BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sektor industri lainnya di masing-masing negara. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. pesona alam yang luar biasa. Keunikan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kantor Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. industri yang menjanjikan, paling tidak kini pariwisata telah berarti bagi

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga timbul banyak persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Industri di sektor pariwisata mempunyai potensi yang cukup besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, perdagangan, pendidikan, dan industri di bagian timur pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah jasa pelayanan penginapan.

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. Restoran Hatsu Tei Bogor memiliki strategi tersendiri dalam. memperkenalkan produk, mengajak pegunjung untuk datang dan menikmati

BAB I PENDAHULUAN. mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran dari pariwisata yaitu bisa meningkatkan perekonomian

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu prioritas pengembangan yang keberadaannya diharapkan dapat

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,79 PERSEN

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait. Wisata itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat menjadi lahan usaha menjanjikan bagi masyarakatnya. United

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 46,82 PERSEN

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan hotel bintang dan non-bintang di Daerah

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN MEI 2014 SEBESAR 63,02 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peneltian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dampak yang terjadi akibat hal ini pun dapat dilihat dari semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Pariwisata menurut Undang-Undang No. 10/2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Selain minyak dan gas bumi, pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa negara, oleh karena itu pariwisata harus dikembangkan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi jumlah pengangguran. Adapun usaha-usaha di sektor pariwisata antara lain perhotelan, destinasi, transportasi, food and beverage, dan usaha pariwisata lainnya. Kegiatan pariwisata saat ini sudah menjadi fenomena di kalangan masyarakat, baik nasional maupun internasional. Sebagian besar masyarakat membutuhkan wisata untuk melepaskan penat mereka dari rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan setiap harinya. Dengan potensi wisata yang dimiliki oleh setiap negara, negara tersebut dapat meningkatkan pendapatan ekonomi di negara

2 tersebut. Pariwisata juga dapat mempengaruhi beberapa aspek di negara tersebut seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Saat ini Indonesia sudah memiliki potensi wisata yang baik. Para wisatawan mancanegara (wisman) sudah banyak yang tertarik untuk mengunjungi tempat wisata yang ada di Indonesia karena Indonesia memiliki potensi pariwisata yang baik dilihat dari keanekaragaman budaya, suku, bahasa, adat istiadat, kesenian, dan potensi lain yang mendukung kegiatan pariwisata. Berikut ini merupakan perkembangan kunjungan wisman pada tahun 2009 hingga tahun 2012 yang disajikan pada Tabel 1.1 berikut : TABEL 1.1 PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA TAHUN 2009-2012 TAHUN WISMAN 2009 6.323.730 2010 7.002.944 2011 7.649.731 2012 8.044.462 Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ), 2013 Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kunjungan wisman ke Indonesia dari tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Dilihat dari tahun 2009 yang berjumlah 6.323.730, mengalami kenaikan hingga mencapai 7.002.944 di tahun 2010, dan kembali mengalami kenaikan di tahun 2011 mencapai 7.649.731, hingga akhirnya di tahun 2012 mencapai jumlah 8.044.462, itu menandakan bahwa pariwisata di Indonesia sudah banyak dikenal

3 oleh para wisatawan mancanegara. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan pariwisata di Indonesia sudang sangat berkembang. Tidak hanya wisatawan mancanegara yang tertarik menikmati keindahana berwisata di indonesia, wisatawan nusantara (wisnus) pun banyak yang berwisata di negerinya sendiri karena keindahan wisata di Indonesi tidak kalah menarik dengan keindahan wisata di negara lain, oleh sebab itu para wisatawan nusantara tidak perlu jauh-jauh melakukan kegiatan wisata ke negara lain. Berikut ini merupakan perkembangan kunjungan wisnus pada tahun 2009 hingga tahun 2012 yang disajikan pada Tabel 1.2 berikut : TABEL 1.2 PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2009-2012 TAHUN WISNUS 2009 119.944 2010 122.312 2011 128.000 2012 130.000 Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ), 2013 Tabel 1.2 menunjukan bahwa kunjungan wisnus dari tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Dilihat dari tahun 2009 mencapai angka 119.944 ribu orang, mengalami kenaikan hingga mencapai 122.312 ribu orang di tahun 2010, dan kembali mengalami kenaikan di tahun 2011 mencapai 128.000 ribu orang, hingga akhirnya di tahun

4 2012 mencapai 130.000 ribu orang. Terjadinya kenaikan yang signifikan wisatawan nusantara ini menandakan perkembangan pariwisata di Indonesia sudah cukup berkembang, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Jawa Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki banyak objek wisata yang diminati oleh para wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Kota bandung sebagai ibu kota Jawa Barat menjadi salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan karena meiliki banyak objek wisata, baik dari tempat wisata, wisata kuliner hingga wisata belanja. Sarana akomodasi seperti hotel, restauran, hingga alat transoptasi juga sudah banyak tersedia di kota yang dijuluki sebagai kota kembang ini, sehingga para wisatawan tidak perlu khawatir dengan akomodasi dan transportasi jika mereka akan melakukan kegiatan wisata di Kota Bandung. Hotel adalah salah satu sarana akomodasi yang sangat penting untuk menunjang kegiatan wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Banyaknya wisatawan yang melakukan wisata ke Kota Bandung membuat para pengusaha menemukan peluang yang sangat baik untuk membuka berbagai macam jenis usaha dengan berbondong-bondong membangun tempat hiburan, restaurant, juga sarana akomodasi seperti penginapan. Usaha perhotelan yang semakin berkembang menawarkan berbagai macam produk jasa perhotelan menyebabkan adanya persaingan yang menuntut

5 perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan di Bandung untuk secara aktif dan kreatif berusaha memenuhi kebutuhan konsumennya, baik secara segi mutu, nilai, maupun kepuasan konsumen. Persaingan tersebut ditunjukan dengan semakin banyaknya hotel yang berdiri di Kota Bandung baik hotel melati maupun hotel berbintang. Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi untuk menunjang dilakukannya kegiatan pariwisata, oleh karena itu para wisatawan tidak perlu merasa khawatir memikirkan tempat mereka bermalam jika mereka sedang melakukan kegiatan wisata. Kota Bandung adalah salah satu kota yang memiliki berbagai macam jenis hotel baik hotel melati maupun hotel berbintang. Berikut Tabel 1.3 yang menunjukan jumlah hotel yang berada di Kota Bandung : TABEL 1.3 PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG DI BANDUNG TAHUN 2009-2012 Tahun Hotel Berbintang 1 2 3 4 5 Total 2009 10 15 26 15 6 73 2010 7 16 28 19 6 77 2011 9 18 29 22 6 84 2012 18 23 31 25 9 106 Sumber : Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung, 2013 Tabel 1.3 menunjukan bahwa jumlah hotel berbintang yang berada di Kota Bandung dari tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan baik dari hotel bintang 1 hingga hotel bintang 5. Saat ini pada tahun 2012 Kota Bandung sudah

6 memiliki 106 hotel berbintang, dengan klasifikasi 18 hotel untuk hotel bintang 1, 23 hotel untuk hotel bintang 2, 31 hotel untuk hotel bintang 3, 25 hotel untuk hotel bintang 4, dan 9 hotel untuk hotel bintang 5. Hotel dengan klasifikasi bintang 4 di Kota Bandung mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dilihat dari tahun 2009 jumlah hotel bintang 4 di Kota Bandung yang mencapai total 15 hotel, mengalami kenaikan di tahun 2010 hingga mencapai 19 hotel, dan kembali mengalami kenaikan hingga 22 hotel di tahun 2011, hingga akhirnya mencapai total 25 hotel di tahun 2012 untuk klasifikasi hotel bintang 4 di Kota Bandung, sehingga menyebabkan persaingan di antara hotel bintang 4 yang ada di Kota Bandung. Hotel Horison adalah salah satu hotel bintang 4 yang saat ini banyak diminati oleh para konsumen baik konsumen yang menginap maupun konsumen yang akan mengadakan kegiatan meeting di hotel tersebut. Berikut Gambar 1.1 yang menunjukan Market Share hotel bintang 4 yang ada di Kota Bandung : Sumber : Hotel Horison Bandung

7 GAMBAR 1.1 ACTUAL MARKET SHARE HOTEL HORISON BANDUNG DAN PESAINGNYA TAHUN 2012 Gambar 1.1 menunjukan Hotel Horison memiliki market share yang cukup baik, hal ini terlihat Hotel Horison menduduki peringkat ke 5 dengan nilai 6,79 diantara hotel-hotel bintang 4 pesaingnya yang memiliki produktivitas dan jasa yang relatif sama namun menawarkan harga yang bersaing. Saat ini hotel tidak hanya digunakan untuk para wisatawan yang ingin melakukan kegiatan wisata saja, tetapi banyak juga hotel yang menyediakan fasilitas meeting room, wedding package, dan wisuda. Hotel Horison Bandung adalah salah satu hotel bintang 4 di Kota Bandung yang menyediakan fasilitas tersebut untuk para tamunya sehingga tidak hanya tamu individu saja yang menginap di Hotel Horison Bandung tetapi banyak juga tamu bisnis yang datang untuk menginap di Hotel Horison Bandung. Keputusan menginap pada sebuah hotel merupakan salah satu hal terpenting yang dapat meningkatkan tingkat hunian dan juga dapat meningkatkan pendapatan sebuah hotel. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumen memutuskan untuk menginap di sebuah hotel antara lain kualitas pelayanan, fasilitas hotel, cara pemasaran sebuah hotel, dan produk yang ditawarkan. Sebuah hotel dapat dikatakan berhasil apabila hotel tersebut memiliki tingkat hunian yang tinggi. Keputusan menginap seorang tamu sangat penting

8 bagi sebuah hotel karena bila seorang tamu memutuskan menginap di hotel tersebut itu tandanya tamu tersebut telah mempercayai hotel tersebut layak untuk dihuni. Membuat tamu memutuskan menginap dan menggunakan produk dari hotel tersebut tidaklah mudah karena menanamkan rasa percaya di benak para tamu memerlukan pemasaran yang baik, baik secara lisan maupun tulisan agar para tamu tertarik dan memutuskan untuk menggunakan produk hotel tersebut. Berikut Tabel 1.4 yang menunjukan tingkat hunian Hotel Horison Bandung : TABEL 1.4 ROOM OCCUPANCY HOTEL HORISON BANDUNG TAHUN 2009 2012 Tahun Persen (%) Target (%) 2009 66,94 68,00 2010 68,79 66,00 2011 70,32 68,00 2012 67,62 70,00 Sumber : Hotel Horison Bandung Tabel 1.4 menunjukkan bahwa sejak tahun 2009 hingga tahun 2011 setiap tahunnya tingkat hunian di Hotel Horison Bandung mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun kenaikan tingkat hunian di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,32 %, dimana pada tahun 2010 tingkat hunian mengalami kenaikan sebesar 1,85 %. Di tahun 2012 tinggkat hunian kembali mengalami penurunan sebesar 2,7 %. Pada tahun 2009 tingkat hunian Hotel Horison Bandung sebesar 66,94 % belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu sebesar 68,00 % sehingga pada

9 tahun 2010 Hotel Horison Bandung menurunkan target tingkat hunian menjadi sebesar 66,00 %. Di tahun 2010 hingga 2011 Hotel Horison Bandung mengalami kenaikan tingkat hunian hingga melebihi target yaitu sebesar 2,79 % untuk tahun 2010 dan 2,32 % untuk tahun 2011, namun tingkat hunian pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2,7 % sehingga tidak dapat mencapai target tingkat hunian pada tahun 2012 yaitu sebesar 70,00 % yang hal tersebut berindikasi pada pendapatan atau profit perusahaan yang menurun. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan menginap di sebuah hotel adalah promosi yang baik, sehingga dapat secara langsung meningkatkan tingkat hunian di sebuah hotel. Promosi merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan membujuk tamu untuk mengetahui dan menggunakan hotel tersebut. Promosi memiliki delapan bauran promosi yang biasa disebut dengan promotion mix yaitu advertaising, personal selling, sales promotion, publik relation, event and experiences, interactive marketing, word of mouth, dan direct marketing. Tamu yang menginap di Hotel Horison Bandung tidak hanya tamu individu saja tetapi sudah banyak didominasi oleh tamu bisnis, karena Hotel Horison Bandung menyediakan meeting room untuk para tamu bisnis yang ingin melakukan kegiatan meeting di hotel tersebut, secara tidak langsung tingkat hunian di hotel tersebut meningkat karena sebagian besar tamu yang sudah pernah mengadakan meeting di hotel tersebut biasanya sudah memiliki corporate rate

10 sehingga apabila tamu ingin menginap di hotel tersebut baik akan mengadakan meeting atau tidak mereka sudah memiliki contract corporate rate khusus di hotel tersebut sehingga tamu tersebut dapat dikatakan tamu bisnis. Berikut ini merupakan segmentasi tamu Hotel Horison Bandung pada tahun 2010 hingga tahun 2012 yang disajikan pada Gambar 1.2 berikut : Segmentasi Tamu 35% 65% Tamu Bisnis Tamu Individu Sumber : Hotel Horison Bandung GAMBAR 1.2 SEGMENTASI TAMU HOTEL HORISON BANDUNG TAHUN 2010 SAAT INI Gambar 1.2 di atas menunjukan tamu yang meningap di Hotel Horison Bandung dari tahun 2010 hingga tahun 2012 didominasi oleh tamu bisnis sebanyak 65,78 % dan sisanya tamu individu sebanyak 34,22 %. Dapat disimpulkan bahwa tamu yang menginap di Hotel Horison Bandung didominasi oleh tamu bisnis. Setiap hotel memiliki segmentasi tamu yang berbeda-beda untuk dapat meningkatkan tingkat hunian suatu hotel sehingga dapat meningkatkan profit hotel tersebut. Hotel Horison Bandung yang didominasi oleh tamu bisnis diharapkan dapat meraih atau meningkatkan profit perusahaan melalui tamu bisnis

11 yang menginap di hotel tersebut. Berikut Tabel 1.5 yang menunjukan tingkat hunian tamu bisnis Hotel Horison Bandung : TABEL 1.5 ROOM OCCUPANCY TAMU BISNIS HOTEL HORISON BANDUNG TAHUN 2010-2012 Tahun Persen (%) 2009 66,83 2010 67,19 2011 68,72 2012 60,39 Sumber : Hotel Horison Bandung Tabel 1.5 menunjukan bahwa sejak tahun 2009 hingga tahun 2011 setiap tahunnya tingkat hunian tamu bisnis Hotel Horison Bandung mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2009 hingga tahun 2010 tingkat hunian tamu bisnis Hotel Horison Bandung mengalami kenaikan sebesar 0,36 %, kemudian di tahun 2010 hingga tahun 2011 kembali mengalami kenaikan sebesar 1,53 %, namun pada tahun 2012 tingkat hunian tamu bisnis Hotel Horison Bandung mengalami penurunan sebesar 8,33 %. Hal tersebut merupakan masalah bagi pihak hotel yang apabila dibiarkan dan tidak diatasi dengan strategi yang tepat akan berpengaruh terhadap penurunan tamu bisnis yang menginap di Hotel Horison Bandung, yang hal tersebut berindikasi pada pendapatan atau profit perusahaan yang menurun. Penurunan tingkat hunian tamu bisnis tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain ketatnya persaingan hotel bintang empat di Kota Bandung yang

12 menyediakan fasilitas yang sama dengan harga yang relatif lebih murah. Melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini pihak manajemen Hotel Horison Bandung khususnya departemen sales & marketing berupaya meningkatkan tingkat hunian kamar dengan melakukan beberapa strategi pemasaran, antara lain advertaising, personal selling, sales promotion, publik relation, dan direct marketing, namun Hotel Horison Bandung lebih memfokuskan direct marketing sebagai salah satu strategi untuk memasarkan produk dan jasa hotel tersebut kepada segmen tamu bisnis guna meningkatkan tingkat hunian di Hotel Horison Bandung. Program direct marketing dirasa cocok digunakan oleh sebuah perusahaan khususnya di bidang perhotelan untuk menarik para tamu terutama tamu bisnis untuk menginap di hotel tersebut. Program direct marketing merupakan strategi pemasaran yang salah satu cara untuk menarik konsumen dengan menggunakan database sebagai media pendukung, oleh karena itu program direct marketing lebih cocok untuk segmen tamu bisnis. Strategi pemasaran yang digunakan pada sebuah perusahaan khususnya hotel memiliki peranan yang sangat penting. Hotel harus dapat memberikan informasi kepada para konsumen mengenai berbagai hal tentang hotel yang bersangkutan mulai dari fasilitas yang dimiliki, room rate, lokasi hotel, hingga berbagai penawaran yang sedang ditawarkan oleh hotel tersebut sehingga tamu

13 akan tertarik dan memutuskan menginap dan menggunakan produk dari hotel tersebut. Perkembangan jaman yang begitu pesat membuat perkembangan teknologi pun menjadi semakin canggih sehingga terjadinya perubahan bentuk pemasaran ke arah yang lebih modern. Pemasaran yang tadinya hanya melalui media iklan dan tatap muka kini beralih menggunakan berbagai media teknologi yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk memperkenalkan suatu produk dan jasa langsung kepada target sasaran. Direct marketing merupakan salah satu cara memasaran sebuah produk atau jasa secara langsung kepada calon tamu sasaran dengan menggunakan teknologi sebagai salah satu alat untuk memasarkan produk dan jasa secara efektif dan efisien tanpa mengeluarkan budget yang besar, untuk menarik tamu sasaran tersebut sehingga tertarik melakukan aktifitas mereka, salah satunya untuk menginap di hotel tersebut. Hotel Horison Bandung merupakan salah satu hotel yang menggunakan program direct marketing sebagai salah satu cara memasarkan produk dan jasa di hotel tersebut. Hotel Horison Bandung menggunakan sistem promosi direct marketing yang diharapkan dapat menghemat dan menekan biaya agar budget promosi yang dikeluarkan oleh Hotel Horison Bandung tidak terlalu besar dan dapat digunakan atau dialihkan untuk biaya operasional lain yang lebih penting dan banyak memerlukan biaya untuk menunjang kegiatan yang berlangsung di

14 Hotel Horison Bandung, sehingga dapat menarik para konsumen untuk memutuskan menginap di Hotel Horison Bandung. Program Direct Marketing yang dilakukan oleh Hotel Horison Bandung adalah interface seperti melakukan kegiatan sales call, online advertising seperti membuat web yang berisi tawaran produk dan jasa sehingga memudahkan para konsumen untuk mengetahui informasi mengenai Hotel Horison Bandung, email campaigns dengan cara mengirimkan corporate rate dan surat penawaran langsung kepada setiap perusahaan melalui email, social media seperti mempromosikan Hotel Horison Bandung melalui social network seperti facebook, twitter, dan blackberry messenger. Kegiatan ini diharapkan efektif dan efesien baik dari segi waktu dan biaya bagi sebuah hotel untuk menjaga hubungan baik dengan para konsumen agar tetap menggunakan hotel tersebut. Adrian Palmer (2009: 162) menyatakan bahwa Pemasaran langsung adalah suatu alat yang ampuh pada saat biaya komunikasi rendah untuk berhubungan langsung dengan ribuan atau jutaan individu pelanggan dengan cara atau melalui penggunaan perantara. Berdasarkan latar belakan di atas maka perlu diadakan suatu penelitian mengenai : PENGARUH DIRECT MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI HOTEL HORISON BANDUNG. 1.2 Rumusan Masalah

15 Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai beriku : 1. Bagaimana Direct Marketing di Hotel Horison Bandung 2. Bagaimana keputusan menginap di Hotel Horison Bandung 3. Bagaimana pengaruh Direct Marketing terhadap keputusan menginap di Hotel Horison Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh temuan tentang : 1. Direct Marketing pada Hotel Horison Bandung 2. Keputusan menginap di Hotel Horison Bandung 3. Direct Marketing terhadap keputusan menginap di Hotel Horison Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memperluas kajian ilmu managemen pemasaran khususnya di bidang perhotelan mengenai direct marketing dan keputusan menginap dan dapat bermanfaat dan diterapkan secara langsung oleh peneliti untuk memajukan industri pariwisata. 2. Kegunaan Praktis

16 Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak managemen hotel tersebut khususnya untuk menciptakan keputusan menginap melalui program direct marketing yang baik di hotel tersebut.