PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR

dokumen-dokumen yang mirip
C. TUJUAN 1. TujuanUmum : Untuk membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

pola kuman 1. Program penerapan Kewaspadaan Isolasi 2. Program kegiatan surveilans PPI dan peta 4. Program penggunaan antimikroba rasional

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

PPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Peraturan.:

LAPORAN KOMITE PPI TRIWULAN PERTAMA RUMAH SAKIT UMUM HAMBA KABUPATEN BATANG HARI BULAN APRIL S.D JUNI 2016

FOKUS AREA : Program kepemimpinan dan koordinasi (PPI 1; 2;

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA

JADWAL KEGIATAN IPCN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

STANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1

Laporan bulanan PPI Bulan September

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

KERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT...

BAB 1 PENDAHULUAN. dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (World

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

JCI - HEALTHCARE ORGANIZATION MANAGEMENT STANDARDS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. maka pada tahun 1976 Join Commission on Acreditation of Health Care

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

SASARAN Semua Tenaga Pelayanan Kesehatan, Dokter, Perawat, Bidan. METODE Ceramah, Diskusi, Demonstrasi, Kunjungan lapangan, Praktek

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY

PELAKSANAAN SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT. Halaman 1 dari 5. No. Dokumen... No. Revisi... RS ADVENT MANADO. Ditetapkan,

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

PROGRAM KERJA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Hospital Public Training Schedule

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

SURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

dr. Luwiharsih,MSc Komisi Akreditasi Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2016 di Unit Bedah

Katalog Dalam Terbitan, Departemen Kesehatan RI

Hospital Public Training Schedule

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PROGRAM KERJA SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN RUMAH SAKIT LNG BADAK TAHUN 2016

Trend Angka Infeksi Triwulan III Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

KOMITE PPI RSUD KABUPATEN BULELENG TAHUN 2018

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

BAB IV PENUTUP. RSUD dr M Ashari Pemalang merupakan salah satu Rumah. Sakit bentuk Badan Layanan Umum Daerah di wilayah Kabupaten

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Nosokomial, yang saat ini disebut sebagai. dengan jumlah pasien dari jumlah pasien berisiko 160.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua rahmat dan nikmat-nya

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI

BAB VII KESIMPULAN. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan : dilakukan dalam bentuk in house training oleh tim pencegahan dan

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Resistensi Antimikroba. Rumah Sakit. Pengendalian. Program.

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

Jl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Ventilator Associated Pneumonia

Transkripsi:

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR Disusun oleh : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RUMAH SAKIT UMUM AULIA LODOYO BLITAR JL. RAYA UTARA LODOYO KEMBANGARUM NO. 3 KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR Telp. 0342-444168 Fax. 444289 Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan lembaga dimana kemajuan ilmiah dipakai untuk memberikan pelayanan diagnostik dan terapeutik yang terbaik untuk pasien, namun disadari bahwa rumah sakit juga merupakan tempat yang memudahkan untuk terjadinya penularan berbagai penyakit infeksi. Resiko infeksi selain terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit juga terjadi pada petugas rumah sakit tersebut. Berbagai prosedur penanganan pasien memungkinkan petugas terpajan dengan kuman yang berasal dari pasien.pengetahuan tentang pencegahan infeksi sangat penting untuk petugas rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya yang merupakan sarana umum untuk terjadinya infeksi. Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Salah satu strategi yang bermanfaat dalam pengendalian infeksi nosokomial adalah peningkatan kemampuan dalam kewaspadaan universal adalah upaya mencegah transmisi mikroorganisme melalui darah dan cairan tubuh. Demikian pula halnya di Rumah Sakit Aulia, upaya pengendalian infeksi juga terus dilakukan. Sangat disadari, bahwa dampak infeksi ini sangat luas, baik bagi pasien, pengguna jasa rumah sakit maupun bagi rumah sakit itu sendiri. Sekalipun infeksi ini seringkali tidak mematikan, tetapi mengakibatkan pasien lebih lama tinggal di rumah sakit dan membayar biaya lebih mahal untuk perpanjangan hari rawat. Bagi rumah sakit infeksi nosokomial akan berdampak pada biaya operasional yang lebih besar sehingga dapat mengakibatkan menurunnya kualitas pelayanan rumah sakit ini. Untuk itu pemerintah telah menetapkan pengendalian infeksi sebagai tolok ukur atau standar mutu pelayanan rumah sakit. Hal ini pula yang mendasari semakin dikembangkannya upaya pengendalian infeksi di rumah sakit ini. Diharapkannya, dengan semakin ditekannya kejadian infeksi nosokomial maka kualitas pelayanan di Rumah Sakit Aulia secara menyeluruh dapat semakin ditingkatkan.

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan salah indikator pasien safety dimana kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI ) dapat di capai melalui program kegiatan surveilans, pendidikan dan latihan perawat,dokter, maupun petugas kesehatan lainnya, pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang rasional, dan kewaspadaan universal. Pelaksanaan program tersebut perlu ditunjang perencanaan yang rinci dalam strategi-strategi dengan langkah-langkah yang memerlukan koordinasi dari banyak pihak baik individu, bagian atau unit lainnya. Kegiatan dalam program tersebut harus dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat dan rapi yang mampu menjabarkan program secara komprehensif, rinci dan jelas. Organisasi yang di maksud adalah Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit ( Panitia PPIRS ) sebagai koordinator dan bekerja di tingkat institusional sebagai pembuat kebijakan, prosedur kerja yang berkaitan dengan program pengendalian infeksi serta mengeluarkan rekomendasi, laporan data surveilans yang relevan yang akan di pakai pihak managemen struktural rumah sakit dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Agar tetap program kegiatan dapat dijalankan maka Rumah Sakit Aulia melakukan kegiatan kegiatan dengan berbagai cara seperti sosialisasi, surveilans infeksi di setiap ruang rawat inap, pendidikan dan latihan bagi semua staf yang ada di rumah sakit sehingga program kegiatan dapat dijalankan sesuai tanggung jawab sebagai anggota Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit ( Panitia PPIRS )

BAB III VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO RS 1. Visi : Menjadikan Rumah Sakit Aulia pilihan utama masyarakatdalam memperoleh pelayanan rumah sakit yang professional, 2. Misi : Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri dan terjangkau dalam memberikan pelayanan berdasarkan kemanusiaan dan kesetaraan. 3. Tujuan : Terwujudnya pelayanan kesehatanyang bermutu sesuai standard an terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat 4. Motto : kesembuhan dan kepuasan pasien adalah tujuan kami.

BAB V STRUKTUR ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT

Direktur Ketua Panitia PPIRS Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Panitia PPIRS) Sekretaris PPIRS Anggota PPI Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TIM PPIRS) Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) Infection Prevention and Control Doctor (IPCD) Infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN) Anggota

BAB VI URAIAN JABATAN 1. NAMA JABATAN : DIREKTUR 1.1. Uraian Tugas : 1.1.1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan. 1.1.2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial. 1.1.3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan. 1.1.4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial. 1.1.5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial berdasarkan saran dari komite PPIRS. 1.1.6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotik yang rasional dan desinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPIRS. 1.1.7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari komite PPIRS. 1.1.8. Mengesahkan Standart Prosedur Operasional ( SPO ) untuk PPIRS 2. NAMA JABATAN : KETUA PANITIA PPIRS 2.1. Hasil kerja : Terselenggaranya visi, misi, dan program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit secara menyeluruh dan terpadu. 2.2. Uraian Tugas : 2.2.1. Memimpin rapat 2.2.2. Membuat Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bersama dengan tim PPIRS 2.2.3. Memantau pelaksanaan program PPIRS 2.2.4. Membuat Standart Prosedur Operasional ( SPO ) 2.2.5. Memberikan usulan usulan yang berhubungan PPI kepada direktur 2.2.6. Melakukan evaluasi program PPI 2.2.7. Melakukan tugas lain yang diberikan yang berkaitan dengan PPIRS 2.3. Tanggung Jawab : 2.3.1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visi dan misi pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit. 2.3.2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan evaluasi PPI 2.3.3. Bertanggung jawab kepada direktur. 2.4. Syarat Jabatan : 2.4.1. Dokter spesialis penyakit dalam 2.4.2. Masa kerja mengelola pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit minimal 3 tahun. 2.4.3. Memiliki sertifikat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI ) 3. NAMA JABATAN : Sekretaris Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 3.1. Hasil kerja :

3.1.1. Terkelola dan terdokumentasinya seluruh data pencegahan dan pengendalian Infeksi 3.1.2. Terkoordinasinya seluruh program kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 3.2. Uraian Tugas : 3.2.1 Membuat undangan rapat dan membuat notulen. 3.2.2 Mengelola administrasi surat - surat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 3.2.3 Mencatat data data yang berhubungan dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 3.2.4 Menyusun Standar Prosedur Operasional ( SPO ) 3.2.5 Memberikan bantuan bantuan yang diperlukan oleh panitia maupun tim PPI demi suksesnya program PPI 3.2.6 Melakukan tugas tugas lain dari atasan yang berhubungan dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 3.3. Tanggung Jawab : 3.3.1 Bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 3.3.2 Bertanggung Jawab kepada ketua panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 3.4. Syarat Jabatan : 3.4.1 Memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang surat menyurat 3.4.2 Karyawan tetap rumah sakit 3.4.3 Masa keanggotaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi minimal 1 tahun 4. NAMA JABATAN : Anggota Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 4.1 Hasil Kerja : Terkelola dan terkoordinasinya seluruh pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan unit terkait lain. 4.2 Uraian tugas : 4.2.1 Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI. 4.2.2 Melaksanakan sosialisasi kebijakkan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit. 4.2.3 Membuat Standar Prosedur Operasional ( SPO ) PPI 4.2.4 Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut. 4.2.5 Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB infeksi nosokomial. 4.2.6 Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi. 4.2.7 Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI. 4.2.8 Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakannya 4.2.9 Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia ( SDM ) rumah sakit dalam PPI. 4.2.10 Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan. 4.2.11 Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur. 4.2.12 Berkoordinasi dengan unit terkait lainnya 4.2.13 Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotioka yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika. 4.2.14 Menyususn kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3). 4.2.15 Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.

4.2.16 Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit. 4.2.17 Memberikan masukkan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI. 4.2.18 Menentukkan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi. 4.2.19 Melakukan pengawasan terhadap tindakan tindakan yang menyimpang dari standart prosedur/ monitoring surveilans proses. 4.2.20 Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 4.3. Tanggung Jawab : 4.3.1 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PPI dengan unit lain. 4.3.2 Bertanggung jawab terhadap Ketua Panitia Pencegahan Infeksi 4.4. Syarat Jabatan : 4.4.1 Dokter Umum dan Dokter Spesialis yang ada di rumah sakit, perawat sterilisasi, diploma gizi, apoteker. 4.4.2 Karyawan tetap rumah sakit. 4.4.3 Masa keanggotaannya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi minimal 1 tahun. 5. NAMA JABATAN : IPCN ( Infection Prevention and Control Nurse ) 5.1. Hasil kerja : Terlaksananya surveilans infeksi, audit Pencegahan dan pengendalian Infeksi dan edukasi tentang PPI bagi petugas kesehatan, pengunjung,dan keluarga. 5.2. Uraian tugas : 5.2.1 Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 5.2.2 Memonitor pelakasanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi. 5.2.3 Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI. 5.2.4 Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 5.2.5 Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama sama Komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi. 5.2.6 Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya. 5.2.7 Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit. 5.2.8 Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah, laundry, gizi, dan lain lain dengan menggunakan daftar tilik. 5.2.9 Memonitor kesehatan lingkungan. 5.2.10 Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional. 5.2.11 Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

5.2.12 Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke komite PPI. 5.2.13 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI. 5.2.14 Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI. 5.2.15 Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung pengunjung rumah sakit tentang PPIRS 5.2.16 Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi. 5.2.17 Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit. 5.3. Tanggung jawab : 5.3.1 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan surveilans tentang infeksi, audit PPI, edukasi kepada petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga. 5.3.2 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan evaluasi. 5.3.3 Bertanggung jawab kepada ketua panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 5.4. Syarat Jabatan : 5.4.1 Perawat dengan pendidikkan minimal D3 dan memiliki sertifikat PPI 5.4.2 Memiliki komitmen di bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 5.4.3 Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident. 5.4.4 Bekerja purna waktu. 6. NAMA JABATAN : IPCD ( Infection Prevention and Control Doctor ) 6.1. Hasil kerja : Terlaksananya diagnosis dan terapi infeksi, penulisan resep antibiotika dan surveilans, pola resistensi antibiotika serta KLB. deteksi 6.2. Uraian Tugas : 6.2.1 Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar. 6.2.2 Turut menyususn pedoman penulisan resep antibiotik dan surveilans. 6.2.3 Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi antibiotika. 6.2.4 Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB. 6.2.5 Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan dengan prosedur terapi. 6.2.6 Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien. 6.2.7 Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan pengendalian infeksi. 6.3. Tanggung jawab 6.3.1 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan surveilans infeksi dan peta kuman dan pola resistensi antibiotika. 6.3.2 Bertanggung jawab terhadap ketua panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 6.4. Syarat Jabatan : 6.4.1 Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI 6.4.2 Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI 6.4.3 Memiliki kemampuan leadership.

7. NAMA JABATAN : IPCLN ( Infection Prevention and Control Link Nurse ) 7.1. Hasil Kerja : Terlaksananya kegiatan surveilans infeksi dan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi di unit rawatnya masing masing. 7.2. Uraian tugas: 7.1.1 Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat inap masing masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien pulang. 7.1.2 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing masing. 7.1.3 Memberitahu kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial pada pasien. 7.1.4 Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum paham. 7.1.5 Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar isolasi. 7.3. Tanggung Jawab : 7.1.6 Bertanggung jawab terhadap pengisian dan pengumpulan formulir surveilans di unit rawat inap masing masing. 7.1.7 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing masing. 7.1.8 Bertanggung jawab terhadap IPCN. 7.4. Syarat Jabatan : 1. Perawat dengan pendidikkan minimal D3 dan memiliki sertifikat PPI 2. Memiliki komitmen di bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 3. Memiliki kemampuan leadership. BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi menjangkau ke dalam setiap bagian dari pelayanan rumah sakit. Untuk itu perlu mekanisme untuk melakukan koordinasi seluruh program. Tata hubungan kerja panitia dan tim PPIRS dengan berbagai unit meliputi : a. Tata hubungan kerja panitia PPI dengan dokter : hand hygiene, APD, sosialisasi peta kuman, pola resistensi antibiotika, perawatan pasien menular. b. Tata hubungan kerja PPI dengan perawatan : hand hygiene, APD, kewaspadaan standart isolasi, pelatihan surveilans infeksi (IADP, ISK, ILO, VAP) perawatan isolasi penyakit menular. c. Tata hubungan kerja PPI dengan profesional bidang PPI : hand hygiene, penyusunan peta kuman dan resistensi dengan panitia farmasi terapi, SpPK.

d. Tata hubungan kerja dengan urusan rumah tangga : hand hygiene, APD, pengolahan sampah RS dan kebersihan RS, pengelolaan linen RS. e. Tata hubungan kerja panitia dengan pihak lain : pemeriksaan kultur, swab berkala ( AC, udara, lantai, limbah, pemeriksaan mutu akhir sterilisasi, penatalaksanaan pasca pajanan, pengadaan desinfektan, handscrub, sarana lain). BAB VIII STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Aulia di pimpin oleh Ketua Panitia PPIRS. Distribusi ketenagaan Panitia PPIRS di sesuaikan dengan kualifikasi dan beban kerja yang ada. Untuk distribusi ketenagaan Panitia PPIRS di sebutkan dalam table 2.1 sesuai dengan tugas masing-masing panitia. Tabel 2.1 Pola Ketenagaan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Aulia Nama Jabatan Ketua Panitia PPIRS Kualifikasi Formal Non Formal Dokter Umum Pelatihan dasar pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial Jumlah Kebutuhan IPCN DIII Keperawatan Pelatihan IPCN Tim PPIRS / - D3 In hause per unit IPCLN Keperawatan - Dokter Umum training Pelatihan 1orang Sterilisasi (untuk perawat bagian Sterilisasi)

Anggota panitia PPIRS lainnya - Apoteker - Dokter Sp.A - Dokter Sp.OG - Dokter Sp.PD - Dokter Sp.An - Dokter Sp.B - Dokter Umum - Perawat Bagian Sterilisasi - D3 Gizi In hause training Pelatihan Sterilisasi (untuk perawat bagian Sterilisasi) B. Distribusi Ketenagaan Di tingkat rumah sakit, terdapat Panitia PPIRS yang di ketuai oleh seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam, beranggotakan lintas unit, di antaranya adalah dokter dengan berbagai bidang keahlian ( spesialis anak, penyakit dalam, bedah, anestesi, kebidanan dan kandungan ), farmasi, gizi, kesehatan lingkungan, keperawatan dan pemeliharaan sarana. Ketua Panitia PPIRS di bantu oleh seorang sekretaris panitia. IPCN merupakan perawat yang melakukan kontrol infeksi dan surveilans di seluruh unit rumah sakit. Di Rumah Sakit Aulia, IPCN sudah bertugas fulltimer, tapi pelaksanaan kegiatan di unit rumah sakit setiap harinya IPCN masih di bantu oleh tim PPIRS lainnya Di tingkat unit pelayanan, yaitu di setiap ruang perawatan, terdapat seorang perawat sebagai IPCLN ( Infection Prevention and Control Link Nurse ) yang merupakan perpanjangan tangan IPCN di ruang perawatan dalam melaksanakan program kerja Panitia PPIRS. C. Pengaturan Jaga Dalam menjalankan tugasnya, IPCN di bantu oleh tim PPIRS untuk melakukan tugas sesuai dengan unit pelayanan yang ada di Rumah Sakit Aulia. IPCN menjalankan tugas kontrol infeksi dan surveilans selama 6 hari dalam seminggu, dibantu oleh IPCLN yang terdapat di setiap unit perawatan.

BAB IX KEGIATAN ORIENTASI Kegiatan orientasi tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di jabarkan dalam tabel berikut : Tabel 9.1 Orientasi tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Waktu Materi Penanggung Jawab Peserta Orientasi anggota Hari I Panitia PPIRS Anggota baru tim baru tim Pengenalan PPIRS pencegahan dan keanggotaan Visi, misi, Motto, pengendalian falsafah dan tujuan RS infeksi Kebijakan dan Orientasi karyawan baru pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian PPIRS. Hari II Program kerja PPIRS Panduan yang berkaitan dengan PPIRS Pengenalan keanggotaan Visi, misi, motto, nilai dan tujuan RS Kebijakan, pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian PPIRS serta panduan yang berkaitan dengan PPIRS Panitia PPI RS Tim PPIRS Anggota baru tim PPIRS Karyawan baru

berikut : BAB X PERTEMUAN / RAPAT Kegiatan rapat panitia dan tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan sebagai Tabel 10.1 Pertemuan/ rapat tim pencegahan dan pengendalian infeksi Rapat Intern Topik Peserta Tempat Setiap bulan Hasil surveilans Tim PPIRS Kantor PPI infeksi dan audit pelaksanaan APD, hand hygiene, limbah, dekontaminasi Analisa hasil surveilans infeksi dan hasil audit pelaksanaan APD, hand hygiene, limbah, dekontaminasi Akreditasi Setiap 3 bulan Evaluasi pelaksanaan kegiatan surveilans infeksi dan pelaksanaan kepatuhan hand hygiene, APD, limbah, dekontaminasi Komite PPIRS Kantor PPI Setiap 1 tahun sekali Penyusunan peta kuman dan resistensi antibiotik dengan panitia farmasi terapi Evaluasi pelaksanaan Komite PPIRS Komite dan tim PPI Kantor PPI Kantor PPI

Rapat segera program kerja PPI Permasalahan yang Komite dan tim Kantor PPI harus segera PPIRS ditangani misal : adanya KLB

BAB XI PELAPORAN Pelaporan Panitia dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi meliputi : a. Pelaporan harian dilaksanakan oleh IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse ) tentang pengumpulan data untuk surveilans infeksi seperti IADP, ISK, ILO, Pnemonia dan sepsis serta memberikan laporan apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial kepada IPCN. b. Pelaporan bulanan dilaksanakan oleh IPCN tentang pelaksanaan kegiatan PPI dan hasil audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi kepada panitia PPI. c. Pelaporan tahunan dilaksanaakan oleh panitia PPI tentang pelaksanaan kegiatan PPI berdasarkan program kerja tahunan PPI kepada direktur.