KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BK DALAM MENYELENGGARAKAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi di SMP Negeri 23 Padang) JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

IMPLEMENTASI KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PESERTA DIDIK (Studi di SMP Pertiwi 2 Padang) JURNAL

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

Keywords: Effectiveness, Information Services, Teachers BK

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG

PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU BK DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita **

SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

Dian Gusfita Putri* *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG ABSTRACT

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

Jurnal Konseling dan Pendidikan

Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

BENTUK KERJASAMA GURU BK DENGAN WALI KELAS DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA DIAN ANDALAS PADANG. Oleh ABSTRACK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

TINGKAT PENGUASAAN APLIKASI INSTRUMENTASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMP DI KOTA METRO

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI. Oleh: Andre Setara Dinata

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

PELAKSANAAN HIMPUNAN DATA OLEH GURU BK UNTUK KONSELING KARIR DI KELAS XI SMK NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Junita SK Nanda NPM:

JURNAL RICKY HANDOKO NPM:

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGELOLAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 17 KOTA BANDA ACEH

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita **

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM KEGIATAN PEGEMBANGAN DIRI EKSTRAKURIKULERDI SMA NEGERI 12 PADANG.

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

USAHA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX D SMP PGRI KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

NELLA OKTARIMA NPM:

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students

KENDALA GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BIDANG PENGEMBANGAN KARIR DI KELAS IX SMP NEGERI 2 KECAMATAN DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

Transkripsi:

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BK DALAM MENYELENGGARAKAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi di SMP Negeri 23 Padang) JURNAL SELVIA ANIMSA NPM: 10060084 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT 2015

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BK DALAM MENYELENGGARAKAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi di SMP Negeri 23 Padang) Oleh: Selvia Animsa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated by the level of professional competence in organizing counseling teacher giudance and counseling services. Based on the experience of researchers when acted upon PPLBK School in SMP N 23 Padang on 7 January 7 June 2014 researchers still find guidance and counseling teachers who do not perform well counseling services in accordance with the demands of the professional competence of teachers guidance and counseling. Purpose of this study was to describe the professional competence of teachers in organizing the guidance and counseling services. This study is a qualitative research that produces descriptive data. Key informants in this study were 3 teachers guidance and counseling and additional informants are 5 people that is the principal, vice curriculum and 3 people homeroom. Instruments used are interviews and documentation. Data analysis is a data reduction, data display and conclusion. Based on the results of the study revealed that teachers guidance and counseling have not been fully professional competence in organizing guidance and counseling services. In terms of concept and praxis assessment to understand the conditions, needs and problems of learners are also not perfect. As well as in mastering theoretical framework and practical guidance and counseling, guidance and counseling program designing, implementing guidance program. Further in implementing a comprehensive counseling, assess the process and results of activities guidance and counseling and have the awareness and commitment to professional ethics also not done well. Keywords: Competence, Professional PENDAHULUAN Menurut Kunandar (2007:51) Kompetensi yaitu suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Pengertian kompetensi menurut Egan (Lesmana, 2013:68) kompetensi menunjuk kepada apakah konselor mempunyai pengetahuan, informasi dan keterampilan untuk membantu. Sesuai dengan pernyataan di atas, kompetensi menunjukkan kuantitas serta kualitas layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru BK yang bersangkutan secara terstandar. Sebagai suatu profesi dan jabatan fungsional, guru BK dituntut untuk melaksanakan pelayanan yang ekstra terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Prayitno (2005:95) menyatakan guru BK dituntut untuk memiliki kemampuan pelayanan yang didasari kompetensi standar pelayanan bimbingan dan konseling, salah satunya yaitu kompetensi profesional. Menurut Aziz (2012:90) Profesional bisa diartikan ahli, atau orang yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannya dan kemudian dia mendapat penghargaan (dalam hal ini bayaran atau imbalan uang) karena pekerjaan itu. Kompetensi profesional menurut Kunandar (2007:56) adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran/bidang studi) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sehingga guru itu memiliki wibawa akademis. Berdasarkan pengalaman peneliti saat melaksanakan PPLBK Sekolah di SMP N 23 Padang pada tanggal 7 Januari - 7 Juni 2014 peneliti menemukan adanya guru BK yang belum mampu melaksanakan program BK secara efektif dan belum mampu memfasilitasi perkembangan akademik, karir, pribadi dan sosial peserta didik, proses konseling perorangan belum sesuai dengan teknik-teknik konseling, guru BK kurang memberikan penguatan terhadap perubahan perilaku peserta didik setelah konseling. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik mengkaji lebih dalam mengenai kompetensi profesional guru BK dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling (studi di SMP Negeri 23 Padang). Adapun fokus penelitian ini adalah tentang bagaimana kompetensi profesional guru BK dalam: 1) Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik, 2) Menguasai kerangka teoritik dan praksis i

bimbingan dan konseling, 3) Merancang program bimbingan dan konseling, 4) Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, 5) Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, 6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kompetensi profesional guru BK dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 23 Padang? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kompetensi profesional guru BK dalam: 1) Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik, 2) Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling, 3) Merancang program bimbingan dan konseling, 4) Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, 5) Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, 6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. Kompetensi merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan atau kemampuan. Menurut Musfah (2011:27) kompetensi adalah kemampuan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Pengertian kompetensi menurut Egan, 1998 (Les mana, 2013:68) kompetensi menunjuk kepada apakah konselor mempunyai pengetahuan, informasi dan keterampilan untuk membantu. Kompetensi berhubungan dengan pengetahuan yang menyangkut proses psikologis, asesmen, etik, keterampilan klinis, keterampilan teknis, kemampuan untuk menilai, efektivitas pribadi, dan tentu saja kompetensi untuk berpikir multikultural. Sesuai dengan pernyataan di atas, kompetensi menunjukkan keterampilan konselor dalam memberikan layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru BK yang bersangkutan secara terstandar. Menurut Aziz (2012:90) profesional bisa diartikan ahli, atau orang yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannya dan kemudian dia mendapat penghargaan (dalam hal ini bayaran atau imbalan uang) karena pekerjaan itu. Kunandar, (2007:56) mengemukakan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Sedangkan pengertian kompetensi profesional menurut Kunandar (2007:56) adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran/bidang studi) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sehingga guru itu memiliki wibawa akademis. Menurut peraturan mentri pendidikan nasional No.27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK), kompetensi profesional guru BK adalah: 1) Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik, 2) Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling, 3) Merancang program bimbingan dan konseling, 4) Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, 5) Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, 6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan kunci berjumlah 3 orang guru BK dan informan tambahan berjumlah 5 orang yaitu kepela sekolah, waka kurikulum dan 3 orang wali kelas. Teknik pengumpulan data ini dilakukan mengunakan: 1) intrumen wawancara. Instrumen tersebut disusun oleh peneliti untuk mengungkap kompetensi profesional guru BK dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling. 2) Teknik observasi. Observasi dilakukan terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. 3) studi dokumentasi. Hasil penelitian dari wawancara akan lebih mendukung jika adanya studi dokumentasi. Data studi dokumentasi pada penelitian ini adalah program BK. Teknik keabsahan data menurut Sugiyono (2009: 366) yaitu: 1) kepercayaan (credibility); 2) Keteralihan (transferability); 3) dapat dipercaya (depenabelity). Teknik analisis data menurut Model Miles and Huberman (Sugiyono, 2009: 338) adalah: 1) data reducation (reduksi data); 2) ii

data display (penyajian Data); 3) conclusion drawing/vertification. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui kompetensi profesional guru BK dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling di SMP N 23 Padang, didapat hasil bahwa kondisi profesional guru BK sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat dalam pelayanan BK yang tidak dilaksanakan secara keseluruhan, permasalahan peserta didik yang diceritakan kepada guru-guru lain yang menimbulkan tidak adanya peserta didik yang secara sukarela datang ke ruang BK untuk melakukan konseling perorangan mengenai masalah yang dihadapinya. Peserta didik yang datang hanya peserta didik yang bermasalah seperti melanggar peraturan sekolah yang sengaja dipanggil sendiri oleh guru BK dan kemudian diproses di ruang BK. Rekapitulasi hasil penelitian adalah: 1. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik: a. Memilih teknik asesmen sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling: melaksanakan need assessment dengan menggunakan angket, evaluasi belajar atau nilai rapor, evaluasi sikap, perencanaan. Adapun teknik asesmen yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan masalah peserta didik menurut Sukardi (2002:230) adalah: a)teknik tes, meliputi: a) Tes yang mengukur inteligensi umum ( general intelligence test), b)tes yang mengukur kemampuan khusus (special ability test), c)tes yang mengukur prestasi (achievement test), d) Tes yang mengungkap aspek kepribadian (personality assessment). 2) Teknik non-tes, meliputi: angket, observasi, wawancara, pemeriksaan hasil belajar ( legger), sosiometri, buku induk siswa, analisis dokumenter (buku pribadi), rekapitulasi prestasi siswa, daftar pengungkap masalah (DPM), pengungkap kabiasaan belajar (PKB). b. Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkap masalah-masalah peserta didik: dengan mempelajari dan menganalisis kembali hasil dari need assessment yang telah dilakukan seperti mengolah hasil observasi, hasi belajar, AUM umum dan AUM PTSDL, sosiometri dan alat ungkap lainnya seperti angket penelusuran minat. Menurut Prayitno (2004:315), untuk mengungkap diri peserta didik tentang masalah peserta didik dapat dicapai dengan berbagai cara. Wawancara dan dialog yang mendalam biasanya merupakan cara yang efektif untuk mengetahui tentang diri peserta didik dan masalah peserta didik. Berbagai instrumen dapat membantu melengkapi dan mendalami tentang diri dan masalah peserta didik. Dalam kaitan itu konselor perlu memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai dalam penggunaan berbagai instrumen tersebut. Instrumen bimbingan dan konseling memang merupakan salah satu sarana yang perlu dikembangkan agar pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik. Termasuk ke dalam instrumen yang dimaksudkan itu adalah berbagai tes, inventori, angket dam format isian. c. Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkap kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi peserta didik: dengan melihat hasil rapor, melihat sikap harian siswa dalam proses pembelajaran, melakukan konseling perorangan dan menggunakan alat ungkap bakat dan minat. Menurut Prayitno (2004:281), setiap peserta didik memiliki kemampuan dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkap dengan mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku. Beberapa tes yang terkenal dalam bidang ini antara lain ialah Progressive Matrices (PM), Wechler Intelligence Scale (WAIS dan WISC), Stanford Binet Intelligence Scale (SBIS). iii

d. Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkap kondisi aktual berkaitan dengan lingkungan peserta didik: Melakukan sosiometri dan melihat dari sikap dan perilaku peserta didik dalam belajar, serta melakukan wawancara dengan wali kelas dan guru bidang studi mengenai sikap dan perilaku peserta didik dalam kelas. Menurut Prayitno (2004:319), sosiometri digunakan untuk melihat dan memberikan gambaran tentang bagaiman hubungan sosial diantara individu-individu dalam lingkungan kelompok. Dengan sosiometri akan dapat dilihat individu-individu yang populer, yang membentuk klik atau kelompok-kelompok tertentu, dan mereka yang terpencil (terisolasi). 2. Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling: a. Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling: pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak dilaksanakan secara keseluruhan, seperti layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Menurut Prayitno dan Amti (2004:221), Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling mengacu kepada sembilan jenis layanan bimbingan dan konseling (layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi). b. Mengaplikasikan pendekatan/metode/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling: tidak semua pendekatan/metode/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling tersebut dilaksanakan. Menurut Prayitno (2009:45), pelayanan konseling diselenggarakan melalui jenis-jenis layanan yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. Untuk memperkuat penyelenggaraan berbagai jenis layanan konseling dan hasil-hasilnya, kegiatan pendukung konseling diupayakan. Enam kegiatan pendukung adalah instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus. c. Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling: dengan menggunakan format klasikal dan format individual, format anekdot, kunjungan rumah, daftar pemanggilan siswa dan daftar konseli (siswa asuh). Menurut Prayitno (2009:47), Jenis layanan konseling dan kegiatan pendukungnya masing-masing diselenggarakan dalam kaitannya dengan subjek yang dilayani dalam kontektual tertentu. Berkenaan dengan hal itu ada enam format yang dapat digunakan, yaitu: 1) Format individual, 2) Format kelompok, 3) Format klasikal, 4) Format lapangan, 5) Format kolaboratif, dan 6) Format jarak jauh. 3. Merancang program bimbingan dan konseling: a. Menganalisis kebutuhan peserta didik: melaksanakan need assessment dengan menggunakan angket, melakukan observasi, perencanaan untuk kegiatan selanjutnya. Menurut Hikmawati (2010:3), dalam merancang program BK terlebih dahulu perlu melakukan studi kelayakan dalam menganalisis kebutuhan peserta didik. Beberapa hal yang perlu dianalisis dalam studi kelayakan, seperti karakteristik diri peserta didik, kebudayaan setempat serta kestrategisan lokasi. b. Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling: dengan menyusun program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian serta menyusun RPL dalam setiap pelaksanaan kegiatan layanan. Melakukan evaluasi dan perencanaan kegiatan untuk menyusun program. Sukardi dan Kusmawati (2008:37) menjelaskan bahwa dalam tahap penyusunan program BK hendaknya perlu diperhatikan beberapa pertimbangan, diantaranya: 1) Penyusunan program BK hendaknya iv

merumuskan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, 2) Dalam penyusunan program BK hendaknya dirumuskan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai dalam menangani berbagai masalah, serta dirumuskan bentuk-bentuk kegiatan yang berkenaan dengan butir dan subbutir rincian kegiatan waktu pelaksanaan, dan sasarannya. 3) Dalam penyusunan program BK di sekolah hendaknya dirumuskan dan diinventarisasikan berbagai fasilitas yang ada, termasuk didalamnya personel BK yang telah ada sebagai penopang pelaksanaan program BK di sekolah, serta anggaran biaya yang diperlukan untuk memperlancar jalannya kegiatan BK di sekolah. 4. Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif: a. Melaksanakan program bimbingan dan konseling: tidak semua program dilaksanakan secara keseluruhan. Karena ada kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan program seperti adanya sebagian guru yang tidak bisa diajak untuk bekerjasama dalam mengatasi masalah peserta didik, dalam pemberian materi layanan terkadang tidak sesuai dengan RPL yang telah dibuat, serta waktu yang ditetapkan sekolah tidak mencukupi dalam pelaksanaan kegiatan layanan seperti layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Sehingga pelaksanaan kegiatan layanan tidak terlaksana dengan baik. Hikmawati (2010:7) mengemukakan bahwa implementasi program adalah tahan melaksanakan semua jenis pelayanan dan kegiatan yang sudah dirancang. Dalam pelaksanaan (implementasi) program bimbingan dan konseling, guru BK memegang peranan yang sangat penting. Guru BK selain dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugasnya, juga dituntut memiliki semangat kerja yang tinggi, rasa cinta terhadap tugas, kesungguhan, ketekunan dan kesediaan memberikan layanan demi kepentingan peserta didik. b. Memfasilitasi perkembangan akademik, karir, personal dan sosial peserta didik: dengan memberikan arahan kepada peserta didik dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat peserta didik, memberikan konsep diri yang matang sebagai bekal untuk menciptakan pribadi yang baik, memberikan informasi tentang sekolah lanjutan, memberikan pemahaman yang mendalam mengenai keagamaan. Membuat kelompok belajar dan memberikan materi layanan tentang hubungan sosial yang baik. Berikut beberapa hal yang bisa diberikan kepada peserta didik dalam memfasilitasi perkembangan akademik, karir, pribadi dan sosialnya menurut Tohirin, (2011:131) : 1) Bidang Bidang Pengembangan Akademik/Kegiatan Belajar a) Orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan institusional (tujuan sekolah dan madrasah), isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah atau madrasah. b) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan madrasah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok. c) Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan nonakademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi (layanan informasi) tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu. d) Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang berkenaan dengan v

kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, pada program-program studi atau jurusan tertentu, dan lain sebagainya. e) Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan balajar seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya. f) Bantuan dalam hal membentuk kelompokkelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien. 2) Bidang Pengembangan Karier a) Layanan informasi tentang diri sendiri yang mencakup kemampuan intelektual, bakat khusus dibidang akademik, minat-minat umum dan khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi kepemimpinan, kerajinan, kejujuran, keterbukaan, dan lain sebagainya, nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan, keterampilanketerampilan khusus yang dimiliki siswa, kesehatan fisik dan mental, kematangan vokasional, dan lain sebagainya. b) Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier, yang mencakup informasi pendidikan (educational information), informasi jabatan (vocational information) atau informasi karier (career information), dan lain-lain. c) Layanan penempatan, yakni usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di bangku sekolah atau madrasah dan sesudah tamat, dalam mengambil program studi tertentu sebagai studi lanjutan atau langsung bekerja. d) Layanan orientasi, untuk bidang pengembangan karier mencakup: suasana, lembaga dan objek karier (kerja) seperti kantor, bengkel, pabrik, pengoperasionalan perangkat kerja tertentu, dan lain sebagainya. 3) Bidang Pengembangan Pribadi a) Layanan informasi, tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas, pengertian, moral, seks dan perkembangan kepribadian. b) Pengumpulan data, data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat mencakup identitas individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat dan lain-lain. 4) Bidang Pengembangan Sosial a) Layanan informasi, yang mencakup: (1) Informasi tentang keadaan masyarakat, (2) Informasi tentang cara bergaul b) Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial seperti suasana, lembaga dan objekobjek pengembangan sosial seperti berbagai suasana hubungan sosial antar individu dalam keluarga, organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu. 5. Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling: vi

a. Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait: memberikan informasi kepada siswa, kepada kepala sekolah, kepada guru kelas dan guru mata pelajaran mengenai hasil pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Menurut Winkel (1991:141), hasil pelaksanaan evaluasi dapat disampaikan kepada: 1) Petugas administrasi sekolah (pimpinan), 2) Anggota-anggota staf pengajar (wali kelas dan guru mata pelajaran), dan 3) Orangtua siswa. b. Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling: dengan melihat kekurangan-kekurangan dari program yang telah dilaksanakan sebelumnya sebagai gambaran untuk program yang lebih baik untuk kedepannya. Menurut Winkel (1991:141), pengembangkan program selanjutnya setelah pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan rencana perbaikan. Berdasarkan kesimpulan yang ditarik dari data penelitian, direncanakan langkahlangkah perbaikan program, dengan berpedoman pula kepada tujuan program bimbingan sebagaimana dirumuskan dalam rencana pada awal tahun ajaran. 6. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional: a. Mendahulukan kepentingan peserta didik daripada kepentingan pribadi konselor: semua informan mendahulukan kepentingan peserta didik daripada kepentingan pribadi konselor, baik itu siswa yang bermasalah maupun siswa yang berprestasi. Kepedulian dan penerimaan tanpa pamrih merupakan hal yang harus dikembangkan oleh konselor dalam konseling. hal ini membuat konselor senantiasa berusaha untuk melakukan kepedulian dan penerimaan terhadap klien. b. Menjaga kerahasiaan peserta didik: semua informan memegang teguh asas kerahasiaaan untuk menjaga kepercayaan peserta didik dan rasa nyaman dalam menyampaikan segala permasalahannya. Tetapi ada guru lain yang mengatakan bahwa guru BK menceritakan masalah siswa kepada guru lain. Menurut Prayitno dan Amti (2004:15), segala sesuatu yang dibicarakan oleh klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. Asas kerahasiaan ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling. jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama penerima bimbingan yaitu klien sehingga mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan sebaikbaiknya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui kompetensi profesional guru BK dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling di SMP N 23 Padang, didapat hasil bahwa kondisi profesional guru BK sangat memprihatinkan. Hal ini tentunya menimbulakan bahaya jika kondisi tersebut dibiarkan. Nama guru BK yang selama ini buruk dimata kebanyakan orang akan tetap buruk dan tidak akan berubah jika guru BK tetap bersikap seperti polisi sekolah. Untuk itu diharapkan kepada guru BK untuk harus memahami lagi mengenai kompetensi profesionalnya sebagai guru BK agar nama guru BK menjadi lebih baik lagi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdarakan hasil wawancara tentang kompetensi profesional guru BK dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling di SMPN 23 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik, guru BK menggunakan perencanaan, angket, evaluasi hasil belajar atau nilai rapor dan evaluasi sikap sebagai need assessment. Kemudian mempelajari dan menganalisis kembali hasil dari need assessment yang telah dilakukan seperti mengolah hasil observasi, hasi belajar, AUM umum dan AUM PTSDL, serta sosiometri. vii

2. Hal yang dilakukan oleh guru BK dalam menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling adalah dengan memberikan pelayanan bimbingan dan konseling terkecuali layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok serta melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. 3. Untuk merancang program bimbingan dan konseling, guru BK menganalisis kebutuhan peserta didik dengan menggunakan angket dan observasi sebagai need assessment. Selanjutnya dalam menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling guru BK menyusun program harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan serta menyusun RPL dalam setiap pelaksanaan kegiatan layanan. 4. Dalam mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, program tidak dilaksanakan secara keseluruhan. Karena ada kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan program seperti adanya sebagian guru yang tidak bisa diajak untuk bekerjasama dalam mengatasi masalah peserta didik, dalam pemberian materi layanan terkadang tidak sesuai dengan RPL yang telah dibuat, serta waktu yang ditetapkan sekolah tidak mencukupi dalam pelaksanaan kegiatan layanan seperti layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. 5. Untuk menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, guru BK malakukan evaluasi. Kemudian menyampaikan hasil evaluasi kepada berbagai pihak yaitu kepada siswa yang dijadikan sebagai objek layanan, kepada kepala sekolah yang merupakan koordinator sekolah, kepada guru kelas dan guru mata pelajaran. 6. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika professional. Dengan mendahulukan kepentingan peserta didik daripada kepentingan pribadi konselor, baik itu siswa yang bermasalah maupun siswa yang berprestasi. Memegang teguh asas kerahasiaaan untuk menjaga kepercayaan peserta didik. Adapun saran yang diberikan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Guru BK lebih dapat memahami dan mengoptimalkan kompetensi profesionalnya dalam melaksanankan program bimbingan dan konseling, yaitu dalam hal menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah peserta didik, menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling, merancang program bimbingan dan konseling, mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling dan memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. 2. Kepada koordinator BK diharapkan untuk lebih menambah wawasan dan pengetahuan tentang kompetensi profesional guru BK serta mengoptimalkan kompetensi profesional tersebut dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling. 3. Kepada guru dan personil sekolah yang ada diharapkan untuk dapat berpartisipasi dan bekerjasama dengan guru BK dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. 4. Kepala sekolah diharapkan dapat mendukung dan berpartisipasi dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dan memberikan waktu tambahan kepada guru BK agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik. 5. Prodi BK STKIP PGRI Sumatera Barat, untuk dapat menghasilkan guru BK yang profesional sehingga mampu menerapkan ilmunya baik di sekolah maupun di masyarakat. 6. Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi terhadap kompetensi profesional guru BK dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling. KEPUSTAKAAN Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter Guru Profesional. Jakarta: Al-Mawardi Prima. Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lesmana, Murad Jeanette. 2008. Dasar- Dasar Konseling. Jakarta: UI Press. viii

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Prenada Media Group. Prayitno dan Amti Erman. 2004. Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling. Padang: Rineka Cipta.. 2009. Wawasan Professional Konseling. Padang: UNP Press. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. ix