ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. = transmitansi termal fenestrasi (W/m 2.K) = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil

Perbandingan Perhitungan OTTV dan ETTV Gedung Komersial - Kantor

Perbandingan Perhitungan OTTV dan RETV Gedung Residensial Apartement.

OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

ANALISA KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH DI SURABAYA

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

ANALISA ASPEK KEUANGAN PADA PERENCANAAN KLASTER BANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP EFISIENSI ENERGI Roby 1, William 2,Herry 3 dan Soehendro 4

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang

Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB III TINJAUAN KHUSUS (ELABORASI TEMA) Konsep Bangunan hijau adalah bangunan dimana di dalam perencanaan,

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

OPTIMALISASI KINERJA TERMAL SELUBUNG BANGUNAN PADA DESAIN KAMPUS BARU PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNLAM

Kata Kunci: Water conservation, fitur hemat air, rainwater harvesting, daur ulang grey water.

KONSERVASI ENERGI MELALUI SELUBUNG BANGUNAN PADA BANGUNAN KANTOR DI JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung.

Pengembangan RS Harum

ANALISIS KONSERVASI ENERGI MELALUI SELUBUNG BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

SELUBUNG BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LUAR (PASSIVE COOLING)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin

Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SELUBUNG BANGUNAN VOL. 1. PANDUAN PENGGUNA BANGUNAN GEDUNG HIJAU JAKARTA Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38/2012. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

NOTE : PERHITUNGAN OTTV HANYA DIBERLAKUKAN UNTUK AREA SELUBUNG BANGUNAN DARI RUANG YANG DIKONDISIKAN (AC).

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007:

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang berwawasan lingkungan (green building).

KAJIAN OTTV SELUBUNG BANGUNAN STUDI KASUS ASRAMA PUTRI USU

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG PERKANTORAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN OFFICE BUILDING)

Mahasiswa : Dian Pramita Eka Laksmiyanti / Dosen Pembimbing : Ir. IGN Antaryama, Ph.D Dr. Ir. V. Totok Noerwasito, MT

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

Konsep Berkelanjutan melalui OTTV (Overal Thermal Tranfer Value) dan Model Hubungan Orientasi Bangunan...

GENETIC ALGORITHM UNTUK MENGOPTIMASI RETURN OF INVESTMENT PADA GREEN BUILDING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

PENGARUH KOMPOSISI DAN MATERIAL SELUBUNG BANGUNAN TERHADAP EEFISIENSI ENERGI PENDINGINAN PADA PERKANTORAN BERTINGKAT MENENGAH SURABAYA

BAB III PERANCANGAN.

UNIVERSITAS INDONESIA PERHITUNGAN INDEKS KONSUMSI ENERGI PADA SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN DI JAKARTA SELATAN SKRIPSI DANIEL ALFONSO

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

BAB III METODE PENELITIAN

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Green Building Concepts

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Analisa energi beban..., Widiandoko K. Putro, FT UI, Universitas Indonesia

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (quantitative research).

OPTIMALISASI BUKAAN JENDELA UNTUK PENCAHAYAAN ALAMI DAN KONSUMSI ENERGI BANGUNAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2012

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. Tema

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

EVALUASI KENYAMANAN THERMAL MESJID AR-RAUDDAH KOTA MEDAN

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil)

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BAB III ELABORASI TEMA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

(The Influence of Facade Design on Energy Efficiency)

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

PENGATURAN ULANG ZONING RUANG UNTUK MENGETAHUI EFISIENSI BEBAN AC DAN PENCAHAYAAN PADA SUMMARECON OFFICE, JAKARTA

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua

Sumber Produksi Tenaga Listrik PLN

Transkripsi:

ANALISA KONSERVASI ENERGI SELUBUNG BANGUNAN BERDASARKAN SNI 03-6389-2011. STUDI KASUS: GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Ricky Gendo 1, Jimmy Priatman 2, Sandra Loekito 3 ABSTRAK: Dewasa ini dunia banyak membahas permasalahan krisis energi, di mana tiap tahun kebutuhan pemakaian energi semakin meningkat, namun tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup. Akibatnya generasi yang akan datang sangat mungkin mengalami krisis energi. Di Indonesia, upaya konservasi energi masih kurang mendapat perhatian lebih. Baru dewasa ini sertifikasi Greenship yang dikeluarkan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) mulai disadari pentingnya oleh para stakeholder proyek dan bahkan dalam waktu dekat menjadi salah satu persyaratan mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) di Surabaya. Perhitungan (Overall Thermal Transfer Value) merupakan salah satu kriteria dari penilaian Greenship, di mana nilai perpindahan panas menyeluruh melalui selubung bangunan diminimalkan untuk mengurangi beban pendinginan (cooling load). Nilai ini diatur oleh SNI 03-6389-2011 dengan maksimum sebesar 35 W/m 2. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah nilai gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra Surabaya sudah memenuhi standar. Jika belum, nilai akan diminimalkan denganmempertimbangkan pemilihan jenis material fasade. Kata kunci: konservasi energi, greenship, ottv, selubung bangunan. ABSTRACT: Nowadays, people talk a lot about energy crisis problem. In fact, demand for energy grows every year while this growing demand is not matched by the growth of the energy source. As the impact, future generation will possibly face energy crisis. In Indonesia, the effort to conserve energy still has not been considered by many parties. Just in these recent years, Greenship certification which is awarded by GBCI (Green Building Council Indonesia) to certified green buildings in Indonesia, started to be recognized by project stakeholders and moreover in short time, Greenship will be one of requierements for applying building permit (IMB) in Surabaya. (Overall Thermal Transfer Value) calculation is one of criteria in Greenship assessment, where heat transfer through the whole building envelope is minimized to reduce building cooling load. The maximum value of is 35 W/m 2 based on SNI 03-6389-2011. This research is conducted to study whether the of P1 and P2 of Petra Christian University Surabaya building has met this standard or not. If not, will be minimized by considering the facade material selection. Keywords: energy conservation, greenship, ottv, building envelope. 1 Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, ngoisongers@yahoo.co.id 2 Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, jpriatman@yahoo.com 3 Dosen Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, sandra@petra.ac.id 1

1 PENDAHULUAN Dewasa ini dunia banyak membahas mengenai permasalahan krisis energi, di mana tiap tahunnya kebutuhan pemakaian energi semakin meningkat. Menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), pertumbuhan konsumsi energi ratarata di Indonesia sekitar 7% pertahun, namun di lain pihak naiknya permintaan ini tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup. Akibatnya generasi yang akan datang sangat mungkin akan mengalami kekurangan, bahkan krisis sumber daya energi. Sumber energi utama di Indonesia sampai sekarang ini adalah sumber energi yang berasal dari fosil. Penggunaan energi fosil berdampak pada perubahan iklim global, disebabkan oleh meningkatnya efek Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfir bumi. Pemanasan global juga menjadi permasalahan yang harus diperhatikan oleh setiap negara terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dampak dari pemanasan global ini sudah terlihat dari perubahan iklim yang tidak menentu, temperatur yang semakin meningkat dan naiknya ketinggian permukaan air laut, serta masih banyak dampak negatif lainnya. Kedua permasalahan utama di atas sudah ditanggapi dengan serius oleh pemerintahan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan menerapkan pembangunan gedung yang ramah lingkungan. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, hal ini masih kurang mendapat perhatian lebih. Baru dewasa ini sertifikasi Greenship yang dikeluarkan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) mulai disadari pentingnya oleh para stakeholder proyek dan bahkan dalam waktu dekat akan menjadi salah satu persyaratan mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) di Surabaya. Greenship untuk Gedung Baru. (2012) mengatakan bahwa Calculation diperlukan untuk tujuan mendorong sosialisasi arti selubung bangunan gedung yang baik untuk penghematan energi. Calculation merupakan salah satu kriteria dari penilaian Greenship, di mana nilai perpindahan panas menyeluruh melalui selubung bangunan diminimalkan untuk mengurangi beban pendinginan (cooling load). Pengurangan beban pendinginan bangunan merupakan awal dari penghematan energi dan pengurangan pemakaian air conditioning yang menyebabkan efek urban heat island dan pemanasan global. Nilai ini diatur oleh SNI 03-6389-2011 dengan maksimum sebesar 35 W/m 2. 2 LANDASAN TEORI adalah suatu nilai perpindahan termal menyeluruh untuk setiap bidang selubung luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu. SNI 03-6389-2011. (2011) mengatakan bahwa selubung bangunan harus memenuhi syarat : - Berlaku hanya untuk komponen dinding dan atap pada bangunan gedung yang dikondisikan (mempunyai sitem tata udara). - Perpindahan termal menyeluruh untuk dinding dan atap tidak boleh melebihi nilai perpindahan termal menyeluruh, yaitu tidak melebihi 35 W/m 2. untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, harus dihitung melalui persamaan : = α [(U w x (1-WWR)] x TD ek + (U f x WWR x ΔT) + ( SC x WWR x SF) dengan : = Nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi tertentu (W/m 2 ) α = Absorbtans radiasi matahari U w = Transmitans termal dinding tidak tembus cahaya (W/m 2.K) WWR = Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi yang ditentukan 2

TD ek = Beda temperatur ekuivalen (K) SF = Faktor radiasi matahari (W/m 2 ) SC = Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi U f = Transmitans termal fenestrasi (W/m 2.K) ΔT = Beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam (diambil 5K) 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Langkah-langkah penyelesaian yang ditempuh ditujukan pada Gambar 1 berikut : Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Penelitian 3.2 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah gedung kampus dengan informasi proyek sebagai berikut: Nama Proyek : Perguruan Tinggi Kristen Petra Gedung P Lokasi : Jalan Siwalankerto, Surabaya, Indonesia Pemilik : Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Petra Konsultan Perencana : Archi Metric, PT Arsitek Utama : Ivan Priatman dan Jimmy Priatman Arsitek / Desainer Lainnya : Raydi Cornellius 3

Sipil dan Perencana Struktur : Archi Metric, PT Luas Lahan : 10,930 m 2 Luas Keseluruhan Bangunan : 62,367 m 2 Tinggi Bangunan : 52 meter (12 lantai) dan 44 m (10 lantai) (Sumber: Majalah Architecture @ 12, BCI Asia, 2012) Gambar Perspektif gedung ini ditunjukkan pada Gambar 2 Gambar 2. Gedung Universitas Kristen Petra (P1 dan P2) 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Untuk menentukan nilai gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra Surabaya, terlebih dahulu perlu ditentukan dan dihitung beberapa variabel yang terdapat di dalam rumus, antara lain α, U, SC, SF, T deq, luas selubung, dan WWR. Untuk memudahkan, perhitungan gedung P1 akan dipisah dari perhitungan gedung P2. Untuk setiap gedung, akan ditinjau dan dihitung untuk masing-masing orientasi selubung bangunan gedung, yaitu orientasi utara, selatan, timur, barat, barat daya, dan tenggara untuk gedung P1 serta orientasi utara, selatan, timur, barat, dan timur laut untuk gedung P2. Dari data denah konstruksi dan potongan pada autocad dapat diperoleh luas selubung dan WWR. Nilai α didapat dari data material selubung bangunan. Nilai U diperoleh dari hasil perhitungan tebal dan konduktivitas material berdasarkan SNI. Nilai SF dan T deq diatur oleh SNI berdasarkan berat jenis material dan juga orientasi bangunan. Sedangkan untuk nilai SC diperoleh berdasarkan data pabrikan kaca dan hasil analisa program ecotect. Input data ecotect berdasarkan denah autocad. 4

Orientasi Barat Tabel 1. Perhitungan Parsial Berdasarkan Orientasi pada Gedung P1 Selubung (w/m 2 K) (w/m 2 K) (K) 3 36.96 1 0 10 0 5.7 5 0 243 4-11 284.32 0 0.69 10 0.5 0 5 0 243 12 48 0.83 0.3 10 0.76 5.6 5 0.39 243 Barat Daya 4-11 338.24 0 0.3 10 1.51 0 5 0 176 4.53 3 151.8 1 0 10 0 5.7 5 0 97 4-7 & 9 1700.2 0 0.3 12 1.67 0 5 0 97 Selatan Lantai Luas WWR 8 349.2 0.27 0.3 10 1.51 5.7 5 0.1 97 10 376.21 0.63 0.3 10 0.88 5.7 5 0.71 97 11 373.82 0.64 0.3 10 0.87 5.7 5 0.74 97 12 340.7 0.73 0.3 10 1.07 5.6 5 0.6 97 Tenggara 6 80.63 0 0.3 10 1 0 5 0 97 3.01 3 137.94 1 0 10 0 5.7 5 0.63 130 4 490.72 0.36 0.52 10 0.61 5.7 5 0.41 130 5 387.84 0.6 0.62 10 0.45 5.7 5 0.27 130 6 411.04 0.58 0.69 10 0.39 5.7 5 0.46 130 Utara Timur α TD ek U w 7 320 0.31 0.77 15 0.26 5.7 5 0.64 130 8 386.9 0.54 0.7 10 0.36 5.6 5 0.78 130 9 296 0.32 0.77 15 0.26 5.6 5 0.73 130 10 313.84 0.75 0.56 15 0.5 5.6 5 0.38 130 11 357.88 0.63 0.58 15 0.49 5.7 5 0.24 130 12 300.48 0.8 0.3 10 0.763 5.6 5 0.62 130 3 80.08 0.46 0.3 10 0.54 5.7 5 0.09 112 4-11 467.2 0 0.9 12 0.06 0 5 0 112 12 72 0.83 0.3 10 0.76 5.6 5 0.15 112 Tabel 2. Perhitungan Total Gedung P1 Parsial Luas selubung (m 2 ) Thermal Transmittance Orientasi Barat 12,85 369,28 4.744,89 Orientasi Barat Daya 4,53 338,24 1.532,24 Orientasi Selatan 26,71 3.292,01 87.919,72 Orientasi Tenggara 3,01 80,63 242,79 Orientasi Timur 7,30 619,28 4.523,01 Orientasi Utara 52,10 3.402,64 177.279,73 Total 8.102,08 276.242,39 TOTAL = 276.242,39 Watt 8.102,08 m 2 U f ΔT SC 34,10 W/m 2 OK SF parsial 12.85 26.71 52.1 7.3 5

Orientasi Barat Selatan Timur Tabel 3. Perhitungan Parsial Berdasarkan Orientasi pada Gedung P2 Lantai Luas WWR α TD ek U w Selubung (w/m 2 K) (w/m 2 K) (K) 3 64.24 0.9 0.3 10 0.76 5.7 5 0.02 243 4-9 308.28 0 0.9 10 0.06 0 5 0 243 10 72.6 1 0 10 0 5.7 5 0.23 243 3 260 1 0 10 0 5.7 5 0.71 97 4 361.86 0.29 0.56 10 0.56 5.7 5 0.41 97 5 285.04 0.64 0.64 10 0.41 5.7 5 0.24 97 6 308.8 0.18 0.58 15 0.86 5.7 5 0.64 97 7 300.8 0.19 0.57 15 0.88 5.7 5 0.63 97 8 301 0.78 0.49 10 0.58 5.7 5 0.32 97 9 321.52 0.79 0.49 10 0.58 5.7 5 0.16 97 10 269.8 0.86 0.3 10 1.01 5.6 5 0.56 97 3 120 1 0 10 0 5.7 5 0.02 112 4-9 157.86 0 0.87 10 0.26 0 5 0 112 10 57.9 0.95 0.3 10 1.41 5.7 5 0.45 112 Timur Laut 4-9 237.6 0 0.3 10 1.51 0 5 0 113 4.53 3 231.18 0.81 0.3 10 0.56 5.7 5 0.15 130 4 263.48 0 0.3 12 1.67 0 5 0 130 Utara 5 264.47 0.27 0.3 10 1.51 5.7 5 0.82 130 6 264.47 0.27 0.3 10 1.51 5.7 5 0.8 130 7-9 262.6 0 0.3 12 1.67 0 5 0 130 10 211.5 0.81 0.3 10 1.22 5.6 5 0.67 130 Tabel 4. Perhitungan Total Gedung P2 Parsial Luas selubung (m 2 ) Thermal Transmittance Orientasi Barat 10,16 445,12 4.520,43 Orientasi Selatan 42,02 2.408,82 101.221,74 Orientasi Timur Laut 4,53 237,60 1.076,34 Orientasi Timur 25,06 335,76 8.413,83 Orientasi Utara 35,41 1.497,70 53.026,28 Total 4.925,00 168.258,61 U f ΔT SC SF parsial 10.16 42.02 25.06 35.41 TOTAL = 168.258,61 Watt 4.925,00 m 2 34,16 W/m 2 OK Dari hasil perhitungan diperoleh nilai total baik untuk gedung P1 maupun untuk gedung P2 memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6389-2011, yaitu kurang dari sama dengan 35 W/m 2 sehingga Gedung P1 dan P2 berpotensi memperoleh 3 poin untuk kategori Energy Eficiency and Conservation (EEC1) sesuai Panduan Teknis Greenship untuk Bangunan Baru versi 1.2. 6

5 KESIMPULAN DAN SARAN Kedua nilai pada gedung P1 dan P2 ini kurang dari 35 W/m 2 yang berarti desain kedua bangunan sudah memenuhi syarat sesuai SNI 03-6389-2011. Karena nilai gedung P1 dan P2 sudah memenuhi persyaratan SNI 03-6389-2011, maka tidak dilakukan optimasi WWR maupun perancangan material selubung bangunan untuk mengurangi nilai. Apabila dikehendaki memperoleh nilai lebih rendah maka bisa dilakukan peninjauan terhadap aspek WWR, warna, maupun material selubung bangunan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya, SNI 03-6389-2011 sudah memiliki solar data masing-masing untuk wilayah pembagian waktu Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah, dan Indonesia bagian timur sehingga perhitungan untuk bangunan-bangunan di Indonesia bisa lebih akurat. 6 DAFTAR REFERENSI Greenship untuk Gedung Baru. (2012). Ringkasan Kriteria dan Tolok Ukur. GBCI. SNI 03-6389-2011. (2011) Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional. 7