BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel, perusahaan yang konsisten masuk dalam perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melaporkan Laporan CSR selama periode waktu 2012-2014. Perusahaan secara berturut-turut harus mempublikasikan laporan tahunan (annual report) yang telah di audit serta memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel variabel yang digunakan dalam penelitian, seperti ROA, ROE dan NPM untuk periode yang berakhir 31 Desember selama periode pengamatan 2012-2014. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang memenuhi kriteria adalah 36 perusahaan, sehingga observasi secara keseluruhan sejak tahun 2012 sampai dengan 2014 sebanyak 144 sampel. 4.2 Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu data penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya, penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada beberapa variabel untuk diteliti, antara lain variabel Firm Size (SIZE), Debt to Equity Ratio (DER), 42
Likuiditas (LIK), Risiko (RISK), Corporate Social Responsibility (CSR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM). Dalam lampiran 1 diperoleh data mengenai rata-rata dari setiap variabel dari penelitian ini. Variabel Firm Size (SIZE) memilkiki rata-rata sebesar 28.870, variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1.308, variabel Likuiditas (LIK) sebesar 4.446, variabel Risiko (RISK) sebesar 1.509, variabel CSR sebesar 0.889, ROA sebesar 0.0543, ROE sebesar 0.103 dan NPM sebesar -0.061. Pada lampiran 2 diperoleh data mengenai median dari setiap variabel dari penelitian ini. Variabel Firm Size (SIZE) memiliki median sebesar 28.989, variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0.769, variabel Likuiditas (LIK) sebesar 1.612, variabel Risiko (RISK) sebesar 1.344, variabel CSR sebesar 1, ROA sebesar 0.030, ROE sebesar 0.064 dan NPM sebesar 0.0466. Dari hasil output pada lampiran 3 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi yang dihasilkan untuk variabel Firm Size (SIZE) sebesar 1.738, variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 6.223, variabel Likuiditas (LIK) sebesar 21.457, variabel Risiko (RISK) sebesar 2.903, variabel CSR sebesar 0.315, ROA sebesar 0.151, ROE sebesar 0.603 dan NPM sebesar 0.918. Lampiran 4 menunjukkan hasil output nilai maksimum pada tiap variabel. Variabel Firm Size (SIZE) memiliki nilai maksimum sebesar 32.078, variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 44.407, variabel Likuiditas (LIK) sebesar 247.351, variabel Risiko (RISK) sebesar 21.205, variabel CSR sebesar 1, ROA sebesar 1.092, ROE sebesar 3.759 dan NPM sebesar 1.171. 43
Lampiran 5 menunjukkan hasil output nilai minimum pada tiap variabel. Variabel Firm Size (SIZE) memiliki nilai minimum sebesar 22.901, variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar -43.336, variabel Likuiditas (LIK) sebesar 0.036, variabel Risiko (RISK) sebesar -20.093, variabel CSR sebesar 0, ROA sebesar - 0.270, ROE sebesar -3.968 dan NPM sebesar -9.135. 4.2.1 Evaluasi Measurement (Outer Model) 1. Uji Validitas Metode untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai square root of average variance extracted (AVE) (Latan & Ghozali, 2012). Nilai yang disarankan adalah di atas 0.5. Lampiran 6 memberikan nilai AVE di atas > 0.5 untuk semua konstruk yang terdapat pada model penelitian. Nilai AVE yang terdapat dalam penelitian ini mendapatkan hasil yang sama secara keseluruhan variabel yaitu 1.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua konstruk dalam model penelitian ini memenuhi persyaratan validitas konvergen. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai composite reliability dari blok indikator yang mengukur konstruk. Hasil composite reliability akan menunjukkan nilai yang memuaskan jika di atas 0,7. Lampiran 7 menunjukkan bahwa nilai composite reliability untuk semua konstruk sangat baik yaitu di atas > 0.7 yang menunjukkan bahwa semua konstruk pada model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity. Nilai 44
composite reliability yang terdapat dalam keseluruhan indikator mendapatkan hasil yang sama yaitu 1.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator konstruk adalah reliabel atau memenuhi uji reabilitas. 4.2.2 Pengujian Model Struktural (Inner Model) Setelah model yang diestimasi memenuhi kriteria Outer Model, berikutnya dilakukan pengujian model structural (Inner Model). Nilai R-Square pada output dapat dilihat di Lampiran 8. Dari hasil output dapat diliihat bahwa nilai R-square yang dihasilkan untuk variabel CSR sebesar 0.012 yang berarti bahwa pengaruh variabel likuiditas, risiko, Debt to Eqity Ratio, dan ukuran perusahaan terhadap CSR adalah sebesar 1.2%. Lebih lanjut untuk variabel ROA diperoleh nilai R-square 0.056 yang berarti bahwa pengaruh variabel CSR, likuiditas, risiko, Debt to Eqity Ratio, dan ukuran perusahaan terhadap ROA adalah sebesar 5.6%. Demikian dengan variabel ROE, diperoleh nilai R-square 0.003 yang berarti bahwa pengaruh variabel CSR, likuiditas, risiko, Debt to Eqity Ratio, dan ukuran perusahaan terhadap ROE adalah sebesar 0.3%. Variabel NPM diperoleh nilai R-square 0.024 yang berarti bahwa pengaruh variabel CSR, likuiditas, risiko, Debt to Eqity Ratio, dan ukuran perusahaan terhadap NPM adalah sebesar 2.4%. 4.2.2.1 Uji Hipotesis dengan Analisis Jalur (Path Analysis) Analysis). Pengujian hipotesis dianalisis dengan menggunakan analisis jalur (Path 45
Original Sample Estimate Tabel 4.1 Uji Hipotesis Mean of Subsample s Standard Deviation T-Statistic CSR -> ROA 0.240 0.240 0.010 24.319 Lik -> ROA -0.028-0.028 0.003 11.092 Risk -> ROA -0.045-0.045 0.005 8.834 CSR -> ROE 0.052 0.053 0.016 3.209 Lik -> ROE -0.018-0.018 0.003 6.844 Risk -> ROE -0.016-0.017 0.006 2.832 CSR -> NPM 0.147 0.149 0.021 7.066 Lik -> NPM -0.055-0.055 0.006 8.539 Risk -> NPM -0.003-0.003 0.006 0.549 DER -> CSR 0.062 0.061 0.017 3.583 Size -> CSR 0.091 0.093 0.021 4.276 Sumber: Hasil penelitian, 2016 Gambar 4.1 Output Bootstrapping H3 H1 H4 H5 H2 46
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hubungan antara DER dengan CSR adalah signifikan dengan T-statistik sebesar 3.583 (> 1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0.062 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara DER dengan CSR adalah positif. Dengan demikian hipotesis H1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh positif terhadap CSR didukung oleh data. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hubungan antara ukuran perusahaan (Firm Size) dengan CSR adalah signifikan dengan T-statistik sebesar 4.276 (> 1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0.091 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara Size dengan CSR adalah positif. Dengan demikian hipotesis H1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap CSR didukung oleh data. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hubungan antara CSR dengan ROA adalah signifikan dengan T-statistik sebesar 24.319 (> 1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0.240 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara CSR dengan ROA adalah positif. Dengan demikian hipotesis H3 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap ROA didukung oleh data. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hubungan antara CSR dengan ROE adalah signifikan dengan T-statistik sebesar 3.209 (> 1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0.052 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara CSR dengan ROE adalah positif. Dengan demikian hipotesis H4 47
dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap ROE didukung oleh data. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hubungan antara CSR dengan NPM adalah signifikan dengan T-statistik sebesar 7.066 (> 1,96). Nilai original sample estimate adalah positif yaitu sebesar 0.147 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara CSR dengan NPM adalah positif. Dengan demikian hipotesis H5 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap NPM didukung oleh data. Berdasarkan nilai original sample estimate maka diperoleh bahwa nilai tertinggi yang mempengaruhi motivasi CSR adalah pada ukuran perusahaan (Size) yaitu sebesar 0.091. Hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap CSR lebih tinggi dari pada pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap CSR (0.062). Lebih lanjut, dari tiga rasio keuangan yang memproksikan profitabilitas perusahaan, yaitu ROA, ROE dan NPM, yang paling besar proksinya adalah ROA karena mempunyai nilai original sample estimate tertinggi yaitu sebesar 0.240 dibandingkan dua rasio keuangan yang lain. Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi CSR. Dan rasio keuangan yang paling memproksikan profitabilitas perusahaan adalah ROA. 48
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap CSR Berdasarkan hasil yang didapat, variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Corporate Social Responsibility. Setiap perusahaan membutuhkan dana baik untuk menjalankan aktivitas operasionalnya, maupun untuk kegiatan CSR. Penggunaan utang dalam sumber pendanaan mempunyai manfaat, seperti dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang berbeda dengan pembayaran deviden yang tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Dengan berkurangnya beban pajak bagi perusahaan, maka pihak perusahaan dapat lebih mengoptimalkan dana yang dimilikinya dalam kegiatan CSR. Selain itu, utang dapat mendorong manajer untuk lebih disiplin dalam pilihan-pilihan investasi mereka. Salah satu cara untuk mengenalkan disiplin kedalam proses investasi adalah dengan memaksa perusahaan tersebut untuk meminjam uang, karena peminjaman menciptakan sebuah komitmen untuk membuat bunga dan pembayaran pokok. Pada perusahaan yang didalamnya ada pemisahan antara kepemilikan dan manajemen maka utang mengendalikan perilaku oportunitis manajer untuk pengeluaran sesuai dengan kewenangannya (discretionary). Oleh karena itu dengan adanya utang, nantinya manajer akan terfokus pada aktivitas yang diperlukan untuk memastikan bahwa pembayaran utang dapat dipenuhi (Utami, 2014). 49
Berdasarkan Legitimacy Theory, apabila dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan telah menciptakan keseimbangan antara manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang ditimbulkan dari akibat penggunaan utang, maka aktivitas tersebut dapat diterima oleh pihak eksternal yang berarti legitimasi telah didapatkan perusahaan (Murekefu & Ouma, 2012). Sebaliknya, apabila penggunaan utang menyebabkan adanya ancaman kebangkrutan, maka hal ini akan menimbulkan kesenjangan legitimasi yang akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Jang (2013) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio terkait dengan CSR serta kinerja keuangan. Dengan pembiayaan CSR dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan salah satu caranya dengan konsumen yang lebih memilih produk atau layanan perusahaan dengan kinerja CSR yang tinggi ('efek preferensi produk'). Hal ini akan memungkinkan perusahaan-perusahaan ini untuk membuat (mempertahankan) pangsa pasar, dengan demikian meningkatkan profitabilitas mereka. 4.3.2 Pengaruh Firm Size terhadap CSR Berdasarkan hasil yang didapat, variabel ukuran perusahaan (Firm Size) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Corporate Social Responsibility. Perusahaan berukuran besar cenderung akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu 50
tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Sehingga perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat (Kurnianingsih, 2013). Berdasarkan Stakeholder theory, selain untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sebuah perusahaan juga akan memuaskan pihak stakeholder salah satu caranya dengan memberikan kinerja keuangan yang baik (Kurniawansyah & Mutmainah, 2013). Skala ukuran perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Perusahaan besar cenderung akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil, maka perusahaan berskala besar berpotensi lebih besar untuk mendapatkan profitabilitas yang lebih tinggi daripada perusahaan berskala kecil. Dengan tercapainya profitabilitas yang tinggi, maka kepuasan pihak stakeholder pun akan terjamin. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Sari dan Budiasih (2014), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan profitabilitas. Perusahaan besar cenderung memiliki skala dan keleluasan ekonomis yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas 51
perusahaan. Hal ini sesuai dengan Signalling theory, yang menyatakan jika profitabilitas perusahaan semakin tinggi maka perusahaan akan memiliki dorongan yang lebih besar untuk memberikan informasi laporan keuangannya tersebut kepada pihak eksternal. Penelitian ini juga didukung oleh Kurnianingsih (2013) serta Kurniawansyah dan Mutmainah (2013) yang mengatakan semakin besar size suatu perusahaan maka pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosialnya (CSR) juga semakin tinggi karena perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti oleh masyarakat luas. 4.3.3 Pengaruh CSR terhadap Profitabilitas Perusahaan Berdasarkan hasil yang didapat, variabel Corporate Social Responsibility berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil pengujian menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap ROA, ROE, dan NPM yang merupakan rasio profitabilitas perusahaan pertambangan yang menjadi sampel penelitian di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Ini berarti dengan mengungkapkan CSR kinerja perusahaan yang di diukur dengan ROA, ROE dan NPM akan meningkat. Menurut teori Stakeholder, ketika stakeholder mulai mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan memuaskan keinginan stakeholdernya. Perusahaan berusaha memperhatikan seluruh stakeholders salah satunya dengan melakukan aktivitas CSR sehingga perusahaan memperoleh kredibilitas dan reputasi yang baik dari seluruh 52
stakeholders, dan hal itu diharapkan mampu meningkatkan kredibilitas dan reputasi terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kredibilitas dan reputasi maka akan ada timbal balik dari stakeholders ke perusahaan, seperti menambah loyalitas konsumen, memanfaatkan pengetahuan dan tenaga lokal, keamanan usaha yang lebih besar, dan lisensi untuk beroperasi, sehingga timbal balik tersebut akan mengurangi resiko jangka panjang dan kemudian mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan dimasa depan (Kurniawansyah & Mutmainah, 2013). Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Candrayanthi dan Saputra (2013), yang menyatakan bahwa semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercerminkan melalui profitabilitasnya, maka pengungkapan CSR perusahaan akan lebih luas. Hal ini sesuai dengan Signalling theory yang menyatakan bahwa pengungkapan yang semakin luas akan memberikan sinyal positif kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) maupun para pemegang saham perusahaan (shareholder). Semakin luas informasi yang disampaikan kepada stakeholder dan shareholder maka akan semakin memperbanyak informasi yang diterima mengenai perusahaan. 53
Tabel 4.2 Hasil pengujian Hipotesis Hipotesis H 1 : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif terhadap CSR Keterangan Didukung oleh data H 2 : Firm size berpengaruh positif terhadap CSR Didukung oleh data H 3 : CSR berpengaruh positif terhadap ROA Didukung oleh data H 4 : CSR berpengaruh positif terhadap ROE Didukung oleh data H 5 : CSR berpengaruh positif terhadap NPM Didukung oleh data Sumber: Hasil penelitian, 2016 4.3.4 Pengujian Lainnya 4.3.4.1 Pengaruh Likuiditas sebagai Variabel Kontrol Terhadap Profitabilitas Perusahaan Berdasarkan hasil yang didapat, variabel likuiditas berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA, ROE dan NPM. Putri dan Christiawan (2014) menerangkan bahwa semakin rendah tingkat likuiditas perusahaan maka pengungkapan tanggung jawab sosial akan semakin tinggi pula. Likuiditas merupakan salah satu kinerja yang sering dijadikan tolok ukur investor dalam menilai perusahaan. Oleh karena itu ketika 54
likuiditas yang dihasilkan rendah, perusahaan akan cenderung melakukan pengungkapan CSR makin banyak. Berdasarkan teori sinyal, manajemen perusahaan lebih tahu mengenai kinerja internal perusahaan dibandingkan investor. Investor hanya melihat hasil akhir (rasio-rasio keuangan) sehingga ketika likuiditasnya rendah maka investor akan cenderung memberi nilai yang rendah pada perusahaan bahkan bisa mencabut investasinya sehingga perusahaan berusaha mengurangi asimetri informasi salah satunya dengan cara melakukan pengungkapan CSR (Putri & Christiawan, 2014). Semakin besar CSR yang dilakukan oleh perusahaan, maka profitabilitas yang dihasilkan pun makin besar (Candrayanthi & Saputra, 2013). Hal ini membuktikan bahwa hubungan antara likuiditas dengan profitabilitas adalah signifikan dan negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Christiawan (2014) serta Maith (2013) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari peneliti dalam tabel 4.1 yang menyatakan bahwa hubungan antara likuiditas dengan profitabilitas adalah signifikan (nilai T-statistik > 1,96) dan negatif (original sample estimate bernilai negative atau < 0). 4.3.4.1 Pengaruh Risk sebagai Variabel Kontrol Terhadap Profitabilitas Perusahaan Berdasarkan hasil yang didapat, risk sebagai variabel kontrol berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur 55
dengan ROA dan ROE, sedangakan risk sebagai variabel kontrol tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dan NPM. Risiko merupakan ukuran dari ketidakpastian pengembalian investasi yang akan diperoleh atau variabilitas dari hasil yang berkaitan dengan asset tertentu, resiko juga diartikan sebagai peristiwa yang dapat terjadi atau tidak terjadi dimasa datang dalam bentuk investasi, hal ini diterjemahkan ke dalam persentase keuntungan yang diharapkan (Izati & Margaretha, 2014). Dengan demikian, jika suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin besar, sehingga dimungkinkan profitabilitas perusahaan juga mengalami penurunan maka laba dalam perusahaan akan menurun (Safariah, 2015). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Safariah (2015), yang menyatakan bahwa risk berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Izati dan Margaretha (2014) menunjukkan bahwa risk berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari peneliti dalam tabel 4.1 yang menyatakan bahwa hubungan antara risk dengan ROA dan ROE sebagai alat ukur profitabilitas adalah signifikan (nilai T-statistik > 1,96), sedangkan untuk NPM tidak signifikan (nilai T-statistik < 1,96) dan negatif (original sample estimate bernilai negatif atau < 0) untuk ROA, ROE dan NPM. 56