STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI SURIMI DENGAN PENDEKATAN FUZZY

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI WIJEN DENGAN PENDEKATAN FUZZY

Nunung Nurhasanah 1 ABSTRACT

PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI JAMU DAN ANALISIS STRUKTUR KELEMBAGAANNYA

pegunungan atau dataran tinggi. Budidaya tanaman kentang telah memasuki pasar-pasar di Kabupaten Pemalang, Purbalingga,

STRATEGI PEMILIHAN MODEL KELEMBAGAAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM INTELIJEN PENINGKATAN MUTU KARET DI KABUPATEN CILACAP (Intelligent System of Rubber s Quality Improvement in Cilacap Regency)

RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN (Sesamum indicum L.) Luluk Sulistiyo Budi

Identifikasi Alternatif Pengembangan untuk Pemberdayaan Industri Kecil Hasil Peternakan Potensial di Kabupaten Bogor

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS KERUSAKAN DAN KERUGIAN BENCANA ALAM

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

RANCANG BANGUN MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JAMU KUSNANDAR

The Development of Strategic Alliances on the Supply Chain of Apple Agroindustry

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI BUBUK ARABIKA PADA BERBAGAI SKALA USAHA DI KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP

III. METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY)

4.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN KE-2

LANDASAN TEORI Sistem Manajemen Ahli

SISTEM MANAJEMEN AHLI

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI SAHRIAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster

Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Produksi Bola Lampu di PT XYZ

ABSTRACT. Keywords : Model, Intelligence Decision Support System, Rice, Supply Chain, DKI Jakarta.

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF

X. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Model Pengembangan Usaha Agroindustri Nenas AINI-MS yang dihasilkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Matriks Model Multi Sectoral Qualitative Analysis (MSQA)

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS

Perancangan Sistem Rekomendasi untuk Menentukan Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode TOPSIS (Studi Kasus: PT XYZ)

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... iv. ABSTRACT...

Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

Lampiran 1. Perkembangan ekspor impor minyak akar wangi. Ekspor Impor Minyak Akar Wangi Tahun

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

IMPLEMENTASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PEMBANGUNAN APLIKASI PENENTUAN INSENTIF TELECALLER

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus

METODOLOGI PENELITIAN

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

III KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model

METODOLOGI. Persyaratan Jabatan: Model Kompetensi. Nilai Jabatan: Job Value. Gaji Pokok. Atribut Individu: Kompetensi Individu.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA SECARA TERINTEGRASI

Penentuan Strategi Pembinaan UMKM Provinsi DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode AHP TOPSIS

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6 METODE PENELITIAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGEMBANGAN AGROPOLITAN KONSEP PENGEMBANGAN AGROPOLITAN BERBASIS AGROINDUSTRI

III. METODE PENELITIAN

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung. Oleh : Lismarwati. (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

PENDEKATAN MULTI ATTRIBUTES DECISION MAKING DENGAN METODE TOPSIS DALAM PEMILIHAN LOKASI PERAKITAN Studi Kasus PT. Hartono Istana Teknologi

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KONDISI KOMPONEN-KOMPONEN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DI INDUSTRI TEH CURAH INDONESIA ABSTRACT

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT.BINTANG MEGA MEDIKA SEMARANG

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

II. BERILAH BOBOT (WEIGHT) PADA ISIAN BERIKUT.

Gugun Pebriandana Sri Mangesti R Zahroh Z A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

Penentuan Lokasi Usaha Percetakan Menggunakan Metode FMCDM

Eneng Tita Tosida dam Marimin ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI

Transkripsi:

STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI SURIMI DENGAN PENDEKATAN FUZZY Luluk Sulistiyo Budi Sri Rahayu 2 Rindiah Hanafi, 2 dan adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun Abstract One of important strategies in development of agroindustry is the availability of raw materials. The strategy can not be seen partially but holistically. The aim of this research was to find the best model for supplying raw material of surimi agroindustry. The method employed was library research and the experts opinion using fuzzy approach. The data was analized using Multi Expert-Multi Criteria Decision Making (ME-MCDM). This method uses range of scales (ordinal value): very high, high, average, low and very low. The results of the data analysis showed that the supplying of raw material in cooperation with the farmers is in high scale, while the cooperation with supplier company, cooperation, and bussiness groups are in average scale and direct buying from free market is in low scale. Key words : surimi, agroindustry, raw material, cooperation, farmer, fuzzy approach. Pendahuluan Agroindustri selalu membutuhkan bahan baku yang cukup selama proses produksi. Kontinuitas dan kualitas bahan baku merupakan faktor penting bagi kelangsungan usaha industri. Pola produksi bahan baku dan tataniaga seringkali sebagai kendala bagi suatu industri, maka diperlukan suatu strategi sistem penyediaan bahan baku yang dapat memberikan jaminan bagi pelaku usaha, nelayan produsen maupun kelayakan usaha industri itu sendiri (Syam 2006). Strategi sistem penyediaan bahan baku harus memperhatikan komponen dan kebutuhan sistem secara benar (Eriyatno, 999) dan kebutuhan industri juga harus dirancang sedemikian rupa, sehingga ketersediaan bahan baku industri tidak menjadi hambatan yang berarti (Didu 200, Kusnandar 2006). Kenyataan dilapang menunjukkan agroindustri surimi yang menghasilkan produk akhirnya berupa minyak dengan kadar gizi tinggi dan mengandung antioksidan penting untuk aneka industri (Morris 2002), saat ini juga sering menghadapi permasalahan tentang ketersediaan bahan baku. Permasalahan utama yang dimaksud adalah kontinuitas bahan baku. Brown (994) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan dalam penyediaan bahan baku suatu agroindustri yaitu; kontinuitas, produsen bahan baku dan tataniaga. Salah satu penyebab munculnya permasalahan bahan baku agroindustri surimi adalah budaya pemasaran atau tataniaga yang terjadi di masyarakat terhadap produk pertanian atau bahan baku agroindustri surimi sepenuhnya menjadi peran pedagang perantara/pedagang pengumpul. Peran ini umumnya sangat menentukan kelangsungan nelayan / produsen karena sebagai satu-satunya aspek pemasaran yang diandalkan di sebagian besar wilayah pantai. Beberapa kasus khusus peran ini sangat memberikan jaminan karena kedekatannya mereka dapat memberikan pinjaman sarana produksi, membayar tunai produk tangkapan ikan tersebut, transaksi di lokasi dan bahkan lebih jauh dapat memberikan pinjaman kepada nelayan untuk keperluan diluar usahanya, sehingga jalinan ini sangat kuat dan sulit untuk digantikan dengan lembaga lain. Namun demikian peran Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 0

ini sering menimbulkan distorsi terhadap nelayan produsen terutama tentang harga, sehingga mengakibatkan turunnya pendapatan nelayan Sehubungan dengan hal tersebut tiga faktor tersebut di atas harus selalu dipertimbangkan dalam penyediaan bahan baku agroindustri dan tentunya hal ini juga berlaku pada agroindustri surimi. Untuk itu penyediaan bahan baku agroindustri surimi harus dipandang sebagai suatu sistem yang lebih luas yakni sistem agroindustri dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang terkait agar penyediaan bahan baku agroindustri surimi dapat tercapai. Untuk itu sangat perlu dilakukan penelitian Strategi pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi dengan pendekatan fuzzy merupakan suatu pendekatan sistem. Metodologi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2009 dengan tempat penelitian di Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pengambilan data sekunder dilakukan pada dinas terkait sedangkan data primer diperoleh dari diskusi mendalam dengan pakar tentang penyediaan bahan baku yang mewakili praktisi, akademis dan pemerintah daerah. Adapun industri kecil yang dijadikan obyek adalah Kader Penggerak Pembangunan Satu Bangsa (KPPSB) Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian dikembangkan dari latar belakang dan kajian teoritis untuk dapat membahas permasalahan yang dihadapi. Didasari dari potensi pengembangan yang ada saat ini terdapat keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan kelayakan usaha serta didukung oleh faktor internal dan eksternal maka pengembangan agroindustri surimi dapat dijalankan melalui banyak strategi, namun pada kajian ini hanya dibahas tentang strategi pemilihan model penyediaan bahan baku dengan pendekatan fuzzy. Kerangka pemikiran penelitian selengkapnya disajikan pada Gambar. Gambar. Kerangka pemikiran penelitian Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN...

Tahapan kegiatan penelitian selengkapnya disajikan pada gambar 2. Gambar 2. Diagram alir model penyediaan bahan baku agroindustri surimi Analisis pengambilan keputusan Non Numeric-Multi Criteria Multi Person yang dikembangkan oleh Yager (99) dapat digunakan untuk menentukan kelayakan usaha agroindustri. Model keputusan kelompok fuzzy merupakan model yang direkayasa untuk memeperoleh agregat pendapat atau penilaian dari pakar terhadap suatu alternatif atau keputusan. Penyelesaian sub-model ME-MCDM, sebagaimana dikemukakan oleh Yager (99), dilakukan dua tahapan, yaitu (a) membanguan matriks gabungan pendapat untuk setiap kegiatan dan kreteria tujuan, dan kemudian (b) menetapkan tingkat kepentingan setiap kegiatan (alternatif) bedasarkan gabungan semua kriteria tujuan. Tahap ini dilakukan proses agregasi penilaian berdasarkan kriteria yang ditetapkan maupun berdasarkan pakar. Multi Expert-Multi Criteria Dececsion Making (ME-MCDM), merupakan metode pengambilan keputusan yang menggunakan independent preference, setiap pengambil keputusan (yang diberi simbul dj ) memberikan evaluasi penilaian terhadap masing-masing alternatif (si) untuk tiap-tiap kriteria (ak) secara bebas (independent). Salah satu karakteristik dari metode analisis ini yaitu hasil penilaian (V) merupakan himpunan linguistic label dari setiap kriteria, dimana penilaian ini terdiri atas lima sampai tujuh skala penilaian yakni; SP=Sangat Sempurna, ST = Sangat Tinggi, T= Tinggi, S = Sedang, R = Rendah, SR = Sangat Rendah, dan PR = Paling Rendah. Agregasi penilaian berdasarkan kriteria dilakukan dengan cara mencari skor tiap-tiap alternatif ke- i oleh setiap pengambil keputusan k-j (Vij) pada semua kriteria (ak), dengan menggunakan formula sebagai berikut: Vij = Min [Neg (Wak) Vij (ak)]... () Dimana : Vij = Nilai alternatif ke-i oleh pakar ke-j Wak = Bobot kriteria ke-k, Neg (Wak) = WQ-+i Vij (ak) = Nilai alternatif ke-i oleh pakar ke-j pada kriteria ke-k, dan Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 2

k = indek (,2,,....i) Penentuan Negasi Tingkat Kepentingan Kriteria digunakan, rumus: Neg (Wak) = WQ-k+... (2) Dimana: k = indeks, dan q = jumlah skala. Sedangkan penentuan bobot faktor nilai pengambilan keputusan menggunakan rumus: Q(k) = Int [ + k * (q-)/r]... () Dimana: Q(k) = bobot untuk pakar ke-j, R = jumlah pakar, k = indeks, dan q = jumlah skala penilaian. Penentuan nilai gabungan menggunakan metode OWA (Ordered Weight Average) dengan menggunakan rumus: Vi = f (Vj) = Max [Qi ^ bj]... (4) Dimana: Vi = nilai total nilai alternatif ke-i, Qj = bobot nilai pakar ke-j bj = urutan skor alternatif terkecil ke skor terbesar ke-i oleh pakar ke-j Hasil dan Pembahasan Hasil kajian pustaka dan diskusi mendalam dengan pakar menghasilkan kriteria-kriteria dan alternatif pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri. Kriteria pemilihan model penyediaan bahan baku terdapat 7 kriteria meliputi; kuantitas, kualitas, waktu pembayaran, harga, fasilitas pendukung, kemudahan, dan ketepatan pasokan. Sedangkan alternatif model penyediaan bahan baku agroindustri surimi terdapat 5 model meliputi; pembelian dari pemasok, kerjasama dengan koperasi, kerjasama dengan nelayan, kerjasama dengan kelompok usaha, dan model pembelian bebas. Hasil diskusi mendalam dengan pakar selengkapnya disajikan pada Tabel. Tabel. Hasil diskusi mendalam dengan pakar tentang penilaian alternatif berdasarkan kriteria pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi. Kriteria penilaian Pakar Pakar Pakar 2 Pakar Pakar 4 Alternatif Kuantitas Kualitas Waktu Pembayara n Harga Fasilitas Pendukun g Kemudah an Ketepatan pasokan Pemasok, T S ST T T ST T 2 Koperasi S T T T T T S Nelayan T T T S S T T 4 Kelompok Usaha T T T T T T T 5 Pembelian Bebas S S S S SR R SR Pemasok, T S ST ST T ST ST 2 Koperasi T T ST ST T ST ST Nelayan ST ST T ST T ST ST 4 Kelompok Usaha ST ST T ST T T T 5 Pembelian Bebas ST ST ST ST T T T Pemasok, ST ST ST T S ST ST 2 Koperasi S S S S S ST S Nelayan ST ST ST S T ST ST 4 Kelompok Usaha T T S S T T ST 5 Pembelian Bebas R R R R R S S Pemasok, T T T ST T ST ST 2 Koperasi S T T T T T S Nelayan ST ST ST S S T T 4 Kelompok Usaha S T T ST T ST T 5 Pembelian Bebas S S T T S T T Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN...

Pakar 5 Pemasok, T S S S S ST ST 2 Koperasi ST T T T T ST T Nelayan S S S S R T T 4 Kelompok Usaha S S S S R T T 5 Pembelian Bebas T R S S R ST T Keterangan : ST = Sangat Tinggi, T = Tinggi, S = Sedang, R = Rendah dan SR = Sangat Rendah. Hasil analisis menggunakan metode Multi Expert-Multi Criteria Dececsion Makaing (ME-MCDM) diawali dengan melakukan penilaian kepentingan masingmasing kriteria tersebut dan dicari nilai negasinya berdasarkan persamaan 2. Hasil tingkat kepentingan masing-masing kriteria dan negasinya selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat kepentingan kriteria dan negasi kriteria pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi. Neg (Wk) = Wq k + k: Indeks; q: Jumlah skala Tingkat Kepentingan Kriteria Kriteria = Sangat Tinggi Kriteria 2 = Tinggi Kriteria = Sedang Kriteria 4 = Sangat Tinggi Kriteria 5 = Rendah Kriteria 6 = Rendah Kriteria 7 = Tinggi Negasi TK Kriteria Kriteria = Sangat Rendah Kriteria 2 = Rendah Kriteria = Sedang Kriteria 4 = Sangat Tinggi Kriteria 5 = Tinggi Kriteria 6 = Tinggi Kriteria 7 = Rendah Langkah selanjutnya adalah menentukan bobot nilai Q, berdasarkan persamaan yakni: q Qk = int[ + ( k * )] r Dimana : Q(k) = bobot untuk pakar ke-j, R = jumlah pakar, k = indeks, dan q = jumlah skala penilaian. diperoleh bobot nilai SR, R, S, T dan ST. Langkah selanjutnya adalah penentuan nilai gabungan menggunakan metode OWA (Ordered Weight Average) dengan menggunakan persamaan 4. Hasil analisis agragasi pakar terhadap penilaian alternatif model penyediaan bahan baku agroindustri surimi dengan pendekatan fuzzy menggunakan metode Multi Expert- Multi Criteria Dececsion Making (ME- MCDM), menunjukkan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi yang kerjasama dengan nelayan mempunyai nilai bobot dengan skor/skala Tinggi. Hasil analisis selengkapnya disajikan pada Tabel. Tabel. Kesimpulan analisis MCDM terhadap penyediaan bahan baku Agroindustri surimi Alternatif Nilai / Skor Pemasok, Sedang 2 Pembelian dari Koperasi Sedang Nelayan Tinggi 4 Kelompok Usaha Sedang 5 Pembelian Bebas Rendah Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 4

Terlihat pada Tabel, menunjukkan bahwa model penyediaan bahan baku agroindustri surimi dengan skor skala tinggi adalah kerjasama dengan nelayan, hal ini sejalan dengan pola kelembagaan yang relevan dalam pengembangan agroindustri di pedesaan adalah pola koperasi agroindustri (Budi, 2008). Dimana nelayan merupakan anggota koperasi, juga sebagai pemilik dan sebagai pengguna serta dalam pelaksanaan teknis agroindustri khususnya penyediaan bahan baku nelayan sebagai produsen dan penyuplai satu-satunya maka nelayanlah sebagai pelaku utama agroindustri. Bahkan menurut Nasution (2002) nelayan dalam menjalankan usahataninya mempunyai peranan yakni sebagai juru tani (cultivator), sebagai seorang pengelola (manager) dan sebagai anggota masyarakat, maka harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Tentunya hal ini juga terjadi di lingkungan nelayan, dimana nelayan juga sebagai juru tangkap, sebagai seorang pengelola (manager), dan sekaligus sebagai anggota masyarakat Dipandang dari aspek tujuan pengembangan agroindustri surimi, peningkatan pendapatan nelayan merupakan tujuan utama pengembangan. Untuk itu model kerja sama dengan nelayan merupakan model penyediaan bahan baku yang paling tepat dalam pengembangan agroindustri surimi. Model kerjasama dengan nelayan dalam suatu pola koperasi agroindustri selengkapnya disajikan pada Gambar 2. Keterangan : A - Kualitas - Fasilitas Pendukung - Kuantitas - Kemudahan - Waktu pembayaran - Ketepatan Pasokan - Harga Gambar 2. Model kerjasama dengan nelayan dalam suatu pola koperasi agroindustri Terlihat pada Gambar 2 bahwa nelayan atau kelompok nelayan mempunyai hubungan langsung dengan semua komponen dalam kelembagaan, untuk itu keberadaan nelayan adalah sangat penting. Terkait dengan penyediaan bahan baku Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 5

agroindustri, nelayan berhubungan langsung dengan manager produksi dan akan terbentuk suatu hubungan secara timbal balik, saling ketergantungan dan saling menguntungkan. Dalam hal ini nelayan sebagai suplaiyer, sebagai mitra dan sebagai pemilik serta pengguna. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Hasil analisi dapat ditarik kesimpulan bahwa. Pendekatan fuzzy dapat dipergunakan untuk menganalisis dalam pengambilan keputusan melalui hasil agregasi pendapat beberapa pakar atau kelompok pakar. 2. Model penyediaan bahan baku agroindustri surimi yang paling tepat adalah kerjasama dengan nelayan dengan skor tinggi dibanding lainnya, mengingat bahwa nelayan sebagai pelaku utama penyediaan bahan baku agroindustri surimi. Saran Perlu dilakukan implementasi model penyediaan bahan baku agroindustri surimi di beberapa daerah sentra penangkapan ikan segar Daftar Pustaka Budi, 2008. Strategi Pemilihan Model Kelembagaan Dan Kelayakan Finansial Agroindustri Surimi (Makalah seminar Program Doktor Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Sebagian bagian bahasan Disertasi ) Brown. 994. Agroindustrial Invesment and Operation. Washington: EDI Development Studies. World Bank Pub. Didu M S. 200. Rancang Bangun Strategi Pengembangan Agroindustri Kelapa Sawit (AGROSAWIT).. J. Tek. Ind. Pert. Vol (), 20-26 Eriyatno 999, Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektifitas manajemen. Jilid satu. Bogor: IPB Press. Kusnandar. 2006. Rancang Bangun Model Pengembangan Industri Kecil jamu [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Morris JB. 2002. Food, Industrial, Nutraceutical, and Pharmaceutical uses of surimi genetik resources, p 5-56. In J. janick and A. Whipkey (eds). Trends in new crops and new uses. ASHS Press, Alexandria, VA Nasution M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri. Bogor: IPB Press.. Syam H. 2006. Rancang Bangun Model Sistem Pengembangan Agroindustri Berbasis kakao Melalui Pola Jejaring Usaha [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Yager RR. 99. Non-numeric Multi-criteria Multi Person Decision Making. Group Decision and Negotiation 2 :8-9. Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 6