METODOLOGI. Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar) c a b

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

III. Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

terkandung di dalam plasma nutfah padi dapat dimanfaatkan untuk merakit genotipe padi baru yang memiliki sifat unggul, dapat beradaptasi serta tumbuh

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

MARKA MOLEKULER TERPAUT SIFAT TOLERANSI ALUMINIUM DAN KARAKTER AGRONOMI PADA POPULASI F2 TANAMAN PADI (Oryza sativa L) HARIYANTO

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

3. METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

PENANDA KODOMINAN B11 BERDASARKAN CAPS SEBAGAI ALAT SELEKSI TOLERANSI TANAMAN PADI TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MOLEKULAR HIBRIDISASI SOUTHERN KHAIRUL ANAM P /BTK

Pengujian DNA, Prinsip Umum

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Lampiran 1. Bagan prosedur isolasi DNA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 7 Peta linier pbd80. B11. BamHI. SalI. pflap amp r GOI. pbd80 ColE oriv NPTIII LB NPTII Pro GOI Term RB pbd80

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sequence primer ISSR yang digunakan

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

Transkripsi:

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu penanaman padi dan analisis fisiologi dan marka molekuler. Penanaman padi secara gogo pada tanah masam dilakukan di rumah kaca Cikabayan Institut Pertanian Bogor untuk pengamatan parameter jumlah anakan maksimum dan umur berbunga. Analisis fisiologi yaitu RRG dan analisis marka molekuler dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biologi Molekuler Tumbuhan, Departemen Biologi, FMIPA, IPB, Bogor dan Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan selama 19 bulan, dimulai dari bulan Mei 2007 sampai dengan bulan November 2008. Jadwal penelitian dan alokasi waktu dapat dilihat pada Lampiran 1. Bahan Tanaman Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tetua 1 (IR64) yang sensitif Al dan tetua 2 (Hawarabunar) yang toleran Al, F 1 sebanyak 10 tanaman dan populasi F 2 hasil persilangan tetua IR64 dan Hawarabunar sebanyak 379 tanaman (Gambar 1). Biji-biji padi kedua tetua, F 1 dan F 2 diperoleh dari Laboratorium Fisiologi dan Biologi Molekuler, Departemen Biologi, FMIPA, IPB, Bogor. c a b Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar)

Alur Penelitian Metode Penelitian Tanaman F 1 hasil persilangan IR64 x Hawarabunar Benih padi tetua, F 1 dan F 2 Populasi F 2 Kultur Hara dan Cekaman Al Isolasi DNA dari daun tetua, daun populasi F 1 dan F 2 Penanaman di tanah masam dan tidak masam PCR Analisis Root Regrowth Analisis marka molekular Pengamatan jumlah anakan maksimum dan umur berbunga Interpretasi parameter fisiologi, analisis keterpautan dan marka molekuler Perlakuan Cekaman Al Biji padi tetua 1 (IR64), tetua 2 (Hawarabunar), F 1 dan F 2 direndam dalam larutan NaOCl (byclean) 0,5 %(v/v) selama 15 menit. Setelah dicuci dengan air destilata, biji direndam selama 24 jam dalam air destilata pada suhu ruang dan dalam keadaan gelap. Selanjutnya benih dikecambahkan pada kertas merang yang lembab selama 3-4 hari pada suhu ruang. Setelah berkecambah, dipilih benih dari kedua tetua, F 1 dan F 2 untuk setiap perlakuan, lalu ditanam di net plastik yang diapungkan di atas media kultur hara minimum tanpa Al dengan ph 4,0 (Miftahudin et al. 2002) untuk adaptasi selama 24 jam dan diberikan aerasi (Gambar 2a).

Perlakuan Al dilakukan dengan pemberian Al 3+ dalam bentuk AlCl 3.6H 2 O kepada semua galur yang diuji dengan konsentrasi 15 ppm (penelitian pendahuluan) selama 72 jam (Quarrie et al. 2006) dalam larutan hara sebanyak masing-masing 10 ml pada tabung sentrifuge 15 ml (Corning Incorporated, USA) untuk setiap individu (Gambar 2b). Setelah perlakuan cekaman Al 72 jam dilanjutkan dengan recovery pada larutan hara minimum tanpa Al selama 48 jam (Miftahudin et al. 2002) untuk analisis RRG (Gambar 2c). Tanaman dalam tabung kemudian digoyang dengan menggunakan shaker untuk aerasi dan ph larutan dipertahankan setiap hari dengan penambahan 1 N HCl atau 1 N NaOH. Media kultur hara minimum terdiri dari unsur dengan komposisi mengikuti Miftahudin et al. (2002) (Lampiran 2). (a) (b) (c) Gambar 2 Kultur hara dan cekaman Al 15 ppm dan ph 4,0 pada populasi F 2. (a) Adaptasi selama 24 jam; (b) perlakuan cekaman Al 15 ppm selama 72 jam; (c) kondisi kecambah setelah recovery selama 48 jam Perlakuan adaptasi, cekaman Al dan recovery dilakukan di ruang kultur hara dengan suhu ruang dan pencahayaan 300 PPFD (photo proton fluk density) selama 12 jam setiap hari. Analisis Parameter Fisiologi Cekaman Al Analisis parameter fisiologi cekaman Al meliputi analisis Root Regrowth (RRG), jumlah anakan maksimum dan umur berbunga. Analisis RRG. Pengukuran RRG dari tanaman yang telah diberi perlakuan cekaman Al dilakukan dengan mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat akhir recovery. Selisih antara panjang akar pada saat

akhir recovery dengan pengukuran akhir perlakuan cekaman Al adalah parameter RRG tersebut (Miftahudin et al. 2005). Pengamatan terhadap parameter jumlah anakan maksimum dan umur berbunga dilakukan saat penanaman di rumah kaca. Populasi tetua 1 (IR64), tetua 2 (Hawarabunar), F 1 dan F 2 ditanam di rumah kaca secara gogo. Tanah asam podsolik merah kuning diambil dari Jasinga Bogor. Sebelum digunakan, tanah dikeringkan dan diaduk-aduk hingga bercampur secara merata. Hasil analisis kandungan tanah dapat dilihat pada Lampiran 3. Pemeliharaan tanaman padi dilakukan dengan menyiram tanaman padi sesuai dengan kebutuhan. Pemupukan setiap bulan dengan menambahkan pupuk NPK secara berimbang pada setiap tanaman pada semua populasi dan penyemprotan dengan menggunakan insektisida dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Pengamatan jumlah anakan maksimum. Perhitungan terhadap jumlah anakan maksimum per rumpun dihitung pada saat usia tanaman berkisar 2,5 bulan atau sekitar 50% populasi berbunga. Perhitungan dilakukan baik pada tetua 1 (IR64) dan tetua 2 (Hawarabunar) yang ditanam pada tanah masam (perlakuan) dan tidak masam (kontrol), pada F 1 serta F 2 yang ditanam pada tanah masam. Analisis umur berbunga. Perhitungan terhadap umur berbunga dihitung semenjak tanaman dipindahkan dari persemaian ke ember. Perhitungan dilakukan pada saat masing-masing individu membentuk malai pertama secara sempurna. Perhitungan dilakukan baik pada tetua 1 (IR64) dan tetua 2 (Hawarabunar) yang ditanam pada tanah masam (perlakuan) dan tidak masam (kontrol), pada F 1 serta F 2 yang ditanam pada tanah masam. Analisis data fenotipe. Analisis pola pewarisan dilakukan dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat pada taraf = 5% terhadap data parameter fisiologi cekaman Al (Miftahudin et al. 2005). Analisis Marka Molekuler Isolasi DNA tanaman padi. DNA diisolasi dari daun muda tanaman padi kedua tetua, F 1 dan F 2 yang berumur 3-4 minggu. Isolasi DNA dilakukan dengan mengikuti prosedur dari Saghai-Maroof et al. (1984). Sebanyak 1,5-2,0 g daun

segar digerus dengan menambahkan nitrogen cair dan dimasukkan dalam tabung 15 ml ditambahkan buffer yang terdiri dari 2% (w/v) CTAB, 100 mm Tris HCl ph 7,5, 0,2% 10 mm -mercaptoethanol, 20 mm EDTA ph 8,0 dan 1,4M NaCl sampai volume 9 ml dan dipanaskan pada suhu 65 o C. Larutan tersebut dibolak balik dan dimasukkan dalam waterbath pada suhu 65 o C selama 60-90 menit, digoyang perlahan-lahan setiap 10 menit. Larutan didinginkan selama 4-5 menit, ditambahkan 4,5 ml kloroform / isoamil alkohol (CIAA) dengan perbandingan 24:1, digoyang dengan perlahan selama 10 menit dan disentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan 4000 rpm pada suhu ruang (28 o C). Fase cair diambil dan dimasukkan dalam tabung baru 15 ml. Fase cair tersebut kemudian ditambahkan lagi 4,5 ml CIAA (24:1), kemudian di goyang perlahan-lahan selama 10 menit dan disentrifugasi 4000 rpm selama 30 menit suhu ruang. Fase atas diambil dan dimasukkan dalam tabung baru 15 ml dan larutan ditambahkan 1 volume isopropanol dingin dan digoyang secara perlahan sampai muncul benang-benang DNA. Benang-benang DNA diambil dengan glass-hook steril dan dikeringkan selama 45 menit pada suhu ruang. Glass-hook yang mengandung DNA tersebut ditempatkan di tabung 2 ml yang sudah berisi 1 ml TE ph 8 (10 mm Tris HCl ph 8,0, dan 1 mm EDTA ph 8,0) dan dibiarkan selama 5 menit dan goyang-goyang glass-hook hingga DNA lepas. Selanjutnya ke dalam tabung, ditambahkan 50 µ l RNAse 10 mg/ml dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama minimal 18 jam. Bolakbalik tabung selama 10 menit hingga DNA benar-benar larut. Satu mililiter fenol ditambahkan dalam tabung dan disentrifugasi 14000 rpm selama 10 menit suhu ruang. Setelah selesai sentrifugasi, fase cair diambil dan dimasukkan ke dalam tabung ependorf 2 ml yang baru. CIAA 1 ml ditambahkan dalam tabung dan disentrifugasi selama 10 menit 12000 rpm suhu ruang. Dengan menggunakan pipet, fase cair diambil dan dimasukkan dalam tabung baru 15 ml ditambahkan 50 µ l NaCl 5 M dan 2,5 ml EtOH absolut dan dibolak balik. Mengambil benangbenang DNA dengan glass-hook steril dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 3-4 ml WASH 1 (76% (v/v) EtOH, 0,2 M NaOAc) dibiarkan selama 20 menit agar DNA bersih. Ditambahkan lagi 1-2 ml WASH 2 (76%(v/v) EtOH, 10 mm NH 4 Oac) untuk membilas glass-hook. DNA yang ada di glass-hook dikeringkan

selama 5 menit. DNA yang ada di glass-hook dipindahkan ke dalam tabung efendorf dan ditambahkan 300 ml TE ph 8 dan dapat disimpan suhu 4 0 C. Marka molekuler. Marka molekuler yang digunakan diambil dari marka molekuler untuk tanaman padi yang dapat diperoleh dari situs http://www.gramene.org. Marka molekuler tersebut merupakan marka SSR (Simple Sequence Repeats) atau mikrosatelit. Primer-primer yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 17 pasang primer (F/R) yang terdiri atas 10 pasang primer pada kromosom 1 dan 7 pasang primer pada kromosom 3 (Lampiran 4). PCR (Polymerase Chain Reaction). Komposisi reaksi PCR yang digunakan terdiri dari 2,5 mm 10x buffer(+mg), 2,0 mm dntp, 3 µmol primer SSR (F dan R) serta 100 ng DNA dari tanaman populasi F 2. Reaksi PCR dilakukan pada Thermocycle ESCO Swift Maxi (Gambar 3). Gambar 3 Thermocycle ESCO Swift Maxi Kondisi PCR yang digunakan adalah 5 menit pada suhu 94 o C untuk denaturasi permulaan (pra-pcr), pada suhu 94 o C selama 45 detik untuk denaturasi, pada suhu 55 o C selama 45 detik untuk penempelan primer (annealing), pada suhu 72 o C selama 1.5 menit untuk proses pemanjangan (extension) dan dilakukan sebanyak 35 siklus. Pasca PCR pada suhu 72 o C selama 10 menit serta 4 o C inkubasi selama 59 menit. Produk amplifikasi dipisahkan dengan elektroforesis pada 3 % (w/v) gel Super Fine Resolution (SFR) menggunakan buffer TBE 1X (0,89M Tris, 0,89M Boric Acid, dan 20 mm EDTA). Visualisasi pita DNA dilakukan pada gel pada larutan etidium bromida 0,5 µg/ml dan diamati di atas UV transiluminator dan

kemudian difoto dengan menggunakan foto gel WiseDoc Gel Documentation System. Analisis Polimorfisme Produk PCR dari kedua tetua dan F 1 dianalisis dan dibandingkan untuk mengidentifikasi keberadaan polimorfisme di antara kedua tetua dengan menggunakan marka SSR. Marka-marka yang menunjukkan polimorfisme selanjutnya digunakan dalam analisis segregasi dan keterpautan. Untuk analisis segregasi, pola pita pada tetua, F 1 dan populasi F 2 yang diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: 1 = pola pita sama dengan pita dari tetua sensitif (homozygous sensitive). 2 = pola pita sama dengan pita dari tetua toleran (homozygous tolerant). 3 = pola pita mengandung pita kedua tetua (heterozygous). Analisis Segregasi Untuk mengetahui apakah pola segregasi marka molekuler pada populasi F 2 mengikuti pola segregasi gen tunggal (1:2:1) untuk rasio genotipe IR64:Heterozigot:Hawarabunar, pola-pola pita pada populasi F 2 dianalisis dengan menggunakan Uji Khi-Kuadrat pada taraf = 5% (Miftahudin et al. 2005). Analisis Keterpautan Hasil skoring pada semua marka yang polimorfis untuk seluruh individu F 2, digunakan untuk menganalisis keterpautan antara data genotipe dengan data parameter fisiologi. Analisis keterpautan dilakukan dengan menggunakan 38 marka SSR yaitu 17 marka yang berasal dari penelitian ini dan 21 marka dari Hariyanto (2009) yang polimorfis pada kromosom 1, 2, dan 3 padi dengan metode Marka Tunggal menggunakan software QTL Cartografer Ver.2,0 (Wang 2003).