EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

DAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 2.1. Jalan Umum Menurut Fungsinya.. 9. Tabel Jalan Umum Menurut Statusnya. 10.

Manajemen Aset Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

Saut P. Munthe, A. Agung Gde Kartika. ST, M.Sc dan Budi Rahardjo. ST, MT Abstrak 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA

ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA

Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging

PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA- KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN UNTUK JALAN BERASPAL STUDI KASUS: JALAN JAYAPURA SENTANI, PROPINSI PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DINAS PU BINA MARGA JALAN ADI SUCIPTA NO.2 CIANJUR 43211, TELP (0263) FAX PROPOSAL USULAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penyebaran Kuisioner

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS BINA MARGA KESIAPAN MENGHADAPI HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H/2014 M

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2013

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH

Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa, dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya yang dilakukan secara terencana (Kartasasmita, 1994 dalam Riyadi

ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

ANALISIS KEBUTUHAN JALAN DI KAWASAN KOTA BARU TEGALLUAR KABUPATEN BANDUNG

ANALISA MANFAAT BIAYA MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROYEK APBD PENANGANAN DRAINASE DI KOTA BANDUNG

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. majunya pertumbuhan perekonomian suatu daerah atau negara. Transportasi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

TUGAS AKHIR - RC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB I Pendahuluan I-1

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENINGKATAN RUAS JALAN NASIONAL (STUDI KASUS : DI WILAYAH UTARA PROPINSI BANTEN)

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI TERMINAL DI KOTA SURAKARTA

Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III AKUNTABILITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah B A. Studi Pustaka MULAI. Permasalahan. Observasi Lapangan. Pengumpulan Data

IDENTIFIKASI RISIKO DALAM ASPEK PRASARANA LINGKUNGAN PERUMAHAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA DEVELOPER SKRIPSI

1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

EVALUASI KELANJUTAN PEMBANGUNAN PASAR IKAN HIIGIENIS KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia, terletak di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Mahasiswa / Program Studi Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2

KAJIAN ANGGARAN PRESERVASI JALAN TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PADA RUAS JALAN SORONG TEMINABUAN PROPINSI PAPUA BARAT

Rencana kerja (Renja) 2014

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT

STUDI EVALUASI KINERJA RUAS JALAN JENDERAL AHMAD YANI KOTA CILEGON BANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI SEKTORAL (12) TRANSPORTASI DARAT

Lampiran Data Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

Transkripsi:

EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN. Muzain Fataruba, Ria Asih Aryani Soemitro Jurusan Teknik Sipil-Bidang Keahlian Manajemen Aset Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS ABSTRAK Kegiatan pemeliharaan berkala merupakan salah satu bagian dari program pemeliharaan jaringan jalan. Kendala yang dihadapi Dinas Prasarana Wilayah Proinsi Sulawesi Selatan dalam menentukan urutan prioritas usulan pemeliharaan berkala adalah keterbatasan anggaran dana dan tidak ada metode tertentu dalam pembobotan kriteria, sehingga prioritas yang dihasilkan tidak sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Pada kondisi eksisting hanya digunakan kriteria dari hasil surei lapangan yaitu Kriteria Kondisi Jalan dan Kriteria Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR), tanpa adanya pembobotan tingkat kepentingan kriteria tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu metoda baru yaitu metoda pembobotan dalam penentuan urutan prioritas usulan pemeliharaan berkala, dengan jumlah ruas jalan penelitian sebanyak 13 ruas jalan proinsi. Kriteria yang digunakan adalah kriteria yang ada pada kondisi eksisting ditambah 6 kriteria baru (potensi ekonomi komuditi unggulan, manfaat pemakai jalan, penduduk pengguna ruas jalan, peranserta masyarakat, fasilitas umum, trayek angkutan) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah wilayah studi. Pada penelitian ini, untuk mengetahui besarnya pengaruh/bobot kepentingan kriteria yang digunakan, maka dilakukan surei kuisioner kepada 13 responden yaitu para pengambil keputusan dari Tim Pembahas Dinas Prasarana Wilayah dan Tim Pembahas/Penyusun APBD Proinsi Sulawesi Selatan. Urutan Prioritas Usulan ditentukan berdasarkan besarnya jumlah manfaat yang didapat dari jumlah perkalian antara bobot kepentingan kriteria dengan nilai kriteria untuk setiap ruas jalan. Hasil pembobotan tingkat kepentingan kriteria adalah kondisi ruas jalan (27,66%), LHR (21,37%), Potensi ekonomi komuditi unggulan (15,86%), Manfaat pemakai jalan (12,26), trayek angkutan umum (9,60%), jumlah penduduk pengguna ruas jalan (5,56%), peranserta masyarakat (3,93%), dan jumlah fasilitas umum (3,76). Hasil ealuasi perbandingan berdasarkan urutan prioritas usulan dengan batasan anggaran dana Rp.12,994,040,000.00.,- pada kondisi eksisting ruas jalan yang di usulkan sepanjang 28,37 kilometer, sedangkan pada metode pembobotan ruas jalan yang diusulkan sepanjang 29,79 kilometer. Berikut 7 urutan prioritas usulan pertama kondisi eksisting yaitu ruas jalan malino bts. cabdin sinjai, takkalala-cabange, cabange-soppeng, cabange-salaonro, salaonro-pompanua, salaonro-ulugalung, jalan A. Yani (sidrap). Sedangkan 7 usulan pertama pada metode pembobotan berdasarkan jumlah manfaat yaitu sapaya bts. jeneponto, palangga sapaya, malino bts. cabdin sinjai, bts.gowa jeneponto, benteng-pariangan-barang barang, benteng-patori, dan cabange-soppeng. Berdasarkan hasil ealuasi perbandingan, hasil urutan prioritas usulan dengan metode pembobotan dinilai lebih baik dan lebih lengkap. Kata kunci: Proinsi Sulawesi Selatan, Urutan Prioritas, Pemeliharaan Berkala, Metode Pembobotan.

PENDAHULUAN Sebagai prasarana distribusi barang dan jasa, jalan merupakan urat nadi kehidupan, dalam mendukung berlangsungnya kegiatan usaha masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, akan terjadi arus orang dan jasa. Hal ini hanya dimungkinkan terjadi oleh adanya jasa distribusi, yaitu jasa perdagangan dan jasa angkutan sebagai bagian yang tak terpisahkan, yang bermula dari lokasi sumberdaya alam dan berhenti pada konsumen akhir. Sebagai prasarana transportasi darat, kedudukan dan peran jaringan jalan sudah selayaknya perlu diusahakan agar dapat melayani dengan lancar. Gangguan atau ketidak lancaran salah satu ruas jalan, akan berakibat pula pada gangguan jasa distribusi barang dan jasa. Pemeliharaan jalan perlu di lakukan setiap tahun dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas jalan dari segi kenyamanan pengguna jalan. Kondisi jalan proinsi di Sulawesi Selatan pada tahun 2004, yang masuk dalam kategori kondisi baik sepanjang 446,62 Km, sedang 399,15 Km, rusak ringan 127,95 Km, dan rusak berat sepanjang 235,68 Km. Dari kondisi jalan tersebut panjang jalan yang masuk dalam pemeliharaan berkala sepanjang 50,29 Km, dengan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp.22.401.490.000,00,-, sedangkan alokasi APBD hanya sebesar Rp.12.994.040.000,00,- yang mampu mambiayai pemeliharaan berkala jalan sepanjang 28,37 Km. Dengan keterbatasan alokasi anggaran pemeliharaan berkala, maka perlu dilakukan Penelitian Penentuan Prioritas Usulan Proyek Pemeliharaan Jalan Proinsi Berdasarkan Kemampuan Keuangan Pemda Proinsi Sulawesi Selatan sebagai bahan pertimbangan dalam mewujudkan sasaran pembangunan yang tertuang dalam Renstrada. METODA Penelitian ini dimulai dengan mengealuasi kondisi eksisting Pemeliharaan Jalan Proinsi di Sulawesi Selatan. Proses identifikasi kondisi eksisting selalu bersamaan dengan studi terhadap norma, standar, peraturan dan manual. Ini dimaksudkan agar setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan program pembangunan pemerintah pusat dan daerah. Tahap kedua yaitu mengidentifikasi parameter dan menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan proinsi dengan menggunakan Metode Pembobotan. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kriteria sesuai dengan tujuan dan sasaran renstra. Parameterparameter tersebut disusun menjadi kriteria manfaat ekonomi, layanan sosial, layanan transportasi, dan kondisi jalan. Renstra dipandang sebagai bentuk kebijakan pemerintah yang menekankan proses yang harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengumpulan data, baik data sekunder maupun data primer. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi mengukur tingkat kepentingan kriteria terhadap penentuan prioritas. Responden yang dipilih adalah Tim Pembahas pada Dinas Prasarana Wilayah dan Tim Pembahas/Penyusunan APBN. Tahap ke empat yaitu melakukan proses pembobotan tingkat kepentingan kriteria dengan menggunakan analisa multi kriteria untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing kriteria yang digunakan sebelum memutuskan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Pada tahap pengisian matriks perbandingan berpasangan,.unsurunsur matriks tersebut diperoleh dengan membandingkan satu kriteria dengan kriteria yang lainnya, sehingga diperoleh semua unsur diagonal matriks perbandingan sama D-5-2

dengan 1(satu). Normalisasi perbandingan dilakukan untuk menyatukan jumlah kolom yang diperoleh, dengan membagi setiap nilai dengan nilai total. Untuk model pembobotan kriteria, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsistensinya 10 %. Penentuan prioritas dengan menggunakan metoda pembobotan, untuk mendapatkan penilaian dan pembobotan terhadap beberapa kriteria yang mempengaruhi pengmbilan keputusan. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik berdasarkan perbandingan berpasangan antara kriteria yang satu dengan kriteria yang lainnya. Dalam mengisi matriks berpasangan digunakan skala banding untuk menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen diatas yang lainnya. Skala banding tersebut mendefenisikan nilai 1 (satu) sampai dengan 8 (delapan) yang ditetapkan sebagai pertimbangan dalam membandingkan kriteria. Untuk memperoleh prioritas menyeluruh bagi suatu persoalan keputusan maka matriks perbandingan berpasangan harus disatukan dengan melakukan pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas setiap elemen. Penentuan prioritas masing-masing alternatif dilakukan dengan menjumlahkan nilai masing-masing kriteria terhadap skala yang diukur. Urutan prioritas pemeliharaan jalan eksisting dan urutan prioritas pemeliharaan jalan dengan menggunakan metode pembobotan kemudian dibandingkan. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat urutan prioritas mana yang lebih baik dalam pemeliharaan jalan sesuai dengan kemampuan keuangan Pemda Proinsi Sulawesi Selatan. HASIL DAN DISKUSI Dalam menentukan prioritas pemeliharaan jalan, setiap tahunnya Dinas Prasarana Wilayah melakukan surei lapangan, menganalisa, dan mengkaji ulang data base terhadap seluruh ruas jalan yang menjadi kewenangan Pemda Proinsi sebelum diusulkan menjadi urutan prioritas pembangunan dan pemeliharaan jalan. Dari data Kondisi Jalan dan data LHR Tim Pembahas pada Dinas Prasarana Wilayah menetapkan 13 (tiga belas) ruas jalan yang menjadi prioritas pemeliharaan berkala tahun 2005. Urutan Prioritasnya dapat dilihat pada tabel berikut 1. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp.12,994,040,000.00.,- ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan berkala sepanjang 28,37 kilometer. Penentuan urutan prioritas pemeliharaan berkala pada metode pembobotan adalah menjumlahkan semua nilai kriteria yang didapat dari perkalian antara skala dari masing-masing kriteria dengan bobot kriteria itu sendiri untuk setiap ruas jalan penelitian. Nilai dari masing-masing kriteria terlebih dahulu dijadikan dalam skala, karena masing-masing nilai mempunyai satuan yang berbeda. Pemberian skala dengan cara membagi nilai kriteria pada setiap ruas jalan penelitian dengan nilai kriteria yang tertinggi dari salah satu ruas jalan penelitian untuk masing-masing kriteria. Skala tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria yang telah diperoleh dan ditetapkan dari proses analisa multi kriteria (AHP) dan kemudian akan meng hasilkan nilai. Nilai masing-masing kriteria dijumlahkan berdasarkan ruas jalan yang diteliti dan hasilnya disebut dengan jumlah keuntungan (manfaat). Untuk menentukan peringkat (urutan prioritas) adalah dengan cara melihat nilai jumlah keuntungan mulai dari yang terbesar sampai pada yang terkecil. Jumlah nilai terbesar/tertinggi merupakan peringkat teratas dan yang terendah merupakan peringkat terakhir. Urutan Prioritas metoda pembobotan dapat dilihat pada tabel 2. Dengan alokasi anggaran pemeliharaan berkala D-5-3

sebesar Rp.12,994,040,000.00.,- ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan berkala sepanjang 29,79 kilometer. Tabel 1. Urutan Prioritas Usulan Program/Kegiatan pemeliharaan Berkala 2005. DAFTAR USULAN URUTAN PRIORITAS PROGRAM/KEGIATAN PEMELIHARAAN BERKALA TAHUN 2005 NO NO RUAS NAMA RUAS JALAN TARGET (KM) BIAYA 1 017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 2 030 TAKKALALA - CABANGE 2.60 1,201,200,000.00 3 031 CABANGE - SOPPENG 8.44 3,899,280,000.00 4 032 CABANGE - SALAONRO 4.83 2,231,460,000.00 5 033 SALAONRO - POMPANUA 3.80 1,755,600,000.00 6 036 SALAONRO - ULUGALUNG 4.00 1,848,000,000.00 7 046 JLN. A. YANI (SIDRAP) 1.50 682,500,000.00 8 053 BENTENG - PAR - BARANG BARANG 4.00 1,682,000,000.00 9 054 BENTENG - PATORI 3.50 1,471,750,000.00 10 096 BORO - BTS. BANTAENG 1.72 739,600,000.00 11 097 PALANGGA - SAPAYA 2.50 1,087,500,000.00 12 098 SAPAYA - BTS. JENEPONTO 5.00 2,175,000,000.00 13 098 BTS. GOWA - JENEPONTO 5.20 2,251,600,000.00 TOTAL Sumber : Dinas Prasarana Wilayah Pro. Sulsel. 50.29 22,401,490,000.00 Tabel 2. Urutan Prioritas Metode Pembobotan NO NO RUAS PANJANG BIAYA NILAI (KM) (Rp) KEUNTUNGAN 1 098 SAPAYA - BTS. JENEPONTO 5.00 2,175,000,000.00 76.53 2 097 PALANGGA - SAPAYA 2.50 1,087,500,000.00 71.91 3 017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 71.76 4 098 BTS. GOWA - JENEPONTO 5.20 2,251,000,000.00 70.04 5 053 BENTENG - PARIANGAN - BARANG 4.00 1,682,000,000.00 68.81 6 054 BENTENG - PATORI 3.50 1,471,750,000.00 67.67 7 031 CABANGE - SOPPENG 8.44 3,899,280,000.00 65.88 8 036 SALAONRO - ULUGALUNG 4.00 1,848,000,000.00 56.12 9 46 JLN. A. YANI (SIDRAP) 1.50 682,500,000.00 55.25 10 032 CABANGE - SALAONRO 4.83 2,231,460,000.00 54.22 11 033 SALAONRO - POMPANUA 3.80 1,755,600,000.00 54.06 12 031 TAKKALALA - CABANGE 2.60 1,201,200,000.00 47.30 13 096 BORO - BTS. BANTAENG 1.72 739,600,000.00 45.70 Sumber : Hasil Perhitungan NAMA RUAS JALAN JUMLAH 50.29 22,400,890,000.00 Hasil perbandingan urutan prioritas eksisting dengan urutan prioritas metode pembobotan dapat dinyatakan bahwa urutan prioritas dengan metode pembobotan jauh lebih baik dari kondisi eksisting. Berdasarkan parameter yang digunakan, parameter yang digunakan pada metoda pembobotan lebih lengkap dan sesuai D-5-4

dengan kondisi di daerah ini, dan berkasarkan alokasi anggaran, dengan menggunakan metoda pembobotan, ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan lebih panjang 1,42 kilometer. Tabel 3. Ealuasi Perbandingan Berdasarkan Kriteria yang Digunakan NO PARAMETER EKSISTING PEMBOBOTAN 1. KRITERIA YANG DIGUNAKAN Aspek Manfaat Ekonomi - Manfaat Komuditi Unggulan - Manfaat Pemakai Jalan Aspek Layanan Sosial - Jumlah Penduduk - Jumlah Fasilitas Umum - Peran Serta Masyarakat Aspek Layanan Transportasi - Kondisi Ruas Jalan, - LHR - Trayek Angkutan Umum - - - - - - 2, Metode Ealuasi Metode Pembobotan. - 3. Pengabil Keputusan - Dinas Prasarana Wilayah - Tim Pembahas APBD 4. Sumber Dana APBD Sumber : Hasil Perhitungan. Tabel 4. Alokasi Anggaran Pemeliharaan Jalan Eksisting ALOKASI ANGGARAN URUTAN PRIORITAS EKSISTING NO. RUAS NAMA RUAS JALAN PANJANG (KM) BIAYA (Rp) 017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 030 TAKKALALA - CABANGE 2.60 1,201,200,000.00 031 CABANGE - SOPPENG 8.44 3,899,280,000.00 032 CABANGE - SALAONRO 4.83 2,231,460,000.00 033 SALAONRO - POMPANUA 3.80 1,755,600,000.00 036 SALAONRO - ULUGALUNG 4.00 1,848,000,000.00 046 JLN. A. YANI (SIDRAP) 1.50 682,500,000.00 JUMLAH Sumber : Hasil Ealuasi 28.37 12,994,040,000.00 D-5-5

Tabel 5. Alokasi Anggaran Pemeliharaan Jalan Metode Pembobotan. ALOKASI ANGGARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBOBOTAN NO. RUAS NAMA RUAS JALAN PANJANG (KM) BIAYA (Rp) 098 SAPAYA - BTS. JENEPONTO 5.00 2,175,000,000.00 097 PALANGGA - SAPAYA 2.50 1,087,500,000.00 017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 098 BTS. GOWA - JENEPONTO 5.20 2,251,600,000.00 053 BENTENG - PARIANGAN - BARANG 4.00 1,682,000,000.00 054 BENTENG - PATORI 3.50 1,471,750,000.00 053 BENT - PARI - BARANG 6.39 2,950,790,000.00 JUMLAH Sumber : Hasil Perhitungan 29.79 12,994,640,000.00 KESIMPULAN Penentuan urutan prioritas usulan proyek pemeliharaan berkala eksisting, didasarkan pada kriteria Kondisi Ruas Jalan dan kriteria Lalulintas Harian Rata Rata. Dari hasil pembahasan Tim Pembahas Dinas Prasarana Wilayah ditetapkan 13 (Tiga Belas) ruas jalan dengan panjang total 50,29 kilometer yang menjadi prioritas pemeliharaan berkala tahun anggaran 2005. Dengan alokasi anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040,000.00.,-, ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan sebanyak 7 (Tujuh) ruas jalan dengan panjang total 28,37 kilometer. Parameter yang digunakan pada metode pembobotan, disusun berdasarkan sasaran dan tujuan renstrada yang sesuai dengan program penanganan jalan, yaitu ; potensi komuditi unggulan, manfaat pemakai jalan, jumlah penduduk pengguna ruas jalan, jumlah fasilitas umum, peran serta masyarakat dalam pemeliharaan jalan, kondisi ruas jalan, lalulintas harian rata rata, dan jumlah trayek angkutan umum. Hasil pembobotan kriteria digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat masing-masing kriteria. Pengambilan keputusan yang merupakan responden pada penelitian ini adalah Tim Pembahas pada Dinas Prasarana Wilayah dan Tim Pembahas/Penyusunan APBD. Prioritas pertama pada metode pembobotan adalah ruas jalan Sapaya Bts. Jeneponto (098) dengan nilai manfaat 76,53, kemudian ruas jalan Palangga Sapaya (097) dengan nilai manfaat 71,91, ruas jalan Malino Bts. Cabdin Sinjai (017) dengan nilai manfaat 71,76, ruas jalan Bts. Gowa Jeneponto (098) dengan nilai manfaat 70,04, ruas jalan Benteng Pariangan Barang Barang (053) dengan nilai manfaat 68,81, ruas jalan Benteng Patori (054) dengan nilai manfaat 67,67, ruas jalan Cabange - Soppeng (031) dengan nilai manfaat 65,88, Ruas jalan Salaonro Ulugalung (036) dengan nilai manfaat 56,12, ruas jalan A. Yani (Sidrap) (046) dengan nilai manfaat 55,25, ruas jalan Cabange - Salaonro (032) dengan nilai manfaat 54,22, ruas jalan Salaonro - Pompanua (033) dengan nilai manfaat 54,06, ruas jalan Takkalala Cabange (030) dengan nilai manfaat 47,30, dan ruas jalan Boro Bts. Bantaeng (096) dengan nilai manfaat 54,70. Dengan alokasi anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040.000.00.,- panjang jalan yang dapat dilakkukan pemeliharaan dengan menggunakan metode pembobotan sepanjang 29,79 kilometer. D-5-6

Keterbatasan anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040.000.00.,- dengan prioritas usulan proyek eksisting hanya dapat melakukan pemeliharaan jalan sepanjang 28,37 kilometer, sedangkan dengan menggunakan urutan prioritas metoda pembobotan, panjang jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan berkala sepanjang 29,79 kilometer. Dari hasil analisa, diperoleh perbedaan parameter dan hasil penentuan prioritas usulan proyek pemeliharaan berkala jalan proinsi eksisting dengan metode pembobotan. Pada mekanisme eksisting, urutan usulan proyek yang disusun hanya merupakan daftar usulan tanpa analisa penentuan prioritas. Dengan kriteria kondisi ruas jalan dan lalulintas harian rata-rata yang digunakan pada eksisting, belum mencerminkan potensi daerah yang sebenarnya. Sedangkan parameter yang digunakan metode pembobotan disusun berdasarkan sasaran dan tujuan renstrada yang sesuai dengan program penanganan jalan, yaitu mengembangkan prasarana dan sarana wilayah untuk menunjang terselenggaranya sistim pemasaran dan distribusi pangan secara proporsional. DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Proinsi Sulawesi Selatan, (2005/2005), Indikator Ekonomi Sulawesi Selatan, Makassar. Departemen PU, Dirjen Bina Marga, (1995), Biaya Operasi Kendaraan Untuk Jalan Perkotaan di Indonesia, Jakarta. Departemen PU, Dirjen Bina Marga, (1994), Kabupaten Road Economic EaluationMethod (KREEM), Jakarta. Institut Teknologi Bandung, (1996), Laporan Kemajuan Studi Tentang Nilai Waktu Masing-masing Jenis Kendaraan, (LAPI ITB), Bandung Pemerintah Republik Indonesia (2004), Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Pemerintah Proinsi Sulawesi Selatan (2003), Peraturan Daerah Proinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Rencana Strategis Pemerintah Proinsi Sulawesi Selatan Tahun 2003-2008. Saaty, Thomas L, (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaan Presindo, Jakarta. Setiawan Siregar, Agus Rusli, (2005), Ealuasi P enentuan Urutan Prioritas Usulan Proyek Jalan Kabupaten di Kabupaten Belitung, Tesis Program M.T., Teknik Sipil, FTSP ITS, Surabaya. D-5-7

D-5-8

D-5-9

D-5-10

D-5-11

D-5-12

D-5-13

D-5-14

D-5-15

D-5-16

D-5-17

Muzain Fataruba, Ria Asih Aryani Soemitro Jurusan Teknik Sipil-Bidang Keahlian Manajemen Aset Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Kata kunci: Proinsi Sulawesi Selatan, Urutan Prioritas, Pemeliharaan Berkala, Metode Pembobotan Tabel 3. Alokasi Anggaran Dengan Menggunakan Metode Pembobotan D-5-18

D-5-19