BAB V V.1. KESIMPULAN Berdasarkan analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kondisi rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau merupakan salah satu rute pelayaran yang cukup strategis dan memiliki potensi yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain walaupun masih dalam 1 lingkup ruang wilayah Kepulauan Riau. Kondisi ini sangat mewakili kondisi pelayaran perintis di Indonesia secara umum dan dapat dimanfaatkan untuk membuat pemodelan pelayaran perintis di Indonesia. 2. Kapasitas kapal penumpang barang 500 DWT ditentukan dari perencanaan awal, setelah analisa menghasilkan kapal penumpang barang dengan muatan penumpang 400 orang dan muatan barang 350 ton dengan kapasitas 519 DWT dari optimasi dengan bantuan program solver. 3. Proses optimisasi kapal penumpang barang 500 DWT untuk rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau dengan menggunakan bantuan program solver menghasilkan ukuran utama sebagai berikut : Ukuran utama : Panjang kapal ( Lpp ) = 46.51 m Lebar kapal ( B ) = 11.14 m Tugas Akhir (LK 1347) V - 1
Tinggi geladak kapal ( H ) = 3.29 m Sarat kapal ( T ) = 2,17 m GT = 624.92 ton NT = 223,61 ton Displacement = 898,48 ton Mesin induk tipe YANMAR 12LAK-STE2 = 2 x 642 HP Diameter propeller = 1,57 m 4. Tujuan perhitungan optimasi kapal penumpang barang 500 DWT seperti pada bab IV adalah meminimumkan biaya operasional (Operational Cost). Hasil dari optimisasi program solver diperoleh biaya operasional sebesar Rp. 555.296.049, 34 untuk setiap trip. Adapun besar biaya operasional tersebut telah termasuk biaya modal kapal per trip, biaya tetap kapal per trip dan biaya variabel kapal per trip dengan rincian biaya sebagai berikut : Total biaya modal kapal = Rp. 59.847.029, 33 / trip Total biaya tetap kapal = Rp. 37.886.922, 37 / trip Total biaya variabel kapal = Rp. 457.562.097, 64 trip 5. Menurut analisa kelayakan investasi dengan metode NPV yang didasarkan pada tingkat suku bunga bank sebesar 15 % dan waktu pengembalian modal 15 tahun, maka diketahui bahwa kapal memiliki hasil optimisasi nilai NPV positif sebesar Rp. 264.945.632,00. Hal ini menunjukkan bahwa investasi kapal akan menguntungkan jika dilaksanakan. Tugas Akhir (LK 1347) V - 2
6. Berdasarkan penilaian kelayakan investasi dengan metode IRR (Internal Rate of Return) yang juga didasarkan pada tingkat suku bunga bank sebesar 15 % dan waktu pengembalian modal 15 tahun, maka diketahui bahwa nilai IRR sebesar 15,4 %. Oleh karena nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank, maka investasi kapal ini jelas menguntungkan. 7. Menurut penilaian kelayakan investasi dengan metode NPV dan IRR yang didasarkan, diketahui bahwa nilai NPV positif dan IRR di atas tingkat suku bunga bank. Sehingga secara ekonomis, kapal penumpang barang ini layak jika dioperasikan pada rute pelayaran perintis dengan analisa pada rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau. V.2. SARAN Pada tugas akhir ini penulis masih memiliki keterbatasan dalam berbagai hal karena masih banyaknya kendala yang dihadapi. Namun penulis berharap nantinya tugas akhir ini bisa dikembangkan lebih mendalam. Selanjutnya penulis akan memberi saran sebagai berikut. 1. Penulis berharap agar hasil survei rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk melanjutkan penyusunan konsep mengenai rute keperintisan di Indonesia. 2. Penulis berharap agar kapal penumpang barang 500 DWT ini bisa direalisasikan penggunaannya oleh pihak-pihak terkait. 3. Dengan meninjau kondisi pelayaran perintis di Indonesia yang sampai saat ini masih membutuhkan kapal penumpang barang yang layak, semoga Tugas Akhir (LK 1347) V - 3
alternative kapal penumpang barang ini dapat menjadi jawaban atas kendala-kendala tersebut. 4. Penulis berharap ke depannya masih perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam dari segi teknis, antara lain: memperhitungkan getaran kapal, manuvering kapal, dan tingkat kenyamanan penumpang yang lebih baik lagi pada kapal penumpang barang ini. 5. Untuk aplikasi pemodelan pada tugas akhir ini pada daerah pelayaran perintis lain di Indonesia, data kapal dan peramalannya hendaknya dapat menggunakan data yang lebih lengkap dan spesifik pada daerah tersebut, sehingga hasil analisanya dapat lebih optimum. Tugas Akhir (LK 1347) V - 4
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Watson, D. G. M. (1998). Practical Ship Design, Elsevier, Amsterdam. Manning, Giorgi (1956). Theory and Tecniques of Ship Design, University of Michigan, USA. BKI, [2001], Rules For Classification And Construction Of Seagoing Steel Ships, Volume II Rules For Hull BKI, [1978], Peraturan Klasifikasi Dan Konstruksi Kapal Laut, Jilid II. Phoels, Herald. [1979], Lectures on Ship Design and Ship Theory, FTK ITS, Surabaya Taggart, Robert [1980], Ship Design and Connstruction, SNAME De Haan, Ing J.P [1957], Practical Shipbuilding B, Company H Stam NV, Holland Santosa, IGM [1999], Diktat Kuliah Perencanaan Kapal, FTK ITS, Surabaya Andrianto, [19 ], Teori Bangunan Kapal I (Tonnage), FTK ITS, Surabaya Chapra, C Steven [1996], Metode Numerik, Jilid I, Erlangga, Surabaya Lewis, E. V. (1989). Principles of Naval Architecture Volume II, SNAME, 601 Pavonia Avenue, Jersey City, USA. Parsons, M. G. (2001). Parametric Design, Chapter 11, Department of Naval Architecture and Marine Engineering, University of Michigan, USA. Tugas Akhir (LK 1347)