BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang menaungi tenaga medis. profesional dan terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen,

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN ULANG RUANG FILING BERDASARKAN ILMU ERGONOMI DI RUMAH SAKIT PANTI RINI KALASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga. medis profesional yang terorganisir serta sarana prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rahmi Primagusti Suardi 1, Savitri Citra Budi 2

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di rumah sakit. Rekam medis merupakan catatan tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis merupakan salah satu bagian terpenting di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara. pendidikan dan pelatihan (Hartono, 2010).

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL TINJAUAN KEERGONOMISAN RUANG FILING RAWAT INAP DI RSUD KOTA SEMARANG. Disusun oleh : Khoerur Rozikin D

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

ANALISA TATA LETAK RUANG PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM MUSLIMAT PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

penyimpanan, (c) mudah pengambilannya, (d) melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat mamiliki peran. yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rekam medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat. kesehatan yang optimal, hal itu di karenakan puskesmas mempunyai dua

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010).

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah institusi pelayanan

Bidan disini dapat berperan sebagai petugas administrasi, petugas pemberi pelayanan kesehatan serta petugas farmasi dan kasir (pembayaran).

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem pengelolahan Rekam Medis yang baik dan benar. 1

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini masalah kesehatan telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diberikan kepada pasien. Menurut (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hatta (2011), pelayanan rekam medis adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Mengingat pentingnya peranan kesehatan bagi. pembanguna nasional maka upaya yang lebih memadai bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang menaungi tenaga medis profesional dan terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen, menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan, yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang di derita oleh pasien (Azwar, 1996). Setiap sarana pelayanan kesehatan di Rumah Sakit wajib membuat Rekam Medis yang kemudian diisi oleh dokter dan tenaga kesehatan yang terkait dengan pelayanan yang telah diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Di dalam sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit, perekam medis mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan informasi dan juga dapat melaksanakan kegiatan dalam memberikan informasi atau melakukan pencatatan dokumen dan pendokumentasian terhadap berkas Rekam Medis pasien. Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis pasal 1 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut : Rekam Medis adalah berisikan tentang catatan dan dokumen identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah

2 diberikan kepada pasien. Rekam Medis juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dokter dan penyedia jasa pelayanan kesehatan lain di Rumah Sakit. Fungsi utama Rekam Medis (Kertas) adalah untuk menyimpan data dan informasi pelayanan pasien. Agar fungsi Rekam Medis sebagai penyimpanan data dan informasi pelayan pasien tetap terjaga kualitasnya, terdapat berbagai persyaratan yang harus tetap diperhatikan. Ada enam unsur yang berkaitan dengan penyimpanan, yaitu mudah di akses, berkualitas, terjaga keamanan (Security), fleksibilitas, dapat di hubungkan dengan berbagai sumber (Conn Eutivity), dan efisien (Hatta, 2008). Penyimpanan berkas Rekam Medis merupakan salah satu bagian dari sistem Rekam Medis Rumah Sakit. Dengan demikian, penyimpanan mempunyai peranan yang sangat penting dari berbagai informasi yang dimiliki oleh jasa pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis diperlukan adanya fasilitas yang memadai bagi berkas rekam medis maupun bagi petugas pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis. Banyak pilihan yang tersedia dalam melakukan penjajaran rekam medis diantaranya dengan menempatkan rekam medis kedalam lemari terbuka (open solves), lemari cabinet (filing cabinet), atau dengan menggunakan teknologi microfilm maupun digital scanning dan terakhir secara komputerisasi (rekam kesehatan

3 elektronik). Pilihan terhadap cara yang digunakan tergantung pada kebutuhan dan fasilitas rumah sakit (Hatta, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan yang perancang lakukan, ruang penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan dibagi menjadi tiga ruangan dan masing-masing ruangan berada pada lokasi yang terpisah antara ruangan satu dengan ruangan lainnya, yaitu ruangan A atau ruang penyimpanan aktif satu terletak lumayan jauh dari ruang Instalasi Rekam Medis tepatnya berada di bawah tangga menuju ruang Direktur persis disamping laboratorium berukuran panjang 7,5 m dan lebar 2,9 m didalam ruangan ini terdapat 6 rak terbuka sebagai tempat menyimpan berkas rekam medis aktif, kemudian ruangan B atau ruang penyimpanan aktif dua berada tepat dibelakang ruang pendaftaran berukuran panjang 4 m dan lebar 1,4 m ruangan ini berisi 2 rak terbuka tempat menyimpan berkas rekam medis aktif dan satu meja kecil untuk meletakkan galon air, sedangkan ruangan C atau ruang penyimpanan berkas non aktif berada di belakang berukuran panjang 4 m dan lebar 8 m. Berikut gambar denah lokasi ruang penyimpanan yang ada di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan :

Gambar 1. Peta Subsi Rekam Medis Rumah Sakit Panti Rini Kalasan 4

5 Berkas rekam medis di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan disimpan di rak terbuka dan jarak antara satu rak dengan rak lainnya berdekatan, berdasarkan hasil pengukuran yang perancang lakukan jarak antara rak satu dengan rak lainnya yaitu 60 cm sehingga tidak memungkinkan dua orang petugas mencari berkas rekam medis pada rak yang sama. Jarak tersebut juga membatasi ruang gerak petugas saat hendak melalui sela antara dua rak. Susunan berkas pada rak penyimpanan dan penataan ruang juga tidak teratur, sehingga menyebabkan kesulitan dalam pencarian. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan perancang terjadi beberapa kali berkas rekam medis sulit ditemukan pada rak penyimpanan rekam medis saat akan digunakan. Kemudian dari segi pencahayaan dan udara juga kurang baik, dari hasil pengukuran udara yang perancang lakukan suhu didalam ruang penyimpanan cukup tinggi yaitu sekitar 28-30 derajat celcius sehingga ruangan terasa panas, ruangan juga tidak memiliki jendela dan ventilasi yang cukup sebagai tempat pertukaran udara sehingga ruangan menjadi terasa pengap. Berikut gambar suasana ruang penyimpanan yang ada di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan :

6 Gambar 2. Suasana Ruang Penyimpanan Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Gambar 3. Suasana Ruang Penyimpanan Rumah Sakit Panti Rini Kalasan.

7 Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada saat studi pendahuluan, di dapatkan keterangan bahwa Rumah Sakit Panti Rini Kalasan berencana menggabungkan dua ruang penyimpanan berkas rekam medis agar mempermudah dan mempercepat proses pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis, ruangan tersebut rencananya akan di bangun dilantai dua persis diatas ruang instalasi rekam medis. Berikut peta lokasi ruang instalasi rekam medis yang ada di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan : Gambar 4. Peta Lokasi Ruang Instalasi Rekam Medis

8 Dari pertimbangan di atas perancang berencana merancang ulang ruang penyimpanan yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien berdasarkan prinsip ergonomi di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan baik bagi petugas maupun berkas. B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian pada latar belakang yang telah perancang kemukakan di atas, maka perancang telah merumuskan masalah yaitu : Perlunya dilakukan perancangan ulang ruang filing berdasarkan ilmu ergonomi di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan. C. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dalam perancangan ini adalah agar terwujudnya ruang filing yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien sesuai dengan prinsip ergonomi baik bagi petugas maupun berkas di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan. D. MANFAAT PERANCANGAN 1. Manfaat Praktisi a. Bagi Institusi/Rumah Sakit Hasil rancangan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan terkait dengan ruang filing yang sesuai dengan ilmu

9 ergonomi dan meminimalisir dampak cedera serta kecelakaan bagi pengguna ruang filing. b. Bagi Perancang/Penulis 1) Dapat mengembangkan pengetahuan 2) Dapat meningkatkan wawasan dan potensi akademis yang dimiliki untuk merancang ulang interior ruang filling berdasarkan ilmu ergonomis 3) Menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan materi yang berharga bagi sumber pembelajaran dan sebagai bahan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam memahami teori yang telah diberikan. b. Bagi Perancang Lain Sebagai dasar atau acuan dan referensi untuk pengembangan yang berhubungan dengan materi yang diambil oleh peneliti lain dimasa yang akan datang.

10 C. KEASLIAN PERANCANGAN Kerancangan ini belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi ada beberapa perancangan yang serupa, yaitu: 1. Ratnasari, Annisa (2012), dengan judul Perancangan Ulang Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis di RSUP Sleman. Hasil perancangan tersebut adalah ruang penyimpanan di RSUP Sleman terdiri dari atas 2 ruang dengan pembangian luas ruang 7,2 m x 6,2 m untuk ruang A dan 8,9 m x 6,2 m untuk ruang B dengan banyak furniture yang ada di dalamnya. Rak penyimpanan berkas rekam medis yang digunakan ada 2 jenis yaitu rak terbuka dan roll o pack. Perancang merancang ulang rak penyimpanan berkas rekam medis dengan sarana penyimpanan roll o pack yang di anggap paling tepat untuk aplikasinya. Persamaan yang ada dengan penelitian ini adalah sama-sama menyangkut perancangan ulang ruangan. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang perancang lakukan yaitu merancang ulang ruang filing dengan lebih berfokus ke arah ke-ergonomisan suatu ruangan, sehingga bisa mewujudkan sebuah ruang penyimpanan yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien baik bagi petugas maupun berkas.

11 2. Saputro, Sri Kabul (2011) dengan judul Perancangan Ruang Penyimpanan dan Rak Berkas Rekam Medis Aktif Untuk 5 Tahun Mendatang di RSUP Muntilan Kabupaten Magelang. Hasil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan kebutuhan rak penyimpanan berkas rekam medis untuk 5 tahun mendatang yang dibutuhkan adalah 12 unit rak statis terbuka dengan pembagian 8 unit rak statis 2 muka 5 shaf dan 4 unit rak statis terbuka satu muka 5 shaf. Persamaan yang ada dengan penelitian ini adalah sama-sama menyangkut perancangan ulang ruangan. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang perancang lakukan yaitu merancang ulang ruang filing dengan lebih berfokus ke arah ke-ergonomisan suatu ruangan, sehingga bisa mewujudkan sebuah ruang penyimpanan yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien baik bagi petugas maupun berkas. 3. Dwi Margawati (2010), melakukan penelitian dengan judul Perancangan Ulang Ruang Rekam Medis Berbasis pada Desain Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Puskesmas Klaten. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah desain rak penyimpanan berkas rekam medis dengan partisi yang dirancang agar mudah dipindah atau digeser. Dasar perancangan adalah matriks criteria dan diagram keterkaitan serta metode bubble.

12 Persamaan yang ada dengan penelitian ini adalah samasama menyangkut perancangan ulang ruangan. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang perancang lakukan yaitu merancang ulang ruang filing dengan lebih berfokus ke arah keergonomisan suatu ruangan, sehingga bisa mewujudkan sebuah ruang penyimpanan yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien baik bagi petugas maupun berkas.