BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan dan fakta yang relevan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Klaten, pada bulan Maret-April 2016. C. Variabel Penelitian 1. Ukuran dan tujuan kebijakan 2. Sumber daya dalam kebijakan 3. Karakteristik badan pelaksana 4. Komunikasi antar organisasi 5. Disposisi implementor D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang melaksanakan pelayanan KB dan konseling KB di Puskesmas wilayah kerja DKK Klaten. 36
37 2. Sampel penelitian Konseling dengan menggunakan ABPK pada saat kunjungan awal dan kunjungan ulang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku pengguna kontrasepsi sehingga akan mengurangi angka kejadian drop out. Subjek pada penelitian ini (informan utama) a dalah bidan praktik mandiri dan bidan Puskesmas yang melaksanakan pelayanan KB di 3 wilayah puskesmas yaitu 2 puskesmas yang mempunyai angka kejadian drop out tinggi dan 1 puskesmas dengan angka kejadian drop out rendah, pada peserta KB baru maupun peserta KB aktif. Kriteria inklusinya adalah : a. Bidan dalam wilayah Puskesmas dengan angka kejadian drop out tinggi. b. Bidan dalam wilayah Puskesmas dengan angka kejadian drop out rendah. c. Bidan yang mempunyai sertifikat pelatihan Contraception Technology Update (CTU) dan ABPK. d. Bidan yang masa kerjanya lebih dari 2 tahun dan tidak sedang cuti. Informan triangulasi dalam penelitian ini adalah : a. Ibu/ PUS yang datang ke bidan untuk mendapatkan pelayanan KB dengan kriteria pendidikan minimal SMA. b. Bidan koordinator KIA dan KB di puskesmas. c. Kepala DKK Klaten/Kepala seksi KIA-KB/penanggungjawab KB di DKK Klaten.
38 d. Kepala seksi pengendalian dan KB di kantor PP dan KB Kabupaten Klaten. E. Definisi Operasional Definisi operasional untuk variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ukuran dan tujuan kebijakan merupakan ketersediaan pedoman pelaksanaan konseling KB yang menyatakan indikator keberhasilan program konseling, sasaran, maksud dan tujuan dilaksanakannya konseling serta modul atau buku panduan pelaksanaan konseling dengan menggunakan ABPK. Informasi utama mengenai hal ini diperoleh dari bidan dengan cara wawancara mendalam dan kajian dokumen, serta akan dilakukan triangulasi dengan bidan koordinator KIA dan KB, Kasie KIA dan KB di DKK dan Ka Sie Pengendalian dan KB Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan kajian dokumen. 2. Sumber daya dalam penelitian ini dimaksudkan ketersediaan sumber daya pendukung pada pelaksanaan konseling dengan ABPK dalam pelayanan KB diantaranya ketersediaan jumlah bidan yang berkompeten, beban kerja yang harus dimiliki bidan dan kompetensi yang dimiliki bidan, ketersediaan leaflet ABPK, ketersediaan dana untuk pengadaan leaflet ABPK untuk bidan di lapangan. Informasi utama mengenai hal ini dari bidan dengan cara wawancara mendalam dan kajian dokumen.
39 Triangulasi sumber dan metode dilaksanakan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi serta kajian dokumen dengan peserta KB, bidan koordinator KB, Kasie KB di DKK dan Ka Sie/ Ka Sie Pengendalian dan KB Kantor PP dan KB Klaten. 3. Karakteristik badan pelaksana adalah seberapa besar daya dukung struktur organisasi dalam bentuk prosedur kerja yang jelas. Informasi utama didapat dari bidan melalui wawancara mendalam, dan observasi, serta dilakukan triangulasi sumber dengan peserta KB, bidan koordinator KB, Kasie KB di DKK dan Ka Sie/ Ka Sie Pengendalian dan Kantor PP dan KB Klaten dengan cara wawancara mendalam. 4. Komunikasi antar organisasi adalah penyampaian informasi tentang konseling dengan ABPK terkait siapa yang memberikan informasi ABPK kepada pelaksana dan bagaimana cara penerapannya serta bagaimana pelaksanaan koordinasi antar organisasi terkait. Informasi utama mengenai hal ini didapat dari bidan dengan cara wawancara mendalam. Data yang telah didapat akan dilakukan triangulasi dengan Bidan koordinator KB, Kasie KB di DKK dan Ka Sie/ Ka Sie Pengendalian dan KB Kantor PP dan KB Klaten dengan cara wawancara mendalam. 5. Disposisi implementor merupakan kecenderungan sikap petugas yang dapat menghambat atau mendukung pelaksanaan ABPK di Puskesmas, meliputi tanggapan terhadap penerapan konseling dengan menggunakan ABPK, pemahaman tentang konseling dengan menggunakan ABPK, kemauan untuk melaksanakan konseling dengan ABPK dan kesesuaian
40 penerapan konseling dengan ABPK sesuai prosedur yang berlaku. Informasi diperoleh dari bidan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan bidan koordinator KB, Kasie KIA KB di DKK Klaten dan Ka Sie/ Ka Sie Pengendalian dan KB Kantor PP dan KB Klaten dengan cara wawancara mendalam. F. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang akan mengkaji bagaimana pelaksanaan konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB, dengan dibantu alat bantu yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu: 1. Pedoman wawancara yang digunakan untuk mengungkap data secara kualitatif dan digunakan sebagai pemandu dalam mendapatkan informasi tentang ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya kebijakan, karakteristik badan pelaksana, disposisi implementor dan komunikasi antar organisasi dalam pelaksanaan konseling dengan ABPK. 2. Alat perekam dan kamera digunakan untuk merekam semua informasi yang diberikan oleh informan serta mendokumentasikan penelitia. G. Validitias dan Reliabilitas 1. Validitas Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
41 sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti sehingga data yang disampaikan dapat dipercaya. Validitas pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan triangulasi sumber yaitu pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, dan triangulasi metode melalui pengecekan data dengan berbagai metode baik wawancara mendalam, observasi, kajian dokumen maupun FGD. Informan triangulasi dalam penelitian ini adalah Bidan koordinator KB, Kepala Puskesmas, Kasie KB di DKK dan Ka Sie Pengendalian dan KB Kantor PP dan KB Klaten dan ibu/pus yang melakukan pelayanan KB di bidan dengan cara wawancara mendalam. 2. Reliabilitas Dalam penelitian kualitatif, reliabilitas disebut depenability. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian. Uji depenability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. H. Metode Pengumpulan data Jenis Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. 1. Data Primer Informan pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu informan inti dan informan triangulasi. Informan inti adalah bidan desa dan Puskesmas yang melaksanakan pelayanan KB sedangkan informan triangulasi yaitu
42 Kepala Puskesmas, Bidan koordinator KB di puskesmas, Kepala DKK Kab Klaten/KA sie KB/ penanggung jawab KB di DKK Klaten/ Ka Sie Pengendalian dan KB Kantor PP dan KB Klaten, PUS/ ibu yang melakukan kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan untuk pelayanan KB. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview), observasi, dan Focus Group Discussion (FGD). 2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya serta administrasi Kantor PP dan KB Klaten dan Kantor DKK Klaten yaitu berupa dokumen, laporan yang mendukung penelitian mengenai pelaksanaan konseling dengan menggunakan ABPK. I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan metode content analysis yaitu pengumpulan data, reduksi data, verifikasi dan penyajian data kemudian menarik kesimpulan. 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam. Hasilnya direkam dengan alat perekam dan disalin dalam bentuk transkrip hasil wawancara mendalam untuk masing-masing informan.
43 2. Reduksi data dan kategorisasi Dilakukan dengan mengidentifikasi satuan/bagian-bagian yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Kemudian dibuat koding yaitu memberi kode pada setiap satuan agar dapat ditelusuri data/satuannya dan selanjutnya dilakukan kategorisasi yaitu upaya mengelompokan data kedalam bagian yang memiliki kesamaan tema/konten dan dicari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya 3. Verifikasi dan penyajian data Melakukan pemeriksaan atau telaah terhadap data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk naratif sesuai dengan variabel yang diteliti. 4. Menarik kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian diperoleh dengan menyesuaikan pertanyaan penelitian dengan hasil penelitian dan tujuan penelitian serta konsep teoritis.