BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Gangguan memori adalah keluhan yang sering dijumpai pada masyarakat umum, dan prevalensinya cenderung meningkat dengan bertambahnya usia (Lesne dkk, 2006). Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Sidiarto (2000), bahwa keluhan memori secara signifikan lebih banyak dijumpai pada orang yang berusia diatas 60 tahun daripada yang berusia lebih muda (Sidiarto, 2000). Penelitian Guerreiro dkk (2006) juga menunjukkan sekitar 97,6% dari 82 orang lansia sehat di Brazil mengalami gangguan memori (Guerreiro dkk, 2006). Pada populasi paruh baya, keluhan gangguan memori dapat merupakan gejala awal dari penyakit neurodegeneratif, salah satunya demensia alzheimer. Penyakit ini umumnya ditemukan pada usia lanjut dan memiliki fase pre klinis yang panjang dan progresif (Singh-manoux dkk, 2008). Adanya gambaran demensia dengan fase yang panjang ini menekankan akan pentingnya pengenalan terhadap faktor resiko di usia paruh baya. Beberapa faktor yang telah dikenal memiliki peranan terhadap perkembangan penyakit alzheimer adalah umur, jenis kelamin dan pendidikan, genetik serta beberapa faktor resiko vaskular seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan dislipidemia. Diantara faktor resiko
tersebut, hubungan antara kadar lipid darah dan fungsi kognitiflah yang masih sulit dipahami (Singh-manoux dkk, 2008). Terdapat beberapa penelitian yang berusaha mencari hubungan antara kadar profil lipid dalam darah dengan gangguan memori dan hasilnya bervariasi. Sebagian dari penelitian tersebut mendapatkan kolesterol sebagai faktor resiko terhadap gangguan memori sedangkan yang lainnya tidak menunjukkan adanya hubungan atau adanya hubungan protektif terhadap fungsi memori. Yaffe dkk (2002) menemukan hubungan antara profil lipid darah dengan fungsi memori. Kadar kolesterol total dan LDL yang tinggi dihubungkan dengan fungsi memori yang lebih buruk (Yaffe dkk, 2002). Hal yang serupa dilakukan oleh Singh-manoux dkk (2008) terhadap 3673 individu sehat berusia 35 55 tahun dan melakukan follow up selama 5 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang rendah dihubungkan dengan penurunan memori setelah dilakukan tes recall 20 kata, sedangkan antara kolesterol total dan trigliserida dengan gangguan memori tidak menunjukkan hubungan (Singh-manoux dkk, 2008). Kontush dkk (2008) menemukan adanya hubungan antara kadar HDL rendah dengan perburukan memori. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa HDL berperan sebagai neuroprotektan, antioksidan dan antiinflamasi terhadap fungsi sinaptik yang berperan pada mekanisme terbentuknya memori (Kontush dkk, 2008).
Studi dari de Frias dkk (2007) menilai memori episodik dan memori semantik pada 524 orang dewasa berusia 55 80 tahun kemudian menghubungkannya dengan kolesterol total dan trigliserida darah, dan hasilnya terdapat hubungan antara kadar trigliserida yang tinggi dengan gangguan pada memori semantik dan kadar kolesterol tinggi dengan gangguan pada memori episodik (de Frias dkk, 2007). Hubungan antara profil lipid di usia paruh baya dengan resiko gangguan memori dibuktikan oleh studi otopsi dari Honolulu Asia Aging Study (HAAS) yang menemukan adanya hubungan linier yang kuat antara peninggian kadar kolesterol HDL di usia paruh baya dengan peningkatan jumlah plak neuritik di neokorteks dan NeuroFibrillary Tangles (NFT) di daerah hipokampus dan neokorteks (Launer dkk, 2001). Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Henderson dkk (2003) yang melakukan penelitian pada 326 orang wanita usia paruh baya dan hasilnya diperoleh hubungan protektif dari kadar kolesterol total dan LDL (Low Density Lipoprotein) yang tinggi terhadap fungsi memori (Henderson dkk, 2003). Studi dari West (2008) juga menunjukkan hubungan antara kadar kolesterol total dan LDL yang tinggi dengan fungsi memori yang lebih baik (West dkk, 2008). Hasil yang berbeda ditunjukkan pula oleh Reitz dkk (2005) yang tidak berhasil menemukan adanya hubungan antara profil lipid darah dengan gangguan memori. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa wanita
cenderung memiliki kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL yang tinggi dibandingkan pria (Reitz dkk, 2005). I.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang penelitian- penelitian terdahulu seperti yang diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara profil lipid dan gangguan memori pada usia paruh baya? I.3. TUJUAN PENELITIAN I.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara profil lipid dan gangguan memori pada usia paruh baya. I.3.2. Tujuan Khusus I.3.2.1 Untuk melihat hubungan antara profil lipid dan gangguan memori pada populasi paruh baya yang berobat ke poli neurologi RS HAM Medan dan RS jejaringnya. I.3.2.2 Untuk melihat gambaran karakteristik demografi, tingkat pendidikan, profil lipid, dan nilai verbal memory task dari subjek penelitian I.3.2.3. Untuk melihat hubungan antara karakteristik demografi, tingkat pendidikan dengan kadar profil lipid dan nilai verbal memory task
I.4. HIPOTESIS Ada hubungan antara profil lipid dengan gangguan memori pada usia paruh baya. I.5. MANFAAT PENELITIAN Dengan mengetahui hubungan antara profil lipid dengan gangguan memori pada usia paruh baya dapat dilakukan tindakan pencegahan dini terhadap penyakit demensia yang terjadi di usia lanjut.