ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: Manajemen Keuangan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Modul ke: Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak

Modul ke: LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

LAPORAN KEUANGAN & ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Manajemen Keuangan. Analisis rasio keuangan Analisis du pont Analisis MNA dan EVA. Septiani Juniarti, SE.MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi

manajemen? PROSES AKUNTANSI NERACA Bk Jurnal Bukti Bk Besar Utang Aset BB Pembantu MODAL + pendapatan - biaya ANALIS? ivestor?

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

Manajemen Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

Bab II. Tinjauan Pustaka

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

Analisa Rasio Keuangan

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Analisa Rasio Keuangan Analisa Dupont Analisa MNA & EVA. 3Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

Analisis Rasio Keuangan

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

M.Andryzal fajar

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

Analisa Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II LANDASAN TEORI

Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di indonesia pada waktu ke waktu terus

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Modul ke: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Modul ini membahas tentang teknik-teknik analisa laporan keuangan yang berfungsi untuk mengukur kinerja dan kondisi keuangan perusahaan Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Likuiditas Kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang yang jatuh tempo. Current Ratio Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar) Pada tahun 2010, CR = (227.819.168.461 / 123.450.557.939) = 1,845 Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 1,8 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,8 : 1 Acid test ratio (Ratio Immediate Solvency) Quick Ratio = ((Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang lancar)) Pada tahun 2010, ((QR = 227.819.168.461 82.424.270.814 /123.450.557.939)) = 1.17 Kesimpulan: rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka keadaanya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Ratio Solvabilitias Total debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas) TD te Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100% Pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 134.499.083.729) x 100% = 1,04 >> 104% = 100% Kesimpulan: perusahaan dibiayai oleh utang 100% untuk tahun 2010 menunjukan kreditor menyediakan Rp.104,- untuk setiap Rp.100 Total debt to asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta) Total Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x 100% Pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 275.390.730.449) = 0,511 >> 51% = 100% Kesimpulan: pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2010 artinya bahwa setiap Rp.100,- pendanaan perusahaan Rp.51,- dibiayai dengan utang dan Rp.49 disediakan oleh pemegang saham.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Ratio Rentabilitas/Profitabilitas Gross Provit Marginal (Margin Laba Kotor) GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100% Pada tahun 2010, = (62.009.766.595 / 516.581.827.768) 100% = 0,12 = 12% Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan menghasilkan laba kotor dari pejualan bersih adalah sebesar 12% Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih) NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100% Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 516.581.827.768) 100% = 0,05 = 5% Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 5%

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Ratio Rentabilitas/Profitabilitas Operating Profit Margin OPM = (Laba usaha / Penjualan Bersih) x 100% Pada tahun 2010, = (39.294.864.546 / 516.581.827.768) x 100% = 0,07 = 7% Kesimpulan: Operating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga rendah, dan yang tersedia untuk laba besar. Return of Asset ROA = (Laba bersih setelah pajak / total aktiva) x 100% Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 275.390.730.449) x 100% = 0,10 = 10% Kesimpulan: laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 10%

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Ratio Rentabilitas/Profitabilitas Return of Equity Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut. ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100% Pada tahun 2010,= (28.441.593.720 / 134.499.083.729) x 100% = 0,021 = 2% Artinya perusahaan mampu menghasilkan 2% dari setiap modal yang disetor.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Perputaran Piutang Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang. Perputaran Piutang = (Penjualan / piutang usaha) Pada tahun 2010,= (80.500.000.00 / 23.000.000.00) x 100% = 3,5 Kali

SISTEM DU PONT # Sistem Du Pont dirancang untuk menunjukkan bagaimana marjin laba atas penjualan, rasio perputaran aktiva, serta penggunaan utang berinteraksi dalam menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) # Manajemen perusahaan bisa memakai sistem Du Pont untuk menganalisis cara-cara untuk memperbaiki kinerja perusahaan

Sistem Analisa Du pont Pengertian Sistem Du Pont dirancang untuk menunjukkan bagaimana margin laba atas penjualan, rasio perputaran aktiva, serta penggunaan utang berinteraksi dalam menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE). Manajemen perusahaan bisa memakai sistem Du Pont untuk menganalisis cara-cara untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Analisa DuPont dilakukan dengan memecah return on equity (ROE) menjadi beberapa bagian. Mengapa ROE? ROE menggambarkan besarnya rate of return yang didapatkan oleh pemegang sahamnya. Dengan memecah perhitungan ROE, kita dapat mengetahui bagaimana suatu bisnis mendapatkan keuntungan. Nandha elvira

Sistem Analisa Du pont Pada analisa DuPont, ROE dipecah menjadi 3 bagian: Atau dapat juga dituliskan: ROE = Net profit margin x Assets turnover x Equity multiplier

Sistem Analisa Du pont Setiap bisnis memiliki karakteristik masing-masing untuk mendapatkan ROE yang tinggi. Pada dasarnya industri dapat kita bagi menjadi 3 golongan: 1. High turnover industries Industri yang memiliki turnover tinggi contohnya retail. Persaingan pada industri ini begitu ketatnya sehingga ROE yang tinggi tidak bisa didapatkan dengan mengenakan harga premium kepada konsumen. Untuk mendapatkan ROE yang tinggi mereka bermain di volume penjualan. 2. High margin industries Industri tertentu bisa mendapatkan profit margin yang tinggi contohnya pabrik semen. Mereka tidak terlalu bergantung pada volume penjualan. Industri jenis ini ditandai dengan tingginya net profit margin. 3. High leverage industries Yang tergolong high leverage adalah perbankan. Keuntungan yang didapatkan oleh bank adalah selisih antara bunga kredit dengan bunga tabungan/deposito. Industri yang masuk ke dalam golongan ini ditandai oleh tingginya equity multiplier.

Sistem Analisa Du pont Dengan mengetahui karakteristik industri, kita akan dapat mengetahui dengan lebih akurat apabila komponen penting yang merupakan sumber keuntungannya turun, pengaruhnya akan signifikan ke kinerjanya. Contoh Kasus

SISTEM DU PONT

Analisis MVA dan EVA Analisa MVA (Market Value added) Menurut Young & O Byrne (2001:26) menyatakan bahwa Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA juga merupakan indikator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai. Ada pun rumusmenghitung Nilai Tambah Pasar (MVA) adalah sebagai berikut: MVA = Nilai Pasar dari Saham Ekuitas yang diberikan oleh pemegang saham = (SahamBeredar) (HargaS aham) Total Ekuitas Biasa Banu Arif

Analisis MVA dan EVA Sebagai contoh PT. ABC pada tahun 2002 total nilai ekuitas pasarnya adalah $ 1.150 Juta, sedangkan neraca menunjukkan bahwa pemegang saham telah menyetorkan $896 Juta. Jadi, MVA PT. ABC adalah MVA= $ 1.150 - $ 896 = $ 254 Juta. Semakin besar MVA akan semakin baik bagi perusahaan.

Analisis MVA dan EVA Analisa Economic Value Added (EVA) Defenisi EVA menurut Brigham & Houstan (2006:68), EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas dikurangkan. dengan metode EVA diperoleh laba ekonomis yaitu laba yang sebenarnya dari sebuah perusahaan setelah semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba dikurangkan EVA = Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) Biaya modal NOPAT = Laba operasi + Penghasilan bunga Pajak penghasilan Pembebasan pajak atas bunga Biaya Modal = Modal yang diinvestasikan x Biaya modal rata-rata tertimbang

Bagi eksekutif hasil pengukuran kinerja dengan dengan metode economic value added (EVA) seringkali digunakan untuk pengendalian serta sebagai alat yang sangat berguna didalam pengambilan keputusan-keputusan strategi.

Analisis MVA dan EVA 1) Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, sehingga terjadi proses perubahan nilai ekonomisnya. 2) Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis dalam keadaan impas, 3) Jika EVA< 0,maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan kurang bagus karena laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan penyandang dana, sehingga tidak terjadi penambahan nilai ekonomis pada perusahaan.c

ANALISIS KOMPARATIF # Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan. # Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah dan kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang. # Informasi hasil analisis komparatif bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.

ANALISIS KOMPARATIF PT Kotagede Laporan Posisi Keuangan Komparatif Per 31 Desember 2009 dan 2010 (Year-to-year Changes Analysis) Nama Rekening 2009 2010 Perubahan Absolut Perubaha n Relatif Aset Kas Rp30.000.000 Rp50.000.000 Rp20.000.000 66,67% Surat Berharga Rp15.000.000 Rp5.000.000 (Rp10.000.000) -66,67% Piutang Dagang (neto) Rp60.000.000 Rp100.000.000 Rp40.000.000 66,67% Piutang Wesel Rp30.000.000 Rp50.000.000 Rp20.000.000 66,67% Persediaan Rp100.000.000 Rp150.000.000 Rp50.000.000 50,00% Beban Dibayar di Muka Rp15.000.000 Rp0 (Rp15.000.000) -100,00% Total Aset Lancar Rp250.000.000 Rp355.000.000 Rp105.000.000 42,00%

ANALISIS KOMPARATIF PT Kotagede Laporan Posisi Keuangan Komparatif Per 31 Desember 2009 dan 2010 (Year-to-year Changes Analysis) Tanah Rp100.000.000 Rp250.000.000 Rp150.000.000 150,00% Bangunan Rp200.000.000 Rp300.000.000 Rp100.000.000 50,00% Akum Depresiasi Bangunan (Rp50.000.000) (Rp75.000.000) (Rp25.000.000) 50,00% Peralatan Rp100.000.000 Rp200.000.000 Rp100.000.000 100,00% Akum Depresiasi Peralatan (Rp25.000.000) (Rp50.000.000) (Rp25.000.000) 100,00% Total Aset Tetap Rp325.000.000 Rp625.000.000 Rp300.000.000 92,31% Investasi Jangka (Rp150.000.000 Panjang Rp150.000.000 Rp0 ) -100,00% Hak Paten (neto) Rp25.000.000 Rp20.000.000 (Rp5.000.000) -20,00% Total Aset Rp750.000.000 Rp1.000.000.000 Rp250.000.000 33,33%

ANALISIS KOMPARATIF PT Kotagede Laporan Posisi Keuangan Komparatif Per 31 Desember 2009 dan 2010 (Year-to-year Changes Analysis) Liabilitas dan Ekuitas Utang Dagang Rp45.000.000 Rp100.000.000 Rp55.000.000 122,22% Utang Wesel Rp37.500.000 Rp75.000.000 Rp37.500.000 100,00% Utang Biaya Rp17.500.000 Rp25.000.000 Rp7.500.000 42,86% Total Liabilitas Jangka Pendek Rp100.000.000 Rp200.000.000 Rp100.000.000 100,00% Utang Bank Rp200.000.000 Rp200.000.000 Rp0 0,00% Utang Obligasi Rp0 Rp100.000.000 Rp100.000.000 100.00% Total Liabilitas Jangka Panjang Rp200.000.000 Rp300.000.000 Rp100.000.000 50,00% Modal Saham Rp200.000.000 Rp200.000.000 Rp0 0,00% Biasa Agio Saham Biasa Rp50.000.000 Rp50.000.000 Rp0 0,00% Laba Ditahan Rp200.000.000 Rp250.000.000 Rp50.000.000 25,00% Total Ekuitas Rp450.000.000 Rp500.000.000 Rp50.000.000 11,11% Total Liabilitas dan Ekuitas Rp750.000.000 Rp1.000.000.00 0 Rp250.000.000 33,33%

ANALISIS KOMPARATIF PT Kotagede Laporan Laba Rugi Komprehensif & Laba Ditahan Komparatif Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2010 (Year-to-year Changes Analysis) Perubah Nama Rekening 2009 2010 Perubahan Absolut an Relatif Penjualan Rp1.020.000.000 Rp1.330.000.000 Rp310.000.000 30,39% Retur&Potongan Penj. Rp20.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000 50,00% Penjualan Bersih Rp1.000.000.000 Rp1.300.000.000 Rp300.000.000 30,00% BebanPokok Penjualan: Persediaan, 1 Januari Rp70.000.000 Rp100.000.000 Rp30.000.000 42,86% Pembelian Rp630.000.000 Rp800.000.000 Rp170.000.000 26,98% BarangTersediaUtk Dijual Rp700.000.000 Rp900.000.000 Rp200.000.000 28,57% Persediaan,31Desember Rp100.000.000 Rp150.000.000 Rp50.000.000 50,00% Beban Pokok Penjualan Rp600.000.000 Rp750.000.000 Rp150.000.000 25,00% Laba Bruto Rp400.000.000 Rp550.000.000 Rp150.000.000 37,50%

ANALISIS KOMPARATIF PT Kotagede Laporan Laba Rugi Komprehensif & Laba Ditahan Komparatif Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2010 (Year-to-year Changes Analysis) Perubah Nama Rekening 2009 2010 Perubahan Absolut an Relatif Penjualan Rp1.020.000.000 Rp1.330.000.000 Rp310.000.000 30,39% Retur&Potongan Penj. Rp20.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000 50,00% Penjualan Bersih Rp1.000.000.000 Rp1.300.000.000 Rp300.000.000 30,00% BebanPokok Penjualan: Persediaan, 1 Januari Rp70.000.000 Rp100.000.000 Rp30.000.000 42,86% Pembelian Rp630.000.000 Rp800.000.000 Rp170.000.000 26,98% BarangTersediaUtk Dijual Rp700.000.000 Rp900.000.000 Rp200.000.000 28,57% Persediaan,31Desember Rp100.000.000 Rp150.000.000 Rp50.000.000 50,00% Beban Pokok Penjualan Rp600.000.000 Rp750.000.000 Rp150.000.000 25,00% Laba Bruto Rp400.000.000 Rp550.000.000 Rp150.000.000 37,50%

ANALISIS KOMPARATIF Laba Bruto Rp400.000.000 Rp550.000.000 Rp150.000.000 37,50% Beban Usaha: Beban Administrasi Rp100.000.000 Rp120.000.000 Rp20.000.000 20,00% Beban Distribusi Rp150.000.000 Rp225.000.000 Rp75.000.000 50,00% Beban Usaha Rp250.000.000 Rp345.000.000 Rp95.000.000 38,00% Laba Usaha Rp150.000.000 Rp205.000.000 Rp55.000.000 36,67% Beban Lain: Beban Bunga Rp10.000.000 Rp20.000.000 Rp10.000.000 100,00% Beban Lain Rp10.000.000 Rp20.000.000 Rp10.000.000 100,00% Laba Sebelum Pajak Rp140.000.000 Rp185.000.000 Rp45.000.000 32,14% Pajak Penghasilan Rp56.000.000 Rp74.000.000 Rp18.000.000 32,14% Laba Tahun Berjalan Rp84.000.000 Rp111.000.000 Rp27.000.000 32,14% Penghasilan Komprehensif Rp0 Laba Komprehensif Rp84.000.000 Rp111.000.000 Rp27.000.000 32,14% Laba Ditahan, 1 Januari Rp170.000.000 Rp200.000.000 Rp30.000.000 17,65% Rp254.000.000 Rp311.000.000 Rp57.000.000 22,44% Dividen Rp54.000.000 Rp61.000.000 Rp7.000.000 12,96% Laba Ditahan, 31 Januari Rp200.000.000 Rp250.000.000 Rp50.000.000 25,00%

Kesimpulan (komparatif) # Dari sisi neraca, pada tahun 2009 aktiva perusahaan mengalami peningkatan sebesar 33%. Kenaikan itu disebabkan oleh adanya kenaikan baik pada aktiva lancar maupun aktiva tetap. Hal itu mengindikasikan bahwa pada tahun 2010 perusahaan telah melakukan perluasan usaha untuk meningkatkan aktiva lancarnya untuk mendukung peningkatan penjualan. # Dari sisi neraca, pada tahun 2010 utang dan modal perusahaan juga mengalami peningkatan dalam jumlah yang sama dengan peningkatan aktiva (33%). Hal itu bisa disebabkan karena perusahaan mendanai kegiatan perluasan usahanya.

Kesimpulan (komparatif) # Dari sisi laba-rugi, pada tahun 2010 penjualan dan laba komprehensif juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 30% dan 32%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan perluasan usaha yang telah dilakukan. # Dari sisi laba-rugi juga nampak bahwa sebagai akibat adanya perluasan usaha perusahaan meningkatkan efisiensi kegiatan produksinya. Hal itu tercermin pada peningkatan HPP (25%) yang diperlukan untuk mendukung peningkatan penjualan yang lebih kecil daripada peningkatan penjualannya (30%), sehingga peningkatan laba komprehensif yang terjadi (32%) jauh lebih besar daripada peningkatan penjualan (30%).

Kesimpulan (komparatif) # Dengan kata lain, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan pada tahun 2010 untuk melakukan perluasan usaha nampaknya cukup tepat karena perusahaan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan perolehan laba. # Namun demikian, karena perluasan usaha tersebut didanai dengan menggunakan tambahan utang dan tambahan modal, maka di masa yang akan datang perusahaan harus dapat lebih efektif dan efisien lagi operasinya. Hal itu disebabkan karena beban keuangan (bunga) yang harus ditanggung oleh perusahaan di masa yang akan datang juga semakin berat.

Terima Kasih Nurhasan Wiradjegha, S.E., M.Ak