BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa bayi sangat peka terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai dengan upaya mengusahakan tumbuh kembang anak seoptimal. mungkin sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Orangtua memegang peranan penting dalam merawat, mengasuh, mendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. (Narendra, 2004). Pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. karena menentukan dasar kehidupan selanjutnya (Susilaningrum, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena itu mereka termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus (Miller, 2005).

PERKEMBANGAN BALITA USIA 6-60 BULAN BERDASARKAN KEJADIAN ANEMIA DAN PEMBERIAN STIMULASI MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Lingkungan yang mendukung perkembangan individu adalah lingkungan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang akan terus terjadi secara berkesinambungan selama kehidupan manusia (Susanto, 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam stuktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam perkembangan terjadi proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masingmasing dapat memenuhi fungsinya. Selain itu, juga terjadi perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Soetjiningsih, 2012). Perkembangan yang optimalisasi diperlukan stimulasi sebagai wujud perilaku asuhan dari pengasuh utama khususnya ibu yang cenderung menjadi figur lekat anak. Akan tetapi pada realitanya banyak ibu yang saat ini belum memahami pentingnya pemberian stimulasi, banyak pula yang berpendapat perkembangan anak akan berjalan begitu saja sesuai dengan bertambahnya usia. Kondisi ini dapat menjadi masalah dimana jika dibiarkan akan menimbulkan dampak pada perkembangan anak, karena tanpa stimulasi sangat mungkin akan mengakibatkan keterlambatan perkembangan (Nugroho, 2012). Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulasi (rangsangan dari luar) (Notoatmodjo, 2007). Meninjau hal tersebut, perilaku ibu dalam stimulasi 1

2 perkembangan pada anak toddler merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Seperti halnya yang terjadi di Desa Paringan Kec. Jenangan desa ini, desa ini berjarak ± 15 kilometer dari pusat kota. Pada desa tersebut terkenanl dengan sebutan kampung gila, kebanyakan yang mengalami gangguan jiwa adalah perempuan (ibu). Dari profil tersebut ibu merupakan sosok seseorang yang sangat berperan dalam memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa nyaman dari hal tersebut ibu juga dinilai penting untuk mengetahui perilaku dalam stimulasi perkembangan pada anak yang diberikan. Dari Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2015 di Desa Paringan Jenangan didapatkan hasil 50% (5 dari 10 Responden) mengalami perilaku positif, dan 50% (5 dari 10 Responden) mengalami perilaku negatif, perilaku negatif terjadi karena ibu tidak mengajari anak cara berjalan, ibu tidak mengajarkan anak bagaimana cara menggambar, dan ibu tidak memperbolehkan anaknya makan sendiri. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada membuktikan adanya gangguan serta keterlambatan dalam perkembangan anak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Comunity Paediatr Child Healt menyatakan, dari 55 anak terdapat 38% mengalami keterlambatan secara umum (Mc. Donald, 2013). Sedangkan di Indonesia, menurut penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan, keterlambatan anak secara nasional pada tahun 2006 sebanyak (24%), tahun 2007 sebanyak 24%, tahun 2008 sebanyak (25,5 %), tahun 2009 sebanyak (29%), dan pada tahun 2010 sebanyak (28 %) (Depkes RI, 2010). Di Profinsi Jawa Barat,

3 menurut penelitian yang dilakukan syarifah lubbna pada tahun 2013 lebih banyak ibu yang sering melakukan stimulasi perkembangan pada aspek bicara dan bahasa serta sosialisasi kemandirian (51,1% dan 51,1%) dari pada aspek motorik kasar dan motororik halus (43,5% dan 44,6%), dan berdasarkan keseluruhan aspek perkembangan, lebih banyak ibu yang jarang melakukan stimulasi (51,1%) dibandingkan ibu yang sering melakukan stimulasi (48,9 %). Jika tidak ditangani keterlambatan perkembangan pada awal usia ini dapat mempengaruhi perkembangan selanjutnya hingga dewasa. Anak akan cenderung sulit bersosialisasi, sulit berbaur, cenderung memiliki egoisentris tinggi, atau menjadi anak yang penakut, serta selalu menggantungkan diri terhadap orang lain (Monks, 2006). Bloom (1964) dalam bukunya Stability and change in human characteristics menyatakan bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak, adanya pengaruh serta stimulus memiliki efek yang besar terhadap terbentuknya sifat anak (dalam Monks dan Knoers, 2006). Adanya perhatian yang lebih dalam memberikan stimulus dari pengasuh menjadi salah satu solusi serta peranan penting. Dalam hal ini perilaku ibu juga dinilai berpengaruh, dimana perilaku melahirkan tanggung jawab terhadap perencanaan tindakan yang nyata (Pender, 1911). Perilaku ibu dalam melakukan asuhan pada anak memegang peranan yang sangat penting, idealnya ibu dapat memberikan stimulus sehingga anak dapat menjalankan perannya dengan baik dalam perkembanganya.

4 Kurangnya stimulasi sangat dimungkinkan menyebabkan perkembangan anak dapat berjalan lambat bahkan terhambat. Tanpa stimulasi, otak bayi akan menjadi tidak terolah. Akibatnya jaringan saraf (sinaps) yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Disinilah pentingnya pemberian stimulasi secara rutin, karena setiap anak berfikir atau memfungsikan otaknya, maka akan terbentuk sinaps baru untuk merespon stimulasi tersebut sehingga membuat fungsi otak semakin baik. Kekurangan stimulasi yang diperlukan jaringan otak anak akan mengecil akibatnya menurunnya jaringan fungsi otak. Para peneliti di Baylor Collage of Medicine, Huston, Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak yang tidak banyak distimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30% dibandingkan dengan anak lain yang mendapatkan rangsangan optimal (Nugroho, 2012). Hal ini pada akhirnya akan mengganggu proses pertumbuhan otak anak secara alamiah. Berdasarkan hal tersebut dirasa perlu adanya deskripsi dan analisa nyata untuk mengetahui adanya gambaran perilaku ibu dalam stimulasi perkembangan pada anak. Sehingga diharapkan dapat memberikan strategi pemberian asuhan sesuai dengan perkembangan yang optimal. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian adalah: Bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu dalam Stimulasi Perkembangan pada Anak Toddler di Desa Paringan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo?.

5 C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Perilaku Ibu dalam Stimulasi Perkembangan pada Anak Toddler di Desa Paringan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo. D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Diketahuinya gambaran perilaku ibu dalam stimulasi perkembangan anak, dinilai penting untuk mendapatkan intervensi yang sesuai terhadap perkembangan anak. Dunia anak dianggap vital maka sudah selayaknya diberikan perhatian lebih kepada mereka. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli-ahli psikologi maupun syaraf (neurology) yang menyatakan bahwa masa anak terutama usia balita awal, merupakan rentang usia yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada fase ini anak mengalami perkembangan sangat pesat, baik fisik, motorik, bahasa, maupun sosial dan kemandirian. (Nikmawati, 2012). Perilaku ibu menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi stimulasi perkembangan anak, dimana perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulasi terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons (Notoatmodjo, 2007) 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Peneliti ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pribadi dalam hal penelitian tentang perilaku ibu dalam stimulasi perkembangan pada anak toddler.

6 b. Bagi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Penelitian ini dapat dijadikan sumber pustaka atas referensi bagi peneliti selanjutnya. c. Bagi Profesi Bidan Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan serta dapat mengoptimalkan atau membantu tambahan program pelayanan tersedia dan tepat guna. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Menambah wawasan bagi peneliti lain tentang hasil penelitian dan dapat untuk penelitian selanjutnya.