Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga diantara mereka memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Oleh: Nur Hayati, M.Pd

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

II. Deskripsi Kondisi Anak

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Stimulasi Brain Gym pada Anak ADHD (Studi Kasus pada Anak ADHD)

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat mencukupi segala kebutuhannya hanya dengan. mengandalkan kemampuannya sendiri, melainkan kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013

PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU ANAK HIPERAKTIF. 0leh: Anita Fitriya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

DESKRIPSI DAN SILABI MATA KULIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis)

Layanan Tumbuh Kembang Balita dengan Pendampingan Ibu dan Anak Sehat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA SILABUS KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEMESTER GENAP LEARNING DISABILITY DAN Jam 3 x 50

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

1.1 Latar Belakang Masalah

Prosiding SNaPP2016 Kesehatan pissn eissn

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Khanti Sebagai Kekuatan Mendidik Bagi Guru TK. Wiska Wijaya NIM Masa usia dini anak merupakan masa keemasan (golden ages), usia 0-8

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua

KONSEP DASAR GANGGUAN TINGKAH LAKU

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK HIPERAKTIF SERTA CARA MENANGANI ANAK HIPERAKTIF. Haria Mingkala Guru SDN Pembina Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dalam pengertian secara umum berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN. 1. Form Menu Utama. Properti Form Menu Utama. Kontrol Properti Nilai Form Caption Menu Utama Label1 Caption

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi?

BAB I PENDAHULUAN. 3 tahun) merupakan masa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

Teori Perkembangan. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Perkembangan. Definisi Teori.

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan perkembangan otak anak selama hidupnya artinya Golden Age. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Suyanto, 2003:6).

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

Transkripsi:

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty Abstrak Kesibukan orangtua yang bekerja berdampak pada kurang diperhatikannya aspek perkembangan anak-anak mereka karena mereka lebih memfokuskan pada pekerjaan. Hal ini diperparah dengan keterlibatan ibu-ibu dalam menunjang pekerjaan bapak-bapak. Kondisi dan situasi sosial ekonomi masyarakat menyebabkan banyak anak balita tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya baik dari segi gizi maupun pertumbuhan dan perkembangan anak seperti perkembangan motorik halus, motorik kasar, perkembangan bahasa dan perkembangan sosial. Tidak diperhatikannya perkembangan anak tersebut berakibat sering ditemuinya anak balita yang terlambat bicara, terlambat berjalan maupun kemampuan sosialisasi yang rendah. Keterlambatan pada fase perkembangan anak tersebut akan menghambat perkembangan pada fase berikutnya sehingga anak semakin tertinggal dari segi perkembangannya dibanding anak-anak yang mendapat perhatian optimal dari orangtuanya. Sisi lain banyak juga orangtua maupun pendidik anak usia dini yang belum dapat membedakan antara anak hiperaktif dengan anak nakal sehingga sangat mungkin penanganan salah pada anak yang mengalami hiperaktivitas. Penanganan anak hiperaktif membutuhkan sinergi dari beberapa terapi yang antara lain terapi psikologis, medis dan terapi okupasi. Kata kunci : Perkembangan Anak, Usia Dini, Anak Hyperactive PENDAHULUAN Kesibukan orangtua yang bekerja berdampak pada kurang diperhatikannya aspek perkembangan anak-anak mereka karena mereka lebih memfokuskan pada pekerjaan. Hal ini diperparah dengan keterlibatan ibu-ibu dalam menunjang pekerjaan bapak-bapak. Kondisi dan situasi sosial ekonomi masyarakat menyebabkan banyak anak balita tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya baik dari segi gizi maupun pertumbuhan dan perkembangan anak seperti perkembangan motorik halus, motorik kasar, perkembangan bahasa dan perkembangan sosial. Tidak 1

diperhatikannya perkembangan anak tersebut berakibat sering ditemuinya anak balita yang terlambat bicara, terlambat berjalan maupun kemampuan sosialisasi yang rendah. Keterlambatan pada fase perkembangan anak tersebut akan menghambat perkembangan pada fase berikutnya sehingga anak semakin tertinggal dari segi perkembangannya dibanding anak-anak yang mendapat perhatian optimal dari orangtuanya. Bila dilihat secara mendalam, bukan tidak ada perhatian sama sekali dari orangtua dan guru-guru PAUD terhadap anak balitanya (anak didik), tetapi keterbatasan pengetahuan ibu-ibu dan guru-guru PAUD terhadap pola pendidikan anak dan fase perkembangan anak. Ketidakpahaman terhadap perkembangan anak ini, maka bila ada anak yang seharusnya sudah bisa berjalan tetapi belum bisa berjalan atau seharusnya bisa bicara tetapi belum bisa berbicara dianggap suatu yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Kondisi tersebut bila dibiarkan, maka akan terbentuk generasi yang selalu tertinggal baik secara intelektual maupun mental. Untuk itu perlu intervensi dengan penyuluhan berkaitan dengan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan bagaimana cara intervensinya. Permasalahan yang juga sering muncul adalah orangtua maupun guru-guru Paud selalu menilai anak yang susah diatur, selalu tidak mau diam dalam waktu lamu adalah anak nakal. Padahal belum tentu anak tersebut memang nakal, tapi sangat mungkin anak tersebut mengalami hiperaktivitas. Ciri utama anak hiperaktif adalah tidak bisa diam dalam waktu lama, meninggalkan tugas sebelum selesai dan tidak bisa menunggu giliran. Bila orangtua dan guru-guru Paud tidak memahmi hal ini, maka penanganan anak hiperaktif akan disamakan dengan anak nakal sehingga penanganan menjadi tidak tepat bahkan akan mengganggu perkembangan anak. 2

PERMASALAHAN Rendahnya kemampuan orangtua dan guru-guru PAUD dalam memahami perkembangan anak usia dini dan anak hyperaktive. Kondisi dan situasi tersebut mendorong orangtua dan guru-guru PAUD menginginkan pengetahunan dan informasi melalui penyuluhan. TUJUAN Setelah mengetahui permasalahan di atas, maka tim pengabdian kepada masyarakat IKIP PGRI Semarang menawarkan solusi berupa : a. Memberikan informasi tentang perkembangan anak usia dini dan anak hyperaktive. b. Membekali kemampuan dasar tentang perkembangan anak usia dini. c. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana perkembangan anak dan menemukan solusi dari hambatan perkembangan anak serta anak hyperaktive. d. Memberikan bekal cara mengatasi permasalahan perkembangan anak dan anak hyperaktive. LANDASAN TEORI Definisi Perkembangan Anak Usia Dini Suyanto (2005, h. 40 50) menjelaskan bahwa perkembangan anak setelah lahir meliputi perkembangan badan, perkembangan otak dan perkembangan organ sensoris. Perkembangan badang anak ini dapat dideteksi dengan mudah seperti pertambahan berat badan dan pertambahan tinggi badan. Pertumbuhan badan anak sangat ditentukan oleh faktor makanan dan kesehatan. Kurangnya makanan yang bergizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil (Anwar, 2008, h.1). Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Ini berarti perkembangan badang juga berkaitan langsung dengan perkembangan otak. 3

Perkembangan organ sensoris terdiri dari perkembangan pendengaran, penglihatan, perasa dan pencium serta perkembangan peraba (Suyanto, 2005, h. 43). Sejak bayi lahir sudah dapat mendengar. Pada usia tiga lima bulan anak mulai menunjukkan rasa tertarik pada suara manusia yang ditujukan kepadanya yang disebut motherese atau baby talk yaitu suara yang sama dan diulang yang ditujukan untuk bayi tersebut. Anak yang normal pendengarannya biasanya akan merespon motherese dengan tersenyum atau tertawa. Mata sebagai organ penglihatan belum berfungsi dengan baik saat bayi lahir tetapi berkembang dengan pesat pada usia empat-lima bulan. Untuk melatih penglihatan anak, perlu disediakan benda-benda dalam berbagai warna dan berbagai objek bergerak. Perkembangan perasa dan pencium sudah ada sejak bayi lahir. Bayi yang diberi air susu ibu akan belajar mengenali rasa dan bau ASI. Disamping itu perkembangan peraba anak juga sudah berkembang saat bayi lahir. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Monks dkk (2004, h. 105) yang mengungkapkan perkembangan anak usia satu sampai dengan empat tahun terdiri dari perkembangan fisik dan psikomotorik; perkembangan kepribadian dan sosial; dan perkembangan bahasa. Sedangkan Desmita (2005, h. 127 149) menyatakan perkembangan masa anak-anak awal dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial. Pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak usia sampai 4 tahun terdiri dari perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa dan perkembangan psikososial. Perkembangan tersebut sangat penting bagi kehidupan anak selanjutnya, karena bila salah satu perkembangan terhambat akan berpengaruh pada perkembangan yang lainnya. Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial, yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-taun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak (Puspita, 2008, h. 1). Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya, dan tidak terdeteksi secara nyata dan mendapatkan perawatan atau 4

intervensi yang tepat akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu perilaku yang menyimpang yaitu anak hiperaktif. Permasalahannya adalah anak hiperaktif sulit dibedakan dengan anak aktif ataupun anak nakal. Sebagian besar orang mengatakan anak yang memiliki perilaku yang sangat aktif dikatakan anak nakal. Padahal anak yang memiliki perilaku sangat aktif ini bisa karena anak memang hiperaktif, anak yang memang nakal karena tidak mendapat perhatian yang pas atau anak cerdas yang tidak mendapatkan penyaluran terhadap rasa ingin taunya. a. Definisi Hyperaktive Menurut Sani Budiantini Hermawan dalam (Ferdinan Zaviera, 2007;14) ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Ferdinan Zaviera, 2007;14, Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder atau ADHD. b. Ciri-ciri anak Hiperaktif Ciri utama anak hiperaktif adalah anak tidak bisa diam dalam waktu lama dimanapun anak berada. Jadi bukan hanya di rumah atau di sekolah saja. Penanganan anak hiperaktif berbeda dengan anak nakal atau anak cerdas yang cenderung aktif. Anak hiperaktif perlu diberi treatment okupasi, psikologis dan terapi perilaku yang bisa lebih menenangkan anak tersebut. Menurut Ferdinan Zaviera, 2007;14, membagi tujuh bagian : 1. Tidak fokus Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa berkonsentrasi lebih dari lima menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya kepada orang lain. 2. Menentang 5

Anak dengan gangguan hiperaktif umumnya memiliki sikap penentang / pembangkang atau tidak mau dinasehati. 3. Destruktif Perilakunya bersifat deskruktif atau merusak, ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. 4. Tak kenal lelah Anak dengan gangguan hiperaktif sering tidak menunjukan sikap lelah. Sepanjang hari dia akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari, berguling. 5. Tanpa tujuan Semua aktivitas yang dilakukan tanpa tujuan jelas. 6. Tidak sabar dan usil Anak tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. 7. Intelektualitas rendah Sering kali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktif berada di bawah rata-rata anak normal. c. Ciri-ciri anak aktif 1. Fokus (perhatian kuat) 2. Lebih penurut 3. Konstruktif 4. Ada waktu lelah 5. Lebih sabar 6. Intelektualitas tinggi. METODE Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan dalam kegiatan penyuluhan ini, digunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Sebagai stimulasi agar terjadi diskusi yang menarik dan memancing pertanyaan, maka akan diputarkan video Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Balita dari Yayasan Surya Kanti 6

Bandung dan video tentang penanganan anak hiperaktif. Video tersebut berisikan penjelasan dan film tentang bagaimana mendeteksi dan mengintervensi tumbuh kembang balita, sehingga dengan media audio visual ini akan bisa menarik dan lebih memudahkan pemahaman perserta kegiatan. Dalam video tentang anak hiperaktif disajikan bagaimana intervensi terhadap anak hiperaktif dan pengenalan anak yang mengalami hiperaktivitas. PELAKSANAAN Pengabdian dilaksanakan mulai pukul 08.00 16.00 WIB, pada tanggal 11 maret 2012. Pelaksanaan bertempat di aula balai Kecamatan Godong Kabupaten Grobokan. Acara ini di hadiri oleh guru PAUD se-kecamatan Godong. Kegiatan berlangsung dengan baik perserta sangat antusias, selama acara berlangsung. Hal ini terlihat pada sikap tenang memperhatiakn materi yang disampaikan. Susunan acara adalah sebagai berikut : 1) Pembukaan, 2) Sambutan ketua pengabdian oleh Chr Argo Widiharto, 3) Sambutan PLT Camat Godong, 4) Sambutan Kordes, 5) Acara inti penyuluhan remaja yang disampaikan oleh pemateri, 6) Penutup. Peserta (guru-guru PAUD) merasa senang mendapat penyuluhan dan semangat bertanya terhadap materi yang di sampaikan oleh pemateri. Masyarakat juga mengucapakan terima kasih kepada tim pengabdian yang telah menyampaikan tentang perkembangan anak usia dini dan anak hyperactive. SIMPULAN Perlu diperhatikan bahwa karakteristik setiap anak unik, yang dijadikan penanganan utama adalah keunikan anak tersebut. Penanganan sikap hiperaktif pada anak perlu dilakukan pada usia dini, sehingga perkembangan psikis dan fisiknya dapat berkembang secara maksimal. SARAN Penanganan anak hiperaktif harus dilakukan secara intensif dengan memperhatikan faktor perkembangan psikologis anak. Orang tua dan guru perlu 7

ada kerja sama dalam penanganan anak hiperaktif. Orang tua dan guru mampu memahami potensi yang dimiliki oleh anak dalam pendanpingan baik di sekolah maupun di rumah. DAFTAR PUSTAKA Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya Ferdinand zaviera. 2007. Anak Hiperaktif. Jogjakarta : Katahati. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R. 2004. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Puspita, WA. 2008. Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak. 23 Juli 2008. www.kompas.com. Suyanto, S. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Hikayat. 8