RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR PADA SISTEM TUMPANGSARI UBI JALAR-JAGUNG MANIS DI LAHAN BEKAS ALANG-ALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

Pertumbuhan dan Hasil Dua Klon Ubijalar dalam Tumpang Sari dengan Jagung. Growth and Yield of Two Sweetpotato Clones in Intercropping with Maize

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor

TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL DUA KLON TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN UREA, SP-36, DAN KCl

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH BEBERAPA VARIETAS DAN WAKTU TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR PADA SISTEM TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG ABSTRACT ABSTRAK

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

SKRIPSI HASIL KACANG TANAH

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

HASIL DAN PEMBAHASAN

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea mays Saccharata group)

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

KAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGGUNAAN MULSA ALANG - ALANG PADA TUMPANGSARI CABAI DENGAN KUBIS BUNGA UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

Gusti Handayani, Jonatan Ginting, Haryati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan Corresponding author:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

Dasar agronomy " penanaman"

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN :

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

Produktivitas Lahan dan NKL pada Tumpang Sari Jarak Pagar dengan Tanaman Pangan

PENGARUH WAKTU PENYIANGAN DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA KONDISI TANPA OLAH TANAH

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Volume 10 Nomor 2 September 2013

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

TATA CARA PENELITIAN

Transkripsi:

ISSN 1411 0067Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 5, No. 1, 2003, Hlm. 34-39 34 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR PADA SISTEM TUMPANGSARI UBI JALAR-JAGUNG MANIS DI LAHAN BEKAS ALANG-ALANG GROWTH AND YIELD OF SWEET POTATO INTERCROPPED WITH SWEET CORN IN A COGOGRASS FIELD Bambang Gonggo M. +, Edhi Turmudi ++, dan Wisnu Brata ++ + Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu ++ Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu ABSTRACT The objective of the study was to compare the growth and yield of three sweet potato clones intercropped with sweet corn in a cogograss field at different sweet corn spacing. The experiment was arranged in a Spit Plot Design with three replications. The sweet corn spacing was treated as main plot and consisted of three levels, i.e. 25 cm x 60 cm, 25 cm x 120 cm, and 25 cm x 180 cm. The three sweet potato clones, i.e. BIS- 182, CHIP 1, and Local were considered as sub plot and arranged randomly in each plant spacing. The study indicated that, in general, the growth of sweet potato had reduced the population density of cogograss from 841 tillers to 287 tillers. The highest number of tubers (3,32 tubers ) and tuber weight (9343,88 g) in this intecropping were performed by local clone at 25 cm x 120 cm sweet corn spacing. Key words: sweet potato, sweet corn, cogograss, intercropping, plant spacing ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon pertumbuhan dan hasil tiga klon ubi jalar pada sistem tumpangsari ubi jalar-jagung manis di lahan bekas alang-alang. Percobaan lapangan dilaksanakan dari bulan Januari 2002 sampai dengan Mei 2002 dalam bentuk percobaan lapangan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot design). Perlakuan yang ditempatkan dalam petak utama ialah jarak tanam jagung manis yang terdiri atas 3 jarak yaitu 25 cm x 60 cm, 25 cm x 120 cm, dan 25 cm x 180 cm. Sedangkan sebagai anak petak ialah tiga klon ubi jalar yaitu BIS-182, CHIP 1, dan Lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon BIS-182, CHIP 1, dan Lokal mampu menurunkan kepadatan individu alang-alang dari 841 anakan menjadi 287 anakan. Ubi jalar klon Lokal yang ditumpangsarikan dengan jagung manis pada jarak tanam 25 cm x 120 cm menghasilkan jumlah umbi terbanyak dan bobot total panen terberat yaitu 3.32 umbi dan 9343.88 g. Kata kunci : ubi jalar, alang-alang, jagung manis, tumpang sari PENDAHULUAN Lahan alang-alang dapat dipilih untuk perluasan areal tanaman pangan. Namun sistem rhizoid alang-alang yang luas serta bersifat regeneratif kuat dan mudah beradaptasi menyulitkan cara pembukaannya (Suprijono et al., 1999). Penggunaan tanaman pionir seperti ubijalar telah teruji mampu membentuk kondisi media tanam yang diharapkan oleh tanaman budidaya dengan biaya yang relatif rendah, namun berdaya produksi bahan pangan. Hasil penelitian yang menguji ubi jalar sebagai tanaman konservasi pada areal alang-alang, menunjukkan bahwa 15 klon ubi jalar dapat menekan populasi alang-alang (Gonggo, 1994 ; Gonggo, 1996 ; Gonggo et al., 2000). Ubi jalar merupakan salah satu jenis tanaman yang mampu bersaing dan menekan populasi alang-alang. Tanaman ini diduga dapat membebaskan zat alelopati terhadap alangalang. Sifat unggul lain dari ubi jalar yaitu lebih adaptif terhadap tanah yang kekeringan dan kurang subur, serta mempunyai sifat

Gonggo, B.M. et al. JIPI 35 tumbuh merambat agresif yang dapat menutup areal pertanaman dengan cepat, sehingga dapat menekan pertumbuhan alang-alang. Penggunaan sistem tumpangsari dapat meningkatkan efektivitas pemanfaatan lahan. Keberhasilan sistem tumpangsari ditentukan oleh berbagai faktor di antaranya bentuk interaksi interspesifik dan intraspesifik kombinasi tanaman yang memungkinkan. Keuntungan dari sistem tumpangsari ubi jalar dengan jagung manis yaitu dapat meningkatkan dalam penggunaan lahan, mengendalikan gulma alang-alang, memperkecil resiko kegagalan hasil, dan dapat menambah pendapatan petani. Meningkatkan produktivitas tanaman ubi jalar dalam sistem tumpangsari dan menekan pertumbuhan gulma alang-alang, dapat ditempuh dengan berbagai cara, di antaranya dengan pengaturan jarak tanam yang optimum (Sutrisno, 1988). Jarak tanam berhubungan dengan kepadatan populasi yang selanjutnya mempengaruhi produksi tanaman per satuan luas. Hal ini berhubungan dengan kompetisi tanaman dalam mendapatkan unsur hara, air, serta efisiensi dalam penggunaan cahaya matahari. Hasil penelitian (Gonggo, 1994) menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dapat meningkatkan biomassa tajuk ubi jalar per petak, dan penggunaan bahan tanam ubi jalar dapat menekan pertumbuhan populasi alangalang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil tiga klon ubi jalar dalam sistem tumpangsari dengan jagung manis pada lahan bekas alang-alang METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2002 sampai dengan awal Mei 2002, di lahan bervegetasi alang-alang, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, dengan ketinggian tempat 10 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan lapangan dengan Rancangan Petak Terbagi (split plot design) dengan rancangan dasar berupa Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) 3 x 3. Perlakuan yang ditempatkan dalam petak utama berupa jarak tanam jagung manis yang terbagi atas 3 jarak tanam yaitu 25 cm x 60 cm, 25 cm x 120 cm, dan 25 cm x 180 cm. Sedangkan perlakuan yang ditempatkan pada anak petak berupa klon ubi jalar yang terdiri atas 3 klon yaitu : BIS-182, CHIP 1, dan Lokal. Populasi alang-alang dihitung dengan metode pelemparan petak kuadrat ukuran panjang x lebar = 50 cm x 50 cm. Sedangkan untuk pengamatan jumlah individu akhir alang-alang dilakukan setelah panen tanaman ubi jalar. Gulma alang-alang dari setiap petak dibenamkan kembali dan diinkubasikan selama lebih kurang 1 minggu. Petak dibuat dengan ukuran 3.6 m x 3 m, jarak antar petak 0.5 m dan antar ulangan 1 m. Guludan untuk penanaman ubi jalar dibuat dengan lebar 60 cm dan tinggi + 30 cm. Penanaman ubi jalar dilakukan di bagian atas guludan yang telah dibuat. Bagian yang digunakan adalah stek pucuk atau stek batang dengan panjang + 20 cm 25 cm dan memiliki 3 helai daun. Penanaman dilakukan dengan membenamkan setengah bagian sulur atau batang ke dalam tanah. Untuk penanaman ubi jalar digunakan jarak tanam 60 cm x 50 cm. Pembenaman stek ke dalam tanah tergantung dengan jumlah ruas pada setiap panjang stek. Sedangkan penanaman jagung manis dilakukan di antara dua guludan, dengan jumlah benih masing-masing 2-3 biji per lubang tanam. Penanaman jagung manis dilakukan 1 minggu setelah penanaman ubi jalar. Pupuk Urea diberikan sebanyak dua kali yaitu sepertiga pada saat tanam dan dua pertiga pada 14 hst dengan dosis 300 kg ha -1, sedangkan pupuk SP36 dan KCl seluruhnya diberikan saat tanam dengan dosis masingmasing 150 kg ha -1 dan 100 kg ha -1. Pemupukan hanya dilakukan terhadap tanaman jagung manis. Sedangkan untuk tanaman ubi jalar tidak dilakukan pemupukan. Pemanenan ubi jalar dilakukan pada saat umbi muncul ke permukaan tanah dan sebagian daun gugur. Kondisi ini tercapai pada saat tanaman berumur 120 hst. Penentuan tanaman sampel dilakukan secara acak dan setiap anak petak terdapat 6 tanaman sampel. Adapun variabel yang diamati meliputi : indeks luas daun, jumlah cabang primer ubi jalar, panjang cabang primer ubi jalar, bobot berangkasan segar ubi jalar, bobot berangkasan kering ubi jalar, jumlah umbi ubi jalar, bobot per umbi, dan bobot total umbi.

Pertumbuhan dan hasil ubi jalar di lahan bekas alang-alang JIPI 36 Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan analisis varians (ANAVA) pada taraf 5%. Untuk membandingkan antar ja - rak tanam dan klon yang diuji dilakukan dengan DMRT pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama percobaan berlangsung, curah hujan yang terjadi berkisar antara 133,1 mm bulan -1 sampai dengan 298,6 mm bulan -1. Jumlah tersebut sesuai dengan kebutuhan optimum untuk pertumbuhan dan produksi ubi jalar yaitu 100 mm bulan -1 (Steinbauer and Kusham, 1971). Ubi jalar meskipun tahan kekeringan, namun untuk memperoleh hasil yang tinggi diperlukan curah hujan paling sedikit 500 mm bulan -1 selama masa pertumbuhannya dengan rata-rata curah hujan tahunan 750-1000 mm bulan -1 dan menjelang panen diperlukan kelembaban yang rendah (Kay, 1973). Suhu udara rata-rata selama percobaan berlangsung berkisar antara 25,5 o C sampai dengan 26,9 o C. Kisaran suhu tersebut, optimum bagi pertumbuhan dan produksi ubi jalar sesuai dengan pendapat Wargiono (1989) yang menyatakan bahwa suhu optimum bagi pertumbuhan dan produksi ubi jalar berkisar antara 21 o C sampai dengan 27 o C. Menurut Kay (1973), untuk pertumbuhan optimum diperlukan suhu 24 o C atau lebih dengan suhu malam yang hangat. Pada suhu kurang dari 15 o C dan lebih dari 35 o C hanya sedikit atau bahkan tidak terbentuk umbi dan lebih banyak terbentuk akar serabut (Spence and Humphries, 1972). Pengamatan jumlah individu awal alangalang pada lahan sebelum dilakukan penelitian diperoleh jumlah kepadatan populasi individu alang-alang sebesar 841 anakan dari 6 plot sampel. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa lahan itu didominasi oleh gulma alang-alang (Imperata cylindrica). Pada akhir percobaan (3.5 bulan) tanaman ubi jalar mampu menekan jumlah kepadatan individu alang-alang hingga mencapai 287 anakan dari 6 plot sampel, atau mengalami penurunan populasi sebesar 65.87%. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa setiap klon yang diuji mempunyai kemampuan menekan jumlah kepadatan individu alang-alang yang hampir sama yaitu 34% (atau penurunan jumlah individu sebesar 66%) sampai dengan 34.2% (atau penurunan jumlah individu sebesar 65.8%). Hadirnya tanaman ubi jalar mampu menekan pertumbuhan alang-alang, jika dilihat dari penurunan jumlah anakan alang-alang. Secara umum populasi alang-alang mengalami penurunan yang tajam dengan keberadaan ubi jalar. Bahan tanam umbi secara nyata lebih mampu menurunkan besarnya kepadatan populasi alang-alang sebesar 71.04% dibanding bahan tanam stek sebesar 64.03% (Gonggo, 1994). Analisis tanah yang dilakukan pada saat pengolahan tanah atau awal penelitian dan analisis tanah akhir yang dilakukan setelah panen, menunjukkan terjadi kenaikan berkisar antara 0.05 sampai dengan 1.94 pada beberapa variabel, seperti ph KCl dan H 2 O, kadar lengas, P-tersedia, dan K-tersedia. Hal ini diduga karena pengaruh residu pupuk yang belum termanfaatkan oleh tanaman. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat interaksi antara jarak tanam jagung manis dan klon ubi jalar dalam sistem tumpangsari terhadap semua variabel pengamatan ubi jalar. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil semua klon ubi jalar memberi tanggapan yang sama terhadap jarak tanam jagung manis. Begitu juga dengan jarak tanam jagung manis sebagai faktor tunggal, tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel (Tabel 1).

Gonggo, B.M. et al. JIPI 37 Tabel 1. Rangkuman nilai F hitung dari variabel ubi jalar yang diamati Variabel Nilai F hitung pada Interaksi Klon Jarak tanam Pertumbuhan Indeks luas daun 0.37 9.15 * 0.89 Bobot berangkasan segar 1.39 19.25 * 2.14 Bobot berangkasan kering 2.04 15.23 * 0.77 Jumlah cabang primer 0.76 8.66 * 1.84 Panjang cabang primer 0.70 10.13 * 8.61 Hasil Jumlah umbi 2.15 106.30 * 3.18 Bobot per umbi 0.28 6.56 * 0.88 Bobot total umbi 0.36 7.27 0.65 * berbeda nyata pada taraf 5% Namun klon ubi jalar sebagai faktor tunggal yang diuji menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua peubah. Hal ini wajar terjadi karena faktor genetik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil ubi jalar. Rata-rata variabel pertumbuhan ubi jalar yang diukur dan ditanam dalam sistem tumpangsari disajikan pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Rata-rata variabel pertumbuhan ubi jalar yang diuji dalam sistem tumpangsari Klon Ubi jalar Indeks luas daun Bobot berangkasan segar (g) Variabel Bobot berangkasan kering (g) Jumlah cabang primer (batang) Panjang cabang primer (cm) BIS 182 5.94 a 359.31 a 65.72 ab 4.03 a 69.47 a CIP 1 6.61 b 427.59 b 72.20 a 4.11 a 81.26 b Lokal 2.72 a 252.19 c 47.05 b 4.87 b 52.18 a Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut DMRT 5% Secara umum terlihat bahwa klon CIP 1 memiliki nilai rata-rata pengamatan yang lebih tinggi, bila dibandingkan dengan Klon BIS 182 maupun Klon Lokal. Hasil ini menunjukkan bahwa klon CIP 1 memiliki kemampuan tumbuh yang lebih baik bila dibandingkan dengan Klon BIS 182 dan Klon Lokal. Hahn and Hoyzo (1983) menyatakan bahwa setiap klon ubi jalar mempunyai kemampuan adaptasi yang berbeda terhadap lingkungan tumbuhnya. Sedangkan Klon BIS 182, cenderung memberikan hasil yang tinggi untuk variabel indeks luas daun, bobot berangkasan segar, dan panjang cabang primer. Hasil tersebut secara statistik berbeda nyata dengan klon Lokal untuk variabel indeks luas daun, bobot berangkasan segar, jumlah cabang primer, dan panjang cabang primer. Untuk rata-rata variabel hasil tanaman ubi jalar yang ditumpangsarikan dengan jagung manis seperti terlihat pada Tabel 3.

Pertumbuhan dan hasil ubi jalar di lahan bekas alang-alang JIPI 38 Tabel 3. Rata-rata variabel hasil ubi jalar yang diuji dalam sistem tumpangsari Klon Variabel Ubi jalar Jumlah umbi Bobobt per umbi Bobot total umbi (umbi tan -1 ) (g tan -1 ) (g petak -1 ) BIS 182 1.86 a 129.35 b 3654.22 a CIP 1 1.79 a 108.30 b 3412.86 a Lokal 3.32 b 245.57 a 7597.72 b Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut DMRT 5% Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon Lokal memiliki perbedaan yang nyata, bila dibandingkan dengan klon BIS 182 dan klon CIP 1, seperti terlihat pada variabel jumlah umbi, bobot per umbi, dan bobot total umbi per petak (Tabel 3). Klon Lokal memberikan hasil umbi yang tertinggi untuk variabel hasil yang diamati. Tingginya rata-rata hasil klon Lokal pada semua variabel hasil diduga karena klon Lokal sudah beradaptasi dengan baik pada lingkungan tumbuh. Menurut Loebis (1987) pertumbuhan dan hasil ubi jalar tergantung pada sifat klon dan lingkungan di mana klon tersebut ditanam. Pada jarak tanam jagung manis 25 cm x 120 cm, klon Lokal yang diuji memberikan hasil jumlah umbi terbanyak yaitu 3.32 umbi, sedangkan pada jarak tanam jagung manis 25 cm x 60 cm, klon CIP 1 yang diuji memberikan hasil jumlah umbi paling sedikit yaitu 1.86 umbi. Untuk rata-rata pengukuran bobot per umbi ubi jalar untuk masing-masing klon berturut-turut klon Lokal sebesar 245.57 g; klon BIS 182 sebesar 129.35 dan klon CIP 1 sebesar 108.30 g. Tabel 4. Bobot total umbi ubi jalar per petak Jarak tanam jagung manis Klon 25 cm x 60 cm 25 cm x 120 cm 25 cm x 180 cm Rata-rata bobot umbi (g petak -1 ) BIS 182 3154.11 3766.25 4042.30 3654.22 CIP 1 3132.07 3292.97 3813.54 3412.86 Lokal 5970.56 9353.88 7468.71 7597.72 Rata-rata 3041.56 5471.03 5108.18 Bobot total umbi per petak ubi jalar klon Lokal yang ditumpangsarikan dengan jagung manis dengan jarak tanam jagung manis 25 cm x 120 cm menghasilkan rata-rata yang tertinggi yaitu 9353.88 g. Sedangkan pada jarak tanam jagung manis 25 cm x 60 cm menghasilkan bobot total umbi per petak terendah sebesar 3132.07 g (klon CIP-1). KESIMPULAN Klon BIS 182, CIP 1 dan Lokal sesuai untuk dibudidayakan pada lahan alang-alang, karena dapat menekan pertumbuhan alangalang. Penurunan jumlah kepadatan individu alang-alang dari 841 anakan menjadi 287 anakan. Jumlah umbi terbanyak 3.32 umbi dan bobot total rata-rata panen terberat 9343.88 g petak -1 dihasilkan pada jarak tanam jagung manis 25 cm x 120 cm yang dikombinasikan dengan klon lokal. DAFTAR PUSTAKA Gonggo, B.M. 1994. Respon tanaman ubi jalar [Ipomoea batatas (L.) Lam.] pada lahan alang-alang akibat jarak tanam dan bahan tanam yang berbeda. Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian UNIB, Bengkulu.

Gonggo, B.M. et al. JIPI 39 Gonggo, B.M. 1996. Rehabilitasi lahan alangalang dengan cara pengolahan tanah dan penanaman ubi jalar [Ipomoea batatas (L.) Lam.] serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai [Glycine max (L.) Merr.]. J.Penelitian LP UNIB. 2(5):39-47. Gonggo, B.M., M. Simarmata, B.W Simanihuruk, dan P.H Silitonga. 2000. Pengujian keragaan pertumbuhan dan hasil ubi jalar pada tingkatan waktu bebas dan terinfestasi alang-alang. JIPI 2(4):54-59. Hahn S. Koch and Y. Hoyzo, 1983. Sweet Potato and Yam. p. 319-339 in IRRI Proc. Symp on Potential Production of Field Crops Under Different Environment. Los Banos, Philipines. Kay D. E., 1973. Crop and Product Digest 2. Root Crops. Trop. Prod. Inst., London Loebis, A. TH., 1987. Seleksi ubijalar [Ipomoea batatas (L) Lam]. Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Sukarami, Padang Spence C. E and L. J. Humphries, 1972. Effect of moisture supply, root temperature and growth regulator on photosynthesis of isolates root leaves in sweet potato (Ipomoea batatas). Ann. Bod. N. S. 36 : 115-121. Steinbauer C. E. and L. J. Kusham, 1971. Sweet potato culture and diseases. Agric. Res. Serv. United State Departemen of Agriculture. Washington D.C. Suprijono, E., Gonggo B.M. dan Junaedi. 1999. Pengaruh pengolahan tanah dan frekuensi penyiangan gulma pada lahan bekas alang-alang terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang, pergeseran dan komposisi gulma. JIPI 1(2):89-94. Sutrisno. 1988. Pengaruh tumpangsari jagung (Zea mays) dan kedelai [Glycine max (L.) Merr) terhadap hasil biji dan Land Equivalen Ratio (LER). Thesis pada Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor (Tidak dipublikasikan). Wargiono, 1989. Budidaya Ubijalar. Bharata, Jakarta