BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB III TINJAUAN DATA

BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,


BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

6.1 Program Dasar Perencanaan

Skema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis, 2016

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Kriteria Green Infrastructure dalam Penentuan Luas Stasiun Kereta Api

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Gambar Data Pengguna Transportasi (Sumber : BPS Jawa Barat, 2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kinkan untuk kegiatan pelayanan bagi penumpang dan barang sistem angkutan yang membutuhkan beberapa kemudahan yang

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia,

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Makalah Kreatif Fundamental Inovasi PT KAI

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

DATA PEAK HOUR PENUMPANG KA. Grafik 3.3 : Hasil survai jumlah penumpang kereta tiap jam Sumber : Sanny Poerwa & Hendriek Hanie, 2005

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN STASIUN KA GUBENG SURABAYA DENGAN PENAMBAHAN FASILITAS MALL Penekanan Desain Richard Meier

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

International Fash on Institute di Jakarta

BAB IV KONSEP DAN RANCANGAN SKEMATIK. Gambar4.1 :Rancangan skematik Siteplan

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. (Persero), logo organisasi, struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero

BAB V HASIL RANCANGAN

Transkripsi:

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG A. PEMAHAMAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG Pengembangan Stasiun Pemalang merupakan suatu proses atau cara mengembangkan Stasiun Pemalang agar menjadi stasiun yang lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Pemalang untuk masa yang akan datang. Berdasarkan hasil dari evaluasi terhadap kondisi eksisting Stasiun Pemalang, terdapat beberapa aspek yang akan dipertahankan dan disempurnakan dalam kegiatan pengembangannya, aspek-aspek tersebut yaitu : Tabel 4. 1 Aspek yang akan dipertahankan dan disempurnakan pada Pengembangan Stasiun Pemalang Aspek yang dipertahankan Aspek yang disempurnakan Bangunan utama stasiun Sistem tata zonasi Tampilan bangunan Penambahan ruang & bangunan (bagian belakang & samping site) Ciri khas bangunan kolonial sebagai bangunan heritage Sumber : Analisis oleh Dea Karina Putri, 2016 Kota Pemalang dan Terminal Pemalang. Pengolahan area depan stasiun (area parkir) Program ruang Sistem sirkulasi pengunjung Tata massa bangunan Tata landsacape site Stasiun Pemalang merupakan stasiun kereta api yang berada di Jalan Veteran, Pekunden, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang. Stasiun Pemalang yang memiliki singkatan stasiun PML ini berada di bawah kendali Daerah Operasi IV Semarang. Stasiun Pemalang ini berada dekat dengan fasilitas-fasilitas umum Pemalang seperti kawasan Kota Pemalang, Rumah Sakit Prima Medika, Pasar DEA KARINA PUTRI I0212030 90

Jalan Pantura Terminal Pemalang Stasiun Pemalang Alun-alun Pemalang Kawasan Kota Pemalang Gambar 4. 1 Letak Lokasi Stasiun Kereta Api Pemalang Sumber : http://www.google.co.id Tapak Stasiun Pemalang diolah dengan pertimbangan sebagai objek yang akan dilakukan pengembangan. Arah pengembangan yang akan dilakukan terhadap bangunan Stasiun Pemalang yaitu pengembangan secara horizontal dimana memiliki kelebihan yaitu : 1. Tidak merusak bangunan lama sehingga kegiatan yang sudah berlangsung pada bangunan lama dapat tetap berjalan seperti biasanya. 2. Luasan tapak bangunan tidak bergantung pada bangunan lama sehingga lebih bebas dalam menentukan luasan tapak bangunannya. 3. Pemisahan sirkulasi dan zoning dapat lebih mudah terjadi karena memiliki beberapa bangunan. Dalam menentukan site untuk pengembangan stasiun, beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan, yaitu : 1. Luasan lahan cukup untuk menampung kegiatan yang diwadahi maupun kegiatan untuk pengembangannya. 2. Memenuhi kriteria good place, yaitu mudah dikenal, mudah diingat, bisa dinikmati dan memberikan rasa aman serta mudah diakses oleh transportasi publik. DEA KARINA PUTRI I0212030 91

Arah Pengembangan Gambar 4. 2 Luas Lahan milik PT. KAI Sumber : Analisa oleh Dea Karina Putri, 2016 Berdasarkan dasar pertimbangan di atas, maka alternatif lokasi pengembangan secara horizontal yang terletak di sekeliling bangunan bangunan stasiun, yaitu : 1. Sebelah utara bangunan stasiun, berupa persawahan dan tanah kosong yang merupakan tanah milik PT. KAI dan bagian dari Stasiun Pemalang. Lebar tapak meliputi jarak antara batas persawahan (sanitasi) sampai rel dengan pembatas lahan berupa pagar besi. 2. Sebelah timur bangunan stasiun, masih berada di area Stasiun Pemalang yang merupakan lahan milik PT. KAI, lebar tapak meliputi jarak antara badan jalan sampai rel, sedangkan panjangnya bermula dari bangunan stasiun sekarang sampai dengan Jalan Slamet Riyadi. Saat ini lokasi berupa lahan kosong dengan pembatas lahan berupa pagar besi. 3. Sebelah selatan bangunan stasiun. Pada sisi ini lahan berupa jalan yang saat ini digunakan sebagai main entrance menuju stasiun dan pertokoan atau kioskios. Lahan pertokoan masih milik PT. KAI yang disewakan kepada penduduk untuk tempat usaha. Pada area ini, akan ditata kembali sehingga dapat dimanfaatkan juga sebagai pelebaran halaman stasiun yang dapat digunakan sebagai area parkir kendaraan yang saat ini belum memenuhi. Sehingga, total site untuk pengembangan Stasiun Pemalang memiliki luas ± 21.000 m 2 dimana site terbagi menjadi commit to dua user yang dipisahkan oleh Jalan Veteran. DEA KARINA PUTRI I0212030 92

Gambar 4. 3 Luasan Site Pengembangan Stasiun KA Pemalang Sumber : Analisa oleh Dea Karina Putri, 2016 Perhitungan KDB, KDH dan Garis Sempadan 1. Luas lahan : ± 21.000 m 2 2. Garis Sempadan Jalan (GSJ) a. Lebar Jalan Veteran : 8 m, jadi GSJ = 4 5 m b. Lebar Jalan Melati : 6 m, jadi GSJ = 3 4 m c. Lebar Jalan Gotong Royong : 5 m, jadi GSJ = 2 3 m 3. Garis Sempadan Bangunan : 2 m 4. Luas total kebutuhan ruang : ± 10.112 m 2 5. Flow antar ruang = 40% x 10.112 m 2 = ± 4.045 m 2 6. Luas yang dapat dibangun berdasarkan ketentuan adalah : a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Kabupaten Pemalang adalah 60% dari luas keseluruhan site, sehingga KDB = 60% x 21.000 m 2 = 12.600 m 2 b. Koefisien Dasar Hijau (KDH) Kabupaten Pemalang adalah 20% dari luas keseluruhan site, sehingga KDH = 20% x 21.000 m 2 = 4.200 m 2 DEA KARINA PUTRI I0212030 93

B. TUJUAN DAN VISI MISI Secara umum, perkeretaapian di Indonesia memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut : Visi : menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. Misi : menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama yaitu, Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan C. JENIS KEGIATAN 1. Kegiatan Pokok Kegiatan pokok pada stasiun berupa kegiatan operasional oleh petugas stasiun kereta api dan pelayanan jasa angkutan kereta api bagi penumpang kereta api. Ruang-ruang untuk kegiatan operasional petugas stasiun kereta api yang tersedia di Stasiun Pemalang yaitu ruang kepala stasiun, ruang pemimpin perjalanan kereta api (PPKA), ruang perkantoran, ruang serbaguna, ruang peralatan, ruang UPT Kru KA dan ruang petugas keamanan dan petugas kebersihan, ruang loket, ruang pelayanan informasi. Sedangkan ruang publik yang dapat digunakan oleh pengunjung dan atau penumpang kereta api yaitu area parkir, hall, ruang tunggu dan peron 2. Kegiatan Penunjang dan Jasa Pelayanan Khusus Kegiatan penunjang dilakukan oleh penyelenggara perkeretaapian dan juga dapat dilakukan oleh pihak lain dengan persetujuan penyelenggara prasarana perkeretaapian. Kegiatan penunjang ini berupa ruang kantin/food Court, pertokoan seperti toko suvenir dan minimarket, ATM Centre. DEA KARINA PUTRI I0212030 94

D. PELAKU KEGIATAN Pelaku Kegiatan di Stasiun Pemalang yaitu sebagai berikut : 1. Petugas / Karyawan Stasiun KA Pemalang Melakukan pengaturan perjalanan kereta api, memberikan pelayanan kepada pengguna jasa kereta api, menjaga keamanan dan ketertiban di stasiun kereta api serta menjaga kebersihan stasiun kereta api. 2. Pengunjung Stasiun a. Pengunjung umum Terdapat beberapa pengunjung umum yaitu pengunjung yang membeli tiket, mengantar penumpang dan yang sekedar mengunjungi stasiun kereta api. b. Penumpang kereta api Terdapat dua jenis penumpang kereta api yaitu orang yang telah memiliki tiket dan datang ke stasiun untuk menunggu datangnya kereta api serta penumpang yang turun dari kereta api dan keluar melalui stasiun. 3. Pelaksana Kegiatan Penunjang Terdiri dari pengelola kantin/food Court, pertokoan seperti toko suvenir atau minimarket dan. DEA KARINA PUTRI I0212030 95