Berfilsafat di Era Teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

Etika Dan Filsafat Komunikasi

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

BAB 2 ETIKA BISNIS DAN RUANG LINGKUPNYA. khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : FILSAFAT MANUSIA KODE MATAKULIAH /SKS = IT /2 SKS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SELINTAS TENTANG FILSAFAT ILMU Oleh : Muhammad Afifuddin, S.HI. sukses yang luar biasa. Karena ilmu melambangkan proses kumulatif

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

PENDIDIKAN PANCASILA

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Berfikir Filsafat:Sebagai Pembentukan Kerangka Berfikir Untuk Bertindak

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

19 October 2016 RGS 1

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom. AssyariAbdullah

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

Etika Dan Filsafat Komunikasi

Pertemuan 1 TINJAUAN UMUM

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang misterius dan kompleks. Keberadaan dan

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PSIKOLOGI UMUM 1. Sejarah & Perkembangan Ilmu Psikologi

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus)

FUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

Deskripsi Mata Kuliah

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2)

ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

Sejak Zaman Klasik Hingga Abad XX

BAB I PENDAHULUAN. etika semakin luntur atau boleh dibilang mulai hilang. Kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

ANALISIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA DALAM NOVEL ZAMAN GEMBLUNG KARYA SRI WINTALA ACHMAD

Plato lahir pada tahun 427SM, dari keluarga bansawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang Pelopenes. Plato meninggal di Athena pada tahun 348SM.

BAB I Tinjauan Umum Etika

JURGEN HABERMAS: TEORI KRITIS DENGAN PARADIGMA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

KEPENUHAN HIDUP MANUSIA DALAM RELASI I AND THOU 1 (Antonius Hari Purnanto)

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti

PENDIDIKAN PANCASILA

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

WATAK MANUSIA PERENEALIS DAN MANUSIA MODERN. dan manusia modern memiliki perbedaan dalam

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transkripsi:

Jurnal Studi Al-Qur an; Vol.8, No. 1, Tahun. 2012 Membangun Tradisi Berfikir Qur ani A. Pendahuluan Berfilsafat di Era Teknologi Universitas Negeri Jakarta Fisafat sebagai disiplin ilmu memiliki usia yang sangat tua, kajian ini telah ada pada era Yunani kuno sejak abad ke-5 SM dan pada abad ke-8 masehi masuk dalam tradisi Islam 1. Sejak timbulnya, hingga memasuki zaman sekarang ini, filsafat telah mengalami masa jaya sekaligus masa-masa kelabu, hingga akhirnya kita dihadapkan pada realita, apakah filsafat masih relefan dalam era cyber yang mulai menguapkan batas jarak dan waktu ini, bila ia dianggap relefan, seperti apa format terbaik untuk tetap berfilsafat di masa kini, hal ini-lah yang ingin digali dalam pembahasan Berfilsafat di Era Teknologi. B. Filsafat: Menggali Suatu Pengertian Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan 2. Berfilsafat berati mengarungi petualangan untuk mencari suatu kebijaksanaan yang apat menghantarkan manusia pada posisinya yang terbaik. Dalam aplikasi realnya di masyarakat, maka berfilsafat bisa sangat personal dan subjektif sesuai pelakunya. Filsafat mendidik manusia untuk mendekati masalah-masalah dasar yang dihadapinya secara terbuka, mendalam,sistematis, kritis dan tidak tidak berdasarkan apriori dan prasangka,melainkan secara rasional dan argumentatif 3. Filsafat bersifat kritis karena ia tetap mampu mengkaji masalah-masalah yang hidup bersama kehidupan manusia secara kontinu dan tak terbatas 4. Melalui perenungan para philosof---seperti Plato dan Aristoteles yang meletakan sendi perta rasionalitas barat, Descartes yang mengawali filsafat modern yang banyak membahas tentang rasio, dunia dan manusia---kita dapat melihat bahwa mereka adalah para philosof penggerak zaman 5. 1 Prof. Dr. H.M. Rasjidi dan Drs. H. Harifuddin Cawidu, Islam untuk Disiplin Ilmu Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), h. 87 2 Dr. Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h.1 3 Franz Magnis Suseno, Berfilsafat dari Konteks, (Jakarta: Garmedia Pustaka Utama, 1999), cet. Ke-3, h. 18. 4 Franz Magnis Suseno, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, (Yogyakarta: Kanisius, 1999), h. 20 5 Fx. Mudji Sutrisno dan F. Budi Hardiman (Ed.), Para Filsuf Penentu Gerak Zaman, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 5 50 Jurnal Studi Al-Qur an, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

Berfilsafat di Era Teknologi C. Kedudukan Filsafat dalam Tradisi Islam Dalam Islam, filsafat mempunyai tempat yang layak karena filsafat dapat mendorong ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi kemakmuran hidup masyarakat, 6 bahkan ini ditegaskan oleh al Qur an:. (29 (Al-Kahf: فليكفر شاء ومن فليؤمن شاء فمن ربكم من الحق وقل Filsafat mengajarkan untuk menggapai kebenaran haqiqi, hal inilah yang dududkung oleh al Qur an, bahwa filsfat juga mengandung kebenaran yang bersifat spekulatif karena tidak dapat dibuktikan secara empiris, berbeda dengan ilmu pengetahuan yang mengandung kebenaran positif karena bisa diuji secara empiris dan Allah adalah kebenaran absolut. D. Ambivalensi Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi yang bergerak seiring dengan perjalanan zaman, memberi kita banyak kemudahan dan manfaat yang nyata, sarana transportasi dan komunikasi yang semakin melipat dunia, fasilitas kesehatan yang semakin baik yang berpeeran penting dalam meningkatkan life expectancy adalah di antara contohnya. Namun di sisi lain ternyata kemajuan teknologi tersebut juga berdanpak negatif, penggunaan teknologi tanpa batas yang mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi ternyata turut meredusi nila-nilai etis dalam sosialisasi manusia 7. Salah satu faktor penyebab ambivalensi kemajuan teknologi ini adalah, karena manusia tidak lagi sempat memikirkan hakekat dalam kehidupannya, yaitu unsur yang paling dasar dan pokok yang dikaji dan dicari dalam dunia filsafat 8 dan banyak mengabaikan nilai etis. Analisa ini akan mendapatkan padanan kebenarannya bila kita coba kaitkan dengan kasus jatuhnya bom atom pertama di Horosima dan Nagasaki. Padahal Albert Einstin---penemu formuala bon atom---telah mengisyaratkan akan bencana ini. Namun karena manusia mengabaikan nilai etika dan melupakan konsep kebijakan yang misalnya ditawarkan filsafat, hal itu---dengan amat disesalkan---harus terjadi. Dari sini terlihat jelas bahwa kemajuan teknologi dan perkembangan zaman memiliki sinergi dan hubungan kuat satu dan lainnya. 6 Prof. Dr. H.M. Rasjidi dan Drs. H. Harifuddin Cawidu, Islam untuk Disiplin Ilmu Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), h. 87 7 Dr. Kees Bertens, Etika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 284-286 8 Prof. Dr. Kasmiran Wungo Sanadji, MA., Filsafat Manusia, (Jakarta:Erlangga, 1985), h. 1 Jurnal Studi Al-Qur an, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 51

Berfilsafat Di Era Teknologi E. Filsafat: Solusi Alternatif Ambivalensi Kemajuan Teknologi Mungkin pernah terlintas dibenak kita untuk melihat kembali relefansi filsafat di era cyber techlology, akankah kita kembali berhadapan dengan teori-teori usang filsafat yang bersifat abadi karena seakan tak pernah selesai dibahas. Dalam Esai Filsafat untuk Masa Kini dikatakan bahwa filsafat yang terrefleksi dalam terori fisika atau pembentukan teori lainnya tidak pernah dapat tersingkirkan, bahkan pada Simposium Internasional di Ljudljana, Yugoslavia, pada 10-12 Mei 1984 dikatakan bahwa pada era sekarang terjadi refleksi yang kembali memunculkan masalah-masalah filsafat yang disangka telah tersingkirkan 9. Bila keterangan ini dikaitkan dengan hubungan yang terjadi antara kemajuan teknologi---termasuk danpak negatifnya---dengan filsafat, maka sebenarnya kita dapat mengkompromikan kedua unsur ini manjadi solusi, yaitu bagaimana memposisikan filsafat sebagai solusi alternatif. Hal ini tentu saja harus diawali dengan memformat gaya baru berfilsafat agar lebih membumi di era teknologi ini. Filsafat harus diupayakan dapat bersifat praktis dan dapat menjadi salah satu elemen fungsi kontrol dalam mengkaji gerakan manusia. Dengan memberi perhatian yang sepadan terhadap filsafat, dapat diupayakan terjadinya kebangkitan kembali suatu pemikiran falsafi dengan gaya yang baru, hal yang dibutuhkan untuk penyesuaian dengan kosmos yang selalu bergerak dinamis. Dan filsafat dapat menuntun manusia untuk setia pada kewajiban dan menjadi manusia yang berkarakter dan beritegritas tinggi yang dapat memahami kehidupan dengan lebih baik. Tentu saja filsafat dalam kesendiriannya---sebagai konsep tunggal---tidak cukup dan harus digandengan dengan konsep dari disipli lain, agama dan ilmu pengetahuan misalnya. F. Berfilsafat Masa Kini: Mereka Gaya Berfilsafat di Era Teknologi Filsafat menggunakan metode analisa yang rasional mendalam dalam memandang suatu permasalahan, sehingga dengan sedikit penyesuaian filsafat akan tetap layak bersanding di era teknologi. Berikut ini adalah beberapa upaya untuk lebih membumikan filsafat di era teknologi. 9 Louis Leahy, Esai Filsafat untuk Masa Kini; Telaah Masalah Roh-Materi Berdasarkan Data Empiris Baru, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1994), cet. ke-2, h. 176 52 Jurnal Studi Al-Qur an, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

Berfilsafat di Era Teknologi Mengupayakan re-humanisai dan re-rasionalisasi dengan filsafat seperti yang dicanangkan oleh Jurgen Harbermas 10. Untuk mengakomodir perkembangan zaman di era teknologi, filsafat dapat diposisikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan re-humanisai dan re-rasionalisai, agar tercipta masyarakat yang lebih baik. Filsafat lebih difungsikan sebagai ilmu kritis yang tetap mampu membahas permasalahan manusia dengan mendalam, terbuka, mengutamakan kebenaran secara kontinu. Berfilsafat di era teknologi harus lebih digerakan pada kecenderungan pembahasaan keilmuan dantidak melulu dipenuhi pembahasan theologis. Seperti yang pernah terjadi di era al farabi dan Ibn Rusyd yang terbukti secara empiris dapat memicu berkembangnya tradisi analitik, yang kelak menumbuhkan tardisi berfikir saintis 11. Harus lebih diupayakan terjadinya gaya pemikiran filsafat baru yang memungkinkan terjadinya hubungan antara ilmu dan filsafat, dan ini menjanjikan masa depan baru dengan adanya refleksi atas filsafat 12. G. Penutup Sesungguhnya filsafat memiliki banyak dimensi dinamis yang tetap membuatnya dapat bertahan hidup hingga sekarang. Berfilsafat di era cyber technology tetap dianggap relefan setelah mengalami pencerahan di antaranya yaitu dengan mengupayakan filsafat lebih berfungsi secara praktis dalam tema-tema kontemporer tanpa meninggalkan teori-teori yang masih relefan. Filsafat juga hendaknya tidak disempitkan pembahasannya dengan melulu sibuk dalam bahasan theologis yang tidak memajukan ummat. Salah satu contoh keberhasilan peran filsafat adalah, masih kuatnya fungsi kontrol untuk menahan upaya kloning atas manusia. Dari contoh keberhasilan ini kita dapat melihat masa depan yang lebih cerah dengan menggandeng filsafat pun di era teknologi tinggi ini. Demikianlah pembahasan Berfilsafat di Era Teknologi ini, kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan tulisan ini, karenanya kami mengharapkan kritik dan koreksi kontruktif untuk perbaikan di masa depan. 10 Franz Magnis Suseno, Berfilsafat dari Konteks, op. Cit. h. 31 11 Lihat pembagian dua gaya berfilsafat dalam sejarah Islam dalam Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur an No. 8 Vo. II, 1991M./1411 H., (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat Jakarta, 1991), h. 60 12 Louis Leahy, h. 184-185 Jurnal Studi Al-Qur an, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 53

Berfilsafat Di Era Teknologi Daftar Pustaka Bertens, Kees, Dr., Etika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999) Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur an No. 8 Vo. II, 1991M./1411 H., (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat Jakarta, 1991) Leahy, Louis, Esai Filsafat untuk Masa Kini; Telaah Masalah Roh-Materi Berdasarkan Data Empiris Baru, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1994) Nasution, Hasyimsyah, Dr., Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999) Rasjidi, H.M., Prof. Dr., dan Drs. H. Harifuddin Cawidu, Islam untuk Disiplin Ilmu Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998) Suseno, Franz Magnis, Berfilsafat dari Konteks, (Jakarta: Garmedia Pustaka Utama, 1999) Suseno, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, (Yogyakarta: Kanisius, 1999) Sutrisno, Fx. Mudji dan F. Budi Hardiman (Ed.), Para Filsuf Penentu Gerak Zaman, (Yogyakarta: Kanisius, 1992) Sanadji, Kasmiran Wungo, Prof. Dr. MA., Filsafat Manusia, (Jakarta:Erlangga, 1985) 54 Jurnal Studi Al-Qur an, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614