BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. Karyawan yang memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Waspodo dan Minadaniati (2012),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Jumlah rumah makan dan restoran di Bandung dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh Indonesia seperti saat ini menjadikan beberapa perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini, membawa dampak timbulnya persaingan di dunia usaha yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. dinamika organisasi. Perusahaan yang menyadari bahwa sumber daya manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perusahaan. Dalam sebuah perusahaan loyalitas kerja sangatlah penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. farmasi, peralatan medis, dan barang konsumsi. Mulai berdiri di Amerika

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.

2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan untuk mengundurkan diri. Karyawan yang puas memiliki. tersebut akan dibawa ke luar dari organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa sekarang maupun di

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Kerja. Menurut Siagian (2010), loyalitas adalah suatu kecenderungan

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. usaha didirikan guna mengikuti perkembangan dunia, baik perusahaan besar maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi penting bagi produktifitas suatu perusahaan terletak pada kinerja para

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia saat ini semakin maju dan modern, banyak. teknologi canggih yang berhasil diciptakan demi memudahkan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Selamat Sempurna Tbk (Others Product) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

Rena Marliana F

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja karyawan. Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi, yaitu kumpulan dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupannya. Salah satu cara untuk memenuhi setiap kebutuhan tersebut dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang yang bekerja dalam suatu perusahaan pastinya terikat kontrak perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. yang memiliki komitmen yang tinggi akan dengan mudah menjalankan peraturan perusahaan serta mendapatkan hasil kerja yang baik. Disampaikan oleh Northcraft dan Neale (dalam Yuliana, 2015) pada umumnya, karyawan dengan komitmen tinggi untuk perusahaan atau organisasi akan berusaha memaksimalkan kemampuan ketika melaksanakan tugas. Steers & Porter (1987) juga mengatakan tingkat komitmen yang tinggi untuk perusahaan memberi dampak baik untuk perusahaan. Tingkat komitmen yang tinggi mengakibatkan karyawan lebih betah dalam bekerja, setia, ikut berpartisipasi sepenuhnya dalam mencapai tujuan perusahaan. Kedua pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa persepsi dukungan sosial, motivasi kerja, dan komitmen kerja pada karyawan dapat mempengaruhi kinerja karyawan (Darolia, Kumari, & Darolia, 2010). Komitmen dalam bekerja merupakan suatu kekonsistenan dalam menjalankan pekerjaannya, Mowday, Porter, Steers (dalam Zulkarnain & Hadiyani, 2014) memaparkan bahwa komitmen didalam organisasi yaitu suatu keinginan karyawan supaya tetap menjadi anggota organisasi tersebut, 1

2 kepercayaan, penerimaan tujuan dan nilai organisasi, dan sikap sedia berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasinya. Pengalaman yang penulis dapatkan selama mengikuti organisasi dan pekerjaan salah satunya kurangnya tingkat kehadiran anggota ketika diadakan pertemuan, rapat rutin, hingga reorganisasi. Hal tersebut ditanyakan oleh penulis kepada anggota dan mendapatkan jawaban bahwa mereka malas untuk datang dan kurang memiliki komitmen dan loyalitas. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliana (2015) mengungkap fakta dari pengakuan beberapa karyawan PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) berdasar dari aspek-aspek komitmen organisasi yakni identifikasi, keterlibatan, serta loyalitas. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Iqbal, Tufail, & Lodhi (2015) menunjukkan hasil yang sama yaitu adanya hubungan positif dan signifikan dari komitmen organisasi pada loyalitas karyawan yang bekerja pada perusahaan di Pakistan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mowday, Proter, Steers (dalam Zulkarnain & Hadiyani, 2014) bahwa sebenarnya komitmen organisasi dapat timbul apabila setiap individu mampu mengembangkan beberapa sikap yaitu; identifikasi yang berarti pemahaman terhadap tujuan organisasi, keterlibatan yang diartikan karyawan merasa terlibat dalam pekerjaan atau karyawan merasa senang dengan pekerjaannya, dan loyalitas yang berarti pengertian karyawan bahwa organisasi atau tempat kerja merupakan tempat tinggalnya. Loyalitas adalah bagian dari komitmen karyawan yang berupa kesetiaan pada tempat kerja, sebagaimana yang dipaparkan oleh Hasibuan (2001) bahwa

3 loyalitas kerja merupakan suatu unsur dalam penilaian kerja karyawan, dari pernyataan bahwa loyalitas mencakup kesetiaan yang dilihat dari kesiapan atau kesediaan karyawan dalam membela organisasinya dari orang maupun tim yang tidak bertanggung jawab di dalam maupun di luar organisasinya. Fletcher (dalam Sudimin, 2003) menjelaskan loyalitas sebagai kesetiaan atau tidak meninggalkan dan tidak mengkhianati karyawan lain ketika dibutuhkan. Sama halnya dengan Robbins (2006) yang mengartikan loyalitas berkaitan dengan tingkatan kepercayaan yakni tujuan untuk melindungi serta menyelamatkan organisasi dan anggota lainnya. Henry Glitter, seorang pengamat managemen, (dalam Malik, 2014) menyatakan pegawai yang meninggalkan pekerjaannya karena melihat ada prospek kemajuan, tanggung jawab, uang dan mengharapkan kenaikan pangkat, bonus atau mungkin sekedar pujian serta tepukan dibahu dapat dikatakan loyalitas, namun bedanya bukan loyalitas terhadap perusahaan melainkan loyalitas pada diri sendiri. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Hadinata (2014) dapat dilihat bahwa pada Pabrik Genteng Massokka Kebumen Tahun 2013 bulan Oktober karyawan yang keluar sebanyak 14 orang, November 10 orang dan, dan Desember 5 orang. Penyebab keluarnya karyawan ini menurut pihak manajemen pabrik yakni bagi yang masih muda biasanya mencari pekerjaan yang memberikan gaji yang lebih besar daripada di pabrik genteng Massokka ini dan bagi yang sudah berumur biasanya memilih istirahat dan memilih untuk bercocok tanam karena saat panen pemasukan yang diterima sedikit lebih besar dari bekerja di pabrik.

4 Permasalahan yang lain dalam penelitian Hadinata (2014) mengungkap jumlah absensi karyawan diketahui presentase absensi pada bulan Oktober sebesar 18,5%, pada bulan November sebesar 9,2%, dan pada Desember sebesar 3,7%. Presentase absensi terbesar ada pada bulan Oktober, jika dikaitkan pada permasalahan di atas memang banyak karyawan yang keluar pada bulan tersebut. Tabel 1. Data Presensi Hotel Ros In Bulan Oktober-November 2014 Bulan Tahun Total Total Total Absensi Total Persentase Hari Kehadiran Kehadiran Ketidakha Kerja diran Seharusnya Oktober 2014 80 27 2160 92 2068 4,25% November 2014 80 26 2080 96 1991 4,61% Rata-rata 4.43% Sumber: Data Hotel Ros In Bulan Oktober-November 2014 Berdasarkan tabel hasil survei dalam penelitian sebelumnya oleh Sanjaya (2015) data absensi karyawan Hotel Ros In Yogyakarta menunjukkan tingkat absensi lebih dari 3 persen dan ini menunjukkan adanya indikasi masalah yang terjadi di dalam Perusahan berbentuk Hotel tersebut khususnya disiplin kerja, dan menurut Mudiartha, dkk (dalam Sanjaya, 2015) rata-rata tingkat absensi sejumlah 2 hingga 3 persen dalam satu bulan masih dapat dikategorikan baik, namun jika lebih dari 3 persen maka dikategorikan organisasi tersebut memiliki kedisiplinan yang kurang baik.

5 Hasil survey dalam penelitian Sanjaya (2015) terlihat pula ketidaksesuaian jam kerja yang ditunjukkan adanya pelanggaran jam kerja seperti datang terlambat dan pulang cepat tanpa ijin sebanyak 30% dengan jumlah tinggi yang menunjukkan kurang adanya kepatuhan kerja. Kepatuhan dapat diindikasikan sebagai kesanggupan mentaati segala peraturan dan tidak melanggar larangan yang ditentukan (Rahadiwati, 2013). Tingkat kehadiran karyawan seperti membolos dan ijin yang menunjukkan aspek tanggung jawab dibuktikan menurun dengan presentase 20%. Fenomena dari hasil pengamatan tersebut dikaitkan dengan pernyataan Kartono (1994) yang mengungkapan bahwa karyawan yang tidak atau kurang memiliki loyalitas akan berdampak terjadinya pemogokan, kemangkiran, sabotase, tingkat absen yang tinggi, serta turn over atau perpindahan. Dapat disimpulkan bahwa loyalitas merupakan kesetiaan seorang karyawan terhdap pekerjaannya yang didedikasikan dalam bentuk mentaati peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan dengan benar dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Kurang adanya loyalitas karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan akan berdampak buruk pada perusahaan tersebut, seperti tidak tertib, sering tidak masuk, bahkan sampai mengundurkan diri. Loyalitas sangat penting bagi perusahaan karena akan meningkatkan pengabdian, kepatuhan, tingkat absensi, mencegah perpindahan, dan sebagainya. Loyalitas kerja di dalamnya terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi Soegandhi, Sutanto, & Setiawan (2013) menyebutkan fasilitas dalam bekerja, tunjangan karyawan, suasana dalam tempat kerja, upah, beberapa karakter

6 pekerjaan, karakter semua karyawan, desain perusahaan, serta pengalamanpengalaman yang didapat oleh karyawan selama bekerja. Salah satu dari faktorfaktor tersebut terdapat faktor suasana kerja, suasana kerja yang dimaksud yakni meliputi kondisi lingkungan kerja. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prabhakar (2016) menunjukkan bahwa sebanyak 70% dukungan kerja dan hubungan antar karyawan mempengaruhi kepuasan dan loyalitas kerja, oleh karena itu, memperbaiki faktor tersebut dalam lingkungan kerja akan mempengaruhi loyalitas karyawan kedepannya yang berada di lingkungan kerja negatif. Lingkungan kerja ada dua macam, yaitu lingkungan kerja non psikologis dan psikologis. Lingkungan kerja non psikologis berupa kondisi fisik ruangan atau hal-hal yang ada disekitar tempat kerja berupa cahaya, suhu, kebersihan, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan kerja psikologis yaitu hal-hal yang kita rasakan dalam diri yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan. Lingkungan kerja psikologis yang dikatakan Kartono (1994) ialah hal yang mempengaruhi kondisi karyawan didalam bekerja, lingkungan kerja psikologis yang kurang baik berdampak pada kelelahan, keadaan emosi, dan motivasi rendah yang dirasakan oleh karyawan, namun jika lingkungan kerja psikologis baik akan menyebabkan motivasi karyawan meningkat, karyawan tidak merasa cepat lelah dan tegang. Andriani (dalam Khotimah, 2010) menyatakan bahwa akibat dari keadaan organisasi tergantung bagaimana karyawan mengartikannya. Setiap karyawan memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap suatu hal meskipun dalam

7 keadaan atau situasi yang sama. Jika karyawan memandang positif suatu lngkungan kerja maka akan merasakan kesenangan, begitupun sebaliknya. Penelitian yang pernah dilakukan Ding, Lu, Song, & Lu (2012) diperoleh hasil adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan loyalitas karyawan, dan supaya dapat menambah tingkat loyalitas karyawan, maka manager seharusnya memikirkan bagaimana pencapaian untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan karyawan dalam hal psikologis maupun non psikologis. Kartono (1994) mengatakan bahwa tidak sedikit perusahaan yang memahami strategi dalam menarik, memuaskan, dan mempertahankan karyawannya dengan memberi banyak gaji dan tunjangan, bonus yang memadai. Kenyataannya meskipun karyawan telah diberikan kompensasi yang sangat cukup bahkan lebihpun tidak menampik bahwa tetap meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja, karena masih merasa tidak nyaman dalam bekerja. Ketidak nyamanan karyawan ketika bekerja ternyata lebih diperhitungkan karena keadaan lingkungan kerja dan sosialnya. Hasil penelitian berhubungan dengan pernyataan tersebut yang pernah dilakukan oleh Sanjaya (2015) menghasilkan bahwa sebanyak 3 orang (15%) mengatakan menurunnya kinerja karyawan karena karyawan Hotel Ros In Yogyakarta kurang adanya kerjasama antar karyawan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan. Penelitian yang menunjukkan hasil serupa oleh Khuong & Tien (2013) bahwa faktor kepuasan, dukungan dari atasan, kerja sama tim, dan lingkungan kerja adalah peran penting yang signifikan mempengaruhi loyalitas karyawan. Oleh karena itu kebanyakan karyawan meninggalkan pekerjaannya karena rasa

8 ketidaknyamanan dalam lingkungan kerjanya. Rasa ketidaknyamanan tersebut dikarenakan dari persepsi karyawan terhadap lingkungan kerjanya yang tidak baik sehingga merasa tidak nyaman di tempat kerja. Lingkungan kerja menurut Widiyanti & Anorogo (1993) dapat mempengaruhi pekerjaan termasuk loyalitas, terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis. Hasil wawancara yang telah dilakukan Rabu, 19 Oktober 2016 kepada bagian personalia dari PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta dengan subjek berinisial P, mendapatkan hasil bahwa dalam 3 bulan terakhir, dari bulan Juli hingga September 2016 rata rata terdapat 5 karyawan yang keluar dari perusahaan setiap bulannya atau sebesar 5 persen dari jumlah karyawan yang sebelumnya 287, hal tersebut tidak ditanyakan alasannya oleh personalia namun terlihat tidak sedikit yang keluar dari perusahaan karena beberapa penyebab yang terlihat adanya perselisihan perselisihan antar karyawan dan merasa tekanan kerja yang tinggi. Selain adanya karyawan yang memilih keluar dari perusahaan, tidak sedikit pula jumlah kemangkiran yang terjadi selama tiga bulan tersebut yaitu rata rata sebanyak 63 karyawan atau 23.1%. Tabel 2. Jumlah kemangkiran dan karyawan keluar PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta bulan Juli Desember 2016 Bulan Jumlah Mangkir Keluar Pensiun Indisiplin er Juli 280 59 (21.1%) 5 (1.78%) 2 (0.71%) 0 Agustus 277 54 (19.5%) 3 (1.08%) 0 0 September 272 77 (28.3%) 3 (0.8%) 2 (0.73%) 0 Oktober 269 92 (34.2%) 3 (1.11%) 0 0 November 264 86 (32.5%) 4 (1.5%) 0 1 (0.37%) Desember 262 87 (33.2%) 2 (0.76%) 0 0

9 Fenomena tersebut sama dengan yang sebelumnya dikutip bahwa Kartono (1994) mengatakan karyawan yang tidak atau kurang memiliki loyalitas akan berdampak terjadinya pemogokan, kemangkiran, sabotase, tingkat absen yang tinggi, serta turn over atau perpindahan. Tabel 3. Faktor penyebab keluarnya 20 karyawan PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta bulan Juli Desember 2016 Faktor Jumlah (20 karyawan) Presentase (100%) Mencari pekerjaan lain dengan upah lebih besar 5 25% Pensiun dini 4 20% Perselisihan antar karyawan 3 15% Kesehatan 3 15% Membuka usaha 2 10% Merasa tekanan kerja tinggi 2 10% Menikah 1 5% Tabel diatas dapat dibaca bahwa faktor penyebab dari keluarnya karyawan PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta yaitu karena karyawan ingin mencari pekerjaan dengan upah yang lebih besar, adanya perselisihan antar karyawan, usia karyawan yang sudah tidak muda dan stamina yang berkurang sehingga membuat karyawan mengundurkan diri, karyawan ingin membuka usaha sendiri, dan faktor lain bahwa karyawan menikah kemudian tidak ingin bekerja lagi dan faktor kesehatan. Salah satu faktornya adalah adanya perselisihan antar karyawan karena komunikasi yang kurang baik, hal tersebut merupakan tidak adanya salah satu aspek dari lingkungan psikologis kerja seperti yang disebutkan oleh Kozlowsky & Doherty (dalam Wulan, 2002) yaitu aspek kebersamaan yang berarti interaksi antar karyawan dan keterbukaan karyawan termasuk dalam tempat kerja. Faktor

10 tekanan kerja yang juga termasuk dalam aspek lingkungan psikologis kerja oleh Kozlowsky & Doherty (dalam Wulan, 2002). Berdasarkan fenomena tersebut maka muncul rumusan masalah apakah ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan psikologis kerja dengan loyalitas kerja pada karyawan PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta? B. Tujuan 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan psikologis kerja dengan loyalitas kerja pada karyawan PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta. 2. Untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap lingkungan psikologis kerja pada karyawan PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta 3. Untuk mengetahui tingkat loyalitas kerja pada karyawan PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta 4. Untuk mengetahui sumbangan efektif persepsi terhadap lingkungan psikologis kerja dan loyalitas kerja pada karyawan PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta C. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian materi dalam bidang psikologi industri dan organisasi.

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi karyawan yang menjadi subjek penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu evaluasi lingkungan psikologis kerja dalam meningkatkan loyalitas karyawan. c. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemahaman tentang lingkungan psikologis kerja dan loyalitas masyarakat dalam bekerja. d. Bagi ilmuwan atau peneliti selanjutnya Penelitian ini bagi ilmuwan yang akan melakukan penelitian diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan dasar penelitian dan menemukan variable yang lebih bervariasi.