LAPORAN KEGIATAN Pengendali Ekosistem Hutan PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PRODUKTIFITAS SAVANA BEKOL PADA MUSIM PENGHUJAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PRODUKTIFITAS SAVANA BEKOL PADA MUSIM KEMARAU TAMAN NASIONAL BALURAN

SURVEY POTENSI SUMBER BIBIT / BENIH JENIS RUMPUT PAKAN SATWA DI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III KARANGTEKOK

BAB I PENDAHULUAN. asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

PENDAYAGUNAAN PLOT PERMANEN DI SAVANA BEKOL

IV. METODE PENELITIAN

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan REHABILITASI SAVANA BEKOL DENGAN PEMBERANTASAN GULMA. Oleh : TIM PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan. Ujicoba Teknik Pembakaran Terkendali Dalam Upaya Pemeliharaan Savana Bekol

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ekologi Padang Alang-alang

BAB I PENDAHULUAN. Alam Hayati dan Ekosistemnya pengertian Taman Nasional adalah kawasan pelestarian

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

Savana Taman Nasional Baluran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

LAMPIRAN. Hari ke Total

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

PENDAHULUAN. Latar Belakang

POTENSI EDUWISATA KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BALURAN. Ambar Kristiyanto NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan 28 Juni selesai di Taman Hutan. Raya Raden Soerjo Cangar yang terletak di Malang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bumi saat ini, pasalnya dari hutan banyak manfaat yang dapat diambil

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

MAKALAH Pengendali Ekosistem Hutan

Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

Suhadi Department of Biology, State University of Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

I. PENDAHULUAN. Dampak penambangan yang paling serius dan luas adalah degradasi, kualitas

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seumur. Namun, di dalam hutan tanaman terdapat faktor yang sering dilupakan,

Paket INFORMASI DAMPAK HUTAN TANAMAN TERHADAP LINGKUNGAN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

III. METODE PENELITIAN

BAB V. EVALUASI HASIL PENELITIAN Evaluasi Parameter Utama Penelitian Penilaian Daya Dukung dengan Metode Pembobotan 124

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya ketidakseimbangan antara jumlah kebutuhan dengan kemampuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

III. BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

PENDAHULUAN. Produksi Benih Tanaman Pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

BAB II LANDASAN TEORI. komunikasi massa audio visual yang dibuat berdasarkan asas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2013 di lokasi peternakan Sapi Bali yakni

APLIKASI CITRA SPOT 7 UNTUK ESTIMASI PRODUKSI HIJAUAN RUMPUT PAKAN DI TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR (Kasus Padang Rumput Bekol)

V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB III METODE PENELITIAN

AN TERNAK D m. Oleh : Diana Rurp *)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan kita. Dalam hutan terdapat banyak kekayaan alam yang

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

ANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai ecosystem engineer (Keller & Gordon, 2009) atau juga soil

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN. Oleh : H E N R I K NPM :

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN

TINGKAT KESAMAAN KOMUNITAS HERBA DI SAVANA ALAS MALANG DAN SAVANA WATUNUMPUK TAMAN NASIONAL BALURAN SITUBONDO JAWA TIMUR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

II. METODOLOGI. A. Metode survei

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN Pengendali Ekosistem Hutan PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PRODUKTIFITAS SAVANA BEKOL PADA MUSIM PENGHUJAN TAMAN NASIONAL BALURAN 2006

I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Savana merupakan tempat bagi satwa herbivora melakukan aktivitasnya, terutama dalam mencari pakan. Hijauan yang ada termasuk jenis jenis rumput merupakan sumber pakan bagi satwa yang ada. Kondisi hijauan rumput di savana sangat dipengaruhi oleh jumlah satwa, persaingan jenis rumput, musim serta perubahan ekosistem yang disebabkan oleh campur tangan manusia. Di Taman Nasional Baluran terdapat beberapa savanna yang tersebar di berbagai tempat, diantaranya savanna Karangtekok, Balanan, Semiang, Kramat, Talpat dan Bekol. Savana Bekol merupakan salah satu pusat kegiatan wisata di Taman Nasional Baluran yang terkenal akan atraksi satwa herbivoranya. Untuk mempertahankan kondisi populasi satwa herbivora maka hijauan sebagai pakan yang merupakan factor pembatas diusahakan selalu tersedia dalam jumlah cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu didukung data mengenai kondisi dan produktivitas padang rumput (savana) Bekol di Taman Nasional Baluran. Untuk memperoleh data tersebut maka perlu diadakan penelitian mengenai kondisi dan produktivitas savana gun mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi populasi flora dan faunanya. b. Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah : Mengetahui produktivitas savanna Bekol pada musim hujan ( penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret April 2006 ) dengan mengambil sampel savana Bekol seluas 125 ha yang telah direhabilitasi (pembakaran terkendali, pemupukan, dan pencabutan seedling maupun trubusan).

II. TINJAUAN PUSTAKA Padang rumput (savana) Bekol adalah salah satu savana yang terdapat di Taman Nasional Baluran. Ekosistem savana ini merupakan ekosistem klimaks. Luas savana Bekol + 420 ha dan sebagian besar bertopografi datar (kelerengan 0 2%). Savana Bekol merupakan padang rumput alam atau semi alam, karena spesies tumbuh tumbuhan makanan satwa belum disebar atau ditanam dan relatif kecil akan campur tangan manusia. Adanya campur tangan manusia adalah dengan beberapa perlakuan seperti pembakaran terkendali, pemupukan dan pemberantasan gulma. Produktivitas merupakan hasil yang dipungut atau dipanen per satuan bobot, luas dan waktu, sedangkan biomassa adalah hasil yang dipanen atau dipungut per satuan luas dan bobot 9 (Indradi, 1996 dalam Utomo, 1997). Roduktivitas padang rumput diperoleh dengan cara memotong dan menimbang rumput yang terdapat di aral tersebut. Untuk mendapatkan angka yang baik pemotongan dilakukan setiap bulan atau menurut interval waktu tertentu. Produktivitas yang baik menurut Setyawati & Mukhtar (1992) dalam Utomo (1997) yaitu 6.000 Kg/ha atau 150 kg/ha/hari. Menurut McIlroy (1977) dalam Utomo (1997) pemotongan rumput dilakukan pada ketinggian yang telah ditentukan, pada umumnya sangat dekat dengan permukaan tanah. Jadi semua jenis rumput yang terukur hanya sebatas bagian yang berada di atas permukaan tanah. Selanjutnya dinyatakan bahwa produktivitas padang rumput tergantung pada beberapa faktor yaitu : 1. Persistensi (daya tahan), yaitu kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang secara vegetatif. 2. Agresivitas (daya saing) yaitu kemampuan memenangkan persaingan dengan spesies lain yang tumbuh bersama. 3. Kemampuan tumbuh kembali setelah injakan dan penggembalaan yang berat. 4. Sifat tahan kering dan tahan dingin. 5. Penyebaran produksi musiman. 6. Kemampuan menghasilkan cukup banyak biji yang dapat tumbuh baik atau dapat berkembang biak secara vegetatif. 7. Kesuburan tanah. 8. Iklim, terutama besarnya curah hujan dan distribusi hujan.

Menurut Alikodra (1979) produktivitas kawasan merupakan suatu modal yang secara ekonomis paling menguntungkan untuk mengembangkan populasi satwa sampai pada tingkat tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas padang rumput antara lain : 1. Suksesi, yaitu suatu proses perubahan dari unsur biotik dan abiotik sesuai dengan ekosistemnya. 2. Persaingan jenis rumput, terutama pada padang rumput alam kemungkinan jenis rumput tidak disukai oleh satwa akan muncul menggantikan jenis jenis yang disukai satwa. 3. Pengaruh musim, yaitu dalam musim kemrau biasanya mengalami kekeringan, sehingga terjadi masalah produksi makanan yang sangat menurun. 4. Over grazing, yaitu suatu keadaan yang menunjukkan bahwa jumlah satwa yang merumput telah melebihi daya dukung padang rumput. Pola pertumbuhan padang rumput temperate dipengaruhi banyak oleh suhu, biasanya suhu rendah. Naungan dapat mempengaruhi produktivitas padang rumput karena iklim lokal berubah. Demikian juga suhu yang tinggi berpengaruh sama tetapi kekeringan merupakan faktor penentu utama pada pola pertumbuhan dibanding dengan suhu yang rendah (Suhendar, 1981 dalam Utomo, 1997).

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Kegiatan dilaksanakan pada tanggal yang merupakan pengambilan / pengukuran pertama. Kegiatan berlokasi di savana Bekol pada area yang telah direhabilitasi seluas + 125 ha. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah : - peta kawasan savana Bekol - gunting rumput - sabit - rol meter plastik - rafia - meteran - penggaris - kompas - kamera - timbangan - kertas label Untuk mendapatkan data produktivitas padang rumput dibuat petak petak contoh dengan ukuran 1 m x 1 m sebanyak 20 plot. Penentuan petak contoh dilakukan dengan random yaitu dilakukan pengundian yang didasarkan pada penempatan petak contoh analisa vegetasi. Pertama dilakukan pengundian untuk petak contoh yang tidak dipagar sebanyak 10 buah, kemudian dilakukan pengundian untuk petak contoh yang dipagar sebanyak 10 buah. Untuk selanjutnya diaplikasikan ke lapangan. Untuk menghitung produksi rumput dilakukan pemotongan rumput pada 10 plot yang telah ditentukan. Hasil pemotongan rumput ditimbang bertanya yang merupakan produksi rumput pada keadaan alami. Setelah pemotongan awal rumput yang telah dipotong dibiarkan selama 40 hari yang dilanjutkan dengan pemotongan kedua sebagai produksi per plot selama 40 hari. Untuk menghindari aktifitas merumput dari satwa dilakukan

pemagaran terhadap 10 plot rumput pada kondisi alami, sedangkan 10 plot rumput yang lain dibiarkan tanpa pemagaran. Untuk mengetahui jumlah rumput yang dimakan satwa setiap harinya dapat dilakukan pendekatan dengan cara membandingkan hasil penimbangan rumput pada plot yang dipagar dengan plot yang tidak dipagar, dimana rumput masing masing dalam kondisi alami. Pengolahan data menggunakan rumus yang seperti dikemukakan oleh Widyatna ( 1982, dalam Setyawan, 1996 ) yaitu dari hasil penimbangan rumput pada petak petak contoh dapat diketahui produksi rumput seluruh areal dengan menggunakan rumus : P = P L l P : Produksi rumput padang rumput L : luas padang rumput. p : Produksi rumput seluruh petak contoh. l : Luas seluruh petak contoh. Untuk mengetahui produktivitas rumput seluruh areal dapat digunakan rumus produktivitas menurut Widyatna ( 1982 ) yaitu : Produktivitas = Produksi seluruh areal padang rumput Interval waktu pengamatan ( 40 hari ) Setelah dihitung maka produktivitas savanna bekol dapat diketahui sebagai berikut : Produktivitas = 18281250 gr/hari= 146250 grm/ha/hari = 146,25 Kg/Ha/hari. Dari hasil tersebut maka savanna Bekol sudah hampir mendekati batas produktivitas yang produktif. Menurut Wind dan Amir ( 1977 ) bahwa produktivitas savana yang baik yaitu 150Kg/Ha/hari. foto foto di mas hari leptopnya