LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODA PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada bulan Maret Mei Penelitian dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

Lampiran 1. Penyiapan media bakteri Aeromonas hydrophila

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB 4. METODE PENELITIAN

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT INFEKSIUS. IDENTIFIKASI DAN ISOLASI BAKTERI Escherichia coli

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

BAB III METODE PENELITIAN

Materi 2: Isolasi dan Purifikasi Bakteri Simbion pada Organisme Laut

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

II. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

Lampiran 1. Rancangan Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 C selama 1,5 jam. Alat-alat yang terbuat dari kaca sebelum digunakan dicuci dan dikeringkan. Alat-alat tersebut kemudian dibungkus dengan kertas dan disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121 C selama 20 menit dan tekanan 1 atm. Kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven. Sedangkan media disterilisasikan pada 121 C selama 15 menit dan tekanan 1 atm. Sterilisasi pembakaran yaitu jarum ose untuk inokulasi bakteri disterilisasi dengan membakarnya sampai berwarna kemerahan dengan menggunakan lampu Bunsen. a. Tabung reaksi dan erlenmeyer b. Cawan petri Gambar 3. Alat-alat yang akan disterilkan

Lampiran 2. Pembuatan Media Bakteri 1. Pembuatan Media Thiosulfate Citrate Bile Sucrose (TCBS) Sterilisasi aquades 100 ml dalam erlenmeyer 250 ml lalu di autoclave selama 15 menit pada suhu 121ºC. Media TCBS ditimbang secara teknis sebanyak 8,8 g. Kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah berisi aquades steril 100 ml. Campuran dipanaskan menggunakan hot plate hingga larut dan digoyangkan sampai homogen. Dituangkan kedalam cawan Petri, ditunggu sampai media mengeras kemudian media disimpan ke dalam kulkas. 2. Rimler Shotts Agar (RSA) Ditimbang media RSA sebanyak 20 g, lalu ukur akuabides sebanyak 500 ml, setelah itu campurkan media RSA dengan akuabides ke dalam labu Erlenmeyer kemudian masukan magnetic stirrer ke dalamnya yang berfungsi untuk mengaduk larutan agar merata, setelah itu tutup erat bagian mulut labu Erlenmeyer dengan erat menggunakan kapas dan alumunium foil, kemudian panaskan larutan media RSA dengan menggunakan hot plate sampai mendidih kemudian dituang ke dalam cawan Petri, ditunggu sampai media mengeras dan disimpan ke dalam kulkas. 3. Mac Conkey Agar (MCA) Ditimbang media MCA sebanyak 20 g, lalu ukur akuabides sebanyak 500 ml, setelah itu campurkan media MCA dengan akuabides ke dalam labu Erlenmeyer kemudian masukan magnetic stirrer ke dalamnya yang berfungsi untuk mengaduk larutan agar merata, setelah itu tutup erat bagian mulut labu Erlenmeyer dengan erat menggunakan kapas dan alumunium foil.

Lampiran 2. (Lanjutan) Kemudian panaskan larutan media MCA dengan menggunakan hot plate sampai mendidih, lalu larutan media dimasukan di autoklave agar steril, kemudian dituang ke dalam cawan Petri, ditunggu sampai media mengeras dan disimpan ke dalam kulkas. 4. Media Tryptic Soy Agar (TSA) Ditimbang media TSA sebanyak 20 g, lalu ukur akuabides sebanyak 500 ml, setelah itu campurkan media TSA dengan akuabides ke dalam labu Erlenmeyer kemudian masukan magnetic stirrer ke dalamnya yang berfungsi untuk mengaduk larutan agar merata, setelah itu tutup erat bagian mulut labu Erlenmeyer dengan erat menggunakan kapas dan alumunium foil, kemudian panaskan larutan media TSA dengan menggunakan hot plate sampai mendidih, lalu larutan media dimasukan di autoklave agar steril, kemudian dituang ke dalam cawan Petri, ditunggu sampai media mengeras dan disimpan ke dalam kulkas. 5. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Sebanyak 10 g bubuk NA dilarutkan dalam 500 ml akuades yang ditempatkan dalam erlenmeyer 1liter dan dipanaskan pada pada penangas air sambil diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk, kemudian disterilkan dengan autoclave pada suhu 121 o C dengan tekanan uap 1 atm selama 15 menit. Setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau cawan yang telah steril, lalu disimpan dalam lemari es dengan plastik steril.

Lampiran 2. (Lanjutan) 6. Pembuatan Media Sulfit Indol Motility (SIM) Sebanyak 30 g serbuk media SIM dilarutkan dengan 1 liter air suling, dipanaskan hingga melarut, setelah itu dimasukkan ke tabung reaksi sebanyak 10 ml, disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121⁰C tekanan 15 lbs. 7. Pembuatan Media Metil Red-Voges Proskauer (MR-VP) Sebanyak 17 g serbuk media MR-VP dilarutkan dalam 1 liter air suling, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml, kemudian disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121⁰ C tekanan 15 lbs.

Lampiran 3. Pengambilan Sampel Ikan dan Sampel Air Pengambilan Sampel Air Pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel yang diikatkan dengan tali Pengukuran Kecerahan Pengukuran Suhu Pengukuran Salinitas

Lampiran 3. (Lanjutan) Pengambilan Sampel Ikan Ikan Kerapu (E. tauvina) Ikan KJA I Ikan KJA II Ikan KJA III Lampiran 4. Isolasi Bakteri Pada Ikan dan Air Pengukuran Panjang dan Bobot Ikan Pembedahan Ikan

Lampiran 4. (Lanjutan) Isolasi Bakteri Hasil isolasi dimasukkan ke dalam Inkubator

Lampiran 5. Isolat Pada Media Selektif Media Selektif Media TCBS Media Mc Conkey Media RSA

Lampiran 6. Pewarnaan Gram Prosedur Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram dilakukan dengan membersihkan kaca objek dengan alkohol dan dilewatkan beberapa kali pada nyala api Bunsen, kemudian diambil isolat bakteri masing-masing media dengan jarum ose dan dioleskan pada kaca objek. Isolat bakteri kemudian ditetesi ungu violet dan dibiarkan selama 1 menit, selanjutnya dicuci dengan air mengalir dan dianginkan hingga kering. Selanjutnya isolat bakteri ditetesi alkohol 95% selama 30 detik, kemudian dialiri air dan dianginkan hingga kering. Isolat bakteri kemudian ditetesi safranin selama 30 detik dan dicuci dengan air mengalir, dikeringkan dengan kertas penghisap dan dikering anginkan, kemudian dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bakteri gram positif ditandai dengan warna ungu yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu mengikat warna kristal violet, sedangkan bakteri gram negatif ditandai dengan warna merah muda yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak mampu mengikat warna kristal violet dan hanya terwarnai oleh safranin (pewarna tandingan) (Hadioetomo, 1993). Hasil Pewarnaan Gram

Lampiran 6. (Lanjutan) Vibrio harveyi Aeromonas salmonicida Edwardsiella ictulari

Lampiran 7. Uji Reaksi Biokimia 1. Uji Katalase Uji katalase dilakukan untuk mengetahui sifat bakteri dalam menghasilkan enzim katalase dengan menggunakan reagen hidrogen peroksida (H 2 S 2 ) 3 %, hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena menginaktifkan enzim dalam sel. Katalase merupakan enzim yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida menjadi H 2 O dan O 2. Adapun prosedurnya adalah diambil isolate murni bakteri dengan jarum ose steril, goreskan isolate pada slide glass, teteskan H 2 O 2 3% pada goresan isolate di slide glass, amati pembentukan gelembung udara yang terjadi pada saat koloni bakteri bercampur atau bereaksi dengan H 2 O 2 3%. Katalase bersifat (+) akan terjadi gelembung udara dan katalase bersifat negatif (-) jika tidak terjadi gelembung udara. 2. Uji Oksidase Uji oksidase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim oksidase pada bakteri dengan menggunakan paper oksidase yang dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada paper oksidase. Oksidase bersifat (+) akan terjadi perubahan warna ungu dan oksidase bersifat negatif (-) jika tidak ada perubahan warna pada paper oksidase. 3. Uji KOH Uji KOH dilakukan untuk mengetahui gram strain dari bakteri. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan uji pewarnaan gram agar dapat dilihat kesamaan hasilnya. Keunggulan uji KOH adalah lebih sederhana dan praktis.

Lampiran 7. (Lanjutan) Adapun prosedurnya adalah bakteri murni diambil dengan menggunakan jarum ose steril dan digoreskan ke slide glass yang telah ditetesi KOH 3%. KOH bersifat positif (+) akan mengeluarkan lender dan KOH bersifat (-) jika tidak ada lender yang ditimbulkan. Hasil gram strain dapat diketahui dengan mengetahui KOH positif (+) maka gram (-) dan jika KOH (-) maka gram (+). 4. Uji Indol Uji Indol dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan indol dari asam amino tryptophan. Adapun prosedur dalam uji indol adalah Inokulum bakteri diambil menggunakan jarum ose untuk ditanam dalam media SIM, diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam. Lalu diteteskan reagen Kovacks (terdiri dari dimetil aminobenzaldehid, n-amyl alkohol & HClp). Hasil positif (+) ditunjukkan dengan terbentuknya cincin merah. Hasil negatif (-) ditunjukkan dengan terbentuknya cincin kuning. 5. Uji SIM (Sulfit Indol Motility) Uji SIM dilakukan untuk membedakan bakteri motil dan bakteri non motil. Motilitas bakteri dapat diamati dari pertumbuhan bakteri pada media. Diambil bakteri dengan menggunakan jarum ose, kemudian bakteri ditanam secara tegak lurus di tengah Medium SIM (sulfit indol motility) dengan cara ditusukkan, diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam. Hasil postif (+) ditunjukkan dengan pertumbuhan bakteri akan menyebar menjauhi garis inokulasi (pergerakan) sehingga media menjadi keruh. Hasil negatif (-) ditunjukkan dengan pertumbuhan hanya terlihat disepanjang garis inokulasi dan media tidak menjadi keruh.

Lampiran 7. (Lanjutan) 6. Uji O/F (Oksidatif/Fermentatif) Uji O/F medium (Oksidatif/Fermentatif) dilakukan untuk mengetahui sifat oksidatif atau fermentatif bakteri terhadap glukosa dengan menggunakan dua tabung media yang salah satunya ditutup dengan menggunakan paraffin, sehingga diharapkan di dalam media tidak terdapat udara yang dapat mendukung terjadinya fermentasi. Adapun prosedurnya adalah inokulasikan bakteri kedalam media O/F secara tegak lurus, inkubasi pada suhu ruangan selama 24-48 jam. Jika kedua larutan tetap hijau maka NR (No Reaction). Jika yang tanpa parafin kuning maka oksidatif dan jika keduanya kuning maka fermentatif. 7. Uji Metil Red (MR) Uji Metil Red dilakukan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran, sehingga dapat mengubah indikator metil merah menjadi merah. Pada Uji Metil Red diinokulasi bakteri dengan menggunakan jarum ose ke dalam media MR-VP. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Lalu diteteskan 2 tetes reagen metil red. Hasil positif (+) ditunjukkan dengan terbentuk cincin merah. Hasil negatif (-) ditunjukkan tidak terdapat cincin merah. 8. Uji Voges Proskauer (VP) Uji Voges Proskauer dilakukan untuk menentukan kemampuan bakteri dalam menghasilkan produk akhir yang netral (asetilmetilkarbinol) dari fermentasi glukosa. Pada Uji Voger Proskauer bakteri diinokulasi dengan menggunakan jarum ose ke dalam media MR-VP. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Setelah itu diteteskan 2 tetes reagen barit A dan barit B. Hasil positif (+) ditunjukkan dengan terbentuk cincin merah. Hasil negatif (-) ditunjukkan tidak terdapat cincin merah.

Lampiran 7. (Lanjutan) 9. Uji Citrat Pengujian citrat dilakukan untuk membedakan Enterobacteriaceae dan bakteri gram negatif tertentu berdasarkan penggunaan citrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Prosedurnya adalah diambil bakteri dengan menggunakan jarum ose dan diinokulasikan ke dalam media Simmon Citrate Agar, inkubasi pada suhu 35⁰C selama 48-96 jam. Hasil positif (+) ditunjukkan dengan perubahan media dari hijau menjadi biru. Hasil negatif (-) ditunjukkan dengan tidak terjadi perubahan warna media tetap hijau. 10. Uji Urease Uji urease dilakukan untuk menentukan bakteri yang mampu mengurai urea oleh ezim urease. Diambil isolat bakteri yang akan diidentifikasi menggunakan jarum ose. Setelah itu, satu ose koloni bakteri digoreskan pada media urea dengan teknik gores zig-zag. Media diinkubasi pada suhu 37 C selama 20 jam. Hasil positif (+) ditunjukkan dengan warna media menjadi merah muda. Hasil negatif (-) ditunjukkan dengan tidak terjadi perubahan warna pada media. 11. Uji LIA (Lysin Iron Agar) Uji LIA dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri dalam mendekarboxylase lysine yang ada pada media. Adapun prosedur kerjanya adalah inokulum bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose ose steril, inokulasikan ke dalam media LIA dengan cara goresan dan tusukan ke dalam media. Inkubasikan kedalam suhu 37 o C selama 12-24 jam. Amati perubahan warna pada media slant (miring) dan butt (tegak). Jika berwarna semakin ungu berarti positif (+) dan jika tidak semakin ungu berarti (-). Amati pula gas yang terbentuk, jika ada beri symbol G.

Lampiran 7. (Lanjutan) 12. Uji MIO (Motility Indole Ornitin) Uji MIO dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bakteri pada daerah anaerob. Prosedur kerjanya bakteri diinokulasikan kedalam media MIO secara tegak lurus, Inkubasi pada suhu ruangan selama 18-24 jam. Hasil positif (+) apabila semakin ungu dan negatif (-) jika semakin kuning. 13. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) Uji TSIA dilakukan untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan kemampuan memecah dextrose, laktosa, sukrosa dan pembebasan sulfide, selain itu Uji TSIA berfungsi untuk mengetahui bakteri menghasilkan gas dan H 2 S atau tidak. Media yang digunakan mempunyai dua bagian, yaitu slant (miring) dan butt (tegak). Prosedur kerjanya adalah inokulum bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose steril. Inokulasikan kedalam media TSIA dengan cara tusukan dan goresan, inkubasikan ke dalam media TSIA dengan cara tusukan dan goresan, inkubasikan dengan ruangan selama 24 jam. Amati perubahan warna pada test tube pada bagian slant (miring) dan butt (tegak). Jika berwarna merah berarti Alkali (K) dan jika berwarna kuning berarti Acid (A), diamati pula gas yang berbentuk, jika ada beri symbol G dan amati pembentukan H 2 S yang terjadi dengan melihat ada tidaknya warna hitam pada media.

Lampiran 7. (Lanjutan) 14. Uji Gelatin Pengujian gelatin digunakan untuk melihat kemampuan bakteri dalam mencerna gelatin. Uji gelatin dapat juga digunakan untuk mendeteksi aktivitas proteolytic antara bakteri. Inokulum bakteri diambil dengan jarum ose steril. Inokulasikan ke dalam media gelatin dengan cara ditusuk tegak satu garis. Media gelatin diinkubasikan pada suhu ruangan selama 24 jam. Setelah diinkubasi, masukan biakan ke dalam kulkas selama 10-20 menit. Hasil positif (+) ditunjukkan dengan media mencair. Hasil negatif (-) ditunjukkan dengan media membeku. 15. Uji Gula Uji gula dilakukan dengan tujuan mendeterminasi kemampuan bakteri dalam mendegradasikan gula dan menghasilkan asam organik yang berasal dari tiap-tiap jenis gula, yaitu glukosa, sukrosa, maltosa, manitol, sukrosa, sorbitol, laktosa, dan arabinosa. Prosedur Uji Biokimia di Laboratorium Persiapan Alat dan Bahan di Laminar Air Flow

Lampiran 7. (Lanjutan)

Lampiran 7. (Lanjutan) Lampiran 8. Hasil Bakteri Pada Media TSA Vibrio harveyi Aeromonas salmonicida Edwardsiella ictulari