporan Keuangan
Ilustrasi: Neraca PT ASURANSI SYARIAH " KATANYA SYAR'I" Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Per 31 Desember 20x3 Aset Kewajiban Kas xxx Penyisihan Kontribusi yg blm menjadi hak xxx Piutang Kontribusi xxx Utang Klaim xxx Piutang Reasuransi xxx Klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan Pembiayaan. Mudharabah xxx Jumlah Kewajiban xxx Musyarakah xxx Dana Peserta.. xxx Dana Syirkah Temporer xxx. xxx Dana Tabarru xxx Jumlah Dana Peserta xxx Ekuitas Modal disetor xxx xxx Jumlah Ekuitas xxx Jumlah Aset xxx Jumlah Kewajiba, Dana Peserta dan Ekuitas xxx
PT ASURANSI SYARIAH " KATANYA SYAR'I" Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru' Periode 1 Januari s/d 31 Desember 20x3 Pendapatan Asuransi Kontribusi Bruto xxx Ujrah Pengelola (xxx) Bagian atas resiko (xxx) Perubahan kontribusi yang belum menjadi hak (xxx) Jumlah Pendapatan Asuransi xxx Beban Asuransi Pembayaran Klaim xxx Klaim yang ditanggung pihak lain (xxx) Klaim yang masih harus dibayar xxx Klaim yang masih harus dibayar yang ditanggung pihak lain (xxx) Penysihan Teknis xxx Jumlah Beban Asuransi xxx Surplus (Defisit) Neto Asuransi xxx Pendapatan Investasi Total Pendapatan xxx -/- Beban pengelolaan protofolio investasi xxx Pendapatan Investasi Neto xxx Ilustrasi : Lap. Surplus Defisit Underwriting DT Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru' XXX
Ilustrasi: Lap. Perubahan DT PT ASURANSI SYARIAH " KATANYA SYAR'I" Laporan Perubahan Dana Tabarru' Periode 1 Januari s/d 31 Desember 20x3 Surplus underwriting dana tabarru' (dasar akrual) Distribusi ke peserta Distribusi ke pengelola Surplus yang tersedia untuk dana tabarru' Saldo Awal Saldo akhir xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx
PT ASURANSI SYARIAH " KATANYA SYAR'I" Laporan Laba (Rugi) Periode 1 Januari s/d 31 Desember 20x3 Pendapatan Pendapatan pengelolaan asuransi (ujrah) Pendapatan pembagian surplus underwriting Pendapatan investasi Jumlah Pendapatan Beban Beban Komisi Ujrah Dibayar Beban Umum Administrasi Beban Pemasaran Jumlah Beban Laba Usaha Pendapatan (Beban) Non usaha Neto Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Laba (Rugi) Neto xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Ilustrasi: Laporan Laba/Rugi
AKAD AKUNTANSI TRANSAKSI SYARIAH PSAK 102-107
Definisi - MURABAHAH menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba (MUI,2000) Jual beli dengan menyebutkan harga perolehan, dan tambahan keuntungan yang disepakati. Antonio (2001), Karim (2010), Nurhayati & Wasilah (2008) IAI (2009), dan Zaid (2009)
Skema Murabahah 1.Pesan 2.Beli 4.Akad + Kirim 3.Kirim
54 DEFINISI AKAD SALAM Dari kata As salaf : pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka. jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syaratsyarat tertentu (Fatwa DSN 05/2000)
55 Skema Akad Salam (Produk Pertanian) 1. Akad TUNAI 2.Kirim pada waktu Yang telah disepakati
Skema Akad Salam Paralel TUNAI TUNAI 1. Akad (1) 2. Akad (2) 4.Kirim sesuai akad 3.Kirim sesuai akad
57 DEFINISI ISTISHNA Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang disepakati antara penjual dengan pemesan
Skema Akad Istishna 1. Akad OPSIONAL & TIDAK TUNAI 3.Penyerahan sesuai kesepakatan PERUSAHAAN 4.Pelunasan 2.Dikerjakan Sendiri
Skema Akad Istishna Paralel OPSIONAL & TIDAK TUNAI OPSIONAL & TIDAK TUNAI 1. Akad 2. Akad 5.Penyerahan / penagihan 6.Pelunasan 4.Penyerahan / Penagihan 7.Pelunasan KONTRAKTOR 3.Dikerjakan Sendiri
60 DEFINISI - MUDHARABAH Secara harfiah mudharabah berasal dari kata dharb di muka bumi yang artinya melakukan perjalanan yang umumnya untuk berniaga dan berperang disebut juga sebagai al qiraadh, karena diambil dari kata muqaaradhah yang artinya penyamaan dan penyeimbangan akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. (PSAK 105,par 4)
SKEMA MUDHARABAH SOHIBUL MAAL MUDHARIB TENAGA/ USAHA % NISBAH x UNTUNG % NISBAH x UNTUNG 100 % KERUGIAN Usaha
Definisi MUSYARAKAH akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana. (psak 106, prgf 4) & DSN MUI No 8/2000
SKEMA MUSYARAKAH MITRA PASIF Kewajiban Melakukan Pembukuan MITRA AKTIF % NISBAH x UNTUNG % NISBAH x UNTUNG % PORSI MODAL x KERUGIAN Usaha % PORSI MODAL x KERUGIAN
DEFINISI 64 Bahasa: al Ajru = al Iwadhu (kompensasi) Terminologi: akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. (DSN MUI 09/2000 & PSAK 107 par 4)
Ijarah Fee: Ijarah Pemeliharaan Emas (Fatwa DSN No 25 & 26 Tahun 2002) Gadai Simpan + Pelihara Qardh Safe Deposit Box (SDB) IJARAH
66 Ijarah Aset : Aset Berwujud Jual Ijarah Kombinasi akad penjualan yang dilanjutkan dengan sewa menyewa JUAL IJARAH
Ijarah Aset : Aset Berwujud Jual Ijarah 1. JUAL 2. 3. IJARAH TRANSAKSI Kecuali : Pengalihan Utang dari Konvensional ke Bank Syariah Fatwa DSN MUI No 31/2002
Ijarah Aset : Aset Berwujud Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (Fatwa DSN MUI No 27/2002) perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa Pemindahan : (1) Hibah (2) Jual-Beli Opsi (wa ad) : Disepakati diawal dan tidak mengikat 68
IJARAH MUNTAHIYAH BIT TAMLIK dilakukan jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan dengan membuat akad terpisah secara: Hibah Penjualan sebelum masa akad berakhir Penjualan setelah masa akad berakhir Penjualan bertahap
70 Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT) 1. IJARAH 2. UJRAH 3. Akad PEMINDAHAN KEPEMILIKAN 1. Hibah 2. Penjualan
Ijarah Aset : Aset Tak Berwujud Ijarah Lanjut Sewa 3 Tahun DI SEWAKAN 3 TAHUN PEMBAYARAN DIMUKA 1. Pesan Kebutuhan 3.Ijarah (2) 2. Ijarah (1) Sewa 3 Tahun: Pembayaran / Tahun
Islamic Finance & Accounting Studies (IFAS) Jurusan Akuntansi FEB Universitas Brawijaya Gedung F (Pascasarjana) FEB UB Lt.6 JL. MT. Haryono 165 Malang, 65145 ifas@ub.ac.id ifas UB @ifas_ub 72