BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi, karena berada pada jalur cincin api (Ring of Fire). Jalur api ini berasal dari jalur Mediterania atau sering disebut sirkum Mediteran. Setiap wilayah yang dilalui jalur ini akan muncul titik-titik gunung berapi seperti sepanjang barat Pulau Sumatera dan sepanjang selatan Pulau Jawa. Jalur ini muncul karena merupakan daerah subduksi atau pertemuan lempeng yang saling menumbruk. Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi pada Tahun 2006 adalah akibat dari meningkatnya aktivitas vulkanisme di jalur subduksi tersebut. Kejadian gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah Tahun 2006 meningkatnya aktivitas Merapi (Sudibiyakto, 2011: 109). Ancaman Gunung Merapi yang telah menimbulkan bencana, serangkaian erupsi Gunung Merapi yang diawali pada tanggal 26 Oktober 2010 sampai 5 November 2010 menyebabkan kerusakan kerusakan dan kerugian yang sangat besar di empat kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten dan Sleman yang menelan korban sebanyak 386 jiwa dan 399.408 mengungsi (BNPB,2010). 1
Cawas KLATEN 7U Proyeksi : Transverse Meercator Batas Batas Batas 112 0'0" JAWA TIMUR 2 PETA RADIUS ZONA ANCAMAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN KLATEN Gambar 1.1. Peta radius zona ancaman gunung Merapi di Kabupaten Klaten 9135000 9144000 9153000 9162000 mu 434000 mt 443000 452000 461000 470000 479000 KABUPATEN MAGELANG # KABUPATEN SLEMAN KOTA YOGYAKARTA KABUPATEN BANTUL Kemalang Manisrenggo Prambanan Karangnongko KABUPATEN BOYOLALI Jogonalan Gantiwarno Jatinom Kebonarum Tulung Wedi Ngawen Karanganom KABUPATEN KLATEN Klaten Utara Klaten Tengah Klaten Selatan Kalikotes Rawa Jombor Polanharjo Bayat Ceper KABUPATEN GUNUNGKIDUL Trucuk Delanggu Pedan Wonosari Juwiring Karangdowo KABUPATEN KARANGANYAR KOTA SURAKARTA KABUPATEN SUKOHARJO KABUPATEN WONOGIRI Skala 1 : 225.000 2.25 1.125 0 2.25 4.5 6.75 Km Legenda 8 0'0" 7 0'0" LS # 108 0'0" BT JAWA BARAT Gunung Merapi Provinsi Kabupaten Kecamatan Jalan Arteri/Utama Jalan Kolektor Rel Kereta Api Sungai Wilayah Penelitian Radius Zona Ancaman 5 Km 10 Km 15 Km 20 Km 25 Km 109 0'0" Inset 110 0'0" Laut Jawa JAWA TENGAH Samudera Hindia # D.I.Y. 111 0'0" Koordinat : Universal Transverse Mercator Grid : Measured Grid Datum : WGS 1984 Zona : 49 S Sumber: 1. Peta Kab. Sleman dalam Zona Ancaman Merapi 2. Peta RBI Indonesia Tahun 2002 Skala 1:25.000 3. http://geospasial.bnpb.go.id/ Disusun Oleh: Nama : Andita Yanuanto NIM : A610100036 Prodi : FKIP Geografi
3 Klaten harus terus siaga terhadap ancaman erupsi gunung berapi seperti Gunung Merapi. Sebagai langkah kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi berupa peningkatan pengetahuan tentang bencana erupsi gunung berapi, kebijakan, Rencana keadaan darurat, sistem peringatan dini, dan kemampuan mobilisasi. Siswa sebagai agen perubahan diharapkan memberikan kontribusi di masyarakat perlu ditanamkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana seperti bencana erupsi gunung berapi. Teknologi pendidikan diperlukan untuk menciptakan pembelajaran inovatif dan kreatif dalam upaya penanaman kesiapsiagaan gunung berapi. Teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran lazimnya selalu diasosiasikan dengan media TV, radio, slide tape, film, dan sebagainya, yang kesemuanya termasuk dalam kategori perangkat keras dan perangkat lunak ( hardware dan software). Sebenarnya, pengertian teknologi pendidikan lebih daripada sekadar perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pembelajaran. Menurut Anderson (1979) dalam Gafur (2012: 108), teknologi pendidikan adalah proses sistematis dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keseluruhan proses belajar mengajar, dan proses komunikasi dengan melibatkan manusia dan sumber belajar yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran harus mengacu pada konsep dan prinsip teknologi pendidikan. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau sebagai alat komunikasi antara pendidik dengan peserta didik dalam menyampaikan sebuah materi atau
4 bahan ajar. Idealnya dalam proses pembelajaran, guru seyogyanya memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada siswa agar siswa dapat lebih memahami dan mendapatkan makna dari kegiatan pembelajaran. Akan tetapi di lapangan sering ditemukan banyak kendala bahwa guru tidak dapat memberikan pengalaman secara langsung dan nyata terhadap siswa dalam pembelajaran. Menurut teori kerucut pengalaman karya Edgar Dale, jika pengalaman langsung dalam mengajar tidak mungkin dilaksanakan, maka dilakukan tiruan pengalaman, pengalaman yang didramatisasikan, demonstrasi, karya wisata, pameran, telivisi, pendidikan, gambar hidup, gambar mati, radio dan rekaman, lambang visual, dan lambang verbal ( Gafur 2012: 107 ). Pada saat studi pendahuluan, yakni hasil wawancara dengan guru IPS kelas VII Bapak Slamet Riyadi bahwa media mengenai bencana erupsi gunung berapi masih kurang memadai. Beliau menganggap media yang ada masih sedikit yang berkaitan dengan bencana erupsi gunung berapi di tingkat sekolahan. Media pembelajaran seperti buku paket yang ada di lapangan masih sedikit materi yang membahas mengenai bencana gunung berapi dan isinya pun kurang menarik bagi siswa untuk membacanya. Menurut beliau perlu adanya media yang bisa menjelaskan mengenai bencana gunung berapi dan bagaimana cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana erupsi. Berdasarkan wawancara dengan siswa SMP kelas VII, mereka mengagap media mengenai kebencanaan sudah memadai seperti dari buku paket dan video dari internet, namun media yang ada kurang menarik dan hanya sedikit yang membahas mengenai erupsi gunung berapi. Berdasarkan alasan tersebut, maka diperlukan adanya media sebagai jawaban atas masalah tersebut, salah satunya dengan menggunakan media komik untuk mewujudkan kesiapsiagaan siswa mengenai bencana erupsi gunung berapi.
5 Media komik termasuk dalam kategori gambar mati dalam teori kerucut pengalaman karya Edgar Dale. Penggunaan media komik dalam pembelajaran diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan, memotivasi, dan merangsang kegiatan belajar serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Media komik berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran ( teaching aids ) dan digunakan sebagai bahan belajar sendiri tanpa bantuan guru ( self intructional media). Komik mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah komik mengandung aspek grafis dan terkadang diberi penjelasan berupa kata-kata seperti yang kita jumpai dalam komik yang berkembang saat ini. Gambar mengandung pemerian panjang dan dapat mengantarkan pembaca kepada berbagai realitas yang terkadang sulit dibayangkan. Karena itulah gambar komik cukup sederhana dengan penambahan kata-kata sebagai penjelas atau penguat dalam gambar tersebut. Komik merupakan urutan-urutan gambar yang ditata sesuai tujuan dan filosofi pembuatnya hingga pesan cerita tersampaikan, komik cenderung diberi lettering yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan (Gumelar 2011:7). Masalah mengenai bencana erupsi gunung berapi dapat disajikan dalam bentuk komik, sehingga siswa lebih tertarik dan lebih memahami apa yang ada dalam masalah tersebut. Kegiatan pembelajaran akan lebih menyenangkan dan diharapkan akan memberikan pengetahuan siswa tentang erupsi gunung berapi. Siswa menjadi lebih aktif dan isi materi maupun masalah tetap akan tersampaikan dengan jelas.
6 Sebagai upaya membuat media untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai media komik dengan judul PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KESIAPSIAGAAN BENCANA ERUPSI GUNUNG BERAPI MODEL KOMIK. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di atas dapat diindentifikasi berbagai masalah, yaitu 1. Kurangnya media pembelajaran dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi; 2. Kurangnya sosialisasi tentang bencana erupsi gunung berapi di sekolah; dan 3. Diperlukannya media yang menarik seperti komik untuk pembelajaran kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang sebagaimana terkait dengan judul di atas sangat luas sehingga tidak mungkin permasalahan yang ada dapat dijangkau dan diselesaikan. Keterbatasan peneliti juga menjadi hambatan untuk menjangkau semua permasalahan yang ada, maka perlu dilakukannya pembatasan masalah agar permasalahan yang diteliti jelas dan menghindari terjadinya kesalah pahaman. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah; 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP.
7 2. Tingkat kerawanan dibatasi hanya di lingkungan sekolah saja. 3. Pembuatan media komik berdasarkan lima parameter kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi. 4. Tingkat kesiapsiagaan dibatasi oleh kegiatan yang dilakukan oleh siswa kelas VII dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi, dengan media komik. D. Rumusan Masalah 1. Berdasarakan analisis guru dan siswa, kebutuhan media pembelajaran kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi seperti apa yang diperlukan? 2. Bagaimanakah media pembelajaran kesiapsiagaan model komik yang dapat dikembangkan? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kebutuhan media pembelajaran kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi berdasarkan analisis guru dan siswa. 2. Mengetahui media pembelajaran kesiapsiagaan model komik yang dapat dikembangkan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mengetahui kebutuhan media pembelajaran kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi; b. Mengetahui media pembelajaran kesiapsiagaan model komik yang dapat dikembangkan ;
8 c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan media pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi pihak sekolah, agar dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa mengenai bencana erupsi gunung berapi. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam bidang studi Geografi agar dapat menggunakan media komik untuk meningkatkan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana erupsi gunung berapi. c. Bagi Siswa Dapat digunakan sebagai pengetahuan siswa dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi. d. Bagi Peneliti 1) Menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai calon guru geografi untuk belajar menerapkan media komik sebagai sarana pembelajaran yang tepat. 2) Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pendidikan dan geografi. 3) Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 di Fakultas Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.