Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. prevalensi balita pendek kurus dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Oleh karena itu setiap makanan yang kita makan akan berubah menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar Karakteristik Siswa Besar uang saku

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi pada kelompok umur 56 tahun ke atas yang. mengkonsumsinya di bawah kebutuhan minimal di provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

Transkripsi:

Statistika, Vol. 17 No. 2, 63 69 November 2017 Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Jln. Syech Abdurrauf No.2 Kopelma Darussalam, Banda Aceh 23111 Email: kesumaku@yahoo.com, latifahrahayus@gmail.com ABSTRAK Masalah gizi pada remaja sangat penting untuk diidentifikasi mengingat remaja merupakan penerus bangsa. Identifikasi status gizi remaja khususnya dikota Banda Aceh yang menjadi ibu kota Provinsi Aceh sangat penting untuk peningkatan serta pengembangan usia produktif dimasa depan. Penelitian ini dilakukan di 29 sekolah yang tersebar pada sembilan kecamatan di Kota Banda Aceh dengan melibatkan tiga tingkatan sekolah yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pemilihan sampel dengan menggunakan metode acak kelompok (cluster random sampling), dimana SD, SMP, SMA digunakan sebagai cluster. Hasil yang diperoleh adalah status gizi buruk yang terdeteksi pada remaja di kota Banda Aceh cukup kecil, yaitu 0.33%, gizi kurang sebesar 3,48% dan gizi baik 65,17%. Kasus kegemukan dan obesitas ditemukan masing masing sebesar 15,42% dan 15,59%. Kata Kunci: Gizi Buruk, Obesitas, Status Gizi. 1. PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa pertumbuhan fisik paling kritis dalam siklus kehidupan manusia. Sebanyak 25% tinggi badan saat dewasa diperoleh pada masa ini. Konsumsi yang tidak seimbang pada masa remaja menyebabkan tidak terpenuhinya zat-zat gizi untuk pertumbuhan sehingga terhambatnya pertumbuhan seperti usia menarche yang terlambat. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun (WHO, 2012). Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 21 tahun (Kemenkes, 2010). Laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa 25% populasi remaja di Wilayah Asia Tenggara menderita kekurangan gizi dan anemia, yang berdampak buruk pada kesehatan dan perkembangan mereka (WHO, 2008) dan bahwa antropometri adalah indikator yang baik untuk status gizi dan risiko kesehatan pada kelompok ini. Di Indonesia masalah gizi utama pada remaja usia sekolah adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup (IDAI, 2013). Obesitas dan anemia merupakan dua hal yang rentan dihadapi remaja terkait permasalahan gizi. Maraknya restoran cepat saji yang menjamur sangat kontradiktif dengan fenomena obesitas yang telah menjadi epidemiologi global dan distorsi pada citra tubuh mempunyai kaitan dengan anemia terkait penyusutan bobot tubuh. Pemenuhan gizi dapat dilihat melalui status gizi individu (Pramitya A.A. dan Valentina T D, 2013). Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi status gizi remaja di kota Banda Aceh yang diperoleh dengan survei berbasis sekolah. Distribusi terjadinya gizi buruk, gizi kurang, gemuk, obesitas dan gizi baik di setiap kecamatan dalam wilayah kota Banda Aceh juga dapat diperoleh dengan survey ini. 63

64 2. TINJAUAN PUSTAKA Gizi Remaja Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, rentang usia remaja adalah antara 10 sampai 18 tahun. Pada masa ini, seseorang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, mulai dari fisik, psikologis hingga intelektual. Kesehatan remaja di saat ini akan menjadi modal bagi perkembangan tingkat kesehatan generasi penerus di masa depan. Laporan singkat status gizi remaja ini, diharapkan dapat menjadi perhatian para orang tua dan guru di sekolah untuk memastikan kembang tumbuh remaja telah berjalan dengan baik. Asupan zat gizi merupakan suatu hal yang penting guna memperoleh energi dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kekurangan asupan zat gizi dapat menyebabkan seseorang mengalami akibat buruk pada tubuh seperti menurunnya pertahanan tubuh terhadap penyakit, berkurangnya kemampuan fisik, menurunnya berat badan, muka pucat, kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban dan lain-lain (Wisnoe, 2005). Selain itu, kurangnya asupan zat gizi yang dikonsumsi seseorang juga akan mengakibatkan seseorang mengalami anemia, sesuai dengan hasil penelitian Wijayanti (2011) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi dengan kejadian anemia. Zat gizi minimal yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang adalah karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Menurut Beck (2011), karbohidrat atau yang disebut zat tenaga merupakan sumber energi utama bagi manusia. Kebutuhan karbohidrat menurut anjuran WHO (1997) adalah 65 75% dari total konsumsi energi yang diutamakan berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% berasal dari gula sederhana. Selain karbohidrat, zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh adalah protein, yang terdiri dari protein nabati dan protein hewani. Sumber protein hewani yang merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu terdapat dalam bahan makanan seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sedangkan sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu. Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan pada asupan dan transportasi zat-zat gizi (Almatsier, 2009). Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh. Fungsi utama lemak adalah menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh, sebagai pembentuk struktur tubuh, mengatur proses yang berlangsung dalam tubuh secara langsung dan tidak langsung serta sebagai pembawa (carrier) vitamin yang larut dalam lemak. Sumber lemak diantaranya susu, minyak zaitun, minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-lain. Menurut WHO (2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun adalah 25-35% dari kebutuhan energi total. Zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh adalah vitamin dan mineral. Zat gizi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Bila asupan vitamin dan mineral tidak mencukupi maka pertumbuhan akan terganggu dan menghasilkan sejumlah penyakit akibat defisiensi. Menurut Irianto (2006), proporsi makanan sehat seimbang terdiri atas 60-65% karbohidrat, 20% lemak, dan 15-20% protein dari total kebutuhan atau keluaran energi per hari. Kebutuhan protein, lemak dan karbohidrat menurut WHO adalah protein sebanyak 10-15% dari kebutuhan energi total,lemak 10-25% dari kebutuhan energi total, dan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total atau sisa dari kebutuhan energi yang berasal dari protein dan lemak (Almatsier, 2009). Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur status gizi seseorang. IMT diukur berdasarkan antropometri, yaitu sebuah pengukuran dimensi tubuh yang terdiri dari umur (U), berat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Berat badan ditimbang menggunakan timbangan digital yang memiliki presisi 0,1 kg, tinggi badan diukur menggunakan alat ukur tinggi dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB remaja disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (KemenKes RI, 2015).IMT sendiri diperoleh dengan menggunakan persamaan (1), dimana berat badan dalam satuan kilogram (kg) dan tinggi badan dalam satuan centimeter (cm) (Depkes RI, 2005).

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh 65 (1) Kategori dan ambang batas status gizi remaja, yang dalam hal ini diukur dengan IMT, berdasarkan indeks antropometri menurut Keputusan Kementerian Kesehatan RI (2011) ditunjukkan oleh Tabel 1. Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Remaja Berdasarkan Indeks Antropometri Indeks Kategori status gizi Ambang batas Indeks Massa Tubuh menurut Umur Sumber: Keputusan Kementerian Kesahatan RI (2011). 3. METODOLOGI PENELITIAN Data Sangat Kurus Z-score< -3 Kurus -3 Z-score< -2 Normal -2 Z-score 1 Gemuk 1< Z-score 2 Obesitas Z-score> 2 Penelitian ini dilakukan di 29 sekolah yang tersebar pada 9 kecamatan di Kota Banda Aceh. Pada Penelitian ini, digunakan tiga tingkatan sekolah yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Waktu pelaksanaan adalah pada tanggal 01 31 Mei 2017. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah cluster random sampling, dimana SD, SMP, SMA digunakan sebagai cluster. Langkah yang dilakukan dalam memilih unit sampel ditetapkan sebagai berikut : List dari semua sekolah dan jumlah dari populasi untuk setiap cluster di setiap kecamatan diperoleh dari BPS. Selanjutnya dihitung frekuensi kumulatifnya. Untuk setiap cluster, dipilih 30 sekolah dengan menggunakan Probability Proportional to Size (PPS). Perhitungan jumlah sampel dapat dilakukan dengan menggunakan software R dengan library Epicalc (Chongsuvivatwong V, 2012) dengan memperhitungkan tingkat prevalensi kejadian. remaja kurus. Perintah yang digunakan adalah sebagai berikut: n.for.survey(p,delta,deff,alpha) dimana p merupakan prevalensi kejadian remaja kurus, delta adalah perbedaan antara estimasi prevalensi dan batas interval kepercayaan, deff adalah faktor penyesuaian untuk sampling cluster, dan alpha adalah peluang error tipe I. Jumlah sampel yang digunakan dalam survei ini dapat dihitung dengan: n.for.survey(p=0.32,delta=0.12, deff=2, alpha=0.01) maka diperoleh ukuran sampel sebesar 200 untuk setiap cluster. Keseluruhan sampel adalah sebanyak 603 remaja. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian adalah mengukur tinggi badan siswa sekolah menggunakan alat pengukur tinggi badan (stature meter) dan menimbang berat badan mereka menggunakan timbangan berat badan digital.

Banyak Siswa 66 Input dan Analisis Data Data dalam penelitian ini diolah menggunakan software Microsoft Excel, SPSS dan R (epicalc). 4. PEMBAHASAN Jumlah siswa/i SD, SMP dan SMA di Kota Banda Aceh yang ikut terlibat kegiatan Survei Status Gizi Remaja Kota Banda Aceh adalah sebanyak 603 responden. Berikut status gizi siswa/i SD, SMP dan SMA di Kota Banda Aceh berdasarkan hasil Survei Status Gizi Remaja Kota Banda Aceh. Tabel 2. Status Gizi Remaja di Kota Banda Aceh Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gemuk Obesitas Banyak Siswa 2 21 393 93 94 Total Responden 603 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Status Gizi 393 93 94 2 21 Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gemuk Obesitas Gizi Buruk 0,33% Gemuk 15,42% Obesitas 15,59% Status Gizi Gizi Baik 65,17% Gizi Kurang 3,48% Status Gizi (a) (b) Gambar 1. (a) Status Gizi Remaja di Kota Banda Aceh berdasarkan jumlah siswa (b) Status Gizi Remaja di Kota Banda Aceh berdasarkan persentase Tabel 3. Status Gizi Remaja untuk setiap Kecamatan di Kota Banda Aceh Kecamatan Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik gemuk obesitas 1 1 39 9 5 Banda Raya 0 2 43 13 13 0 2 29 12 12 0 1 43 11 9 0 2 35 11 15 0 3 45 9 9 0 6 76 17 15 0 1 49 7 8 1 3 34 4 8 Total 2 21 393 93 94 Total Responden 603

Banyak Siswa Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh 67 Dari Tabel 2 dan Gambar 1 (a) dapat dilihat bahwa terdapat 2 remaja dengan status gizi buruk, 21 remaja gizi kurang, 393 remaja gizi baik, 93 remaja gemuk dan 94 remaja tergolong obesitas. Pada Gambar 1 (b) secara keseluruhan dapat dilihat pada diagram lingkaran, bahwa 0,33% dengan status gizi buruk, 3,48% gizi kurang, 65,17% gizi baik, 15,42% gemuk dan 15,59% dengan status obesitas. Status Gizi Remaja Kota Banda Aceh 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik gemuk obesitas Kecamatan Gambar 2. Status Gizi Remaja untuk setiap Kecamatan di Kota Banda Aceh Berdasarkan Jumlah Siswa Dari Tabel 3 dan Gambar 2 dapat dilihat bahwa status gizi buruk terdeteksi pada kecamatan dan masing-masing berjumlah 1 orang. Di samping itu, Gizi kurang tertinggi terdeteksi pada kecamatan, Gizi Baik tertinggi terdeteksi pada kecamatan, status gemuk tertinggi terdeteksi pada kecamatan dan status obesitas terrtinggi terdeteksi pada kecamatan dan. Gambar 3 menunjukkan secara keseluruhan Status Gizi Remaja untuk setiap Kecamatan di Kota Banda Aceh Berdasarkan Persentase.

68 12,47% 50,00% Gizi Buruk Banda Lueng Kuta Jaya Alam Baru Raja Raya Bata 0,00% 50,00% (a) 8,65% Gizi Baik 19,34% 11,45% (c) 9,92% Banda Raya 10,94% 8,91% 7,38% 10,94% 4,76% 7,53% 18,28% 9,68% 14,29% 28,57% 4,30% gemuk 11,83% Gizi Kurang 14,29% (b) Ulee Banda Kareng Raya 4,76% 9,52% 9,52% 9,68% (d) Banda Raya 13,98% 11,83% 4,76% 9,52% 12,90% 15,96% 8,51% obesitas 8,51% 9,57% 15,96% 5,32% Banda Raya 13,83% 12,77% 9,57% (e) Gambar 3. (a), (b), (c), (d), (e) Status Gizi Remaja untuk setiap Kecamatan di Kota Banda Aceh Berdasarkan Persentase 5. KESIMPULAN Analisa deskriptif yang diperoleh dalam survei status gizi remaja di Kota Banda Aceh menunjukkan bahwa walaupun secara umum berstatus gizi baik (65,17%), masih terdapat 0,33% remaja dengan status gizi buruk, 3,48% gizi kurang, 15,42% remaja gemuk dan 15,59% remaja yang tergolong obesitas. Berdasarkan wilayah kecamatan di kota Banda Aceh, remaja dengan gizi buruk terdeteksi pada kecamatan dan Gizi kurang tertinggi terdeteksi pada kecamatan, dan remaja dengan obesitas terrtinggi terdeteksi pada kecamatan dan. DAFTAR PUSTAKA Allen, M. L., et al. 2007. Adolescent participation in preventive health behaviors,physical activity, and nutrition: Differences across immigrant generations for Asians and Latinos compared with whites. American Journal of Public Health Vol 97(2), 337-343.

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh 69 Chongsuvivatwong V, 2012. Analysis of epidemiological data using R and Epicalc Book unit, Faculty of Medicine, Prince of Songkla Univesity. Choudhary, S., Mishra, C.P., & Shukla, K.P. 2010. Dietary pattern and nutrition related knowledge of rural adolescent girls. Indian J.Prev.Soc.Med, Vol 41(3), 207-2015. Dinas kesehatan Aceh. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012. Dinas kesehatan, Aceh. Fatmah. 2010. Pengalaman negara lain dalam perbaikan gizi. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 60(2), 55-59. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 2013. Gizi pada remaja. http://idai.or.id/ diunduh tanggal 24 April 2015. Kementrian Kesehatan, Jakarta. 2010. Profil kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan, Jakarta World Health Organization. 2012. Indonesia Health Profile.Mother and Child Health. World Health Organization, Indonesia.