BAB I PENDAHULUAN. sedangkan perasaan negatif membuat kita menghindarinya. Emosi positif bisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

`BAB I PENDAHULUAN. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah topik yang hangat dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industrial Keamanan telah mengalami banyak kemajuan, hal ini setelah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KONFLIK INTERPERSONAL DAN STRES KERJA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keras untuk meraih kebahagiaaan (Elfida, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seseorang dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan dan cita-cita terbesar bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya tentu membutuhkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

BAB I PENDAHULUAN. diri (Sunarto, 2004). Hal ini disebabkan karena dunia kerja sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

Analisis Jabatan. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa bahagia dalam keseharianya. Bagi manusia, hidup yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. job description baru terhadap peningkatan derajat work engagement pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istimewa Yogyakarta. Data profil kependudukan Daerah Istimewa Yogyakarta pada

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. SAFARI JUNIE TEXINDO INDUSTRI DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas karyawan.setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PT. Permata Finance Indonesia (PT. PFI) dan PT. Nusa Surya Ciptadana

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, menurut beberapa tokoh psikologi Subjective Well Being

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang membangun, khususnya di bidang industri. Oleh karena itu, banyak

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana

ORGANIZATIONS 8 th. th edition

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan yang negatif antara stres kerja dan job performance pada. perawat Rumah Sakit X di kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Kebahagiaan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan, karena pada

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada

SUBJECTIVE WELL-BEING (KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF) DAN KEPUASAN KERJA PADA STAF PENGAJAR (DOSEN) DI LINGKUNGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dinamika lingkungan kerja penuh dengan berbagai tantangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. persaingan. Seseorang akan berkompetisi untuk mendapatkan sesuatu yang lebih,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN. Skripsi

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan kompetitif. Keputusan tersebut menyangkut keputusan di dalam

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakberdayaan. Menurut UU No.13 tahun 1998, lansia adalah seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. organisasi karena dapat berpengaruh terhadap kinerja dan tingkat turnover

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perasaan positif seseorang atau suatu benda membuat kita mendekatinya, sedangkan perasaan negatif membuat kita menghindarinya. Emosi positif bisa tentang masa lalu, masa sekarang atau masa depan, emosi positif tentang masa lalu adalah kepuasan, kelegaan, kesuksesan, kebanggaan, dan kedamaian (menurut Seligman, 2002). Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Diener, dkk (2003) bahwa kepuasan hidup merupakan salah satu bagian dari empat komponen subjective well-being yang dapat digunakan untuk menilai tingkat subjective well-being seseorang. Subjective well being menurut Coon dan Mitterer dalam Diener (2000) adalah kepuasaan kehidupan secara umum yang dikombinasikan dengan banyaknya emosi positif yang dialami dan emosi negatif relatif sedikit dialami. Dengan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi subjective well-being adalah faktor budaya, yaitu tightness dimana individu memiliki ruang lingkup social yang sempit sehingga individu cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, dan cultural complexity dimana adanya persaingan yang tekanannya dapat mengurangi subjective well being individu, selain faktor budaya ada faktor individu, meliputi individualism yang erat kaitannya dengan kemakmuran seseorang yang memiliki efek positif terhadap subjective well being (Diener, 2000), kesehatan semakin tinggi tingkat depresi 1

seseorang maka semakin rendah tingkat subjective well-being-nya yang mengakibatkan tingginya tingkat stress. Hal tersebut membuat seseorang dalam kondisi yang lemah dan mudah terserang penyakit (Diener, 2000) dan yang terakhir adalah person environment fit, kecocokan atribut personal seseorang dengan atribut kultural akan menuju pada baiknya environment fit seseorang yang berakibat naiknya tingkat subjective well-being seseorang dan sebaliknya (Cross dalam Diener, 2000). Psikologi positif sebagai salah satu cabang psikologi yang sedang berkembang sekarang ini memiliki nama yang sebelumnya dikenal dengan psikologi salutogenis yang berorientasi patogenis tanpa kecuali melihat stresor sebagai patogenik, sebagai faktor resiko yang harus dikurangi, dilawan atau dibentangi (Antonovsky dalam Seligman, 2002). Namun, bagaimana keterkaitannya dengan stresor kerja dimana setiap aspek dalam pekerjaan dapat menjadi stresor kerja. Sumber stress yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal tidak saja datang dari satu macam stresor kerja saja tetapi dari beberapa stresor kerja. Faktor-faktor di pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stress dapat dikelompokkan ke dalam tujuh kategori besar, yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karier, hubungan dalam pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi/pekerjaan, dan ciri-ciri individu. Faktor- 2

faktor intrinsik dalam pekerjaan meliputi tuntutan fisik, tuntutan tugas, sedangkan peran individu dalam organisai meliputi konflik peran, ketaksaan peran, untuk pengembangan karier meliputi job insecurity, over and under position, kategori lainnya yaitu, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan, ciri-ciri individu meliputi kepribadian, kecakapan, nilai dan kebutuhan (Munandar, 2001). Individu yang berkerja disebut juga sumber daya manusia (SDM), yaitu potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan (Wikipedia, 19 May 2012). Bagi sumber daya manusia yang bekerja disektor pertambangan disebut juga sebagai pekerja tambang, yaitu mereka yang bekerja di lokasi tambang yang sebagian besar letaknya jauh dari daerah perkotaan membuat para pekerja tambang memerlukan perhatian lebih dari pihak perusahaan. Sesuai dengan pertimbangan dari menteri tenaga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia dalam peraturan menteri nomor 15 tahun 2005 mengenai waktu kerja dan istirahat pada sektor usaha pertambangan umum pada daerah operasi teretentu dinyatakan bahwa usaha pertambangan umum memiliki karakteristik tersendiri yang antara lain disebabkan karena lokasi usahanya pada umumnya berada pada tempat terpencil 3

sehingga tidak dapat diberlakukan waktu kerja dan waktu istirahat yang biasa Hanartani, (Permen, 26 Juli 2005). Selain tidak dapat diberlakukan waktu kerja dan waktu istirahat yang biasa para pekerja tambang juga bekerja pada kondisi lingkungan dan pekerjaan yang dapat menjadi penyebab stress kerja atau stresor kerja seperti adanya getaran yang terus menerus pada pekerja drilling (Munandar, 2001). Faktor-faktor stresor kerja diatas erat kaitannya dengan para pekerja tambang, contohnya dengan kondisi lingkungan yang kurang stabil para pimpinan dilapangan atau biasa disebut project coordinator dituntut untuk bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan menurut (Munandar, 2001) hal ini merupakan faktor utama yang dapat menimbulkan stress pada mereka, juga bagi para pekerja pengeboran yang dekat dengan situasi kerja penuh bising, getaran dan kurang bersih, juga adanya ketidakjelasan prosedur dari kantor pusat yang bisa terjadi disebabkan oleh media komunikasi yang belum terjalin dengan baik karena kendala kondisi lingkungan kerja, status pekerja yang belum tetap, keluarga pekerja yang kurang mendukung pekerjaan mereka dikarenakan lokasi kerja yang jauh dan terisolasi sehingga dapat menyebabkan kekhawatiran berlebih dari pihak keluarga, dan hal lainnya yang dapat menjadi stresor kerja. 4

Pekerja yang lingkungan dan kondisi pekerjaannya dekat dengan stresor kerja dapat mempengaruhi kepuasaan mereka (Eid & Larsen, 2008). Sama halnya seperti yang dikatakan oleh Locke (dalam Eid dan Larsen, 2008) bahwa ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepuasaan, diantaranya penghargaan, kondisi pekerjaan, kondisi perusahaan, kondisi management. Kepuasan hidup yang menurut Veenhoven (dalam Gundlach & Kreiner, 2004) merupakan derajat penilaian individu terhadap keseluruhan kualitas hidupnya sebagai sesuatu yang menyenangkan, dengan kata lain adalah bagaimana seseorang menyukai hidup yang ia jalani, dan faktor-faktor yang berpengaruh pada kepuasaan hidup seseorang, yaitu jenis kelamin, usia, hubungan sosial, pendidikan, pekerjaan, tingkat kesejahteraan, budaya, bencana alam, dan kondisi masyarakat dalam suatu wilayah. Berdasarkan informasi diatas dapat dikatakan bahwa stresor kerja yang dekat pada para pekerja tambang berhubungan dengan subjective well being mereka. Peneliti akan mengadakan penelitiannya di sebuah perusahaan tambang di Indonesia, yang sudah berdiri sejak tahun 2004 yaitu PT Buena Persada Mining Services, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pertambangan dengan lokasi kerja yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, dan Nusa Tenggara Barat. Perusahaan yang memilki hasil tambang berupa nikel, batubara, dan emas. Perusahaan ini memiliki kurang lebih 450 karyawan termasuk di dalamnya karyawan lokal, karyawan yang di tempatkan di 5

kantor pusat, dan karyawan yang bertugas di lokasi kerja PT Buena Persada Mining Services. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya oleh peneliti, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan stresor kerja dengan subjective well being pada pekerja tambang bagian teknis PT Buena Persada Mining Services. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Dapat mengetahui hubungan Stresor Kerja dengan Subjective Well Being pada Pekerja Tambang Bagian Teknis PT Buena Persada Mining Services. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini mempunyai beberapa kegunaan, antara lain : 1. Dari segi teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian bagi psikologi industri dan organisasi dan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan dari antara Stresor Kerja dan Subjective Well Being pada pekerja tambang. Dan agar selanjutnya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, melihat dari jenis pekerjaan yang lainnya. 6

2. Dari segi praktis : - Dapat memberikan informasi kepada para pengusaha tambang agar dapat lebih memperhatikan karyawannya, khususnya dalam hal kondisi mereka secara psikologis - Dapat memberikan informasi bagi para pihak berwenang untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan profil karyawan yang sesuai dengan kondisi kerja bidang pertambangan. - Dapat menjadi salah satu dasar pembuatan program-program untuk kesejahteraan karyawan yang akan berpengaruh kepada kinerja karyawan dan pemasukan bagi perusahaan. - Dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait lainnya yang berada di dunia pertambangan maupun bukan agar lebih memperhatikan aspek psikologis dari para karyawannya 7

1.5 Sistematika Laporan Sistematika isi dan penulisan skripsi ini antara lain : Bab I : Pendahuluan Berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika yang akan digunakan dalam penelitian ini. Bab II :Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Berisi mengenai dasar-dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan, seperti teori mengenai stresor kerja dan subjective well being, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab III : Objek dan Metode Penelitian Menguraikan mengenai karakteristik objek, waktu dan tempat penelitian serta metode dan pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Menguraikan, membahas dan menjelaskan hasil penelitian yang ditemukan terkait dengan hipotesis yang sudah ada sebelumnya. 8

Bab V : Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran dari peneliti yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya. 9