PENGARUH PENERAPAN BUKU KENDALI TERHADAP SIKAP TELADAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI TATA TERTIB DI SMP NEGERI 2 LEMONG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tentang Sikap Teladan Peserta Didik dalam mentaati

PERANAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

III. METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I. (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

STRUKTUR SIKAP Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

PRESTASI BELAJAR IPA

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ABSTRAK. PENGARUH NEGATIF MODEL STERILISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA TERHADAP TINGKAT PENYESUAIAN DIRI Oleh

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA

PERANAN GURU TERHADAP PERUBAHAN SIKAP SOSIAL SISWA. Artikel. Penulis: Suciati Nurmala. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

HUBUNGAN PERANAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA (JURNAL) Oleh DEDI SUPARMAN ROCHMIYATI SUGIYANTO

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Salam sejahtera, Terimakasih kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Keywords: Emotional Intelligence, Achievement Motivation, Punishment Giving, Parents Parenting Pattems.

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN PELANGGARAN TATA TERTIB DI SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau. Ilmiah Remaja Terhadap Pembentukan Sikap Ilmiah Siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. berguna kelak di kemudian hari.sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh MONA FATIA SARI RIYANTO M. TARUNA ERNI MUSTAKIM

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

ABSTRACT THE INFLUENCE PARTISIPATION OF STUDENTS HAVE NOT REACHED TOWARDS REMEDIAL ACHIEVEMENT SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

Keywords: The Implementation of School Rules, School Environment, Parenting Patterns, Student Learning Motivation

III. METODE PENELITITAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH SISTEM PEMONDOKAN TERHADAP PERILAKU SISWA BERDASARKAN NILAI-NILAI PANCASILA DI SLTP BABUSSALAM PEKANBARU

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PERILAKU AGRESI SISWA KELAS X TEKNIK OTOMOTIF DI SMK TAMAN SISWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH PARTISIPASI SISWA BELUM TUNTAS TERHADAP KEBERHASILAN REMEDIAL SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk. ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode ini dibutuhkan karena untuk menentukan data penelitian, menguji

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode

Transkripsi:

1 PENGARUH PENERAPAN BUKU KENDALI TERHADAP SIKAP TELADAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI TATA TERTIB DI SMP NEGERI 2 LEMONG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh SELVIA OKTARIA Jurnal Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

2 ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN BUKU KENDALI TERHADAP SIKAP TELADAN PESERTA DIDIK DALAM TATA TERTIB (Selvia Oktaria, Berchah Pitoewas, Dan Yunisca Nurmalisa) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan buku kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 lemong tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pengaruh penerapan buku kendali (X) dominan pada kategori berpengaruh dengan persentase 70%, (2) sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib (Y) dominan pada kategori taat dengan persentase 54%, (3) hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang positif, signifikan, dan kategori keeratan tinggi antara pengaruh Penerapan buku kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam menaati tata tertib, artinya semakin berpengaruhnya penerapan buku kendali memungkinkan semakin baiknya sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib. Kata Kunci : buku kendali, sikap teladan, tata tertib

3 ABSTRACT THE INFLUENCE OF APPLICATION OF ATTITUDE CONTROL OF A BOOK LEARNER'S EXAMPLE IN THE CODE OF CONDUCT (Selvia Oktaria, Berchah Pitoewas, And Yunisca Nurmalisa) The purpose of this research was to know the influence of the application control book to against the attitude of students in doeying the rules of public junior high schools 2 lemong academic year 2014/ 2015. Research methodology used in this research was a method of descriptive quantitative.sample in this research were 30 people. Data analysis was using chi square.the results showed that: (1) the application of control book (x) was dominant in influencing the students on the rate of 70 %, (2) the exemplary attitude of the students to obey the order (y) was dominant in obeying 54 %, (3) the results of the study showed that there is a positive, significant the rule with the percentase of the implementation of the control book in obeying this means that getting influence of the books allowing more control is an exemplary students to obey the order Keywords: the controls, an example, the orderly

4 Pendahuluan Latar belakang Masalah Sekolah merupakan tempat penyelenggara proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk mendidik, mengembangkan, dan bertanggung jawab untuk mempersiapkan peserta didik yang terampil dan berkualitas untuk generasi yang akan datang. Semua ini tidak terlepas dari kebiasaankebiasaan yang dilakukan oleh setiap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari pada lingkungan sekolah, salah satunya yang sering dijumpai adalah terkait pelaksanaan tata tertib sekolah. Peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, sejak dini harus dikenalkan dengan sikap keteladanan yang mengatur nilai-nilai kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Dalam hal ini peranan tata tertib sekolah adalah memberikan peraturan yang harus ditaati oleh setiap peserta didik agar terciptanya pribadi peserta didik yang bertanggung jawab dan lingkungan sekolah yang nyaman. Setiap peserta didik yang melanggar tata tertib akan merugikan dirinya dan bahkan dapat ditindak dengan mendapat sanksi atau hukuman. Keteladanan pada peserta didik sangat penting untuk diperhatikan, adanya peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa dewasanya nanti. Menegakkan tata tertib sekolah adalah bertujuan memberikan peraturan nyata kepada setiap peserta didik dan Mewujudkan masyarakat sekolah sebagai masyarakat aman, tertib, terkendali dan kondusif. Selain itu Meningkatkan dan mengamankan Visi dan Misi Sekolah yang telah digariskan. Serta Mendorong kinerja komponen-komponen dan atau warga di sekolah agar lebih tertib, aman, termotivasi serta disiplin yang kuat. Akan tetapi terkadang tidak semua peserta didik bisa menaati tata tertib sekolah secara baik. Pelaksanaan tata tertib sekolah diharapkan akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang memiliki jiwa yang disiplin dan taat. Namun hendaknya diimbangi dengan pengawasan oleh orangtua dirumah dalam memperhatikan sikap teladan peserta didik dalam kesehariannya, supaya penerapan sikap positif peserta didik bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam menaati tata tertib sekolah. Seperti adanya pendidikan kewarganegaraan yang ada pada kurikulum pendidikan, pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan, baik ditingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga perguruan tinggi. Seharusnya peserta didik bisa memiliki pribadi yang teladan dalam menaati tata tertib sekolah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara agar peserta didik bisa taat peraturan, dan termotivasi memiliki sikap teladan dalam menaati tata tertib sekolah, sehingga tujuan tata tertib sekolah dan pendidikan kewarganegaraan dapat tercapai. Kenyataannya dilapangan masih banyak permasalahan yang dialami oleh pihak sekolah, salah satunya

5 adalah peserta didik yang masih banyak melanggar peraturan yang telah dibuat oleh pihak sekolah, pelanggaran yang masih banyak terlihat seperti membuang sampah sembarang tempat, tidak disiplin pakaian sekolah, berbicara tidak sopan, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, berkelahi, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan masih rendahnya sikap teladan peserta didik dalam menaati tata tertib sekolah dan juga pelangaran yang dilakukan oleh peserta didik masih banyak diberikan toleransi oleh pihak sekolah. Selain itu, bahwa setiap peserta didik memiliki sikap yang berbeda dalam menerima toleransi pelanggaran yang dilakukan. Keadaan demikian yang akhirnya menghambat terciptanya tujuan tata tertib sekolah. Perlu disadari bahwa tidak semua peserta didik memiliki sikap teladan yang sama dalam menaati tata tertib sekolah sertatidak semua orang tua selalu memperhatikan perkembangan peserta didik pada saat disekolah dan kurang peka terhadap masalahmasalah yang dihadapi oleh peserta didik. Selain itu kesadaran peserta didik tentang sikap dan teladan yang baik masih kurang, terkadang peserta didik menganggap bahwa tata tertib dan sanksinya hanya berlaku jika diketahui atau terlihat oleh guru dalam melakukan pelanggaran. Bahwa salah satu untuk mengurangi pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh peserta didik adalah dengan adanya buku kendali yang disiapkan oleh sekolah. Buku kendali merupakan monitoring kepada setiap peserta didik dengan peranan memberikan pendekatan secara kekeluargaan atau persuasif dengan cara peringatan, teguran dan sanksi bagi peserta didik yang melakukan pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan di lingkungan sekolah. Buku kendali ini memang tidak di keluarkan dan diberlakukan disetiap sekolah, karena buku kendali ini bukan merupakan suatu kewajiban atau suatu keharusan bagi sebuah sekolah. Dalam hal ini SMP Negeri 2 Lemong khususnya yang menggunakan system penerapan buku kendali ini maka Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh setiap peserta didik akan mendapatkan poin pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Fungsi dari penerapan buku kendali adalah Melakukan penelitian terhadap kendala-kendala dan hambatan-hambatan dalam menyelesaikan masalah yang menyebabkan pelanggaranpelanggaran selalu dilakukan oleh peserta didik, Melakukan investigasi data pelanggaranpelanggaran dan penyimpanganpenyimpangan terhadap norma dan peraturan yang ada, Memberikan teladan contoh yang sesuai dengan etika dan norma, serta Menciptakan suasana yang tertib, aman, tenang dan suasana belajar yang kondusif. Penelitian ini terfokus pada pengaruh Penerapan buku kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lemong, Pengaruh Penerapan Buku Kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam

6 mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong belum berjalan secara maksimal. Tinjauan Pustaka Sikap Setiap anggota masyarakat yang tentunya berasal dari lingkungan yang berbeda-beda, dan memiliki pemikiran berbeda, serta tujuan hidup yang berbeda-beda pula, sedikit banyaknya membawa pengaruh terhadap cara berpikir dan berperilaku terutama dikalangan pelajar, selain itu usia mereka yang berbeda pada masa tertentu selalu ingin mencari perhatian yang mendorongnya melakukan banyak hal dalam lingkungannya. Atas dasar itulah suatu cara hidup yang baik sangat dibutuhkan bagi setiap orang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, oleh sebab itu sikap yang baik harus diajarkan sejak dini kepada setiap peserta didik guna kelangsungan hidupnya, karena sikap seorang Peserta didik sangat menentukan arah keteladanannya sebagai seorang pelajar. Sikapakan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi negatif dan positif pada diri manusia. Sikap positif biasanya akan cendrung untuk ditunjukkan seseorang dengan cara dapat menerima sesuatu atau keadaan tertentu, sedangkan sikap negatif biasanya akan lebih cendrung menjauhi sesuatu atau bahkan menolak yang tidak disukainya.energi ini yang kemudian mendorong perasaan manusia untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa Stephen dan Timothy (2008:92). Pengertian lain dari sikap menurut Muchlas (2005:151) sikap (attitudes) ialah sesuatu yang kompleks, yang dapat didefinisikan sebagai pernyatan-pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, atau penilaian mengenai objek, manusia, atau peristiwa-peristiwa. Sebahagian sikap terbentuk melalui proses belajar sosial yang diperoleh dari orang lain. Proses pembentukan sikap berlangsung dengan cara bertahap, pembentukan sikap yang dapat terjadi dengan diawali dari proses belajar. Proses belajar ini dapat terjadi karena adanya pengalamanpengalaman pribadi seseorang terhadap objek tertentu, seperti orang, benda atau peristiwa,dengan cara menghubungkan objek tersebut dengan pengalaman-pengalaman lain dimana seseorang telah memiliki sikap tertentu terhadap pengalaman itu atau melalui proses belajar sosial dengan orang lain. Namun sikap juga dapat terbentuk melalui banyak hal pada kehidupannya sehari-hari yang mempengaruhi seseorang tersebut dalam bertindak dan melakukan sesuatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah Azwar (2010:30): 1. Pengalaman pribadi. Pengalaman apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi

7 penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif. Pembentukan tanggapan terhadap obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu terbentuk, dan ciriciri obyektif yang dimiliki oleh stimulus. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain. 3. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula-lah yang memberi corak pengalamanpengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. 4. Media Massa. Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai tugas pokoknya dalam menyampaikan informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan

8 dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. 5. Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama Kedua lembaga di atas, mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta ajarannya. Karena konsep moral dan ajaran agama sangat membentuk sistem kepercayaan maka tidak mengherankan kalau konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. 6. Pengaruh Faktor Emosional. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap ini dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang dapat bertahan lama. Melalui uraian diatas, sikap seseorang dalam menyatakan tanggapannya terhadap suatu objek dapat terbentuk karena adanya faktor pengaruh dari luar diri seseorang yang kemudian akan menimbulkan beberapa tipikal dan tingkatan terhadap sikap seseorang tersebut. Menurut Ardana (2009:22) Ada 3 (tiga) tipikal sikap seseorang, antara lain: 1. Kepuasan kerja, seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan cenderung menunjukkan sikap positifterhadap pekerjaan, demikian sebaliknya. 2. Keterlibatan kerja, sampai sejauh mana seseorang memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya serta menanggapi kinerjanya sangat penting bagi organisasi. 3. Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seseorang pegawai memihak pada organisasinya dan bertekad setia di dalamnya. Selain itu, sikap terdiri dari berbagai tingkatan menurut Sunaryo (2004:200) yakni: 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) 2. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

9 sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara,dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. 4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Berdasarkan beberapa uraian-uraian dan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan pengertian dari sikap adalah suatu cara yang disertai dengan perasaan dan ditunjukkan dengan melalui perbuatan untuk memberikan respon dalam mengutarakan kecendrungannya antara suka atau tidaknya dengan suatu objek tertentu, namun sikap dapat terbentuk melalui banyak faktor yang mempengaruhi dari luar diri seseorang. Teladan Penanaman moral dan etika yang baik tentunya harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak sebagi generasi penerus bangsa, agar terciptanya anak-anak yang memiliki jiwa teladan. Kehidupan dan pergaulan peserta didik tentunya membawa pengaruh besar terhadap pembentukan sikapnya, oleh karena itu penananman sikap yang baik harus diajarkan dan dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah serta teman sebayanya. Sikap yang relatif ditunjukkan oleh seorang peserta didik dalam kesehariannya tentunya tidak terlepas dari kebiasaan yang ditularkan oleh orang lain kepadanya. Suatu pembiasaan sikap yang baik bagi seorang peserta didik sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pengetahuanyang dimiliki oleh seorang peserta didik serta tingkah lakunya dalam bergaul diperoleh peserta didik adalah dengan cara meniru. Sehingga pembiasaan suatu sikap yang baik ini sangat penting ditanamkan sejak dini kepada setiap peserta didik, agar terbentuknya seorang peserta didik yang mampu menjadi teladan bagi orang lain. Definisi lain dari kata Teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh Alwi ( 2001:1160). Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis dapat menyimpulkan pengertian dari sikap teladan peserta didik adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang peserta didik baik yang disengaja atau tidaknya dalam bertindak, sehingga perbuatannya itu dinilai memiliki manfaat yang baik dan pantas untuk ditiru bagi orang lain yang menyaksikannya, sehingga peserta didik tersebut dapat dijadikan panutan bagi orang lain dalam berinteraksi. Mentaati Penerapan peraturan yang konsisten bagi peserta didik, merupakan salah satu bentuk sikap disiplin terhadap peraturan yang berlaku. Agar peraturan dapat berjalan secara konsisten, maka dibutukan siswa yang disiplin dan memiliki sikap taat hukum. Walaupun orang tua

10 sebenarnya memperhatikanperilaku anaknya, namun tidak semua peserta didik dapat menaati segala bentuk peraturan yang ada dan sesuai dengan harapan peraturan yang berlaku. Hal inilah yang dapat menimbulkan pertentangan anatara peraturan dan sikap pesrta didk dalam menjalaninya. Kata menaati berasal dari kata dasar taat yang memiliki arti dalam kamus poket bahasa indonesia Bonafacio (2014:230) senantiasa tunduk kepada perintah atau peraturan. Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa menaati berarti suatu perbuata mematuhi peraturanatau menanamkan sikap disiplin dan tunduk terhadap pemerintah yang telah menetapkan suatu peraturan. Pengertian Penerapan Buku Kendali Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan pada hakekatnya adalah sebagai usaha menyiapkan peserta didik untuk menghadapi lingkungan hidup yang senantiasa mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksudkan adalah dalam hal positif, pendidik diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan wawasan yang sebelumnya peserta didik dari tidak tau menjadi tau, dan pendidikan itu pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan pribadi dan masyarakat. Kaitannya dalam hal ini yang akan dibahas adalah penerapan atau implementasi buku kendali. Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Buku Kendali Sikap peserta didik dalam mentaati tata tertib sekolah tentunyan berbedabeda antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya, sehingga dalam pelaksanaannya dilapangan sikap disiplin peserta didik yang sangat dibutuhkan oleh banyak pihak masih belum berjalan maksimal dan menimbulkan suatu permasalahan baru yang dihadapi oleh pihak sekolah, salah satu cara yang diterapkan oleh pihak sekolah adalah dengan membuat buku kendali peserta didik yang berisikan poinpoin pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh setiap peserta didik. Pentingnya Disiplin Menurut Soemarno (1997:8) Disiplin menjadi sarana dalam pendidikan, karena disiplin berperan mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, dan membentuk perilakuperilaku tertentu sesuai dengan nilainilai yang ditanamkan dan diajarkan serta diteladankan. Pentingnya suatu kedisiplinan juga disebutkan oleh Ahmad Rohani (2004:134) Dengan disiplin, anak didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara tugas-tugas sekolah. Berdasarkan uraian-uraian dan definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa buku kendali merupakan monitoring aktivitas

11 peserta didik sehari-hari dengan tujuan menertibkan peserta didik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk manusia yang berkualitas, tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan tujuan tersebut. Lingkungan sekolah khususnya tingkat Sekolah Menengah Pertama yang berangotakan remaja-remaja yang sedang dalam masa transisi dan mencari perhatian, sangat rentan sekali terhadap perilaku yang menyimpang. Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena akan memberikan gambaran tentang permasalahan melalui analisis dengan menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan buku kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong tahun Pelajaran 2014/2015. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta didik kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 2 Lemong tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 150 orang, maka sampel diambil 20% dari 150 peserta didik SMP Negeri 2 Lemong dan diperoleh sampel 30 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pokok kuisioner, dan didukung dengan teknik wawancara, dan dokumentasi. Uji Validitas Menutut Sugiyono (2014:121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengatasi uji validitas angket diadakan melalui kontrol langsung terhadap teori-teori yang melahirkan indikator-indikator variabel yang disesuaikan dengan maksud dan isi butir soal. Uji Reliabilitas Angket Menutut Sugiyono (2014:121) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang di luar responden b. Hasil uji coba dikelompokkan menjadi item ganjil dan item genap Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan rumus Product Moment Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: Pengaruh Penerapan Buku Kendali terhadap Sikap teladan Peserta Didik dalam Mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong Tahun Pelajaran 2014/2015.

12 Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Pengaruh Penerapan Buku Kendali Tabel 13: Distribusi frekuensi hasil angket pengaruh penerapan buku kendali. No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 15 17 1 3% Kurang Berpengaruh 2 18 20 8 27% Cukup Berpengaruh 3 21 23 21 70% Berpengaruh Jumlah 30 100 % Sumber: Data analisis hasil sebaran angket tahun 2015 Berdasarkan hasil pengolahan data tentang pengaruh penerapan buku kendali di SMP Negeri 2 Lemong tahun pelajaran 2014/2015 adalah dari 30 responden, 1 responden (3%) menyatakan kategori kurang berpengaruh, 8 responden (27%) menyatakan kategori cukup berpengaruh, dan selebihnya yaitu 21 responden (70%) menyatakan kategori berpengaruh. Berdasarkan hasil perhitungan ini maka pengaruh penerapan buku kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam menaati tata tertib pada SMP Negeri 2 Lemong tahun pelajaran 2014/2015, masuk ke dalam kategori berpengaruh. Pernyataan menunjukkan bahwa hanya beberapa peserta didik saja yang menyatakan penerapan buku kendali kurang berpengaruh hal ini dikarenakan peserta didik menganggap bahwa buku kendali ini dikeluarkan oleh pihak sekolah, sehingga poin-poin yang ditetapkan oleh pihak sekolah pun masih bisa dirubah kembali, sedangakn 70% diantaranya peserta didik menggap dengan adanya buku kendali akan sangat berpengaruh bagi mereka hal ini dikarenakan buku kendali ini mencatat poin pelanggaran hingga 100 poin maksimal, sehingga peserta didik akan lebih berhati-hati dan disiplin dalam bertingkah laku. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa 70% peserta didik menganggap dengan adanya buku kendali sangat berpengaruh, hal ini dikarenakan buku kendali memantau setiap kegiatan peserta didik, membuat peserta didik, berhati-hati dalam bertingkah laku. 2. Sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib Tabel 23. Distribusi frekuensi sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong Tahun Pelajaran 2014/2015 No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 19 23 4 13% Kurang Taat 2 24 28 10 33% Cukup Taat 3 29 33 16 54% Taat Jumlah 30 100 % Sumber: Data analisis hasil sebaran angket tahun 2015

13 Berdasarkan tabel pengolahan data diatas, dapat dilihat bahwa sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong tahun pelajaran 2014/2015 adalah dari 30 responden, 4 responden (13%) menyatakan kategori kurang taat, hal ini terlihat pada saat responden masih melakukan pelanggaran setelah tercatat poin pelanggaran. 10 responden (33%) menyatakan kategori cukup taat, hal ini sudah banyak terlihat peserta didik yang mulai patuh tata tertib dan tidak melakukan kesalahan lagi. dan selebihnya yaitu 16 responden (54%) Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengaruh penerapan buku kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong tahun pelajaran 2014/2015 maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan dan terdapat tingkat keeratan dengan kategori kuat antara penerapan buku kendali terhadap sikap teladan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data menggunakan rumus Chi Kuadrat. Berdasarkan hasil pengujian keeratan pengaruh maka dapat diartikan semakin maksimal penerapan buku kendali akan semakin tinggi sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di sekolah. Saran Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis menyatakan kategori taat. Hal ini terlihat pada responden sebagian besar sudah memiliki kesadaran akan tata tertib. Berdasarkan uraian di atas tujuan dari pelaksanaan tata tertib adalah sebagai pengaman dalam kehidupan bersosialisasi dengan lingkungan. Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka pengaruh Buku Kendali terhadap sikap teladan peserta didik dalam mentaati tata tertib di SMP Negeri 2 Lemong masuk ke dalam kategori Taat. data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran Kepada: 1. Kepala Sekolah agar lebih tegas terhadap poin yang diberikan kepada peserta didik yang bertujuan memberikan keengganan peserta didik untuk melakukan pelanggarn lagi, kegiatan tersebut dalam mendukung kegiatan belajar yang lebih kondusif. 2. Dewan guru diharapkan dapat memonitoring kegiatan peserta didik secara berkala dan meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran, serta memperhatikan kebutuhankebutuhan pendidikan peserta didik. Bentuk-bentuk kreativitas tersebut dapat berupa mengisi jam kosong dengan kegiatan-kegiatan yang membangun jiwa peserta didik memiliki jiwa bertanggung jawab yang baik. sehingga peserta didik tidak merasa jenuh ketika berada dilingkungan sekolah dan mengurangi kesempatan bagi peserta didik untuk melanggar tata tertib.

14 3. Peserta didik SMP Negeri 2 Lemong agar lebih menyadari tujuan dari peraturan yang dibuat oleh pihak sekolah dan lebih Daftar Pustaka Alwi, Syafruddin. 2001. Penilaian Hasil Kerja. Jakarta: Humaniora. Ardana, K. Mujiati, N.W. dan Sriathi, A. 2009. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Muchlas. 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. mematuhinya, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman dan kondusif serta terwujudnya visi dan misi sekolah secara maksimal. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Soemarno, D. 1997. Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah. Jakarta : CV. Jaya Abadi. Stephen dan Timothy. 2008. Prilaku Organisasi Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2014. Metode Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan Ke-20. Bandung: Alfabeta. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC