LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN SIFAT LARUTAN ASAM DAN BASA Disusun Oleh: Feby Grace B. kombo (15051103040) UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN 2015
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal berbagai zat yang digolongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing serta asam lambung. Salah satu sifat asam adalah rasanya yang masam. Demikian juga, terdapat berbagai zat yang digolongkan sebagai basa, misalnya kapur sirih, kuastik soda, air sabun dan air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak dan rasanya pahit. Itulah sebabnya abu (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dapat dibedakan ke dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa atau bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asambasa, yaitu zat-zat warna yang akan menghasilkan warna berbeda dlm larutan asam dan basa. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui sifat-sifat asam dan basa, dan cara menunjukkan asam dan basa. 1.2 Tujuan 1. Untuk menguji sifat Asam Basa suatu larutan 2. Untuk mengetahui warna yang ditimbulkan pada tiap larutan yang diuji menggunakan Kertas Lakmus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion H +. Sifat-sifat asam diantaranya adalah: Terasa masam Bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain) Terionisasi menghasilkan ion H + Memiliki ph < 7 Memerahkan lakmus biru 2.1.1 Contoh-contoh Asam Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral. Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat
asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca. Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam lemah. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (ion H + ) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H + yang dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.berikut ini adalah tabel beberapa contoh asam kuat dan asam lemah. 2.2 Basa Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion OH -. Sifat-sifat basa diantaranya adalah: Terasa pahit Bersifat kaustik (licin seperti bersabun) Terionisasi menghasilkan ion OH - Memiliki ph > 7 Membirukan lakmus merah
2.2.1 Contoh-contoh Basa Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah: 1. Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai 2. Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid) 3. Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang bermuatan negatif (ion OH - ) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH - yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH -. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel beberapa contoh basa kuat dan basa lemah:
2.2 Indikator Asam Basa Untuk mengenali sifat suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator asam basa dapat digunakan untuk mengetahui apa suatu zat termasuk larutan asam atau larutan basa. Salah satu indikator asam basa yang praktis digunakan adalah lakmus. Lakmus berasal dari spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus yang sering digunakan berbentuk kertas, karena lebih sukar teroksidasi dan menghasilkan perubahan warna yang jelas. Ada 2 jenis kertas lakmus, yaitu: Kertas lakmus merah Kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa dan pada larutan asam atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah). Kertas lakmus biru Kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam dan pada larutan basa atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru). 2.4 Derajat asam atau basa (ph) ph adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Konsentrasi ion hidronium (H + ) dalam suatularutan umumnya sangat rendah, tetapi sangat menentukan sifat sifat dari larutan, terutama larutan dalam air.menurut Sorensen, ph merupakan fungsi Logaritma negatif dari konsentrasi ion H + dalam suatu larutan, dan dirumuskan sebgai berikut: ph = -Log (H + ) Untuk menentukan harga konsentrasi OH - dalam larutan dapat digunakan rumus : poh = - log (OH - ) pada konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam semakin besar konsentrasi ion H + dalam larutan, dan itu berarti semakin kecil harga ph nya. semakin kuat suatu basa semakin besar konsentrasi ion OH - dalam larutan.
Derajat keasaman dan kebasaaan adalah bilangan yang menyatakan jumlah ion hidrogen (H + ) dan jumlah ion hidroksil (OH - ) dalam suatu zat. Nilai derajat keasaman dan kebasaan suatu zat tergantung pada jumlah ion H+ dan OH- di dalam air. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H + dan semakin sedikit jumlah ion OH - di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H + dan semakin banyak ion OH - di dalam air. Jumlah ion H + dan OH - di dalam air dinyatakan dengan ph atau poh. Derajat keasaman atau kebasaan suatu zat hanya dinyatakan dengan skala ph. Derajat keasaman suatu zat (ph) ditunjukkan dengan skala 0 14. Sifat asam atau basa ditentukan oleh skala ph seperti berikut: Larutan dengan ph < 7 bersifat asam. Larutan dengan ph = 7 bersifat netral. Larutan dengan ph > 7 bersifat basa. Semakin kecil nilai ph, maka zat tersebut semakin bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai ph suatu zat, maka zat tersebut semakin bersifat basa. Seperti terlihat pada tabel di atas, skala ph beberapa indikator tersebut memiliki rentang ph yang kecil, hanya trayek asam atau basa saja, sehingga kurang akurat untuk pengukuran ph dengan rentang yang besar. Oleh karena itu nilai ph dapat di tentukan dengan suatu indikator universal yang dapat memperlihatkan bermacam-macam warna untuk tiap nilai ph. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan indikator yang berupa larutan. Cara menggunakan indikator universal bentuk kertas adalah dengan cara mencelupkan kertas tersebut ke dalam larutan yang hendak kita ketahui ph-nya. Sedangkan jika menggunakan indikator universal bentuk larutan adalah dengan cara memasukkan/meneteskan larutan indikator universal ke dalam larutan yang hendak kita ketahui ph-nya. Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan / dibandingkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai ph-nya. Dengan mengetahui nilai ph maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau netral.
Warna standar larutan indikator universal. Selain menggunakan indikator universal, untuk mengetahui nilai ph suatu zat dapat menggunakan alat yang disebut ph meter. ph meter mempunyai elektrode yang dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur ph-nya. Nilai ph dapat langsung diketahui melalui tampilan layar digital pada alat tersebut. Berikut ini gambar beberapa ph meter digital:
3.1 Waktu dan Tempat BAB III METODOLOGI Hari/Tanggal : Senin, 23 Oktober 2015 Waktu Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat 1) Labu Erlenmeyer 2) Gelas Beaker 3) Pipet 4) Batang Pengaduk 5) Timbangan : 13.00 15.00 WITA : Laboratorium Toksikologi dan biofarmasitika laut 6) Kertas lakmus biru dan merah Bahan 3.3 Cara Kerja 1) Air (H 2 O) 2) Garam (HCl) 3) Glukosa (C 6 H 12 O 6 ) 1. Siapkan Alat dan bahan terlebih dahulu 2. Timbang gula dan garam sebanyak 20 gram 3. Larutkan masing-masing gula dan garam kedalam Air 4. Aduk masing-masing larutan dalam gelas beaker menggunakan batang pengaduk 5. Ambil kertas lakmus merah dan biru kemudian celupkan keras lakmus tersebut kedalam larutan secara bergantian. 6. Amatilah perubahan yang Terjadi Pada kertas lakmus terebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan No 1 Bahan Perubahan Warna Biru Merah Keterangan Tetap Tetap Bersifat Netral (ph = 7) 2 Larutan garam (HCl) Tetap Tetap Bersifat Netral (ph = 7) Larutan Gula 4.2 Perhitungan Ph Dari Percobaan diatas diketahui kedua larutan memiliki nilai ph sebesar 7. Tentukan besar konsentrasi ion H + dalam larutan tersebut! Diketahui : Ph = 7 Ditanyakan : [H + ]=..? Penyelesaian : ph = - log [H + ] 7 = - log [H + ] Log 10-7 = log [H + ] [H + ] = 10-7 M
BAB V KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan dapat diisimpulkan 1. Larutan garam dan gula Memiliki Ph 7 2. Semakin kecil nilai ph, maka zat tersebut semakin bersifat asam. Sedangkan semakin besar nilai ph suatu zat, maka zat tersebut semakin bersifat basa. 3. Salah satu indikator asam basa yang praktis digunakan adalah lakmus 4.. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (ion H + ) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H + yang dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.berikut ini adalah tabel beberapa contoh asam kuat dan asam lemah. 5. basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang bermuatan negatif (ion OH - ) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH - yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH -.
DAFTRAR PUSTAKA Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga. Anonim. 2009. Indikator ph. Diambil tanggal 29 OKTOBER 2015 http://jejaringkimia.blogspot.com/indikator-asam-basa.html Anonim. Alkohol. Diambil 29 OKTOBER 2015 http://id.wikipedia.org/wiki/alkohol Anonim. Metil Merah. 29 OKTOBER 2015 http://belajarkimia.com/kamuskimia/metil-merah-methyl-red Anonim. Natrium hidroksida. Diambil 29 OKTOBER 2015 http://id.wikipedia.org/wiki/natrium_hidroksida Andi. Fenolftalein. Diambil tanggal 29 OKTOBER 2015 http://andykimia03.wordpress.com/tag/fenolftalein/ Purba, Michael. 2004. KIMIA untuk SMA KELAS XI 2B. Jakarta : Erlangga. Purba, Michael. 2007. KIMIA UNTUK SMA KELAS XI. Jakarta: Erlangga.