Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR DARI MINYAK

LAMPIRAN 1 DATA ANALISIS PRODUK SABUN PADAT TRANSPARAN. Tabel 9. Data Analisis Minyak Jelantah

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

Scaling Up of Liquid Soap Production from Recycled Frying Oil

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi

Mulai. Dilakukan Penyaringan/ Pemisahan Minyak Jelantah dengan Residu. Dicampur / Diaduk Bahan (45 menit) sampai kental. Dicampur/ DiadukBahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

Mulai. Dihaluskan bahan. Ditimbang bahan (I kg) Pemanasan alat sesuai dengan suhu yang ditentukan. Dioperasikan alat. Dimasukkan bahan dan dipress

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SABUN CAIR DARI MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lapiran 1. Proses despicing minyak goreng bekas. Minyak Goreng Bekas. ( air : minyak =1:1) Pencampuran. Pemanasan Sampai air tinggal setengah

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

BAB V METODOLOGI Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat Pembuatan Lem Tembak. No. Nama Alat Jumlah. 1. Panci Alat Pengering 1. 3.

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAPORAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

LAMPIRAN PERHITUNGAN. Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah. = 2 gram + 3,5 gram. = 5,5 gram (Persamaan (2))

PENGARUH BERBAGAI VARIASI VOLUME MINYAK GORENG BEKAS TERHADAP STANDAR MUTU DETERJEN CUCI CAIR

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

PEMBUATAN SABUN LUNAK DARI MINYAK GORENG BEKAS DITINJAU DARI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal Oktober 2013.

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

PEMBUATAN SABUN DARI LIMBAH MINYAK JELANTAH SAWIT DAN EKSTRAKI DAUN SERAI DENGAN METODE SEMI PENDIDIHAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

(The Effect of Mixing Time and Water:Soap Ratio on the Quality)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III RENCANA PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MIE INSTANT UNTUK PROSES PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR SKRIPSI MARKAM A SINAGA

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Data Analisa Rendemen Produk Biodiesel Tabel 14. Data Pengamatan Analisis Rendemen Biodiesel

LAMPIRAN. Minyak sawit mentah (CPO) ditentukan kadar asam lemak bebas dan kandungan aimya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Pemurnian Gliserin dari Produk Samping Pembuatan Biodiesel

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

4 Pembahasan Degumming

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

LAPORAN TUGAS AKHIR EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK GORENG

POTENSI BIJI KARET (HAVEA BRASILIENSIS) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN PENGHILANG BAU KARET

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT TERHADAP PENURUNAN BILANGAN ASAM DAN KEPEKATAN WARNA MINYAK JELANTAH MELALUI PROSES ADSORPSI.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES DAN PERALATAN BUMBU MASAKAN KHAS ACEH INTISARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pemurnian Minyak Jelantah Proses pemurnian minyak jelantah terdiri dari tiga tahap yaitu penghilangan kotoran (despicing), netralisasi dan pemucatan (bleaching). Penghilangan kotoran (despicing) pada minyak dilakukan dengan memanaskan air sebanyak 500 ml dan 500 ml minyak jelantah pada suhu 110 0 C hingga volume air menjadi setengah dari volume awal. Proses selanjutnya adalah netralisasi. Minyak hasil despicing akan direaksikan dengan KOH 15g/100 ml pada suhu 70 0 C selama 10 menit, kemudian campuran tersebut akan disaring. Proses pemurnian yang terakhir adalah bleaching dengan memanaskan minyak hasil netralisasi pada suhu 70 0 C dan ditambahkan sari mengkudu dengan perbandingan 1:2 volume minyak. Bleaching dilakukan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak. Tabel IV.1 Hasil analisa minyak goreng daur ulang No. Paramater SNI Hasil percobaan 1 Bilangan penyabunan 196-203 200.838 2 Kadar asam lemak bebas (% FFA) Maks 0.3 0.0512 % 3 Kadar air Maks 0.3 0.2 % Rendemen minyak yang dihasilkan dari proses pemurnian sebesar 90,74 %. B. Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair Pembuatan sabun dilakukan dengan mereaksikan minyak jelantah hasil pemurnian dengan KOH. Larutan KOH yang digunakan bervariasi yaitu konsentrasi 20, 30 dan 40 gr/100 ml larutan. 16

17 Minyak hasil pemurnian sebanyak 100 ml mula-mula dipanaskan hingga suhu 70 C. Kemudian larutan KOH ditambahkan sebanyak 50 ml. Penambahan larutan KOH dilakukan dengan pengadukan dan pemanasan. Proses saponifikasi ini berlangsung selama 80 menit. Penggunaan KOH berpengaruh terhadap rendemen sabun yang dihasilkan. Rendemen sabun yang dihasilkan ditunjukkan pada tabel IV.2 Tabel IV. 2 sabun Hasil Saponifikasi dengan Variasi Penambahan KOH Penggunaan KOH (gr/100ml) Sabun yang Dihasilkan (gram) 20 203,254 30 221,510 40 238,737 Berdasarkan tabel IV.2 diperoleh bahwa hasil terbanyak didapatkan pada penggunaan KOH dengan konsentrasi 40 gr/100 ml larutan. Sabun yang dihasilkan dari proses saponifikasi kemudian ditambah bahan adiktif dan diencerkan. Zat adiktif yang ditambahkan berupa texaphon, gliserin, pewarna dan parfum. Penambahan texaphon berfungsi sebagai penambah daya sulfaktan. Selain itu texaphon ditambahkan dengan tujuan untuk menambah busa pada sabun yang dihasilkan. Texaphon yang ditambahkan sebesar 10% (v/b) dari sabun yang dihasilkan. Proses pengenceran sabun dilakukan dengan penambahan air. Penambahan air dilakukan dengan rasio 2:1 (b/b) sabun yang dihasilkan. Pengenceran dilakukan dengan pemanasan pada suhu 60 C hingga sabun tampak transparan. Setelah diperoleh sabun yang transparan dilakukan penambahan gliserin dan parfum. Penambahan gliserin berfungsi untuk melembabkan dan menghaluskan kulit. Gliserin yang ditambahkan sebesar 10% (v/b) dari sabun yang dihasilkan. Sedangkan penambahan parfum bertujuan member aroma pada sabun sehingga sabun lebih menarik. Parfum yang ditambahkan sebesar 0,5 % (v/b) sabun.

18 C. Analisis sabun cuci piring cair menurut SNI 06-2048-1990 Analisis sabun cuci piring cair menurut SNI 06-2048-1990 meliputi : ph, alkali bebas dan total asam lemak. Tabel IV. 3 Analisa sabun cuci piring cair yang dihasilkan Parameter Penggunaan KOH pada pembuatan sabun (gr/100ml) 20 30 40 SNI ph 9,1 9,6 10,4 8-11 Alkali Bebas (%) Asam lemak (%) - - 0,05 Maks 0,1 3,1 8,9 16,2 Min 15 Berdasarkan tabel IV.3 didapatkan bahwa nilai ph tertinggi terdapat pada penggunaan KOH dengan konsentrasi 40 gr/100ml. Sedangkan ph terendah didapat pada sabun dengan penggunaan KOH konsentrasi 20 gr/100ml. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi KOH yang digunakan maka nilai ph sabun juga semakin tinggi. Akan tetapi nilai ph tersebut masih memenuhi standar SNI. Parameter kadar alkali bebas yang memenuhi standar SNI adalah penggunaan KOH konsentrasi 40 gr/100ml. Penggunaan konsentrasi KOH 20gr/100ml dan konsentrasi KOH 30gr/100ml pada saat penambahan indikator phenolphthalein tidak terjadi warna merah jambu. Sedangkan total asam lemak yang memenuhi standar SNI adalah penggunaan KOH konsentrasi 40gr/100ml. D. Analisis Uji Organoleptik Analisis uji organoleptik bertujuan untuk mengetahui respon dari 25 orang yang berbeda umur terhadap tingkat penampilan, aroma, banyak busa dan kekesatan pada sampel sabun cuci piring dengan pewarna dan tanpa pewarna.

19 Analisis uji organoleptik untuk tingkat penampilan terhadap sabun cuci piring tanpa pewarna, dengan pewarna dan sabun cuci piring di pasaran dapat dilihat pada tabel IV.4. Tabel IV.4 Data nilai tingkat penampilan terhadap sabun cuci piring tanpa pewarna dan dengan pewarna Tanpa Pewarna 52% 24 % 24 % Dengan Pewarna 28 % 32 % 40 % Sabun Cuci Pasaran 76 % 24 % 0 % Pada tabel IV.4 dapat dilihat bahwa tingkat penampilan sabun cuci piring dari jelantah dengan maupun tanpa pewarna masih dibawah sabun cuci piring di pasaran. Analisis uji organoleptik untuk tingkat aroma terhadap sabun cuci piring tanpa pewarna, dengan pewarna dan sabun cuci piring di pasaran dapat dilihat pada tabel IV.5. Tabel IV.5 Data nilai tingkat aroma terhadap sabun cuci piring tanpa pewarna dan dengan pewarna Tanpa Pewarna 52% 40 % 8 % Dengan Pewarna 76 % 16 % 8 % Sabun Cuci Pasaran 60 % 40 % 0 % Pada tabel IV.5 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan aroma tertinggi dimiliki oleh sabun dengan pewarna. Analisis uji organoleptik untuk tingkat kekesatan pada sabun cuci piring dengan pewarna, tanpa pewarna dan commit sabun to dipasaran user dapat dilihat pada tabel IV.6.

20 Tabel IV.6 Data nilai tingkat kekesatan terhadap sabun cuci piring tanpa pewarna dan dengan pewarna Tanpa Pewarna 72% 24 % 4 % Dengan Pewarna 72% 28% 0 % Sabun Cuci Pasaran 80 % 20 % 0 % Pada tabel IV.6 dapat dilihat bahwa tingkat kekesatan sabun cuci dari jelantah masih dibawah sabun cuci piring di pasaran. Analisis uji organoleptik untuk tingkat banyak busa pada sabun cuci piring tanpa pewarna, dengan pewarna dan sabun cuci piring di pasaran dapat dilihat pada tabel IV.7. Tabel IV.7 Data nilai tingkat banyak busa terhadap sabun cuci piring tanpa pewarna dan dengan pewarna Tanpa Pewarna 28 % 68 % 4 % Dengan Pewarna 24 % 76 % 0 % Sabun Cuci Pasaran 96 % 4 % 0 % Pada tabel IV.7 dapat dilihat bahwa pada uji organoleptik banyak busa sabun cuci dari jelantah masih dibawah sabun cuci piring di pasaran.