BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. menyangkut Pelaksanaan Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Tentang. Perubahan Keempat Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HASIL PENELIITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum RSUD Kota Semarang. Semarang yang terletak di Jalan Fatmawati No 1 Semarang,

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem

DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE

E-PURCHASING DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun Tentang Rumah sakit ditegaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

Ketersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat. Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Kesehatan.

E-PROCUREMENT. Riza Al Fahroby, S.T., M.Sc. Kasubag Adm. Pembangunan/ Plt. Kabag Pembangunan/ Ketua LPSE Kabupaten Banyuwangi

Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LKPP

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat

2 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Per

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

1. Pendahuluan PPK Memulai Aplikasi Akses ke dalam SPSE PPK untuk Menggunakan SPSE Menu Log Akses...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

TULISAN HUKUM PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).

BEBERAPA CATATAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

PERPRES 54/2010, PERPRES 35/2011, DAN PERPRES 70/2012 PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015 KETERANGAN I. DEFENISI

Sosialisasi & Bimtek. Oleh: Aditya Widyawan Prima, S.Kom. Selasa, 24 Oktober 2017

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI

Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

SOSIALISASI PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 14 TAHUN 2015

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH ULP/PEJABAT PENGADAAN

BERITA NEGARA. No.1239, 2012 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. E-Purchasing. Pengadaan Elektronik

2014, No Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 368, Tambah

Nomor : 03/BA/PAN-PGR/2013 Tanggal : 08 Maret 2013

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I -E TAHUN 2017 TENTANG

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PPK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

1.1. Pejabat Pembuat Komitmen

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN

DAFTAR ISI. Pengantar E-Procurement. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN. e-tendering. e-purchasing 10/19/2016

BERITA ACARA PENJELASAN / AANWIJZING PEKERJAAN. Nomor : 2070/PL.200/F5.I/09.11/2011. Jl. Raya Pembangunan Gunungsindur Bogor.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PONOROGO TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN PONOROGO.

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

SOSIALISASI TATA CARA PENUNJUKAN LANGSUNG KENDARAAN PEMERINTAH OLEH K/L/D/I

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN KOTA BEKASI

Petunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk diketahui dan dipergunakan seperlunya.

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PANITIA

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PENYEDIA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA SATUAN KERJA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA

KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH DISTRIBUTOR/PELAKSANA PEKERJAAN

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Make Public Procurement Easy

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

DASAR NO. 2 TAHUN 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGADAAN LANGSUNG (SIMPeL) VERSI UNTUK PENYEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010 DASAR PERATURAN

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

Petunjuk Pengoperasian SPSE Panitia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Presiden Nomor 4 Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PENYEDIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Fixed-order dan Fixed-time Tabel 2.1 Tingkat Service Level...

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PERALATAN DAN MESIN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN ANGGARAN 2011

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

PENGENDALIAN KONTRAK

PENGANTAR E-PROCUREMENT

Petunjuk Pengoperasian SPSE Auditor

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 Auditor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DASAR PERATURAN. Pasal 87 Perpres No. 54 Tahun 2010

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PANITIA

SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

PENGGUNAAN E-PROCUREMENT

SYARAT DAN KETENTUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PURCHASING

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Oleh : Nama Trainer and User Support LKPP. Management Training SPSE Versi 4

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 / HUK / 2014 TENTANG

Nomor: BN.001/POKJA-BRG7/JELAS/II/2013 Tanggal: 6 Februari Pada hari ini Rabu tanggal Enam bulan Februari tahun Dua ribu tiga belas pukul

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PERALATAN BERAT PPK

LEMBAR PENGESAHAN. PETUNJUK PENGGUNAAN SPSE v4 USER PANITIA

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) NOMOR : 07/obp/pokja-llaj-apbn/2014 PEKERJAAN : SUBSIDI OPERASIONAL BUS PERINTIS

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam tesis ini menyangkut Pelaksanaan Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka peneliti dapat menyimpulkan 3 poin penting yaitu : 1. Proses pengadaan obat di RSUD Kota Semarang, berdasarkan hasil penelitian menggunakan dua metode pengadaan yaitu pengadaan secara langsung dan secara e-purchasing dengan menggunakan media e-katalog yang ditangani oleh depo farmasi. Hal ini tidak sejalan dengan ketentuan Pasal 106 Ayat (2) Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang menyatakan bahwa Pengadaan barang/jasa secara elektronik dapat dilakukan dengan cara e-tendering dan e- purchasing. Sedangkan RSUD Kota Semarang tidak pernah menggunakan metode e-tendering, berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa hal dalam proses pelaksanaan pengadaan obat yang diatur dalam Perpres Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang 92

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah namun belum dilaksanakan oleh RSUD Kota Semarang, antara lain: Belum terlaksananya pembuatan kerangka acuan kerja (KAK), belum dibuatnya berita acara serah terima pada tiap proses pengadaan. 2. Kendala dalam penggunaan e-katalog pada proses pengadaan obat yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain : a. Harga barang yang terdapat pada e-katalog seringkali berubah ubah pada saat tahun anggaran belum habis, padahal perencanaan anggaran untuk persediaan selanjutnya harus dibuat pada tahun anggaran sebelumnya, hal ini menyebabkan perencanaan anggaran sering mendapat perubahan. b. Ketika pemilihan obat sudah dilakukan menggunakan e- katalog dan memulai transaksi sering terjadi kekosongan stok obat yang tercantum pada e-katalog, dan untuk restock memakan waktu hingga 2-3 bulan. Namun hal ini sudah diminimalisir dengan adanya peraturan baru pada Pasal 93 ayat (1) huruf (a) dan a.1 yang dijabarkan sebagai berikut : Bahwa PPK dapat memutuskan kontrak secara sepihak apabila : 1) Ayat (1) huruf a yang menyatakan : kebutuhan Barang/Jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya Kontrak 93

2) Ayat (1) huruf a.1 yang menyatakan : Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan c. Mutu obat yang diterima dari pembelian secara e-purchasing dengan media e-katalog seringkali jelek, contohnya adalah pada jenis obat injeksi ampul yang diterima seringkali retak atau bahkan pecah, pada obat injeksi serbuk antibiotik ketika dioplos dengan aquabidest menunjukkan perubahan warna yang tidak semestinya, hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas kinerja obat. d. Ketika stok obat yang tersedia pada e-katalog kosong, maka untuk memenuhi kebutuhan pasokan obat RSUD Kota Semarang harus melaksanakan pengadaan obat secara langsung, berdasarkan hasil penelitian harga yang di dapat pada pengadaan langsung berbeda dengan e-katalog dan cenderung lebih mahal karena pemilihan produk obat terbatas dengan produk yang dimiliki PBF tersebut sehingga jumlah obat yang di dapat juga lebih sedikit dari jika mendapatkan obat melalui e-katalog. e. Ketersediaan obat yang dimuat dalam e-katalog yang sering kali kosong membuat RSUD Kota Semarang harus 94

menyelenggarakan pengadaan langsung sehingga harus mengadakan anggaran lebih. f. Pada kegaiatan evaluasi pengadaan berdasarkan hasil penelitian ditemukan hal yang disampaikan berupa kendala penggunaan setiap ada sistem baru, penyampaian ide dan saran yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa Pemerintah padahal seharusnya materi yang dibahas berupa : Evaluasi kualitas dan biaya, Evaluasi dokumen pengadaan, Evaluasi pelaksanaan pengadaan, Evaluasi hasil akhir. Sehingga kesalahan pada pengadaan obat yang terjadi di periode ini tidak terjadi kembali di periode depan. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 5 orang responden untuk menilai pelayanan kesehatan RSUD Kota Semarang didapatkan 5 responden tersebut memiliki waktu kunjungan rata-rata 2-6 kali dalam kurun waktu 6 bulan, hal ini merupakan intensitas yang cukup sering, 2 diantaranya tidak mendapatkan pelayanan farmasi di RSUD Kota Semarang karena harus menebus obat di apotik diluar RSUD Kota Semarang, dan 1 responden lagi harus menunggu hingga 2 hari untuk mendapatkan obat, hal ini menunjukkan adanya dampak pada pelayanan kesehatan karena adanya kekosongan stok obat di RSUD Kota Semarang, sehingga misi pelayanan paripurna tidak tercapai. 95

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, untuk mewujudkan proses pengadaan obat yang lebih berkualitas, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi RSUD Kota Semarang : a. RSUD Kota Semarang harusnya membuat Kerangka acuan kerja dan berita acara pada proses pengadaan obat menggunakan e- katalog. b. Perlu adanya kesepakatan Standar Operasional pengadaan obat menggunakan e-katalog baik secara online ataupun offline Sehingga hal tersebut dapat diguanakan sebagai kontrol pelaksanaan pengadaan dan bahan evaluasi pengadaan obat di RSUD Kota Semarang. 2. Bagi KEMENKES Kota Semarang Dalam memberikan evaluasi tidak hanya berdasarkan kendala dan masukan, namun harus ada laporan yang wajib dikumpulkan oleh Rumah Sakit berupa laporan kualitas dan biaya obat, laporan dokumen pengadaan, laporan pelaksanaan pengadaan, yang kemudian dapat di review kekurangannya, sehingga perbaikan sistem pengadaan obat dapat dilakukan. 3. Bagi LPSE Kota Semarang 96

a. Lebih selektif dalam menentukan penyedia barang yang ditampilkan dalam e-katalog sehingga terjadinya kekosongan stok obat dapat di minimalisasi. b. Tidak mudah memberi penerimaan perubahan harga yang dilakukan oleh penyedia barang pada saat tahun anggaran belum berakhir sehingga rencana anggaran tidak mengalami banyak perubahan dan sesuai dengan pengajuan anggaran yang diajukan. 4. Bagi penyedia barang/obat Perlu dibuatnya aturan mengenai sistem pengiriman obat pada pembelian secara e-purcahsing, meliputi cara pengemasan, cara penyimpanan, dan cara pengiriman sehingga kualitas obat yang diterima tidak mengalami kerusakan. 97