Pengauditan 1 Bab VI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab VIII Penetapan Risiko Pengendalian dan Pengujian Pengendalian

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

Bab 9 Risiko Deteksi & Rancangan Pengujian Substantif

Bab 10 Sampling Audit dalam Pengujian Pengendalian

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

KONSEP MATERIALITAS PENTING DALAM AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Bab II. Audit Laporan Keuangan & Tanggungjawab Auditor. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

TINJAUAN PROSES AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

Penerimaan Penugasan & Perencanaan Audit

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

Pengauditan 1. Bab 11 Sampling Audit dalam Pengujian Substantif. Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si.

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

MATERIALITAS DAN RISIKO 1

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

Pengujian Substantif Piutang Usaha

Ch.7 Materialitas & Risiko Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

SILABUS. Sumber Bahan : A. Textbook: Jusup, A. Haryono (2001). Auditing (Pengauditan). Buku Satu.Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT, & KERTAS KERJA. Tujuan audit Bukti Audit Prosedur Audit Kertas Kerja

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

BAB 10. Variable Sampling untuk Pengujian Substantif

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Audit 2 - Sururi Halaman 1

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

Materiality and Audit Risk. Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai

Pengantar ( Pertemuan ke-1)

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AUDITING 2 (ED) KODE / SKS : KK / 3 SKS

HUBUNGAN MATERIALITAS DAN RISIKO DALAM PENGUMPULAN BAHAN BUKTI AUDIT PADA AUDIT PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN. Eliya Isfaatun *)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

Pengauditan 1. Bab 12 Pengauditan Sistem Pengolahan Data Elektronik. Dosen: Dhyah Setyorini, M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

Pengujian Substantif Persediaan

AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

Pengujian Substantif Piutang Usaha. Imam Nazarudin Latif, SE., Akt Akuntansi Untag 45 Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Audit Siklus Pendapatan

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

THE BUILDING BLOCKS OF AUDITING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, maka diperlukan suatu. dengan prisip akuntansi yang berlaku umum.

Balai Diklat Keuangan Cimahi

KELENGKAPAN BUKTI AUDIT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Agar aktivitas bisnis perusahaan dapat efisien, maka bagian

FANY OCTAFIA OFFERING L

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

AUDITING. Ahmad Try Handoko ( ) Magister Akuntansi SOAL MATRIKULASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN - JAKARTA Knowledge, Piety, Integrity SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

Materi Auditing II Audit Atas Investasi dan Saldo Kas

MODUL-3 INTERNAL AUDITING

Sampling (kamus) : Kelompok orang/barang yg dipilih untuk mewakili kelompok yang lebih besar Barang contoh yg ditawarkan untuk dicoba.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Bab I Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan di dunia usaha semakin ketat, disamping itu perekonomian Indonesia yang

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

PROSEDUR ANALITIK. SA Seksi 329. Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

MATERIALITY & RISK CONCEPT

SILABUS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURAKARTA BUSINESS SCHOOL. Jurusan/Program Studi : Akuntansi

Transkripsi:

Pengauditan 1 Bab VI Materialitas, Risiko, & Strategi Audit Awal Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. 1

Konsep Materialitas Definisi Materialitas (FASB): Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan yang melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut menunjukkan seberapa besar salah saji dapat diterima oleh auditor saji tersebut agar pemakai LK tidak terpengaruh oleh salah 2

Pertimbangan Awal Materialitas Pertimbangan awal materialitas = materialitas yang direncanakan (6-9 bulan sebelum tanggal neraca) Pertimbangan materialitas mencakup 2 hal: Kuantitatif (jumlah salah saji) belum ada pedoman Kualitatif (penyebab salah saji) Penerapan materialitas pada 2 tingkatan yaitu: 1. Tingkat LK 2. Tingkat saldo rekening 3

Pertimbangan Awal Materialitas Tingkat LK yaitu: besarnya keseluruhan salah saji minimum dlm suatu LK yg cukup penting sehingga membuat LK menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dengan PABU Tingkat saldo rekening yaitu: adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material Utk tujuan perencanaan: digunakan salah saji gabungan terkecil yang dianggap material terhadap salah satu LK 4

Pengalokasian Materialitas LK ke Rekening-rekening Rekening Saldo % Kas Rp500,000.00 5% Piutang Dagang Rp1,500,000.00 15% Persediaan Rp3,000,000.00 30% Aktiva Tetap Rp5,000,000.00 50% Rp10,000,000.00 100% Pengalokasian Materalitas Rekening Rencana A % Rencana B % Kas Rp500,000.00 5% Rp200,000.00 2% Piutang Dagang Rp1,500,000.00 15% Rp1,800,000.00 18% Persediaan Rp3,000,000.00 30% Rp5,000,000.00 50% Aktiva Tetap Rp5,000,000.00 50% Rp3,000,000.00 30% Total Rp10,000,000.00 100% Rp10,000,000.00 100% 5

Hubungan Materialitas dengan Bukti Semakin rendah tingkat materialitas semakin banyak bukti audit Audit Materialitas Salah saji Rp100.000,00 Salah saji Rp300.000,00 Bukti Audit banyak sedikit 6

Risiko Audit Adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material semakin besar keinginan auditor menyatakan pendapat yang benar, semakin rendah risiko audit yang akan bisa ia terima jika diinginkan keyakinan 99%, maka risiko audit yangdapat diterima adalah 1% 7

Komponen-komponen Risiko Audit Risiko audit terdiri dari 3 komponen, yaitu: 1. Risiko Melekat (Inherent risk) 2. Risiko Pengendalian (Control risk) 3. Risiko Deteksi (Redection Risk) Model Risiko Audit: RA = RB x RP x RD 8 RA = Risiko Audit RB = Risiko Bawaan/Melekat RP = Risiko Pengendalian RD = Risiko Deteksi

Risiko Bawaan/Melekat (Inherent risk) Adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait 9

Risiko Pengendalian (Control risk) Adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi tepat waktu oleh struktur pengendalian intern satuan usaha 10

Risiko Deteksi (Retection Risk) Adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi 11

Bagan Komponen-komponen Risiko Audit RISIKO BAWAAN RISIKO PENGENDALIAN RISIKO DETEKSI Kerentanaan Asersi-asersi Individual terhadap salah saji saji material Struktur Pengendalian Intern Salah saji material tidak dapat dicegah atau dideteksi oleh struktur pengendalian intern klien Prosedurprosedur auditor untuk memeriksa asersi-asersi Salah saji material yang tetap tidak terdeteksi dalam asersi-asersi individual Salah saji material dalam laporan keuangan dengan Salah saji bisa dicegah atau dideteksi oleh struktur pengendalian intern klien Salah saji bisa dideteksi oleh prosedur audit yang digunakan auditor 12

Matrik Komponen Risiko Audit Perhitungan Risiko Bawaan Maksimum Perhitungan Risiko Pengendalian Maksimum Tinggi Moderat Rendah Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk mencapai risiko audit terendah Sangat rendah Sangat rendah Rendah Rendah Tinggi Sangat rendah Rendah Rendah Moderat Moderat Rendah Rendah Moderat Tinggi Rendah rendah Moderat Tinggi * 13

Hubungan antara Risiko Audit dengan Bukti Audit Risiko Audit Semakin rendah risiko audit Semakin tinggi risioko audit Bukti Audit banyak sedikit Risiko Audit Jumlah Bukti Audit, artinya: Semakin rendah tingkat risiko audit yang ingin dicapai, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperlukan 14

Hubungan antara Risiko Deteksi dengan Bukti Audit Risiko Deteksi Semakin rendah risiko deteksi Semakin tinggi risiko deteksi Bukti Audit banyak sedikit Risiko deteksi Jumlah Bukti Audit, artinya: Semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima yang ditetapkan auditor, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperlukan untuk membatasi tingkat risiko deteksi pada tingkat tersebut 15

Hubungan antara Risiko Bawaan & Risiko Pengendalian dengan Bukti Audit Risiko Bawaan & Risiko Pengendalian Semakin rendah risiko audit Semakin tinggi risioko audit Bukti Audit sedikit banyak Risiko Bawaan & Risiko Pengendalian mempunyai hubungan langsung dengan Jumlah Bukti Audit yang diperlukan, artinya: bukti yang diperlukan semakin sedikit apabila risikonya rendah, karena dalam situasi demikian risiko deteksinya dapat menjadi tinggi 16

Strategi Audit Awal utk Asersi-asersi Material LK Pendekatan Pendekatan Risiko Pengendalian Strategi Audit Risiko Pengendalian Ditetapkan maks Ditetapkan lebih rendah Tingkat Risiko Pengendalian Direncanakan Max Tinggi Moderat Rendah Luas Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern Pengujian Pengendalian Tingkat Pengujian Substantif Direncanakan Biaya keseluruhan prosedur 17

Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit BUKTI AUDIT TINGKAT MATERIALITAS RISIKO AUDIT 18

Strategi Audit Awal Komponen-komponen strategi audit awal: 1. Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan 2. Luasnya pemahaman SPI yang harus dicapai 3. Pengujian pengendalian yang akan dilakukan dlm penentapan risiko pengendalian 4. Tingkat pengujian substantif direncanakan yang akan dilakukan utk mengurangi risiko audit pada tingkat rendah yang sesuai 19

Strategi Audit Awal Pendekatan Tingkat Risiko Pengendalian Ditetapkan Maksimum (Primarily Substantive Approach) Tingkat risiko pengendalian yg direncanakan ditetapkan maksimum Pemahaman SPI minimum Pengujian pengendalian sedikit (atau bahkan tidak ada) Pengujian substantif ekstensif (risiko deteksi rendah) Pendekatan Tingkat Risiko Pengendalian Ditetapkan Lebih Rendah (Lower Assessed Level of Control Risk Approach) Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan ditetapkan moderat/rendah Pemahaman SPI mendalam Pengujian pengendalian ekstensif Membatasi pengujian substantif (risiko deteksi moderat/rendah) 20

Hubungan antara Strategi dengan Siklus Transaksi Strategi audit awal tidak diterapkan pada keseluruhan audit, tetapi hanya sebagai sebagai pendekatan alternatif untuk mengaudit asersi secara individual. Tetapi seringkali, strategi audit awal diterapkan pada sekelompok asersi yang terpengaruh oleh oleh suatu kelompok transaksi dalam suatu siklus transaksi 21

Hubungan antara Strategi dengan Siklus Transaksi Siklus Kelompok Transaksi Pendapatan Pengeluaran Jasa Personil Produksi Investasi Keuangan Penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan Pembelian dan pengeluaran kas Penggajian Manufaktur Investasi jangka pendek dan jangka panjang Utang jangka panjang dan modal saham 22