PEMERINTAH KOTA KOTAMOBAGU DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS GOGAGOMAN. Jl. Inpres, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat 95716

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN IDENTIFIKASI JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MADURATNA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas

PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KATA PENGANTAR. Sampang, Desember 2015 Tim Penyususn,

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

BAB I PENDAHULUAN. Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah antara lain:

PEDOMAN KAJI BANDING UPTD PUSKESMAS PALANG

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

B. Tujuan Untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

ETIKA PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

E. BATASAN OPERASIONAL

PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl Revisi Tgl Efektif. Nama SOP

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Instrumen Akreditasi Puskesmas

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

UPTD PUSKESMAS TANRUTEDONG

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pedoman Pelaksanaan Mini Lokakarya Puskesmas

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

Poliklinik Kesehatan Desa

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

Manajemen Puskesmas 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PUSKESMAS WONOSARI II

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan

Deskripsi: Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas merupakan bagian dari sumber data dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).

UPAYA PEMBINAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT. Asfriyati, SKM, MKes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB 1 : PENDAHULUAN. preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 57

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat

Standar Akreditasi Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

Standar Akreditasi Puskesmas

Transkripsi:

PEMERINTAH KOTA KOTAMOBAGU DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS GOGAGOMAN Jl. Inpres, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat 95716 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantar kita pada paradigma baru, sehingga kini paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan kesehatan didunia, termasuk di Indonesia. Hal mendasar dari paradigma sehat antara lain terjadinya: pergeseran dari pelayanan medis (medical care) kepemeliharaan kesehatan (health care) sehingga setiap penanggulangan kesehatanlebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan pencegahan (preventive) dibanding pengobatan (curative), pergeseran dari program terpilah-pilah (fragmented program) ke program terpadu (integrated program) yaitu lebih pada berpijak pada menyehatkan keluarga dan masyarakat, pergeseran dari keinginan (need) ke kebutuhan(demand) sehingga pelayanan kesehatan disuatu daerah akan berbeda dari daerah lainnya. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan keluarga dan masyarakat serta lebih memprioritaskan upaya pemeliharaan dan menjaga sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar sehat dengan obat-obat tradisonal. Oleh karena itu berbagai upaya harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ini dengan baik, diantaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya untuk pengobatan trdisonal. Keberadaan tempat pengobatan tradisonal yang telah mulai berkembang diseluruh provinsi akhir-akhir ini merupakan wujud nyata dan cerminan kebutuhan masyarakat khususnya pengobatan tradisonal yang terjangkau. Sehubungan dengan hal tersebut, adalah sangat beralasan bilamana harus tersusun Pedoman Pelayanan Kesehatan Tradisional. Pedoman ini digunakan digunakan sebagai acuan bagi peutgas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan puskesmas Gogagoman B. Tujuan 1. Tujuan Umum Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 1

Meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional dan derajat kesehatan masyarakat dengan penggunaan obat-obat tradisional. 2. Tujuan Khusus a. Membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi dengan pelayanan kesehatan konvensional; b. Membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang bersinergi dan dapat berintegrasi dengan pelayanan kesehatan konvensional di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; c. Memberikan pelindungan kepada masyarakat; d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional; dan e. memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan tradisional. C.Sasaran Pedoman Sasaran Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah tempat-tempat pengobatan tradisional dan masyarakat. Jumlah tempat : 6 lokasi di 6 Kelurahan D. Ruang Lingkup Pelayanan kesehatan tradisional komplementer Pelayanan Kesehatan Usila meliputi : 1. Kegiatan Pelayanan Usila di dalam gedung Puskesmas Adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada pasien didalam gedung puskesmas yang meliputi penyuluhan. 2. Kegiatan Pelayanan Usila di luar gedung Puskesmas Adalah Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar gedung puskesmas yang meliputi penyuluhan,dan pendataan. E.Batas Operasional 1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 2. Pelayanan Usila adalah pelayanan kesehatan terhadap pengobatan tradisonal yang dilakukan di luar puskesmas. 3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi / pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari pengobatan tradisional. Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 2

BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang ada di Puskesmas Gogagoman: Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi Kesehatan Tradisional Komplementer Pendidikan minimal D I Diampu oleh 1 orang dengan latar belakang pendidikan D I Kebidanan B. Disitribusi Ketenagaan Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Tradisonal Komplementer dan latar belakang profesinya adalah sebagai berikut: Kegiatan Petugas Profesi Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 3

Upaya Kesehatan Tradisional Komplementer di Puskesmas Verra Dilapanga, SKM Bidan C. Jadwal Kegiatan 1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan kepala puskesmas. 2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk kangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal. 3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya kesehatan dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Gogagoman. BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruangan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dilakukan di semua kelurahan di wilayah puskesmas Gogagoman. Bahkan ada yang lebih dari satu tempat di sebuah kelurahan. B. Standar Fasilitas Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan usia lanjut Puskesmas ABC I memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut: Kegiatan Pelayanan Kesehatan Tradisional Penyuluhan / Pendataan - Leaflet - Poster Sarana- prasarana - Alat peraga penyuluhan - SPT dan Blangko Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 4

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL KOMPLEMENTER A. Lingkup Kegiatan 1. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan tradisional komplementer. 2 Menyelenggarakan pembinaan melalui upaya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan,kemampuan, dan ketrampilan pada keluarga,masyarakat, termasuk organisasi masyarakat dalam menangani masalah kesehatan tradisional. 3. Pembinaan ketenagaan,berupa peningkatan kemampuan teknis dan managemen bagi pengelola dan pelaksana dengan pemenuhan standart pelayanan, menerapkan kendali mutu,serta prosedur tetap pelayanan,pembinaan dukungan pendanaan program,pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan ilmu,teknologi tepat guna dan penelitian. 4. Peningkatan dukungan politis bagi upaya pembinaan kesehatan tradisional dengan B. Metode mendayakan peraturan perundang undangan yang mendukung dan menyebarluaskan informasi,arahan, dan kerjasama lintas program, lintas sektor,dalam upaya pembinaan kesehatan usia lanjut. Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 5

Pembinaan kesehatan tradisional dilaksanakan sebagai berikut dengan : 1. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan traadisional dalam perencanaan puskesmas. 2. Menyesuaikan dengan kegiatan pokok lainnya dalam lokakarya mini puskesmas. 3. Menyesuaikan kondisi dan kebutuhan setempat. C. Langkah Kegiatan 1. Perencanaan ( P1 ) a. Diseminasi informasi pembinaan kesehatan tradisional kepada staf puskesmas. b. Membuat kesepakatan diantara staf puskesmas tentang penatalaksanaan. c. Melakukan bimbingan dan pelatihan kepada staf puskesmas. d. Membuat rencana kegiatan yang diintegrasikan dalam rencana tahunan puskesmas ( pengumpulan data dasar, membuat peta lokasi dan masalahnya, membuat rencana kegiatan sesuai masalah ). e. Kerja sama dengan lintas sektor untuk member informasi dan menjelaskan perannya. f. Melakukan Survey Mawas Diri bekerja sama dengan sektor terkait. g. Melakukan musyawarah dengan masyarakat tentang upaya yang akan dilakukan. h. Membentuk kelompok kerja. i. Melakukan pembinaan teknis bersama sektor terkait. j. Mendorong pembentukan dan pembinaan kesehatan tradisional di masyarakat secara mandiri. 2. Pelaksanaan ( P2) a. Kegiatan Promotif. Bertujuan meningkatkan gairah hidup masyarakat.misal penyuluhan kesehatan tradisional. b. Kegiatan Preventif. Bertujuan Meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional dan derajat kesehatan masyarakat dengan penggunaan obat-obat tradisional. c. Kegiatan kuratif. Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan. d. Kegiatan Rehabilitatif. Upaya yang dilakukan bersifat medic,psikososial,edukatif, dan pengembangan ketrampilan. e. Kegiatan Rujukan. Upaya yang dilakukan untuk mendapat pelayanan kuratif dan rehabilitative yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan ke fasilitas yang lebih lengkap. Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 6

3. Pemantauan dan Pembinaan ( P3) Pemantauan dan pembinaan kesehatan tradisional dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan yang sesuai dengan pengamatan langsung.pencatatan juga dialaksanakan untuk melihat keberhasilan kegiatan,dengan menggunakan format pencatatan kegiatan pelayanan untuk memantau kemajuan kegiatan. Pemantauan dapat digunakan untuk mengendalikan proses pelaksanaan agar sesuai rencana, mengendalikan hubungan antar petugas lintas program dan lintas sektor agar saling mendukung dan tidak tumpang tindih. 4. Penilaian dan Pengembangan Penilaian kegiatan dilakukan dengan : a. Memanfaatkan data hasil pencatatan dan pelaporan rutin atau berkala, yang meliputi aspek masukan, proses, dan luaran. b. Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan untuk mengetahui kemajuan dan hambatan yang ada. c. Study atau penelitian kusus untuk mengetahui kegiatan yang sudah dilakukan. Pengembangan kegiatan yang dilakukan : a. Peningkatan mutu pelayanan meliputi fasilitas, teknologi, tenaga, peningkatan suvervisi, pelatihan dan penggalangan peran serta masyarakat serta pemanfaatan sumberdaya. b. Memperluas jangkauan pelayanan, menambah jenis pelayanan,dan jumlah tenaga pelaksana. BAB V LOGISTIK Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 7

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi. Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan tradsional direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi : - Tensimeter - Timbangan Berat Badan - Mikrotois - Stetoskop - Leaflet - Buku catatan kegiatan Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Upaya kesehatan Lanjut Usia berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan usi lanjut berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA Plan Of Action). BAB VI KESELAMATAN SASARAN Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 8

petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain : 1. Identifikasi Resiko. Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Analisis Resiko. Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko. Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi. Rencana Upaya Pencegahan. Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi. 5. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. BAB VII KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 9

kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar. BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 10

agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metoda yang digunakan 4. Tercapainya indikator Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan. BAB IX PENUTUP Pedomanpelaksanaan upaya kesehatan tradisional ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatanupaya kesehatan tradisional di Puskesmas Gogagoman, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 11

memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal. Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan upaya kesehatan tradisional di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan. Petugas Usila UPTD Puskesmas Gogagoman Pedoman BATRA UPTD Puskesmas Gogagoman Page 12