Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Coressponding Author :

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAHAN METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

III. BAHAN DAN METODE

KANDUNGAN KADMIUM (Cd) TANAH DAN TANAMAN SAWI PADA BERBAGAI PERBANDINGAN KOMPOS SAMPAH KOTA DENGAN TANAH INCEPTISOL SKRIPSI OLEH :

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

SKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

PEMANFAATAN KOMPOS SAMPAH KOTA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI SENDOK DI TANAH REGOSOL

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

III. BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (605) :

Nur Rahmah Fithriyah

*Corresponding author : ABSTRACT

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

EFEK RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L) DAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ANDISOL

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

Transkripsi:

PENGARUH PERLAKUAN KOMPOS SAMPAH KOTA DAN KOMPOS RESIDU RUMAH TANGGA PADA TANAH TERHADAP KADAR Pb SERTA Cd TERSEDIA DAN PRODUKSI SAWI (Brasillia oleraceae L.) The Effect Of Domestyc Waste Compost and Residual Of Household Waste Compost For Pb and Cd and Mustard (Brassica oleraceae L.) Product Denny R. Siregar *, Abdul Rauf, Lahuddin Musa Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 *Corresponding author : E-mail : dj.2312@yahoo.com ABSTRACT The effect of domestyc waste compost and residual of household waste compost for Pb and Cd and mustard (Brassica oleraceae L.) product.this research is done in the land of cassa room of agricultural faculty and is analised central labor of agricultural faculty, North Sumatera University. The design of this research is arranged in non-factorial random design which is consisting of 9 treatments with 3 replications. The treatmentis treatmentis M1 (100% Soil), M2 (75% Soil + 25% domestyc waste compost), M3 (50% Soil + 50 % domestyc waste compost), M4 (25 % Soil + 75 % domestyc waste compost), M5(75% Soil + 25 % residual of household waste compost), M6 (50% Soil + 50% residual of household waste compost), M7(25% % Soil + 75% residual of household waste compost), M8 (50 % domestyk waste compost + 50 residual of household waste compost), M9 (100 % residual of household waste compost). The result of this research is showed that composing domestyc waste compost and residual of household waste compost and combination of both very significantly increased to increase ph soil, Pb, Cd soil and production of weigh the mustard in a good treatment is M3 (50% Soil + 50% domestyc waste compost) is 142,47 g. Keywords : domestyc waste compost, residual of household waste compost, Pb and Cd soil and mustard ABSTRAK Pengaruh Perlakuan Kompos Sampah Kota dan Kompos Residu Rumah Tangga Terhadap Produksi Sawi (Brassica oleraceae L.) dan Kadar Pb serta Cd Tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan kompos sampah kota dan kompos residu rumah tangga pada tanah terhadap kadar Pb dan Cd tersedia serta produksi sawi (Brassica oleraceae L.). Penelitian ini dilaksanakan di lahan rumah kasa dan dianalisis di laboratorium sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial yang terdiri dari 9 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah M1 (100% tanah), M2 (75% tanah + 25% kompos sampah kota), M3 (50% tanah + 50% kompos sampah kota), M4 (25% tanah + 75% kompos sampah kota), M5 (75% tanah + 25% kompos residu rumah tangga), M6 (50% tanah + 50% kompos residu rumah tangga), M7 (25% tanah + 75 % kompos residu rumah tangga), M8 (50% kompos sampah kota + 50% kompos residu rumah tangga), M9 (100% kompos residu rumah tangga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah kota dan kompos residu sampah rumah tangga serta kombinasi keduanya berpengaruh nyata dalam ph tanah, produksi berat basah tanaman sawi, dan Pb serta Cd tanah dengan perlakuan terbaik pada M3 (50% tanah + 50% kompos sampah kota) yaitu 142,47 g Kata Kunci : kompos sampah kota, kompos residu sampah rumah tangga, Pb dan Cd tanah, sawi 1106

PENDAHULUAN Kompos sampah kota merupakan hasil pelapukan dari berbagai bahan yang berasal dari perdagangan/pasar yang berbentuk organik, sedangkan kompos residu rumah tangga adalah hasil pelapukan dari berbagai pembuangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Sedikit banyaknya kompos tersebut mengandung logam berat seperti Pb dan Cd, apabila terakumulasi akan memberikan pengaruh bagi tanah ataupun lingkungan (Sulityorini, 2005). Selain dalam bentuk logam murni, timbal dan kadmium dapat ditemukan dalam bentuk senyawa anorganik dan organik. Semua bentuk Pb tersebut berpengaruh sama terhadap pertumbuhan tanaman serta berpengaruh pada tanah. Kandungan logam dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan logam pada tanaman yang tumbuh diatasnya, kecuali terjadi interaksi diantara logam itu sehingga terjadi hambatan penyerapan logam tersebut oleh tanaman. Akumulasi logam dalam tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan logam dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah, jenis logam, ph tanah, dan spesies tanaman (Hidayat, 2011). Banyak pada lahan pertanian terjadi pemasokan logam berat antara lain bahan agrokimia (pupuk dan pestisida), asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, pupuk organik, industri dan pertambangan. Oleh karena itu perlu diusahakan yaitu dengan pengaruh perlakuan kompos sampah kota dan kompos residu rumah tangga pada tanah terhadap produksi tanaman sawi Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan kompos sampah kota dan kompos residu rumah tangga pada tanah terhadap produksi tanaman sawi (Brasillia oleraceae L.) dan Pb serta Cd tanah. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di rumah kasa dan dianalisis di Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai bulan Desember 2012 sampai dengan selesai. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit sawi sebagai tanaman sayuran percobaan, tanah inseptisol sebagai media pertumbuhan tanaman, kompos dari sampah kota dan residu sampah rumah tangga sebagai campuran media percobaan pertumbuhan tanaman sayuran dan EM4 sebagai biofikater fermentasi kompos. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag ukuran 5 kg, cangkul, meteran, timbangan, label, perlengkapan alat tulis dan alat-alat laboratorium lainnya yang dipergunakan untuk analisis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 9 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah M1 (100% tanah), M2 (75% tanah + 25% kompos sampah kota), M3 (50% tanah + 50% kompos sampah kota), M4 (25% tanah + 75% kompos sampah kota), M5 (75% tanah + 25% kompos residu rumah tangga), M6 (50% tanah + 50% kompos residu rumah tangga), M7 (25% tanah + 75 % kompos residu rumah tangga), M8 (50% kompos sampah kota + 50% kompos residu rumah tangga), M9 (100% kompos residu rumah tangga). Pelaksanaan penelitian yang dilakukan seperti pembuatan kompos sampah kota berasal dari pasar sekitar berupa sisa-sisa sayuran, dahan atau ranting pohon, dan daundaun, pembuatan kompos residu rumah tangga dari pembuangan pemukiman warga, analisis awal pupuk kompos sampah kota, kompos residu rumah tangga serta tanah untuk mengetahui kadar logam berat dengan menggunakan 0,1 M HCl, penanaman dilakukan dengan memasukkan 2 bibit sawi per setiap polybag. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan pada pagi dan sore hari, pada masa-masa awal pertumbuhan dan hal ini tergantung pada keadaan cuaca setempat. Melakukan penyiangan gulma yang ada di sekitar pertanaman dengan cara pencabutan rerumputan tanaman. 1107

Pencegahan hama dan penyakit pada tanaman yang ditanam dalam polybag biasanya dilakukan secara langsung dimusnahkan atau tanaman langsung dicabut bila sudah terkena hama dan penyakit atau dengan menggunakan pupuk cair organik. Pemanenan untuk tanaman sawi dapat dipanen pada umur 40-45 hari Panen dilakukan dengan sekali pemanenan. Setelah itu dilakukan analisis akhir kadar logam berat tanah dari setiap perlakuan dan ulangan pada media tanam yang diuji. Peubah amatan yang diamati adalah ph (H 2 O) dengan menggunakan metode elektrometri, kadar logam berat Pb (ppm) tanah dengan menggunakan metode ekstraksi 0,1 M HCL, kadar logam berat Cd (ppm) tanah dengan menggunakan metode ekstraksi 0,1M HCL, produksi berat basah sawi (g) Tabel 1. Nilai ph rataan pada masing-masing perlakuan kompos Perlakuan Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam, jika terdapat perbedaan yang nyata maka dianalisis dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah kota, kompos residu rumah tangga dan kombinasi antara pemberian kompos sampah sampah kota dengan kompos residu rumah tangga berpengaruh nyata terhadap peningkatan ph tanah, kadar Pb tersedia tanah, kadar Cd tersedia tanah, dan peningkatan produksi berat basah sawi. ph Tanah M1 (100% tanah) 5,62f M2 (75% tanah + 25% kompos sampah kota) 6,38e M3 (50% tanah + 50% kompos sampah kota) M4 (25% tanah + 75% kompos sampah kota) M5 (75% tanah + 25% kompos residu rumah tangga) M6 (50% tanah + 50% kompos residu rumah tangga) M7 (25% tanah + 75% kompos residu rumah tangga) 6,50de 6,75cd 6,75cd 7,06ab 7,01bc M8 (50% kompos sampah kota + 50% kompos residu rumah tangga) 7,30a M9 (100% kompos residu rumah tangga) 6,75cd Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidakberbeda nyata pada P 0 : 0,5 (uji DMRT) pada taraf 5% Gambar 1. Grafik Rataan ph Tanah Pada Berbagai Perlakuan Kompos 1108

Kelihatan bahwa tanpa pemberian kompos nyata lebih rendah ph tanahnya dibandingkan ph tanah pada perlakuan kedua kompos lainnya, hal ini peranan kompos nyata meningkatkan ph tanah. Pada pemberian kompos residu rumah tangga pada taraf 50 % dan pemberian kompos sampah kota 50%+ kompos residu rumah tangga 50% dengan nilai masing-masing 7,06 dan 7,30 keduanya tidak berbeda nyata akan tetapi nyata meningkatkan nilai rataan ph tanah dibandingkan ph pada perlakuan lainnya. Pada pemberian kompos residu rumah tangga pada taraf 50% dan 75% dengan nilai 7,06 dan 7,01 keduanya tidak berbeda nyata, akan tetapi nyata lebih tinggi dibandingkan ph pada perlakuan lainnya kecuali pada perlakuan M8 dengan nilai 7,30.Pada pemberian kompos residu rumah tangga nyata lebih tinggi meningkatkan nilai rataan ph tanah dibandingkan pemberian kompos sampah kota pada berbagai taraf. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kompos dapat meningkatkan ph tanah semakin naik hal ini dikarenakan pemberian kompos tersebut dapat memperbaiki sifat kimia tanah dan dapat meningkatkan unsur hara di dalam tanah sehingga mempengaruhi kondisi tanah, hal ini sesuai dengan literatur Damanik,dkk (2010) menyatakan bahwa pemberian pupuk ke dalam tanah akan meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah yang dapat diserap oleh akar tanaman, namun demikian pemberian pupuk itu dapat mempengaruhi kondisi tanah. Tabel 2. Nilai rataan Pb tersedia tanah pada masing-masing perlakuan kompos Perlakuan Pb tersedia Tanah(ppm) M1 (100% tanah) 0,48c M2 (75% tanah + 25% kompos sampah kota) 0,53c M3 (50% tanah + 50% kompos sampah kota) 0,60c M4 (25% tanah + 75% kompos sampah kota) 0,50c M5 (75% tanah + 25% kompos residu rumah tangga) 0,67abc M6 (50% tanah + 50% kompos residu rumah tangga) 0,76abc M7 (25% tanah + 75% kompos residu rumah tangga) 0,8abc M8 (50% kompos sampah kota + 50% kompos residu rumah tangga) 1,01ab M9 (100% kompos residu rumah tangga) 1,06a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada P 0 : 0,5 (uji DMRT) pada taraf 5% Gambar 2. Grafik Rataan Pb Tersedia Tanah (ppm) Pada Berbagai Perlakuan Kompos 1109

Grafik nilai rataan Pb tersedia dapat dilihat pada gambar 2. Pada pemberian 100% kompos residu rumah tangga, 50 % kompos sampah kota + 50% kompos sampah rumah tangga pada taraf 25%, 50% dan 75% dengan nilai masing-masing 1,06 ppm ; 1,01 ppm; 0,67 ppm ; 0,76 ppm dan 0,86 ppm tidak berbeda nyata akan tetapi nyata lebih tinggi dibandingkan Pb tersedia pada perlakuan kompos lainnya. Pada perlakuan 100% tanah dan pemberian kompos sampah kota pada taraf 25%, 50%, 75% dan kompos residu rumah tangga pada taraf 25%, 50% dan 100% dengan nilai masing-masing 0,48 ppm ; 0,53 ppm ; 0,60 ppm ; 0,50 ppm; 0,67 ppm; 0,76 ppm; dan 0,86 ppm tidak berbeda nyata akan tetapi nyata lebih rendah dibandingkan perlakuan kompos residu rumah tangga 100% serta 50% kompos sampah kota dan 50% kompos residu rumah tangga. Pemberian kompos sampah kota pada taraf 25% (M2), 50% (M3), 75% (M4) dan pemberian kompos residu rumah tangga pada taraf 25% (M5), 50% (M6), 75% (M7) tidak nyata meningkatkan Pb tersedia tanah, akan tetapi pada pemberian campuran 50% kompos sampah kota dengan 50% kompos residu rumah tangga (M8), dan 100% kompos residu rumah tangga (M9) nyata meningkatkan Pb tersedia tanah. Peningkatan kadar logam berat Pb tanah di pengaruhi oleh karna rendahnya ph tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Charlena (2004) yang menyatakan bahwa timbal (Pb) tidak akan larut kedalam tanah jika tanah tidak masam, terserapnya logam berat ke tanaman di pengaruhi oleh ph tanah yang rendah. Pada analisis rataan Pb tanah, Perlakuan M9 (100% kompos residu rumah tangga) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari perlakuan lainnya dan perlakuan M 1 (100% tanah) menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perlakuan lainnya Hal ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suatu logam berat ditentukan oleh ph, bahan organik, jenis tanah dan jenis tanaman yang tumbuh diatasnya, hal ini sesuai dengan literatur Darmono (2001) yang menyatakan akumulasi logam tidak hanya tergantung pada kandungan logam dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah, jenis logam, ph tanah dan spesies tanaman. Tabel 3. Nilai rataan Cd tersedia tanah pada masing-masing perlakuan kompos M1 (100% tanah) Perlakuan Cd tersedia tanah(ppm) 0,39abc M2 (75% tanah + 25% kompos sampah kota) 0,22d M3 (50% tanah + 50 % kompos sampah kota) 0,25d M4 (25% tanah + 75 % kompos sampah kota) 0,28cd M5 (75% tanah + 25% kompos residu rumah tangga) 0,44ab M6 (50% tanah + 50% kompos residu rumah tangga) 0,31cd M7 (25% tanah + 75% kompos residu rumah tangga) 0,49a M8 (50%kompos sampah kota+50%kompos residu rumah tangga) 0,33bc M9 (100% kompos residu rumah tangga) 0,32bcd Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidakberbeda nyata pada P 0 : 0,5 (uji DMRT) pada taraf 5%. 1110

Gambar 3. Grafik Rataan Cd Tersedia Tanah (ppm) Pada Berbagai Perlakuan Kompos Grafik nilai Cd tersedia dapat dilihat pada gambar 3. Dimana perlakuan tanpa kompos nyata meningkatkan Cd tersedia tanah dibandingkan pemberian kompos sampah kota pada taraf 25% dan 50%. Pemberian kompos sampah kota pada berbagai taraf tidak nyata meningkatkan Cd tersedia tanah. Pemberian kompos residu rumah tangga pada taraf 25% dan 75% keduanya tidak bebrda nyata akan tetapi nyata menignkatakan Cd tersedia tanah dibandingkan kompos sampah kota dengan taraf yang sama. Pada kombinasi antara pemberian 50% kompos sampah kota dengan 50 % kompos residu rumah tangga (M9) nyata lebih tinggi dibandingkan 50% kompos sampah kota (M3). Hasil sidik ragam Cd tersedia tanah diperoleh bahwa pemberian kompos sampah kota dan kompos residu rumah tangga serta kombinasi keduanya berpengaruh nyata terhadap Cd tersedia. Peningkatan perlakuan kompos sampah kota dan kompos residu rumah tangga cenderung meningkat terhadap Cd tersedia tanah pada masing-masing perlakuan. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh faktor ph, dimana jika ph rendah maka ketersediaan Cd pada tanah meningkat dan jika ph meningkat maka ketersediaan Cd pada tanah semakin menurun. Hal ini sesuai dengan literatur Charlena (2004) yang menyatakan bahwa berbagai faktor lingkungan berpengaruh terhadap logam berat yaitu keasaman tanah, bahan organik, suhu, tekstur, mineral liat, kadar unsur lain dan lainlain. ph adalah faktor penting yang menentukan transformasi logam. Penurunan ph secara umum meningkatkan ketersediaan logam berat kecuali Mo dan Se. Hal ini juga sesuai dengan literatur Palar (2008) yang menyatakan bahwa reaksi tanah (ph) berperan dalam mengontrol sifat-sifat kimia logam dan proses lainnya didalam tanah. Tingkat ketersediaan logam berat tergantung pada ph lingkungan dimana logam tersebut berada. Pada ph rendah ketersediaan beberapa logam berat meningkat. Pada hasil rataan akhir Cd tanah, pada perlakuan M5 (75 tanah + 25% kompos residu rumah tangga) dan M7 (25 % tanah + 75 % kompos residu rumah tangga) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari perlakuan lainnya dan perlakuan M2 (75% tanah + 25 % kompos sampah kota) menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perlakuan lainnya. 1111

Tabel 4. Nilai rataan produksi berat basah sawi terhadap masing-masing perlakuan kompos Perlakuan Produksi berat basah sawi (g) M1 (100% tanah) 39,33e M2 (75% tanah + 25% kompos sampah kota) 116,2abc M3 (50% tanah + 50% kompos sampah kota) 142,47a M4 (25% tanah + 75% kompos sampah kota) M5 (75% tanah + 25% kompos residu rumah tangga) M6 (50% tanah + 50% kompos residu rumah tangga) M7 (25% tanah + 75% kompos residu rumah tangga) M8 (50% kompos sampah kota + 50% kompos residu rumah tangga) M9 (100% kompos residu rumah tangga) 101,33ab 74,07bcde 66,87de 55,2de 118,93ab 71,27cde Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidakberbeda nyata pada P 0 : 0,5 (uji DMRT) pada taraf 5% Gambar 4. Grafik Rataan Produksi Sawi (g) Pada Berbagai Perlakuan Kompos Grafik nilai rataan produksi sawi pada berbagai perlakuan kompos dapat dilihat pada gambar 4. Dimana hal ini dapat dilihat bahwa pemberian kompos residu rumah tangga pada berbagai taraf tidak nyata meningkatkan produksi sawi. Pemberian kompos sampah kota pada berbagai taraf nyata meningkatkan produksi sawi dibandingkan pemberian kompos residu rumah tangga lainnya. Pemberian 50% kompos sampah kota dengan 50% kompos residu rumah tangga nyata meningktakan produksi sawi dibandingkan 50 % kompos residu rumah tangga atau 100% kompos residu rumah tangga, hal ini dapat disimpulkan bahwa peranan kompos sampah kota sangat nyata meningkatkan produksi sawi. Hasil penelitian bahwa pemberian kompos dapat meningkatkan produksi sawi semakin naik, hal ini dikarenakan bahwa pemberian pupuk kompos terdapat kandungan utama yang tertinggi yaitu bahan organik, dimana bahan organik tersebut dapat memperbaiki kondisi sifat fisik dan kimia tanah dan unsur-unsur pendukung lainnya yang dapat membantu proses pertumbuhan dan produksi sawi tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Lingga dan Marsono (2000) yang menyatakan bahwa kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan organik yang dapat memperbaiki kondisi fisik dan kimia tanah. Unsur lain dalam kompos yang variasinya cukup banyak tetapi kadarnya rendah adalah nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium. Tanaman sawi ditanam sebagai tanaman indikator memperlihatkan pertumbuhan yang tidak normal. Hal ini dapat 1112

dilihat dari pertumbuhan daun sawi yang menunjukkan gejala klorosis, nekrotis, dan daun menggulung ini diakibatkan karena sawi termasuk tanaman dikotil yang menyerap logam berat dalam konsentrasi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Adityah dkk (2010), yang menyatakan kapasitas tanaman dalam mengakumulasikan logam berat bergantung pada spesies, kultivar, bagian tanaman dan umur atau fase fisiologisnya. Sensitivitas tanaman terhadap logam berat juga ditentukan oleh jenis logam beratnya. Sebagian besar logam berat diakumulasikan tanaman di akar. Kandungan logam berat oleh tanaman dikotil umumnya lebih tinggi dari pada monokotil. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa kombinasi antara pada pemberian campuran 50% kompos sampah kota dengan 50% kompos residu rumah tangga (M8) dan 100% kompos residu rumah tangga nyata meningkatkan ph tanah, Pb tersedia tanah, Cd tersedia tanah, dan produksi berat basah sawi. Manusia. Universitas Lampung Mangkurat Banjar Baru, Banjar Baru. Charlena. 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Sayur-Sayuran. IPB Press. Bogor. Damanik, M.MB., B.E. Hasibuan, Fauzi., Sarifuddin., dan H. Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU-Press. Medan. Hidayat, B. 2011. Bioremidiasi Tanah Sawah Tercemar Logam Berat. Jurnal Ilmu Pertanian Program Doktor. FP USU. Medan. Lingga, P. dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Palar, H., 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Cet: 4. Rineka Cipta, Jakarta. Rukmana, R. 2004. Budidaya Tanaman Sayuran. Kanisus. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Adityah, B.R. M ontazeri., H.M. Dewi dan I. Saidiqul. 2010. Cemaran Logam Berat Kadmium (Cd) Dalam Tanah dan Akibatnya Bagi Kesehatan Sulityorini, L. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 halaman 77-82. FKM Universitas Airlangga. 1113