Prevalens Nasional : 5,0% 5 Kabupaten/Kota dengan prevalens tertinggi: 1.Aceh Barat 13,6% 2.Buol 13,5% 3.Pahwanto 13,0% 4.Sumba Barat 11,5% 5.

dokumen-dokumen yang mirip
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSAAN ASMA

Dr. Masrul Basyar Sp.P (K)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS/ RS Dr M DJAMIL PADANG

PENATALAKSANAAN ASMA JANGKA PANJANG

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2006 Global Initiative for Asthma (GINA) tuntunan baru dalam penatalaksanaan asma yaitu kontrol asma

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

PENATALAKSANAAN ASMA MASA KINI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran

ASMA DAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) DI SEKOLAH. I Made Kusuma Wijaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ASMA BRONKIALE: KENALI LEBIH DEKAT DAN KENDALIKAN KEKAMBUHANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dan ketangkasan dalam berusaha atau kegairahan (Alwi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASTHMA Wiwien Heru Wiyono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak ditemui dan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. satunya sehat secara fisik. Tujuan tersebut memicu seseorang untuk menjaga

PENGARUH PEMBERIAN SENAM ASMA TERHADAP FREKWENSI KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma

BAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

PATOGENESIS PENYAKIT ASMA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. ke waktu karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta. pemahaman mengenai patologi, patofisiologi, imunologi, dan genetik

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

ASMA. 1/11/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang sering dijumpai

BAB II LANDASAN TEORI

CURRICULUM VITAE. Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam

Achmad Hudoyo SpP Dept Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI/ SMF Paru RS. Persahabatan Jakarta Timur. SEJARAH ASMA

- Asma pada Anak. Arwin AP Akib. Patogenesis

kekambuhan asma di Ruang Poli Paru RSUD Jombang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EPIDEMIOLOGI. Asma merupakan masalah kesehatan dunia, di mana diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

MAKALAH TUTORIAL ASMA BRONKIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Asma sering diartikan sebagai alergi, idiopatik, nonalergi atau gabungan.

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN TERKINI SERANGAN ASMA PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

1. Bahan-bahan di dalam ruangan : - Tungau debu rumah - Binatang, kecoa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata Asthma berasal dari bahasa yunani yang berarti terengah-engah atau

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI ASMA BRONKIAL. NOMOR MODUL : Penyakit Obstruksi Paru

I. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA ASMA EKSASERBASI AKUT DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU-PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asma dapat timbul pada segala umur, di mana 30% penderita mempunyai gejala

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. populasi dalam negara yang berbeda. Asma bronkial menyebabkan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kisaran usia 5-14 tahun (Gerald dkk, 2004). Prevalens asma di Indonesia belum

BAB I PENDAHULUAN. 8,7% di tahun 2001, dan menjadi 9,6% di tahun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN ASMA SECARA HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang banyak dijumpai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

A S M A PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penatalaksanaan penyakit harus berdasarkan bukti medis (evidence based medicine). Ada 4 kriteria bukti medis yaitu bukti

BAB II TUJUAN TEORITIS. sesak dan batuk, terutama pada malam hari atau pagi hari (Wong, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Asma bronkial terjadi pada segala usia tetapi terutama dijumpai pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit alergi sebagai reaksi hipersensitivitas tipe I klasik dapat terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak

Transkripsi:

L/O/G/O

Buku pedoman ASMA

DEFINISI :

Prevalens Nasional : 5,0% 5 Kabupaten/Kota dengan prevalens tertinggi: 1.Aceh Barat 13,6% 2.Buol 13,5% 3.Pahwanto 13,0% 4.Sumba Barat 11,5% 5.Boalemo 11,0% Riskesdas 2007. Depkes RI, Desember 2008

FAKTOR PENCETUS ASMA Sangat bervariasi Bersifat individual: ~ Debu rumah ~ Infeksi saluran napas ~ Makanan ~ Bulu binatang ~ Aktivitas berlebihan ~ Bahan polusi ~ Zat kimia dan obat-obatan ~ Bau yang merangsang ~ Perubahan cuaca ~ Emosi

Gambar Tungau debu rumah

Bulu Binatang

Tepung Sari

Cuaca

Makanan

Zat Protein

Asap Rokok dan Polusi Udara

MODERN VIEW OF ASTHMA Allergen Macrophage Mast cell Th2 cell Mucus plug Neutrophil Eosinophil Epithelial shedding Nerve activation Mucus Vasodilatation hypersecretion New vessels hyperplasia GINA2005 Plasma leak Oedema Subepithelia fibrosis Sensory nerve activation Cholinergic reflex Bronchoconstriction Hypertrophy/hyperplasia

Intermiten Persisten Ringan Persisten Sedang Persisten Berat GINA 1997 TERKONTROL TOTAL TERKONTROL SEBAGIAN TIDAK TERKONTROL GINA 2006 Global INisiative for Asthma (GINA)

GINA 2006

Manifestasi Klinis Resiko Eksaserbasi Penurunan Fungsi Paru Efek Samping Terapi

Tingkat Kontrol berdasarkan GINA Asthma Classification CONTROLLED PARTLY CONTROLLED UNCONTROLLED Daytime symptoms None (2 or less / week) More than twice / week Limitations of activities Nocturnal symptoms / awakening Need for rescue / reliever treatment None None None (2 or less / week) Any Any More than twice / week 3 or more features of partly controlled asthma present in any week Lung function (PEF or FEV1) Normal < 80% predicted or personal best (if known) on any day Exacerbation None Once/more per year One in any week GINA updated 2008

Inflamasi saluran nafas di sebabkan oleh alergen seperti asap, debu, bubuk sari dll meyebabkan penyempitan saluran nafas ( BRONKOKONSTRIKSI, INFLAMASI, HIPERSEKRESI ) SUKAR BERNAFAS

PATOFISIOLOGI ASMA Gangguan otot polos Inflamasi jalan napas Bronkokonstriksi Hipereaktivitas bronkus Hipertrofi / hiperplasia Pelepasan mediator inflamasi Infiltrasi / aktivasi sel inflamasi Edema mukosa Proliferasi sel Proliferasi epitel Gejala / Eksaserbasi

ANAMNESIS Batuk, mengi, sesak napas episodik Bronkitis / pneumonia berulang Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya Riwayat faktor pencetus Perburukan gejala pada malam hari

PEMERIKSAAN FISIS Tanpa serangan ~ dapat normal Penyakit penyerta Saat serangan ~ sesak ~ mengi ~ otot bantu napas ~ pulsus paradoksus

RADIOLOGI Umumnya normal Hiperinflasi paru

Diagnosis pasti ditegakkan dengan menggunakan spirometri : Pemeriksaan spirometri ~ VEP1 ~ VEP1/KVP Test Bronkodilator : Peningkatan VEP1 > 12% dan 200 ml

Spirometri Flow Volume Curve

1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma 2. Mencegah eksaserbasi akut. 3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin. 4. Mengupayakan aktifitas normal 5. Menghindari Efek samping obat 6. Mencegah Airflow limitation 7. Mencegah kematian karena asma

Program penatalaksanaan asma 1. Edukasi 2. Monitor penyakit berkala (spirometri) 3. Identifikasi dan pengendalian pencetus 4. Merencanakan Terapi 5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut 6. Kontrol teratur 7. Pola hidup sehat

Medikasi asma Tujuan Mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan nafas terdiri dari obat pengontrol serta obat pelega Obat pengontrol (Controllers) Medikasi asma jangka panjang yang digunakan untuk mempertahan keadaan asma yang terkontrol

Obat pengontrol (Controllers) : Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Metilxantin Beta 2 agonis kerja lama ( oral dan inhalasi) Leukotrin modifiers Sodium kromoglikat dll

Obat pelega (reliever) Obat untuk mendilatasi saluran nafas dgn cepat melalui relaksasi otot polos serta menghambat bronkokonstriksi Terdiri atas : - Beta 2 agonis kerja singkat (salbutamol, terbutalin dll) - Antikolinergik - Aminophilin - Adrenalin - Kortikosteroid sistemik (bila obat lain hasil belum optimal harus kombinasi)