BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian pustaka 1. Teori Stakeholder (stakeholder theory) Konsep tanggung jawab sosial telah mulai dikenal sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder nilai nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Komuniti sebagai sebuah stakeholder yang didalamnya terdapat pemimpin (ketua adat, ulama, ahli adat, ketua organisasi, ketua asosiasi) yang mempunyai kekuasaan yang dapat mempengaruhi jalannya kehidupan sosial komuniti yang bersangkutan, demikian juga dengan anggota komuniti sebagai penggerak dari jalannya pola kehidupan komuniti yang bersangkutan. Masing-masing bagian ini saling berfungsi dan membutuhkan sebagai kesatuan organisasi sosial. (Budimanta,dkk 2008). Teori stakeholder mengatakan bahwa bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada tersebut (Ghozali dan Chariri. 2007) 10

2 11 2. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi muncul untuk mengatasi konflik agensi yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan, adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dan pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik antara principal dan agen. Principal adalah pemegang saham atau investor sedangkan agen adalah orang yang diberi kuasa oleh principal yaitu manajemen yang mengelola yang terdiri dari dewan komisaris dan dewan direksi. Teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan antara principal dan agen. Teori agensi menyatakan bahwa hubungan keagenan timbul ketika salah satu pihak (principal) memberi kuasa kepada pihak lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingannya yang melibatkan pendelegasian beberapa otoritas pembuatan keputusan kepada agen. Dalam kontrak ini agen berkewajiban untuk melakukan hal hal yang memberikan manfaat dan meningkatkan kesejahteraan principal (Jensen and Meckling, 1976). Berdasarkan teori agensi tersebut, manajer berusaha memenuhi kepentingan stakeholder dengan cara mengungkapkan pertanggungjawaban sosialmya. Para stakeholder akan puas bila yang mereka investasikan didalamnya mengungkapkan pertanggungjawaban sosial yang akan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

3 12 3. Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Definisi mengenai Corporate Social Responsibility sekarang ini sangatlah beragam. Seperti definisi CSR yang dikemukakan oleh Maignan and Ferrel (2004) yang mendefiniskan CSR sebagai A business acts in socially responsible manner when its decision and actions for and balance diverse stakeholder interest. Definisi ini menekankan perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab. Tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep bahwa suatu organisasi khusunya adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam aspek operasional. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan dimana ada argumentasi bahwa suatu dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau dividen melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

4 13 4. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Anggraini (2006) menyatakan bahwa tuntutan terhadap untuk memeberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola yang semakin bagus semakin memeksa untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Corporate Social Responsibility adalah perhatian yang dimiliki bisnis terhadap kesejahteraan masyarakat. Tanggung jawab ini didasarkan pada perhatian bagi kesejahteraan semua pemangku kepentingannya (stakeholders), tidak hanya pemiliknya (Nickels, 2009). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9, yang menyatakan bahwa : dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi indsutri dimana faktorfaktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan

5 14 sosialnya yang turut serta merasakan dampak atas aktivitas operasional. CSR diwujudkan agar terjaga keseimbangan diantara pelaku bisnis dan masyarakat sekitarnya agar semua pihak tidak ada yang dirugikan. 5. Profitabilitas Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Wardani (2012) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas menunjukan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tapi juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan. Dengan demikian semakin besar dividen (dividend payout) akan semakin menghemat biaya modal, di sisi lain para manajer (insider) menjadi meningkat powernya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan deviden sebagai hasil keuntungan yang tinggi. Jadi, profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya. (Fahmi 2011) terdapat 4 (empat) cara untuk mengukur tingkat profitabilitas, yaitu gross profit margin, net profit margin, return on asset (ROA), return on equity (ROE).

6 15 6. Growth Growth merupakan alat untuk mengukur seberapa besar mendapatkan laba yang tinggi dari nilai penjualannya. Anggita (2012) menyatakan bahwa growth merupakan tingkat pertumbuhan yang diukur dengan pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan merupakan salah satu pertimbangan para investor dalam menanamkan investasinya. Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mendapat banyak sorotan sehingga di prediksi yang mempunyai kesempatan pertumbuhan cenderung lebih banyak melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility. 7. Ukuran Perusahaan (Size) Size merupakan Variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada kecil. Hal ini karena besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding kecil. Secara teoritis besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangnya biaya politis bagi, Hasibuan, 2001 dalam (Devina 2005). Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka dalam jangka

7 16 waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Size bisa didasarkan pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak berwujud dan lain lain). CSR mengharuskan suatu dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk karyawan. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman diantara para staff, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas. 8. Likuiditas Likuiditas merupakan gambaran kemampuan suatu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat likuditas yaitu, current ratio, quick ratio, cash ratio (Fahmi 2011). Konsep modal kerja atau operasi ini didasarkan atas klasifikasi aset dan liabilities dalam bentuk kategori lancar dan tidak lancar. Perbedaan secara tradisional antara current liabilities dan non current liabilities didasarkan pada jatuh tempo kurang dari satu tahun atau berdasarkan siklus operasi yang normal. Likuiditas memberikan gambaran mengenai pengaruh ketersediaan dana terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, Arthana (2010).

8 17 9. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai profitabilitas, leverage, size dan likuiditas terhadap pengungkapan CSR pada yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, antara lain : Nurul Kusuma Wardani (2012) melakukan penelitian pengaruh karateristik terhadap pengungkapan CSR. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ukuran dewan komisaris, profitabilitas, leverage dan variabel dependen yang digunakan adalah tanggung jawab sosial (CSR). Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Novrianto (2012) menguji pengaruh leverage, profitabilitas, dan ukuran terhadap pengungkapan CSR. Variabel independen yang digunakan ini adalah leverage, profitabilitas, ukuran dan variabel dependen yang digunakan adalah tanggung jawab sosial (CSR). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa leverage mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan, sedangkan ukuran mempunyai pengaruh yang positif tetapi juga tidak signifikan, dan profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Rizkia Anggita (2012) melakukan penelitian pengaruh karateristik terhadap CSR. Variabel independen yang digunakan dalam

9 18 penelitian ini adalah profile, size, profitabilitas, leverage, growth dan variabel dependen yang digunakan adalah tanggung jawab sosial (CSR).. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa profile menunjukan pengaruh negatif terhadap CSR, size menunjukan pengaruh positif terhadap CSR, profitabilitas menunjukan pengaruh postif terhadap CSR, leverage menunjukan tidak terdapat pengaruh terhadap CSR, dan growth menunjukan tidak terdapat pengaruh terhadap CSR. Jayanti Purnasiwi (2011) melakukan penelitian analisis pengaruh size, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan CSR pada yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan size, profitabilitas leverage dan variabel dependen yang digunakan adalah tanggung jawab sosial (CSR).. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahan dan leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Theodora Martina Veronica (2009) melakukan penelitian pengaruh karateristik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah size, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris dan variabel dependen yang digunakan adalah tanggung jawab sosial (CSR).. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profitabilitas dan dewan komisaris, sedangkan pada variabel size dan

10 19 leverage tidak terdapat pengaruh terhadap tanggung jawab sosial. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti JudulPenelitian Variabel Penelitian Nurul Kusuma Wardani (2012) pengaruh karateristik terhadap pengungkapan CSR Variabel independen : ukuran dewan komisaris, profitabilitas, leverage Variabel dependen : pengungkapan tanggung jawab sosial Hasil Penelitian Ukuran dewan komisaris dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Novrianto (2012) pengaruh leverage, profitabilitas, dan ukuran terhadap pengungkapan CSR. Variabel indepen : leverage, profitabilitas dan ukuran Variabel dependen : tanggung jawab sosial leverage mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan, sedangkan ukuran mempunyai pengaruh yang positif tetapi juga tidak signifikan, dan profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Rizkia Anggita (2012) pengaruh karateristik terhadap CSR Variabel independen : leverage, profitabilitas, growth dan ukuran Variabel dependen : Pengungkapan CSR profile menunjukan pengaruh negatif terhadap CSR, size menunjukan pengaruh positif terhadap CSR, profitabilitas menunjukan pengaruh postif terhadap CSR, leverage menunjukan tidak terdapat pengaruh terhadap CSR, dan growth menunjukan tidak terdapat pengaruh terhadap CSR.

11 20 Jayanti Purnasiwi (2011) Theodora Martina Veronica (2009) analisis pengaruh size, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan CSR pada yang terdaftar di BEI. pengaruh karateristik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial Variabel independen: Size, profitabilitas, dan leverage Variabel dependen : pengungkapan tanggung jawab sosial Variabel independen: size, profit, leverage dan ukuran dewan komisaris Variabel dependen : tanggung jawab sosial perusahan dan leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profitabilitas dan dewan komisaris, sedangkan pada variabel size dan leverage tidak terdapat pengaruh terhadap tanggung jawab sosial. Sumber: Berbagai Sumber Penelitian B. Rerangka Pemikiran Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan, kinerja lingkungan dan tanggung jawab sosial yang baik merupakan berita baik pula bagi para investor dan para calon investor. Investor akan merespon secara positif melalui fluktuasi harga saham hingga akhirnya hal itu akan mempengaruhi keputusan investasi pada. Harga saham secara relatif dalam industri yang bersangkutan merupakan cerminan pencapaian kinerja finansial. Jadi yang memiliki kinerja keuangan, kinerja lingkungan dan

12 21 tanggung jawab sosial yang tinggi akan mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi dan menanamkan modalnya pada tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan kajian pustaka, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu rerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Penelitian Profitabilitas Growth Ha1 Ha2 Pengungkapan CSR Size Ha3 Likuiditas Ha4

13 22 C. Hipotesis a. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosial kepada pemegang saham, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar pengungkapan informasi sosial. Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial dan profitabilitas untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan manajerial yang dapat membuat memperoleh keuntungan. Sedangkan, profitabilitas menurut Devina (2004) proofitabilitas adalah adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibelitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas. Hasil penelitian Wardani (2012) menunjukan profitabilitas berpengaruh postif terhadap tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Profitabilitas berpengaruh postif terhadap pengungkapan CSR. b. Pengaruh Growth Terhadap Pengungkapan CSR Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mendapat banyak sorotan sehingga diprediksi yang mempunyai kesempatan

14 23 pertumbuhan yang lebih tinggi cenderung lebih banyak melakukan pengungkapan Corporate Soscial Responsibility. Hasil penelitian Rizkia Anggita (2012) menyatakan bahwa growth tidak terdapat pengaruh terhadap pengungkapan CSR,tetapi hipotesis dari penelitian Rizkia Anggita (2012) mengatakan bahwa growth berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H2 : Growth berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. c. Pengaruh Size Terhadap Pengungkapan CSR Menurut Hckston dan Milne (1996) menyatakan bahwa ada beberapa peneliti telah menunjukkan bukti mengenai hubungan antara ukuran dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Secara teoritis, besar tidak akan lepas dari tekanan dan dengan aktivitas operasi yang lebih besar terhadap masyarakat maka para pemegang saham akan memperhatikan program sosial yang dibuat oleh sehingga pengungkapan CSR akan semakin luas (Sembiring, 2005). Program tanggung jawab sosial juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan, oleh karena itu besar lebih dituntut untuk banyak mengungkapkan tanggung jawab sosialnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H3 : Size berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

15 24 d. Pengaruh Likuiditas Terhadap Pengungkapan CSR Likuiditas merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi maka akan lebih luas mengungkapkan kegiatan sosialnya, (Hanafi, 2011) Dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan sosial terhadap masyarakat, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H4 : Likuditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.