BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG A. PEMAHAMAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG Pengembangan Stasiun Pemalang merupakan suatu proses atau cara mengembangkan Stasiun Pemalang agar menjadi stasiun yang lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Pemalang untuk masa yang akan datang. Berdasarkan hasil dari evaluasi terhadap kondisi eksisting Stasiun Pemalang, terdapat beberapa aspek yang akan dipertahankan dan disempurnakan dalam kegiatan pengembangannya, aspek-aspek tersebut yaitu : Tabel 4. 1 Aspek yang akan dipertahankan dan disempurnakan pada Pengembangan Stasiun Pemalang Aspek yang dipertahankan Aspek yang disempurnakan Bangunan utama stasiun Sistem tata zonasi Tampilan bangunan Penambahan ruang & bangunan (bagian belakang & samping site) Ciri khas bangunan kolonial sebagai bangunan heritage Sumber : Analisis oleh Dea Karina Putri, 2016 Kota Pemalang dan Terminal Pemalang. Pengolahan area depan stasiun (area parkir) Program ruang Sistem sirkulasi pengunjung Tata massa bangunan Tata landsacape site Stasiun Pemalang merupakan stasiun kereta api yang berada di Jalan Veteran, Pekunden, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang. Stasiun Pemalang yang memiliki singkatan stasiun PML ini berada di bawah kendali Daerah Operasi IV Semarang. Stasiun Pemalang ini berada dekat dengan fasilitas-fasilitas umum Pemalang seperti kawasan Kota Pemalang, Rumah Sakit Prima Medika, Pasar DEA KARINA PUTRI I0212030 90
Jalan Pantura Terminal Pemalang Stasiun Pemalang Alun-alun Pemalang Kawasan Kota Pemalang Gambar 4. 1 Letak Lokasi Stasiun Kereta Api Pemalang Sumber : http://www.google.co.id Tapak Stasiun Pemalang diolah dengan pertimbangan sebagai objek yang akan dilakukan pengembangan. Arah pengembangan yang akan dilakukan terhadap bangunan Stasiun Pemalang yaitu pengembangan secara horizontal dimana memiliki kelebihan yaitu : 1. Tidak merusak bangunan lama sehingga kegiatan yang sudah berlangsung pada bangunan lama dapat tetap berjalan seperti biasanya. 2. Luasan tapak bangunan tidak bergantung pada bangunan lama sehingga lebih bebas dalam menentukan luasan tapak bangunannya. 3. Pemisahan sirkulasi dan zoning dapat lebih mudah terjadi karena memiliki beberapa bangunan. Dalam menentukan site untuk pengembangan stasiun, beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan, yaitu : 1. Luasan lahan cukup untuk menampung kegiatan yang diwadahi maupun kegiatan untuk pengembangannya. 2. Memenuhi kriteria good place, yaitu mudah dikenal, mudah diingat, bisa dinikmati dan memberikan rasa aman serta mudah diakses oleh transportasi publik. DEA KARINA PUTRI I0212030 91
Arah Pengembangan Gambar 4. 2 Luas Lahan milik PT. KAI Sumber : Analisa oleh Dea Karina Putri, 2016 Berdasarkan dasar pertimbangan di atas, maka alternatif lokasi pengembangan secara horizontal yang terletak di sekeliling bangunan bangunan stasiun, yaitu : 1. Sebelah utara bangunan stasiun, berupa persawahan dan tanah kosong yang merupakan tanah milik PT. KAI dan bagian dari Stasiun Pemalang. Lebar tapak meliputi jarak antara batas persawahan (sanitasi) sampai rel dengan pembatas lahan berupa pagar besi. 2. Sebelah timur bangunan stasiun, masih berada di area Stasiun Pemalang yang merupakan lahan milik PT. KAI, lebar tapak meliputi jarak antara badan jalan sampai rel, sedangkan panjangnya bermula dari bangunan stasiun sekarang sampai dengan Jalan Slamet Riyadi. Saat ini lokasi berupa lahan kosong dengan pembatas lahan berupa pagar besi. 3. Sebelah selatan bangunan stasiun. Pada sisi ini lahan berupa jalan yang saat ini digunakan sebagai main entrance menuju stasiun dan pertokoan atau kioskios. Lahan pertokoan masih milik PT. KAI yang disewakan kepada penduduk untuk tempat usaha. Pada area ini, akan ditata kembali sehingga dapat dimanfaatkan juga sebagai pelebaran halaman stasiun yang dapat digunakan sebagai area parkir kendaraan yang saat ini belum memenuhi. Sehingga, total site untuk pengembangan Stasiun Pemalang memiliki luas ± 21.000 m 2 dimana site terbagi menjadi commit to dua user yang dipisahkan oleh Jalan Veteran. DEA KARINA PUTRI I0212030 92
Gambar 4. 3 Luasan Site Pengembangan Stasiun KA Pemalang Sumber : Analisa oleh Dea Karina Putri, 2016 Perhitungan KDB, KDH dan Garis Sempadan 1. Luas lahan : ± 21.000 m 2 2. Garis Sempadan Jalan (GSJ) a. Lebar Jalan Veteran : 8 m, jadi GSJ = 4 5 m b. Lebar Jalan Melati : 6 m, jadi GSJ = 3 4 m c. Lebar Jalan Gotong Royong : 5 m, jadi GSJ = 2 3 m 3. Garis Sempadan Bangunan : 2 m 4. Luas total kebutuhan ruang : ± 10.112 m 2 5. Flow antar ruang = 40% x 10.112 m 2 = ± 4.045 m 2 6. Luas yang dapat dibangun berdasarkan ketentuan adalah : a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Kabupaten Pemalang adalah 60% dari luas keseluruhan site, sehingga KDB = 60% x 21.000 m 2 = 12.600 m 2 b. Koefisien Dasar Hijau (KDH) Kabupaten Pemalang adalah 20% dari luas keseluruhan site, sehingga KDH = 20% x 21.000 m 2 = 4.200 m 2 DEA KARINA PUTRI I0212030 93
B. TUJUAN DAN VISI MISI Secara umum, perkeretaapian di Indonesia memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut : Visi : menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. Misi : menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama yaitu, Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan C. JENIS KEGIATAN 1. Kegiatan Pokok Kegiatan pokok pada stasiun berupa kegiatan operasional oleh petugas stasiun kereta api dan pelayanan jasa angkutan kereta api bagi penumpang kereta api. Ruang-ruang untuk kegiatan operasional petugas stasiun kereta api yang tersedia di Stasiun Pemalang yaitu ruang kepala stasiun, ruang pemimpin perjalanan kereta api (PPKA), ruang perkantoran, ruang serbaguna, ruang peralatan, ruang UPT Kru KA dan ruang petugas keamanan dan petugas kebersihan, ruang loket, ruang pelayanan informasi. Sedangkan ruang publik yang dapat digunakan oleh pengunjung dan atau penumpang kereta api yaitu area parkir, hall, ruang tunggu dan peron 2. Kegiatan Penunjang dan Jasa Pelayanan Khusus Kegiatan penunjang dilakukan oleh penyelenggara perkeretaapian dan juga dapat dilakukan oleh pihak lain dengan persetujuan penyelenggara prasarana perkeretaapian. Kegiatan penunjang ini berupa ruang kantin/food Court, pertokoan seperti toko suvenir dan minimarket, ATM Centre. DEA KARINA PUTRI I0212030 94
D. PELAKU KEGIATAN Pelaku Kegiatan di Stasiun Pemalang yaitu sebagai berikut : 1. Petugas / Karyawan Stasiun KA Pemalang Melakukan pengaturan perjalanan kereta api, memberikan pelayanan kepada pengguna jasa kereta api, menjaga keamanan dan ketertiban di stasiun kereta api serta menjaga kebersihan stasiun kereta api. 2. Pengunjung Stasiun a. Pengunjung umum Terdapat beberapa pengunjung umum yaitu pengunjung yang membeli tiket, mengantar penumpang dan yang sekedar mengunjungi stasiun kereta api. b. Penumpang kereta api Terdapat dua jenis penumpang kereta api yaitu orang yang telah memiliki tiket dan datang ke stasiun untuk menunggu datangnya kereta api serta penumpang yang turun dari kereta api dan keluar melalui stasiun. 3. Pelaksana Kegiatan Penunjang Terdiri dari pengelola kantin/food Court, pertokoan seperti toko suvenir atau minimarket dan. DEA KARINA PUTRI I0212030 95