Surabaya, 31 Desember 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Surabaya, 30 Januari 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KATA PENGANTAR. Surabaya, 30 Januari 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Surabaya, April 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 90 TAHUN 2008

KATA PENGANTAR Rencana dan Strategi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun

RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D

RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

I K U D P R K P P. I K U Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman & Pertanahan DPR K P P K a b u p a t e n L a h a t 1-1

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI PAPUA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun 2014 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 1

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKj IP )

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKj IP ) Tahun 2016

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

Review INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BAB I PENDAHULUAN 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN 2013 BAPERSIP PROV. JATIM

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Penetapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang penataan

Penetapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang penataan ruang.

B A B II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

GUBERNUR SUMATERA BARAT

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

KATA PENGANTAR. Kuningan, 29 Februari 2016 KEPALA DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar isi...ii. Ikhtisar eksekutif... iii. Bab I Pendahuluan...1

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Transkripsi:

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2016 telah dapat diselesaikan pada waktunya. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan Kinerja dimaksudkan sebagai pertanggung jawaban Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas dan fungsinya sejak awal sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2016. Selain itu, laporan akuntabilitas ini juga berperan sebagai alat kendali dan penilaian kualitas kinerja secara terukur, serta alat untuk mendorong peningkatan kinerja demi terwujudnya pemerintahan yang akuntabel di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Ungkapan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras melakukan segala daya dan upaya terselesaikannya laporan kinerja ini. Surabaya, 31 Desember 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR Dr. GENTUR PRIHANTONO SP, MT. Pembina Utama Madya NIP. 19590109 198712 1 002 i

Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Tata Ruang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur dan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidang Permukiman serta tugas pembantuan dan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 09 Tahun 2008. Laporan Kinerja menggambarkan dinamika Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sejak awal sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2016 dimaksudkan sebagai pertanggung jawaban terhadap penggunaan seluruh sumber daya, memuat upaya, dan metode yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja. Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2016 disajikan sebagai berikut : Pencapaian Indikator Persentase Kepala Keluarga/Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni senantiasa menunjukkan kenaikan selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2016 sebagai berikut. Pada tahun 2011 mencapai sebesar 94,66%, ii

sementara pada tahun 2012 mencapai sebesar 94,93%. Pada tahun 2013 mencapai 95,08% dan pada tahun 2014 sebesar 95,23%. Tahun 2015 mencapai 95,36%, sedangkan pada tahun 2016 dari target yang ditentukan sebesar 95,76% terealisasi mencapai 95,61% ada kenaikan dari tahun 2015 sebesar 0,25%. Pencapaian Indikator Persentase Rusumawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015 berhasil dipertahankan capaiannya sebesar 100%. Begitu pula pada tahun 2016 capaianya juga masih berhasil dipertahankan sebesar 100% sesuai dengan target. Pencapaian Indikator Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan pada tahun 2015 mencapai 5,7% dari target yang telah ditetapkan sebesar 4,74%. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu mencapai 12,85% dari yang ditargetkan sebesar 13,31%. Tingkat pelayanan air bersih pada tahun 2016 terjadi peningkatan baik di perkotaan maupun di perdesaan, di perkotaan meningkat sebesar 0,49% dibanding tahun 2015, Tetapi bila ditinjau dari jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2016 terjadi penurunan prosentase pelayanan. Hal ini disebabkan karena selama kurun waktu 2015 2016 telah terjadi kenaikan jumlah penduduk perkotaan, dimana peningkatan penyediaan sarana air bersih belum sebanding dengan pertambahan penduduk perkotaan di Jawa Timur. Sedangkan di pedesaan capaian pada tahun 2016 terjadi peningkatan 1,41% dibanding tahun 2015. Pembangunan Sarana Sanitasi yang Layak di Jawa Timur, sampai dengan akhir tahun 2016 menunjukkan cakupan layanan air limbah mencapai 65,31%. Dengan demikian secara keseluruhan persentase rumah tinggal yang bersanitasi (mempunyai fasilitas tempat buang air besar sendiri, bersama, umum) ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dari 63,38% tahun 2015 menjadi 65,31% pada tahun 2016 ada peningkatan sebesar 0,26%. Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang menunjukkan pencapaian sebagai berikut, dengan kondisi awal pada tahun 2011 dengan capaian sebesar 23,86%, pada tahun 2012 capaian sebesar 35,15%, pada tahun 2013 capaian sebesar 34,04%, pada tahun 2014 sebesar 36,68% dan pada tahun 2015 capaian sebesar 41,71%. Target pada tahun 2016 sebesar 49,98% dan tercapai sebesar 47,90%, maka terdapat capaian sebesar 95,83%. Adapun kesimpulan Capaian Tujuan, Sasaran dan Indikator dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Persentase KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak memiliki rumah layak huni dengan Target 95,76% sedangkan Realisasinya 95,61% terbangun atau tercapai 99,84% termasuk dalam katagori baik. iii

2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak dengan Target 100% sedangkan Realisasinya 100% terbangun atau tercapai 100% termasuk dalam katagori sangat baik. 3. Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan dengan Target 13,31%, realisasi 12,85% atau tercapai 96,54% maka termasuk dalam kategori baik. 4. Persentase KK yang dapat layanan air bersih yang layak dengan Target 77,62%, realisasi 72,06% atau tercapai 92,83% maka termasuk dalam katagori baik. 5. Persentase Rumah Tangga dengan layanan Sanitasi yang aman dengan Target 71,29%, realisasi 65,31% atau tercapai 91,61% maka termasuk dalam katagori baik. 6. Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang dengan Target 49,98%, realisasi 47,90% atau tercapai 95,83% maka termasuk dalam katagori baik. iv

Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif... i Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... x BAB I Pendahuluan... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 4 1.3. Landasan Hukum... 4 1.4 Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan... 8 1.4.1. Struktur Organisasi... 8 1.4.2. Tugas dan Fungsi... 10 1.4.3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional... 14 BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja... 16 2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2019... 16 2.1.1. Visi... 18 2.1.2. Misi... 19 2.1.3. Tujuan dan Sasaran... 19 2.1.4. Arah Kebijakan... 23 2.1.5. Rencana Kinerja Tahunan... 24 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016... 25 v

BAB III Akuntabilitas Kinerja... 27 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016... 27 3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja... 28 3.2.1 Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)... 28 3.2.2 Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan... 35 3.2.3 Memenuhi Hak Dasar Masyarakat atas Air Bersih dan Sanitasi yang Layak... 38 3.2.4 Meningkatkan Kualitas Perencanaan Tata Ruang yang Dilandasi dengan Legalitas Hukum Sehingga dapat Digunakan Sebagai Acuan Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang... 46 3.2.5 Akuntabilitas Keuangan... 51 BAB IV Penutup... 54 vi

Tabel 1.1. Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan... 14 Tabel 1.2. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan... 14 Tabel 1.3. Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional... 15 Tabel 2.1. Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran... 21 Tabel 2.2. Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran... 22 Tabel 2.3. Rencana Kinerja Tahun 2016... 25 Tabel 3.1. Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2016... 28 Tabel 3.2. Pengukuran Kinerja Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Tahun 2011-2016... 29 Tabel 3.3. Persentase Capaian Jumlah KK terbangun melalui Rumah Sejahtera Tapak di Jawa Timur Tahun 2011-2016... 30 Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Kegiatan Perumahan yang terbangun PSU dan Persentase RTLH yang direnovasi Tahun 2011-2016... 31 Tabel 3.5. Pengukuran Kinerja RTLH Tahun 2009-2016... 32 Tabel 3.6. Target dan Realisasi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tahun 2011 2016... 33 Tabel 3.7. Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011 2016... 33 Tabel 3.8. Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2016... 36 Tabel 3.9. Pengukuran Indikator Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2015-2016... 36 Tabel 3.10. Pengukuran Indikator Persentase Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2011 2016... 39 Tabel 3.11. Target dan Capaian Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2011 2016 terhadap Target Nasional... 39 Tabel 3.12. Pemanfaatan Jiwa Terlayani Air Bersih Tahun 2016... 41 Tabel 3.13. Pengukuran Pelayanan Sanitasi di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2011 2016... 42 vii

Tabel 3.14. Target dan Capaian Pelayanan Air limbah di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2011 2016 terhadap Target Nasional... 43 Tabel 3.15. Persentase Jumlah Kawasan Strategis Propinsi yang telah Dikendalikan Tahun 2011-2016... 47 Tabel 3.16. Persentase Jumlah Perda RTRW Kab/Kota Tahun 2011-2016... 48 Tabel 3.17. Persentase Jumlah Kawasan Perkotaan yang telah Dikendalikan Tahun 2013-2016... 48 Tabel 3.18. Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah Dikendalikan Tahun 2010-2016... 49 Tabel 3.19. Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun 2011-2016... 50 Tabel 3.20. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2016... 52 viii

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur... 9 ix

Grafik 1.1. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan... 15 Grafik 1.2. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan... 15 Grafik 3.1. Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011 2016... 34 Grafik 3.2. Perbandingan Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2015-2016... 37 Grafik 3.3. Perbandingan Pelayanan Air Bersih Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011 2016... 40 Grafik 3.4. Perbandingan Pelayanan Sanitasi Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011 2016... 43 x

1.1. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2016, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam UU 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang secara substansi merepresentasikan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur 2014-2019 khususnya pada bidang keciptakaryaan dan penataan ruang. Selain itu juga sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.9 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur No. 90 dan No. 127 Tahun 2008. Jumlah penduduk Jawa Timur pada Tahun 2013 adalah 38.318.791 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,54% per tahun. Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 adalah 799 jiwa per Km 2. Sedangkan rata-rata kepadatan penduduk Indonesia adalah 106 jiwa per Km 2, sehingga kepadatan penduduk Jawa Timur 7 (tujuh) kali lipat lebih kepadatan penduduk ratarata nasional. Hal itu dapat ditinjau pula dengan membandingkan bahwa luas daratan Provinsi Jawa 1

Timur 2,5 % dari luas wilayah Indonesia sementara jumlah penduduk Jawa Timur adalah ±20 % dari total penduduk Indonesia. Berdasarkan data jumlah penduduk dan luas wilayah per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur maka dapat dicermati bahwa penyebaran penduduk antar daerah Kabupaten/Kota menurut kepadatannya menunjukkan adanya pemusatan penduduk terutama di perkotaan, hal ini disebabkan oleh kondisi geografis dan potensi wilayahnya. Terkait dengan permasalahan tersebut akan mengandung konsekuensi timbulnya masalah kesehatan, perumahan dan penyediaan berbagai prasarana pendukung yang diperlukan, sementara sumberdaya alam cenderung semakin berkurang. Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi; rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau, belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan perumahan dan permukiman serta sistem pembiayaan perumahan, terbatasnya lahan murah untuk pembangunan perumahan dan rendahnya efisiensi dalam pembangunan perumahan, terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak, dan lemahnya akses masyarakat terhadap sumber daya perumahan. Adapun permasalahan pokok air bersih dan air limbah meliputi; peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan yang berjalan lambat, rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM, stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis), permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery), pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri, masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage) di perkotaan, pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun. Permasalahan pokok persampahan dan drainase meliputi; masih belum efektifnya penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam upaya pengurangan volume sampah dari sumbernya, belum mantapnya sistem pembiayaan dan pengelolaan retribusi sampah, serta belum 2

optimalnya upaya pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan cost recovery, masih lemahnya kelembagaan institusi pengelola sampah dan belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam pengeloaan sampah terpadu, tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, belum mantapnya peraturan dan standar pengelolaan drainase, penanganan masalah banjir perkotaan masih secara parsial dan tidak konseptual karena terbatasnya dokumen perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak, belum memadainya sistem dan pendanaan untuk pemeliharaan drainase. Dalam hal penataan bangunan terdapat permasalahan mendasar yaitu masih rendahnya penegakan aturan keselamatan bangunan, serta masih diperlukannya pembinaan teknis dalam pembangunan gedung negara. Adapun dalam bidang pengembangan perkotaan, permasalahan pokok meliputi; perkembangan perkotaan yang tidak seimbang antara kota-kota metropolitan/ besar dengan kota-kota menengah dan kecil, serta memburuknya kualitas fisik kawasan perkotaan, dan menurunnya kualitas hidup masyarakat perkotaan karena keterbatasan pelayanan kebutuhan dasar perkotaan yang banyak dipicu oleh adanya tingkat urbanisasi yang tinggi. Permasalahan pokok dalam bidang penataan ruang adalah; masih belum efektifnya pengendalian pemanfaatan ruang strategis provinsi, serta masih kurang terpadunya penataan ruang lintas perbatasan Kabupaten/Kota. Mengingat permasalahan pokok dalam bidang keciptakaryaan dan penataan ruang tersebut yang secara prinsip menyangkut hajat hidup masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan layak, serta termaktub dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 pada : Misi 2 : Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis Agrobisnis/Agroindustri dan Industrialisasi Tujuan 8 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mengembangkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan rakyat Sasaran 2 : Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi 3

1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan LKj-IP Tahun 2016 ini adalah sebagai wujud pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 dan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab apa yang telah di targetkan dan bagaimana proses pencapaiannya. 1.3. Landasan Hukum Penyusunan LKj-IP Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu dokumen pelaporan yang tidak dapat terlepas dari Substansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan yang menjadi landasan dan acuan penyusunannya, yang dijabarkan dalam : a. Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Persampahan; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota; 4

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 01/Prt/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2005 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1); Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 2019. b. Penataan Ruang : Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385); Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21). 5

c. Perumahan & Permukiman UU No.20 Tahun 1911 tentang Rumah Susun; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman; UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69 ); Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. d. Penataan Bangunan & Jasa konstruksi Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Rumah Negara; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; UU No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; Peraturan pemerintah Republik indonesia Nomor 36 tahun 2005 Tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 1.4. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi Dan Kewenangan Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Tata Ruang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidang Permukiman serta tugas pembantuan dan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya 6

dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 09 Tahun 2008. 1.4.1. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 29 tahun 2008, terdiri dari : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Tata Ruang; d. Bidang Tata Bangunan; e. Bidang Perumahan; f. Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman; g. Unit Pelaksana Teknis Informasi Teknologi Bangunan Perumahan dan Permukiman h. Kelompok Jabatan Fungsional 7

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN SUB BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG TATA RUANG BIDANG TATA BANGUNAN BIDANG PERUMAHAN BIDANG AIR BERSIH DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN SEKSI PENATAAN RUANG PROVINSI SEKSI PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN SEKSI PENATAAN RUANG KAWASAN PERDESAAN SEKSI PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG SEKSI PEMBINAAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG SEKSI PERENCANAAN PERUMAHAN SEKSI PERUMAHAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN SEKSI PERENCANAAN AIR BERSIH PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN SEKSI AIR BERSIH PENYEHATAN LINGKUNGAN PERKOTAAN SEKSI PENGENDALIAN DAN EVALUASI TATA RUANG SEKSI JASA KONSTRUKSI DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG SEKSI AIR BERSIH PENYEHATAN LINGKUNGAN PERDESAAN KEPALA UPT INFORMASI TEKNOLOGI BANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PENGUJIAN BAHAN DAN MATERIAL SEKSI PENGEMBANGAN DAN PELAYANAN INFORMASI 8

1.4.2. Tugas dan Fungsi Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Tata Ruang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidang Permukiman serta tugas pembantuan dan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 09 Tahun 2008. a. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin Dinas dalam perumusan kebijaksan perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan, serta penyelenggaraan pembinaan, pengendalian teknis pembangunan permukiman. b. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan, hubungan masyarakat dan protokol. Untuk menyelenggarakan tugas Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi: 1. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; 2. Pengelolaan administrasi kepegawaian; 3. Pengelolaan administrasi keuangan 4. Pengelolaan administrasi perlengkapan; 5. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol; 6. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan 7. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas tugas Bidang Dinas. 9

c. Bidang Tata Ruang Bidang Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang penataan ruang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Ruang mempunyai fungsi : 1. Penyusunan pedoman pelaksanaan Norma Standart Prosedur Kriteria (NSPK) dan penetapan kriteria perubahan fungsi ruang lintas kabupaten atau kota dan kawasan strategis dalam rangka penyusunan tata ruang guna menjaga keseimbangan ekosistem sesuai kriteria yang ditentukan peraturan yang ada; 2. Penetapan peraturan daerah bidang penataan ruang lintas Kabupaten/Kota, kawasan strategis Provinsi dan Rencana Detail; 3. Pelaksanaan koordinasi rencana rinci penataan ruang lintas Kabupaten/Kota; 4. Pelaksanaan sosialisasi Norma Standart Prosedur Kriteria (NSPK), Standart Pelayanan Minimal (SPM), bimbingan, supervisi, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan penataan ruang; 5. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi, penyebarluasan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat tentang penataan ruang tingkat Provinsi; 6. Penyusunan dan penetapan rencana rinci/rencana detail tata ruang lintas Kabupaten/Kota dan kawasan strategis; 7. Pemanfaatan ruang lintas Kabupaten/Kota dan kawasan strategis Provinsi dengan kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha; 8. Pemanfaatan SPM di bidang penataan ruang; 9. Perumusan kebijakan strategis operasional, program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan strategis dan lintas Kabupaten/Kota berdasarkan rencana rinci/rencana detail tata ruang lintas Kab/Kota dan kawasan strategis Provinsi; 10. Pemberian izin pemanfaatan ruang, pembatalan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRWP; 11. Pengembalian kewenangan, pemberian pertimbangan atau penyelesaian masalah yang tidak sesuai NSPM yang tidak bisa diselesaikan tingkat Kabupaten/Kota; 12. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan penataan ruang antar Kabupaten/Kota; 10

13. Pelaksanaan pengawasan terhadap penataan ruang wilayah Provinsi dan wilayah Kabupaten/Kota. d. Bidang Tata Bangunan Bidang Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di bidang tata bangunan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Bangunan mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart, prosedur, dan kriteria yang ada; 2. Pelaksanaan pembangunan dan pembinaan teknis penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan lingkungannya; 3. Pelaksanaan pembinaan teknis penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya; 4. Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan jasa konstruksi serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara; e. Bidang Perumahan Bidang Perumahan mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di bidang perumahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Perumahan mempunyai fungsi : 1. Penyiapan kebijakan dan strategi Pengembangan perumahan; 2. Pembinaan dan pengaturan bidang perumahan yang meliputi penyiapan produk dan sosialisasi peraturan serta pemberdayaan masyarakat; 3. Pelaksanaan program Pengembangan perumahan dan prasarana sarana lingkungan permukiman perkotaan dan perdesaan; 4. Pelaksanaan pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa/Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAWA/RUSUNAMI) yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. 11

f. Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di bidang air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta fasilitasi dalam rangka perencanaan pengembangan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman di perkotaan, perdesaan, dan lintas Kabupaten/Kota; 2. Pelaksanaan pembangunan, pengendalian, fasilitasi, pembinaan dan pemberian bantuan teknis dalam rangka peningkatan peran serta stakeholder didalam pengembangan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman di perkotaan lintas Kabupaten/Kota. g. Unit Pelaksana Teknis Informasi Teknologi Bangunan Perumahan Dan Permukiman UPT mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang informasi teknologi bangunan perumahan permukiman. Untuk melaksanakan tugas dimaksud UPT mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan pengujian dan pengembangan teknologi, evaluasi analisis serta saran teknis bahan bangunan, srtruktur bangunan perumahan dan permukiman; 2. Pengelolaan dokumentasi data dan layanan informasi, serta pembinaaan tugas terhadap pelaku pembangunan perumahan dan permukiman; 3. Pelaksanaan tugas ketatausahaan UPT; 4. Pelaksanaan pelayanan masyarakat. 12

1.4.3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional Tabel 1.1. Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan KUALIFIKASI PENDIDIKAN SD SLTP SLTA D1/D2 D3 D4/S1 S2 S3 JUMLAH 2 4 72 1 8 92 62 2 243 Tabel 1.2. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan PANGKAT GOLONGAN GOLONGAN I GOLONGAN II GOLONGAN III GOLONGAN IV JUMLAH 2 50 154 37 243 Tabel 1.3. Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional JABATAN STRUKTURAL JABATAN FUNGSIONAL JUMLAH 25 0 25 Grafik 1.1. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan 13

Grafik 1.2. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan 14

2.1. Rencana Strategis Tahun 2014-2019 Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam UU 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang secara substansi merepersentasekan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019 khususnya pada bidang keciptakaryaan dan penataan ruang. Selain itu juga sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur No. 90 dan 127 Tahun 2008. Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi; rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau, belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan perumahan dan permukiman serta sistem pembiayaan perumahan, terbatasnya lahan murah untuk pembangunan perumahan dan rendahnya efisiensi 15

dalam pembangunan perumahan, terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak, dan lemahnya akses masyarakat terhadap sumberdaya perumahan. Adapun permasalahan pokok air bersih dan air limbah meliputi; peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan berjalan lambat, rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM, stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis), permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery), pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri, masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage) di perkotaan, pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun. Permasalahan pokok persampahan dan drainase meliputi; masih belum efektifnya penerapan 3R (Reduce,Reuse,Recycle) dalam upaya pengurangan volume sampah dari sumbernya, belum mantapnya sistem pembiayaan dan pengelolaan retribusi sampah, serta belum optimalnya upaya pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan cost recovery, masih lemahnya kelembagaan insitusi pengelola sampah dan belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam pengeloaan sampah terpadu, kurang berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, belum mantapnya peraturan dan standar pemanfaatan drainase, penanganan masalah banjir perkotaan masih secara parsial dan belum terkonseptual karena terbatasnya dokumen perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak, belum memadainya sistem dan pendanaan untuk pemeliharaan drainase. Permasalahan pokok dalam bidang penataan ruang adalah; masih belum efektifnya pengendalian pemanfaatan ruang, serta masih kurang terpadunya penataan ruang lintas perbatasan Kab/Kota. Mengingat permasalahan pokok dalam bidang keciptakaryaan dan penataan ruang tersebut yang secara prinsip menyangkut hajat hidup masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya 16

kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan layak, maka pada pelaksanaan pembangunannya disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi pencapaian sasaran dan permasalahan juga perlu didukung dengan suatu perencanaan program yang konseptual dan realistis, serta mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang dalam dokumen-dokumen perencanaan formal baik tingkat Nasional maupun Provinsi. Dengan tersusunnya perencanaan strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur diharapkan lebih lanjut dapat disusun tahapan pencapaian hasil secara lebih obyektif untuk dapat memberikan komitmen dan orientasi target dan sasaran pada masa depan pada masing-masing bidang kegiatan. Renstra Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 2019 dibuat berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Jawa Timur tanggal 27 Maret 2014 nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 2019. 2.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah Propinsi Jawa Timur 2014-2019 maka Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah: TERWUJUDNYA MASYARAKAT SEJAHTERA MELALUI PEMBANGUNAN BIDANG KECIPTAKARYAAN YANG LEBIH BERKEMBANG DAN PENATAAN RUANG YANG BERKELANJUTAN 2.1.2. Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh Visi maka Misi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : 17

1. Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman dan teratur. 2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat. 3. Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang lengkap dengan dilandasi oleh legalitas hukum. 2.1.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran merupakan penjabaran Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang yang spesifik dan terukur dalam pembangunan jangka menengah bidang permukiman. Berdasarkan ruang lingkup serta mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019, maka tujuan pembangunan bidang keciptakaryaan dan penataan ruang secara garis besar terkait pada 3 program prioritas pembangunan, yaitu : 1. Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), 2. Penanganan permukiman kumuh perkotaan, 3. Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak, 4. Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang. 18

2.1.3.1. Tujuan a. Tujuan Program Pembangunan Perumahan Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Penanganan permukiman kumuh perkotaan. b. Tujuan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak. c. Tujuan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang. Tabel 2.1 Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran VISI MISI TUJUAN SASARAN Terwujudnya Kebutuhan dasar masyarakat sejahtera melalui pembangunan bidang keciptakaryaan yang berkembang dan berkelanjutan dengan dukungan konsistensi penataan ruang yang dinamis Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman, dan teratur Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Penanganan permukiman kumuh di perkotaan Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah backlog rumah Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih Meningkatnya cakupan pelayanan sanitasi Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang lengkap dengan dilandasi oleh legalitas hukum Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang Meningkatnya luas kawasan yang sesuai dengan RTRW 19

2.1.3.2. Sasaran Sasaran pembangunan bidang keciptakaryaan didasari oleh target capaian pelayanan yang ideal sesuai dengan referensi maupun regulasi yang relevan, yaitu dengan perhitungan yang berbasis MDGs dan SPM. a. Program Pengembangan Perumahan Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat : 1. Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah Backlog Rumah. 2. Meningkatnya jumlah KK yang memiliki akses terhadap rumah layak huni. 3. Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan. 4. Meningkatnya bantuan teknis dan usaha jasa konstruksi. 5. Meningkatnya penelitian dan pengujian bahan, material, serta sosialisasi penyebaran informasi tentang standar teknik bangunan dan perumahan. a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Peningkatan efektivitas kinerja penyediaan dan pengelolaan air minum dan sanitasi : 1. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih. 2. Meningkatnya cakupan pelayanan sanitasi. 3. Meningkatnya pelayanan drainase dan persampahan. b. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Meningkatnya jumlah kawasan yang sesuai dengan RTRW. 20

Tabel 2.2 Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran TUJUAN SASARAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) 1 2 3 4 Menurunnya Jumlah Backlog Rumah Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah backlog rumah Persentase Kepala Keluarga/ Masyarakat yang Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak Penanganan permukiman kumuh di perkotaan Mengurangi luasan permukiman kumuh di perkotaan Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan Presentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak Meningkatkan pelayanan air bersih Meningkatkan pelayanan sanitasi yang layak Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih Meningkatnya cakupan pelayanan air limbah Persentase KK yang dapat Layanan Air Bersih yang layak Persentase KK Rumah Tangga dengan Layanan Sanitasi yang aman Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang Meningkatkan luas kawasan yang sesuai dengan RTRW Meningkatnya luas kawasan yang sesuai dengan RTRW Persentase luas kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang 2.1.4. Arah Kebijakan Kebijakan adalah arah yang diambil dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-program pembangunan, maupun bersifat eksternal, yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. a. Arah Kebijakan Program Pembangunan Perumahan Secara garis besar arah kebijakan program pembangunan perumahan adalah : 1. Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR, 2. Bertambahnya pembangunan Rusunawa, 21

3. Mengurangi permukiman kumuh di perkotaan, 4. Terlaksananya pelatihan kemasyarakatan melalui pembinaan jasa konstruksi, 5. Peningkatan jumlah penelitian dan pengujian serta penyebaran informasi teknologi di bidang perumahan dan permukiman. b. Arah Kebijakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Arah kebijakan program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah meliputi : 1. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih, 2. Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi, 3. Pembangunan/perbaikan saluran drainase dan sarana persampahan. c. Arah Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam rangka merealisasikan Strategi penataan ruang dimaksud, diperlukan arah kebijakan sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan peran Tata Ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah, 2. Fasilitasi penyusunan RTRW dan rencana rinci/detil tata ruang. 2.1.5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) berisikan perencanaan yang global dengan penjabaran hanya sampai kepada Program hingga perlu dioperasionalisasikan dengan perencanaan yang lebih mikro sampai penjabaran terakhir pada kegiatan-kegiatan namun masih dalam satu rangkuman dari seluruh perencanaan pembangunan baik untuk Kementrian/ Lembaga di Pusat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Daerah, perencanaan yang lebih mikro tadi disebut dengan Rencana Kerja Perangkat (RKP) di Pusat dan RKPD di Daerah. Sehingga pada akhirnya RKP yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 dirancang untuk Pemerintah Pusat, dan RKPD yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dirancang untuk Pemerintah Daerah, di Jawa Timur telah ditetapkan dengan 22

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 40 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2016. Penyusunan RKT berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN & RB) Nomor : 29 Tahun 2010 Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun Rencana Kinerja Tahun 2016 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Rencana Kinerja Tahun 2016 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) 1 2 3 4 Meningkatnya Persentase Kepala 95,76% ketersediaan rumah bagi Keluarga/ Masyarakat Masyarakat yang Berpenghasilan Berpenghasilan Rendah Rendah yang Memiliki (MBR) untuk Rumah Layak Huni menurunkan jumlah backlog rumah 100% Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak Penanganan permukiman kumuh di perkotaan Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan Presentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan 13,31% Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih Meningkatnya cakupan pelayanan air limbah Persentase KK yang dapat Layanan Air Bersih yang layak Persentase KK Rumah Tangga dengan Layanan Sanitasi yang aman 77,62% 71,29% Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang Meningkatnya luas kawasan yang sesuai dengan RTRW Persentase luas kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang 49,98% 23

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 yang telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan, program dan sasaran di tahun 2016 menjadi tumpuan bagi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan kinerja Output ataupun Outcome yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindaklanjuti dengan surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja. Pada tanggal 31 Desember 2010 muncul Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menjadikan Penetapan Kinerja sebagai komitmen kinerja Gubernur Jawa Timur dinyatakan dalam Perjanjian Kinerja, sebagaimana dapat dilihat pada lampiran Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016. Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dijadikan acuan untuk mengukur Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan melaporkannnya dalam LKj-IP. 24

Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pun tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 25

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja. Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2016 NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN 1 Lebih dari 100% Sangat Baik 2 75% sampai 100% Baik 3 55% sampai 75% Cukup 4 Kurang dari 55% Kurang 3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2016 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2016 disajikan sebagai berikut: 26

3.2.1. Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Tujuan Meningkatkan ketersediaan rumah bagi KK masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sasaran Meningkatnya penyediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk dengan indikator sebagai berikut: Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Tahun 2011-2016 NO INDIKATOR TH. 2011 TH. 2012 TH. 2013 TH. 2014 TH. 2015 TH. 2016 REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI 1 Persentase Kepala Keluarga / Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni 94,66% 94,93% 95,08% 95,23% 95,36% 95,76% 95,61% 2 Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 3.2.1.1. Indikator Persentase Kepala Keluarga/Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni Pencapaian Indikator Persentase Kepala Keluarga/Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni senantiasa menunjukkan kenaikan selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2016 sebagai berikut. Pada tahun 2011 mencapai sebesar 94,66%, sementara pada tahun 2012 mencapai sebesar 94,93%. Pada tahun 2013 mencapai 95,08% dan pada tahun 2014 sebesar 95,23%. Tahun 2015 mencapai 95,36%, sedangkan pada tahun 2016 dari target yang 27

ditentukan sebesar 95,76% terealisasi mencapai 95,61% ada kenaikan dari tahun 2015 sebesar 0,25%. Tahun 2010 kondisi kebutuhan rumah (backlog) di Jawa Timur sejumlah 520.000 KK dan ketersediaan rumah yang layak huni yang didukung oleh fasilitas sarana prasarananya (PSU) yang peruntukannya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga terjangkau. Kedua indikator tersebut bertujuan untuk menurunkan angka "backlog" rumah yang menyatakan kekurangan/selisih antara jumlah Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah rumah (asumsi ideal 1 rumah per KK/5 orang) adalah ditujukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan melalui penyediaan perumahan yang layak huni dengan harga terjangkau, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang seperti air bersih, air Limbah maupun sarana permukiman lainnya agar terwujud lingkungan perumahan yang sehat, aman dan nyaman. Adapun kegiatan untuk menurunkan Backlog rumah terdiri dari : a. Pembangunan Rumah Sejahtera Tapak (RST) Rumah merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia, namun pada kenyataannya di Jawa Timur masih banyak masyarakat yang belum mampu menikmati kehidupannya dalam rumah yang layak, sehat, aman dan berada pada lingkungan yang sehat dan layak huni. Tabel 3.3 Persentase Capaian Jumlah KK terbangun melalui Rumah Sejahtera Tapak di Jawa Timur Tahun 2011-2016 NO TAHUN TARGET KK YANG BELUM MEMILIKI RUMAH REALISASI KK YANG TERBANGUN CAPAIAN (%) 1 2011 15.000 19.250 128,33 2 2012 25.000 20.182 80,73 3 2013 28.000 11.047 39,45 4 2014 28.000 20.000 71,43 5 2015 25.000 20.000 80,00 6 2016 25.000 20.000 80,00 Sumber : Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim 28

Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan dan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan, melalui penyediaan perumahan yang layak huni serta penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan antara lain : penyediaan perumahan itu sendiri serta penyediaan sarana prasarana penunjangnya yang meliputi penyediaan prasarana jalan, air bersih dan penyehatan lingkungan. Penyediaan perumahan di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan pertumbuhan/perkembangan jumlah penduduk, meskipun persentasenya masih belum sebanding antara kebutuhan dengan penyediaannya. Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Kegiatan Perumahan yang terbangun PSU dan Persentase RTLH yang direnovasi Tahun 2011 s/d 2016 NO KEGIATAN TH. 2011 TH. 2012 TH. 2013 TH. 2014 TH. 2015 TH. 2016 REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI 1 Perumahan yang terbangun PSU 20,85% 26,44% 31,42% 33,90% 35,05% 40,14% 37,20% 2 RTLH yang direnovasi 19,99% 24,52% 28,23% 31,26% 36,04% 39,37% 39,51% Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim b. Perumahan yang terbangun PSU Pencapaian kegiatan perumahan bagi MBR yang terbangun PSU senantiasa menunjukkan kenaikan selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015. Dari capaian awal di tahun 2011 sebesar 20,85%, pada tahun 2012 mencapai 26,44%, pada tahun 2013 mencapai sebesar 31,42%. Sementara pada tahun 2014 mencapai sebesar 33,90% dan pada tahun 2015 tercapai sebesar 35,05%. Tahun 2016 dari target yang ditentukan yaitu sebesar 40,14% tercapai realisasi sebesar 37,20%. 29

c. Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Sedangkan pencapaian kegiatan RTLH yang direnovasi selama lima tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut yakni pada tahun 2011 Persentase RTLH yang direnovasi sebesar 19,99% pada tahun 2012 meningkat sebesar 24,52%. Pada tahun 2013, 2014, dan 2015 terjadi peningkatan pembangunan yakni masing-masing 28,23%, 31,26% dan 36,04%. Pada tahun 2016 pembangunan tersebut mencapai 39,51% melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 39,37%. Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja RTLH Tahun 2009-2016 NO KABUPATEN/ KOTA KEBUTUHAN RTLH TAHUN 2009 (TAHAP I&II) TAHUN 2010 (TAHAP III&IV) TAHUN 2011 (TAHAP V&VI) TAHUN 2012 (TAHAP VII&VIII) TAHUN 2013 (TAHAP IX) TAHUN 2014 (TAHAP X) TAHUN 2015 (TAHAP XI) TAHUN 2016 (TAHAP XiI) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Kab. Sumenep 6.811 1.000-1.512 1.285 470 - - - 2 Kab. Pamekasan 6.119 1.000-1.007 280 470 - - - 3 Kab. Sampang 6.711 1.000-1.010 280 470 - - - 4 Kab. Bangkalan 3.344 1.000-1.007 280 470 - - - 5 Kab. Jember 11.116 1.000-505 - - 768-1.005 6 Kab. Bondowoso 10.364 1.000 500 504-940 - 1105 776 7 Kab. Situbondo 3.903 1.000 505 1.007 - - - 1105-8 Kab/Kota Probolinggo 12.840 1.000-1.007-940 - 1104-9 Kab. Trenggalek 6.211 1.000 503-1.005 - - 1007-10 Kab. Pacitan 13.565 1.000 500 500 1.005 940 - - 931 11 Kab. Banyuwangi 24.447 1.000-1.007 - - 769 - - 12 Kab. Lumajang 3.925 1.000-505 - - 770-1.005 13 Kab/Kota Pasuruan 17.657 1.000-1.007 1.005 - - 1100-14 Kab. Jombang 7.727 1.000 - - 1.004 - - 1098-15 Kab/Kota Madiun 13.730 1.000 1.507 505 1.005 940 - - 306 16 Kab. Ponorogo 37.000 1.000 - - 1.055 940-1000 - 17 Kab. Magetan 3.770 1.000 1.510 505 - - - 1000-18 Kab. Ngawi 11.780 1.000 500 - - - 766-1.005 19 Kab. Bojonegoro 9.693 1.000 500 500-940 768 - - 20 Kab. Tuban 6.201 1.000 500 500-940 770-1.005 21 Kab. Nganjuk 3.201-1.005-1.005 - - - 573 22 Kab/Kota Kediri 2.575-1.000-280 - 766-556 23 Kab. Tulungagung 2.770-1.005-1.005 - - - 940 24 Kab/Kota Blitar 5.790-1.000 1.011 - - 769-670 25 Kab/Kota Malang 4.389-1.000 1.007-940 - 1100-26 Kab. Sidoarjo 2.005-1.000 - - - 770 - - 27 Kab. Gresik 6.017-1.000 500 - - 770 - - 28 Kab/Kota Mojokerto 7.299-1.005-1.004 - - 1010-29 Kab. Lamongan 2.479-1.005 - - - - 1030-30 Kota Surabaya - - - - - - - 482 - JUMLAH 253.439 20.000 15.545 15.106 11.498 9.400 7.686 12.141 8.772 JUMLAH KOMULATIF 20.000 35.545 50.651 62.149 71.549 79.235 91.335 100.148 % 7,89 14,03 19,99 24,52 28,23 31,26 36,04 39,51 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 30

3.2.1.2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak Pencapaian Indikator Persentase Rusumawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak selama 6 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015 berhasil dipertahankan capaiannya sebesar 100%. Begitu pula pada tahun 2016 capaianya juga masih berhasil dipertahankan sebesar 100% sesuai dengan target. Adapun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang telah terbangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai berikut : Tabel 3.6 Target dan Realisasi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tahun 2011 2016 No Tahun Target Realisasi (TB) (TB) 1 2011 25 15 2 2012 40 18 3 2013 12 12 4 2014 14 12 5 2015 1 1 6 2016 1 1 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Sedangkan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang telah dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibanding dengan Nasional adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011 2016 NO TAHUN TARGET REALISASI CAPAIAN TINGKAT (TB) (TB) PROVINSI Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim TINGKAT NASIONAL 1 2011 25 15 15 70 2 2012 40 18 18 48 3 2013 12 12 12 67 4 2014 14 12 12 25 5 2015 1 1 1 25 6 2016 1 1 1 74 31

Grafik 3.1 Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011 2016 3.2.1.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Terbatasnya lahan murah untuk pembangunan perumahan. Belum mantapnya sistem pembiayaan perumahan. Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak. Masih lemahnya komitmen pemerintah daerah dalam pembangunan perumahan. Masih rendahnya efisiensi dalam pembangunan perumahan. Menurunnya kualitas lingkungan permukiman dan meningkatnya luasan kawasan kumuh. Belum memadainya prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman. Menurunnya daya dukung lingkungan perumahan dan permukiman. Belum terintegrasinya pengembangan kawasan perumahan dengan pembangunan prasarana dan sarana kawasan. Lemahnya pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman. Masih terbatasnya penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman di kawasan tertinggal, di kepulauan terpencil dan di kawasan perbatasan. Masih belum efektifnya penerapan konsep pengendalian permukiman melalui dukungan prasarana dan sana dasar permukiman Kasiba/Lisiba. 32

b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR. Pembangunan Rusunawa. 3.2.2. Penanganan Permukiman Kumuh Di Perkotaan Pemerintah sangat memperhatikan penanganan kawasan kumuh, misalnya dalam RPJPM 2005-2024 ditargetkan pada tahun 2020 sudah tidak ada lagi permukiman kumuh di perkotaan, bahkan dipertegas lagi pada konsep RPJMN 2014-2019 bidang cipta karya bahwa pada tahun 2019 kawasan kumuh telah tertangani. Penuntasan kawasan kumuh di kawasan perkotaan ini memang sangat perlu perhatian yang serius, dengan perkembangan yang cepat dan aglomerasi perkotaan di kawasan ini semakin tinggi tentu menjadikan kebutuhan akan pemukiman dan tempat tinggal semakin tinggi juga. Dari hasil indentifikasi kawasan kumuh Provinsi Jawa Timur tahun 2015 sekitar 3.840 ha. Pada Tahun 2016 ini telah dilakukan penanganan kawasan kumuh sebagai berikut : Tabel 3.8 Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2016 NO KABUPATEN/KOTA PENGURANGAN KAWASAN KUMUH Ha 1 Kabupaten Bondowoso 1,83 2 Kabupaten Gresik 6,23 3 Kabupaten Jombang 23,03 4 Kabupaten Lamongan 11,76 5 Kabupaten Lumajang 2,84 6 Kabupaten Malang 5,24 7 Kabupaten Ponorogo 0,11 8 Kabupaten Probolinggo 4,87 9 Kabupaten Sidoarjo 12,29 10 Kabupaten Situbondo 35,18 11 Kabupaten Sumenep 13,06 12 Kabupaten Tulungagung 28,69 13 Kota Blitar 12,58 14 Kota Malang 65,41 15 Kota Mojokerto 161,39 16 Kota Pasuruan 64,62 17 Kota Probolinggo 4,87 18 Kota Surabaya 1,29 JAWA TIMUR 455,30 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 33

Tabel 3.9 Pengukuran Indikator Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2015-2016 NO TAHUN TARGET REALISASI CAPAIAN TINGKAT PROVINSI TINGKAT NASIONAL 1 2015 5,7% 4,74% 4,74% 8,10% 2 2016 13,31% 12,85 12,85% 6,00% Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Pencapaian Indikator Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan pada tahun 2015 mencapai 5,7% dari target yang telah ditetapkan sebesar 4,74%. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu mencapai 12,85% dari yang ditargetkan sebesar 13,31%. Capaian nasional pada tahun 2016 yaitu sebesar 6,00%. Grafik 3.2 Perbandingan Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2015-2016 3.2.2.1. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : Belum mantapnya kelembagaan penanganan permukiman kumuh. Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak. Masih lemahnya komitmen pemerintah daerah dalam penanganan permukiman kumuh. Menurunnya kualitas lingkungan permukiman dan meningkatnya luasan kawasan kumuh. Belum memadainya prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman. 34

Menurunnya daya dukung lingkungan permukiman. Lemahnya pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan untuk permukiman. Masih terbatasnya penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman. Masih belum efektifnya penerapan konsep pengendalian permukiman melalui dukungan prasarana dan sana dasar permukiman Kasiba/Lisiba. c. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR. Upaya penataan lingkungan dan pemenuhan sarana prasarana di kawasan permukiman. Pembangunan Rusunawa. 3.2.3. Memenuhi Hak Dasar Masyarakat atas Air Bersih dan Sanitasi yang Layak Tujuan Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak. Adalah untuk pemenuhan sarana air bersih bagi masyarakat dan pemenuhan sarana prasarana air limbah yang aman bagi masyarakat baik diperkotaan maupun perdesaan untuk menuju taraf hidup yang sehat. Prioritas pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang salah satu indikatornya direpresentasikan dengan tingkat pelayanan air bersih di perkotaan dan di perdesaan yang membandingkan antara jumlah kapasitas sarana dan prasarana air bersih yang ada dengan pelayanan terhadap jumlah penduduk di perkotaan dan di perdesaan. Tabel 3.10 Pengukuran Indikator Persentase Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2011 2016 NO INDIKATOR TH 2011 TH 2012 TH 2013 TH 2014 TH 2015 TH 2016 REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI 1 Persentase pelayanan air bersih perkotaan 61,81% 62,51% 64,89% 66,76% 72,77% 78,71% 73,26% 2 Persentase pelayanan air bersih di pedesaan 55,43% 56,88% 57,93% 57,97% 69,45% 76,53% 70,86% Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 35

3.2.3.1. Pelayanan Air Bersih Perkotaan dan Perdesaan Pencapaian indikator tersebut senantiasa menunjukkan peningkatan selama 6 (enam) tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2016 sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.11 Target dan Capaian Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2011 2016 terhadap Target Nasional NO TAHUN PERKOTAAN (%) PERDESAAN (%) TARGET TINGKAT TARGET REALISASI TARGET REALISASI PROVINSI CAPAIAN TINGKAT PROVINSI TINGKAT NASIONAL 1 2011 64,87 61,81 57,05 55,43 60,30 58,08 60,96 2 2012 66,73 62,51 59,60 56,88 62,69 59,32 63,77 3 2013 68,40 64,89 62,45 57,93 65,13 60,96 66,71 4 2014 70,49 66,76 65,18 57,97 67.68 62,35 69,78 5 2015 72,41 72,77 70,07 69,45 71,24 71,11 70,30 6 2016 78,71 73,26 76,53 70,86 77,62 72,06 76,5 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Grafik 3.3 Perbandingan Pelayanan Air Bersih Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011-2016 Langkah operasional untuk mencapai target dan sasaran tersebut dapat mencakup program-program pembangunan yang terintegrasi dan komprehensif, misalnya pembangunan 36

perkotaan atau pengentasan kemiskinan maupun pembangunan sektoral, misalnya pengembangan wilayah pemukiman dan wilayah industri, Program-program stimulan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) yang dikaitkan dengan penyediaan sarana air bersih kepada rumah tangga berhasil menambah cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan PDAM. Tabel 3.12 Pemanfaatan Jiwa Terlayani Air Bersih Tahun 2016 NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH JIWA TERLAYANI 1 Kab. Bangkalan 560.684 2 Kab. Banyuwangi 1.415.130 3 Kab. Blitar 833.001 4 Kab. Bojonegoro 1.127.663 5 Kab. Bondowoso 422.375 6 Kab. Gresik 1.062.921 7 Kab. Jember 1.781.653 8 Kab. Jombang 659.610 9 Kab. Kediri 838.021 10 Kab. Lamongan 434.116 11 Kab. Lumajang 727.146 12 Kab. Madiun 520.797 13 Kab. Magetan 602.096 14 Kab. Malang 2.121.737 15 Kab. Mojokerto 759.145 16 Kab. Nganjuk 813.343 17 Kab. Ngawi 481.918 18 Kab. Pacitan 279.450 19 Kab. Pamekasan 216.253 20 Kab. Pasuruan 1.182.625 21 Kab. Ponorogo 683.895 22 Kab. Probolinggo 769.257 23 Kab. Sampang 299.489 24 Kab. Sidoarjo 1.928.857 25 Kab. Situbondo 441.400 26 Kab. Sumenep 604.958 27 Kab. Trenggalek 399.169 28 Kab. Tuban 847.757 29 Kab. Tulungagung 824.354 30 Kota Batu 186.983 31 Kota Blitar 35.067 32 Kota Kediri 251.169 33 Kota Madiun 171.175 34 Kota Malang 854.424 35 Kota Mojokerto 26.920 36 Kota Pasuruan 140.365 37 Kota Probolinggo 225.116 38 Kota Surabaya 2.471.156 JUMLAH 28.001.193 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 37

Capaian Idikator Kinerja Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan di Perdesaan ini didukung oleh kegiatan antara lain : Penyediaan dan Pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di perdesaan dan daerah rawan air; Fasilitasi sistem penyediaan air minum (SPAM) regional; Peningkatan daya dukung lingkungan sumber air baku, Tingkat pelayanan air bersih pada tahun 2016 terjadi peningkatan baik di perkotaan maupun di perdesaan, di perkotaan meningkat sebesar 0,49% dibanding tahun 2015, Tetapi bila ditinjau dari jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2016 terjadi penurunan prosentase pelayanan. Hal ini disebabkan karena selama kurun waktu 2015 2016 telah terjadi kenaikan jumlah penduduk perkotaan, dimana peningkatan penyediaan sarana air bersih belum sebanding dengan pertambahan penduduk perkotaan di Jawa Timur. Sedangkan di pedesaan capaian pada tahun 2016 terjadi peningkatan 1,41% dibanding tahun 2015. 3.2.3.2. Pelayanan Sanitasi Perkotaan dan Perdesaan Prioritas pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang salah satu indikatornya direpresentasikan dengan tingkat pelayanan sanitasi di perkotaan dan di perdesaan yang membandingkan antara jumlah KK yang membutuhkan pasarana sanitasi di perkotaan dan di pedesaaan. Pencapaian indikator tersebut senantiasa menunjukkan peningkatan selama 6 (enam) tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2016 sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.13 Pengukuran Pelayanan Sanitasi di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2011 2016 NO 1 2 INDIKATOR Persentase pelayanan air limbah perkotaan Persentase pelayanan air limbah pedesaan TH 2011 TH 2012 TH 2013 TH 2014 TH 2015 TH 2016 REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI 76,54% 77,19% 77,70% 78,09% 78,10% 82,23% 79,60% 46,38% 46,49% 46,54% 46,59% 48,66% 60,35% 51,02% Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Tabel 3.14 Target dan Capaian Pelayanan Air Limbah di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2011 2016 terhadap Target Nasional 38

NO TAHUN PERKOTAAN (%) PERDESAAN (%) TARGET TINGKAT TARGET REALISASI TARGET REALISASI PROVINSI CAPAIAN TINGKAT PROVINSI TINGKAT NASIONAL 1 2011 76,85 76,54 47,35 46,38 62,10 61,46 55,6 2 2012 77,18 77,19 50,86 46,49 64,02 62,71 57,8 3 2013 78,02 77,70 54,91 46,54 66,47 62,97 59,7 4 2014 78,97 78,09 57,73 46,59 68,35 63,20 60,5 5 2015 79,60 78,10 50,28 48,66 64,94 63,38 61,06 6 2016 82,23 79,60 60,35 51,02 71,29 65,31 70,00 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Adapun pengelolaan air limbah terpusat (sistem sewerage) diperkotaan, pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun realisasi tahun 2016 sebesar 65,31% sedangkan capaian air limbah nasional 70,00%. Grafik 3.4 Perbandingan Pelayanan Sanitasi Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011 2016 39

3.2.3.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : Rendahnya peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan serta khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan. Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM. Stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis). Permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery). Pada beberapa daerah terjadi konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber air baku. Hal ini disebabkan adanya kepentingan peruntukan sumber air tersebut untuk non air bersih, maupun karena kendala batas administrasi wilayah. Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri. Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage) di perkotaan. Belum memadainya pelayanan sanitasi yang hal itu akan dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah. Pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun. Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan,hal ini disebabkan antara lain karena masyarakat membuang sampah ke saluran drainase, akibat dari rendahnya penegakan hukum khususnya dalam perambahan badan air termasuk saluran drainase di kawasan perkotaan. Belum mantapnya peraturan dan standar pengelolaan drainase. Penanganan masalah banjir perkotaan masih secara parsial dan tidak konseptual karena terbatasnya dokumen perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak. Belum memadainya sistem dan pendanaan untuk pemeliharaan drainase. Belum terpadunya kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah dalam penanganan drainase khususnya pengurangan luas daerah genangan atau banjir. 40

b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air bersih di perkotaan dan perdesaan. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkankan pelayanan air bersih untuk masyarakat. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air bersih sebagai upaya meningkatkan efisiensi pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam (air baku). Meningkatkan kinerja pengelola air minum melalui restrukturisasi kelembagaan. Meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan air bersih. Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan Air Limbah yang layak di perkotaan dan perdesaan. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkankan pelayanan Air Limbah yang layak untuk masyarakat. Meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan Air Limbah yang layak. kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah dalam penanganan drainase khususnya pengurangan luas daerah genangan atau banjir. 3.2.4. Meningkatkan Kualitas Perencanaan Tata Ruang yang Dilandasi dengan Legalitas Hukum sehingga dapat Digunakan Sebagai Acuan Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang. Tujuan Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang pada kabupaten/kota di Jawa Timur sebagaimana peruntukannya. Pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat melalui indikator Persentase Luas Kawasan yang Peruntukannya sesuai Tata Ruang. Untuk perhitungan indikator kinerja bidang penataan ruang tidak bisa memakai luasan dikarenakan beberapa hal diantaranya dalam Rencana Tata Ruang, luasan wilayah perencanaan belum bisa ditentukan sebelum delineasi wilayah perencanaan ditetapkan. Tahapan delineasi tata ruang dilakukan dengan memperhatikan keterkaian fungsi, keterkaitan batas fisik, keterkaitan administrasi. 41

Penentuan Persentase Luas Kawasan yang Peruntukannya sesuai Tata Ruang dilihat dari beberapa capaian diantaranya Persentase jumlah Perda RTRW Kab/kota, Persentase jumlah kawasan strategis Propinsi yang telah dikendalikan, Persentase jumlah kawasan perkotaan yang telah dikendalikan, dan Persentase jumlah kawasan pengendalian ketat yang telah dikendalikan. Berikut ini adalah cara penghitungan setiap capaian. Progress tiap poin capaian bidang penataan ruang hingga tahun 2016 adalah sebagai berikut : 3.2.4.1. Persentase Jumlah Kawasan Strategis Propinsi yang telah Dikendalikan Tabel. 3.15 Persentase Jumlah Kawasan Strategis Propinsi yang telah Dikendalikan Tahun 2011-2016 TAHUN JUMLAH KSP YANG TELAH DIKENDALIKAN AKUMULASI % INDIKATOR KINERJA AKUMULASI % INDIKATOR KINERJA 2011 3 3 7,69 7,69 2012 2 5 5,13 12,82 2013 7 12 17,95 30,77 2014 3 15 7,69 38,46 2015 3 18 7,69 46,15 2016 8 26 20,51 66,66 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Terdapat 26 Kawasan Strategis Provinsi yang telah dikendalikan dengan rincian Tahun 2011 terdapat 3 KSP, tahun 2012 bertambah 2 KSP, tahun 2013 bertambah 7 KSP, tahun 2014 bertambah 3 KSP, dan tahun 2015 bertambah 3 KSP. Sedangkan pada tahun 2016 berlambah lagi 8 KSP. TAHUN Tabel. 3.16 Persentase Jumlah Perda RTRW Kab/Kota JUMLAH PERDA RTRW KAB/KOTA YANG TELAH DITETAPKAN Tahun 2011-2016 AKUMULASI % INDIKATOR KINERJA AKUMULASI % INDIKATOR KINERJA 2011 12 19 31,58 50,00 2012 13 32 34,21 84,21 2013 4 36 10,53 94,74 2014 1 37 2,63 97,37 2015 1 38 2,63 100 2016 0 38 0 100 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 42

Terdapat 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hingga tahun 2014 sudah ada 37 Perda RTRW Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan. Hanya 1 Kabupaten yang belum menetapkan Perda RTRW yaitu Kabupaten Jember. Pada tahun 2015 Raperda RTRW Kabupaten Jember sudah mendapat rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi BKPRN dan telah mendapat penetapan Raperda oleh DPRD Kabupaten Jember. Sehingga tahun 2016 sudah tidak ada lagi Kab/Kota yang menetapkan Perda RTRW. 3.2.4.2. Persentase Jumlah Kawasan Perkotaan yang telah Dikendalikan Tabel. 3.17 Persentase Jumlah Kawasan Perkotaan yang telah Dikendalikan Tahun 2013-2016 TAHUN RDTR YANG TELAH KELUAR PERSETUJUAN SUBSTANSINYA AKUMULASI ASUMSI JUMLAH KESELURUHAN RDTR YANG DIAJUKAN 38 KAB/KOTA % INDIKATOR KINERJA 2013 2 2 152 1,32 2014 2 4 152 2,63 2015 24 28 152 18,42 2016 43 71 152 46,71 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Persentase jumlah kawasan perkotaan yang telah dikendalikan dilihat melalui Jumlah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota yang telah keluar persetujuan substansinya. Pada Tahun 2013 baru 2 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi, dan pada tahun 2014 bertambah 2 RDTR sehingga total ada 4 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi. Pada tahun 2015 telah ada 24 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi. Sedangkan pada tahun 2016 telah ada 43 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi. 43

3.2.4.3. Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah Dikendalikan Tabel 3.18 Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah Dikendalikan Tahun 2010-2016 TAHUN JUMLAH IPR YANG DITERBITKAN JUMLAH KAB/KOTA YANG MENGAJUKAN IPR % INDIKATOR KINERJA 2010 26 11 6,22 2011 37 7 13,91 2012 32 10 8,42 2013 39 11 9,33 2014 47 15 8,25 2015 10 5 4,71 2016 50 10 20,00 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim Persentase jumlah kawasan pengendalian ketat yang telah dikendalikan dilihat melalui jumlah Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR) yang diterbitkan. Setiap tahun terdapat beberapa IPR yang diterbitkan sebagai instrument pengendalian pemanfaatan ruang. Pada tahun 2014 terdapat 47 IPR, sedangkan pada tahun 2015 terdapat 10 IPR yang diterbitkan. Sedangkan tahun 2016 terdapat 50 IPR yang diterbitkan. Tabel 3.19 Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun 2011-2016 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 (%) REALISASI (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 CAPAIAN TAHUN 2016 (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang Meningkatkan Luas kawasan yang sesuai dengan RTRW Persentase Luas kawasan yang peruntukann nya sesuai tata ruang Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 49,98 23,86 35,15 34,04 36,68 41,71 47,90 95,83 44

Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang menunjukkan pencapaian sebagai berikut, dengan kondisi awal pada tahun 2011 dengan capaian sebesar 23,86%, pada tahun 2012 capaian sebesar 35,15%, pada tahun 2013 capaian sebesar 34,04%, pada tahun 2014 sebesar 36,68% dan pada tahun 2015 capaian sebesar 41,71%. Target pada tahun 2016 sebesar 49,98% dan tercapai sebesar 47,90%, maka terdapat capaian sebesar 95,83%. 3.2.4.4. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : Tidak mempunyai kewenangan untuk menyusun Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota maupun Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota. Kewenangan provinsi adalah menyusun rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi. Rata Rata Kabupaten/Kota belum mampu untuk menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang Strategis maupun Rencana Detail Kabupaten/Kota, sehingga banyak Kabupaten/Kota yang meminta dibantu provinsi untuk menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang Strategis maupun Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota. b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur melayani permintaan dari Kabupaten/Kota untuk membantu menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang Strategis maupun Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota selaku Tim Evaluasi untuk diterbitkan persetujuan substansi Rencana Detail Tata Ruang. 3.2.5. Akuntabilitas Keuangan Pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 2016 yang tertuang didalam DPA Tahun 2016 dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P. APBD) Tahun 2016, Provinsi Jawa Timur dengan perincian kegiatan sebagai berikut: 45

Tabel 3.20 Akuntabilitas Keuangan Tahun 2016 KODE 1 03 0500 01 URAIAN ANGGARAN SETELAH REALISASI PERUBAHAN Rp. % 1 2 3 4 5 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.304.356.810,00 2.247.468.500,00 97,53 1 03 0500 01 019 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran 2.304.356.810,00 2.247.468.500,00 97,53 1 03 0500 02 1 03 0500 02 012 1 03 0500 02 031 1 03 0500 07 1 03 0500 07 001 1 03 0500 07 002 1 03 0500 08 1 03 0500 08 002 1 03 0500 45 1 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sanitasi 3.248.990.000,00 3.151.119.263,00 96,99 1.774.295.000,00 1.736.198.963,00 97,85 1.474.695.000,00 1.414.920.300,00 95,95 1.070.330.000,00 1.035.709.330,00 96,77 840.000.000,00 810.659.930,00 96,51 230.330.000,00 225.049.400,00 97,71 60.700.000,00 59.409.600,00 97,87 60.700.000,00 59.409.600,00 97,87 4.218.424.600,00 3.876.373.293,00 91,89 03 0500 45 001 Penyediaan sarana air limbah 1.352.263.700,00 1.309.439.809,00 96,83 1 03 0500 45 002 1 03 0500 45 003 1 03 0500 46 1 03 0500 46 001 1 03 0500 46 003 1 04 0500 15 1 04 0500 15 012 1 04 0500 15 021 1 04 0500 15 050 1 04 0500 15 056 1 04 0500 15 062 1 04 0500 15 075 1 04 0500 15 076 Pembangunan dan Perbaikan Saluran Air/Plengsengan/Drainase Fasilitasi Kerjasama Pengelolaan Sampah Terpadu Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum Pembangunan Sarana Air Bersih di Perdesaan Pembangunan Sarana Air Bersih Regional Program Pengembangan Perumahan Pengembangan kawasan siap bangun dan atau lingkungan siap bangun di kota-kota metropolitan dan kota-kota besar Pengembangan Kawasan Agropolitan, Pembangunan/ Perbaikan sarana prasarana kawasan Agropolitan Jawa Timur Pengembangan dan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa ( Rusunawa ) Pembangunan/Rehabiltasi bangunan Gedung Pemerintah Propinsi Jatim Pendampingan Pembuatan Laporan Pelaksanaan Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Jawa Timur Pengembangan Teknologi Tepat Guna Bidang Perumahan dan Permukiman Pengembangan Data/Informasi Bidang Perumahan dan Permukiman 2.689.610.900,00 2.440.096.834,00 90,72 176.550.000,00 126.836.650,00 71,84 32.485.581.400,00 31.179.893.647,00 95,98 14.646.301.400,00 14.031.151.336,00 95,80 17.839.280.000,00 17.148.742.311,00 96,13 83.793.292.000,00 78.627.680.293,00 93,84 4.177.937.700,00 3.941.301.415,00 94,34 2.424.332.650,00 1.912.026.404,00 78,87 32.607.140.000,00 30.821.630.005,00 94,52 34.325.622.000,00 32.443.095.205,00 94,52 1.410.970.650,00 1.219.996.800,00 86,47 1.210.000.000,00 1.024.639.820,00 84,68 1.500.000.000,00 1.421.078.051,00 94,74 46

KODE URAIAN ANGGARAN SETELAH REALISASI PERUBAHAN Rp. % 1 2 3 4 5 1 04 0500 15 077 Identifikasi Kawasan Kumuh Perkotaan 1.665.484.000,00 1.659.707.701,00 99,65 1 04 0500 15 078 1 04 0500 15 083 1 04 0500 15 084 1 04 0500 15 085 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif melalui Pembinaan Jasa Konstruksi Penyusunan perencanaan pengembangan infrastruktur wilayah perbatasan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Permukiman sebagai Antisipasi Perkembangan Kawasan Pesisir 1.250.000.000,00 975.101.592,00 78,01 940.937.500,00 935.433.650,00 99,42 1.456.504.500,00 1.453.602.150,00 99,80 824.363.000,00 820.067.500,00 99,48 1 05 0500 15 Program Perencanaan Tata Ruang 1.942.296.505,00 1.850.859.039,00 95,29 1 05 0500 15 010 1 05 0500 15 018 Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang Penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi 396.049.000,00 374.333.958,00 94,52 1.546.247.505,00 1.476.525.081,00 95,49 1 05 0500 16 Program Pemanfaatan Ruang 1.929.502.500,00 1.908.510.690,00 98,91 1 05 0500 16 002 Penyusunan norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang 517.706.000,00 511.322.240,00 98,77 1 05 0500 16 005 Survey dan pemetaan 1.411.796.500,00 1.397.188.450,00 98,97 1 05 0500 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 428.200.995,00 418.823.005,00 97,81 1 05 0500 17 004 Pelatihan aparat dalam pengendalian pemanfaatan ruang 156.648.995,00 156.500.295,00 99,91 1 05 0500 17 006 Koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota 147.362.000,00 138.210.625,00 93,79 1 05 0500 17 008 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 124.190.000,00 124.112.085,00 99,94 JUMLAH BELANJA DAERAH 131.481.674.810,00 124.355.846.660,00 94,58 Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim 47

Dari uraian permasalahan dan program pembangunan bidang perumahan dan permukiman di Jawa Timur, antara lain dapat disimpulkan bahwa capaian pelayanan (% penduduk terlayani) bidang permukiman (Air Bersih, Air Limbah) sampai dengan tahun 2016 masih relatif rendah terhadap target sesuai Nasional Action Plan/MDGs. Untuk memenuhi kebutuhan sesuai capaian pelayanan sampai dengan 2016 sesuai target ideal berdasarkan MDGs maupun GNPSR diperlukan dana yang sangat besar (± 10 trilyun rupiah) sedangkan berdasarkan kemampuan alokasi pendanaan dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota secara rata-rata maksimum hanya ± 15% dari total kebutuhan dana. Dengan demikian target capaian pelayanan bidang permukiman sampai dengan akhir periode perencanaan tahun 2016 dijustifikasi secara realistis hanya 15% dari target ideal. Selain itu permasalahan perumahan dan permukiman tidak cukup hanya diselesaikan melalui manajemen pembangunan infrastruktur, namun perlu didukung dengan manajemen konservasi lingkungan untuk mempertahankan sumber daya alam melalui penataan ruang secara komprehensif. 48

Berdasarkan komposisi alokasi dana pemerintah pada 2 tahun terakhir, maka guna menjamin konsistensi terlaksananya program sesuai dokumen perencanaan pembangunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2014-2019 ini perlu didukung dengan komitmen pendanaan pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota dengan proporsi prosentase : 35 : 25 : 40. Untuk selanjutnya LKj-IP ini juga merupakan merupakan sarana evaluasi dan pengendalian yang sangat efektif agar pelaksanaan pembangunan pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur, merupakan landasan dan pedoman guna penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian perlu dilakukan sinkronisasi dengan Rencana Strategis bidang permukiman yang disusun oleh dinas terkait pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Adapun kesimpulan Capaian Tujuan, Sasaran dan Indikator dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Persentase KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak memiliki rumah layak huni dengan Target 95,76% sedangkan Realisasinya 95,61% terbangun atau tercapai 99,84% termasuk dalam katagori baik. 2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak dengan Target 100% sedangkan Realisasinya 100% terbangun atau tercapai 100% termasuk dalam katagori sangat baik. 3. Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan dengan Target 13,31%, realisasi 12,85% atau tercapai 96,54% maka termasuk dalam kategori baik. 4. Persentase KK yang dapat layanan air bersih yang layak dengan Target 77,62%, realisasi 72,06% atau tercapai 92,83% maka termasuk dalam katagori baik. 5. Persentase Rumah Tangga dengan layanan Sanitasi yang aman dengan Target 71,29%, realisasi 65,31% atau tercapai 91,61% maka termasuk dalam katagori baik. 6. Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang dengan Target 49,98%, realisasi 47,90% atau tercapai 95,83% maka termasuk dalam katagori baik. 49

Kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) : 1. Penghasilan dibawah Rp. 4.000.000,00/bulan 2. Suami Istri tidak mempunyai rumah 3. Belum pernah menerima subsidi pemerintah untuk pemilikan rumah 4. Punya NPWP, Fotocopy SPT Tahunan PPh Perorangan atau surat Pernyataan bahwa penghasilan yang bersangkutan tidak melebihi yang disyaratkan Kriteria Peruntukannya : 1. Kawasan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2. Kawasan yang sesuai dengan zona pengendalian ketat (hight controle zona) 3. Kawasan Strartegis Provinsi (yang sesuai dengan RTRW) Semoga LKj-IP ini dapat memberikan manfaat bagi segenap pelaksanaan pembangunan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu masukan dan saran terhadap penyusunan LKj-IP ini sangat diharapkan untuk penyempurnaan pada masa mendatang. 50

NAMA PENGHARGAAN : LOMBA PEKERJA KONSTRUKSI TINGKAT NASIONAL 2016 YANG MENYERAHKAN : BADAN PEMBINA JASA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TANGGAL PENYERAHAN : 07 NOPEMBER 2016 LOMBA PEKERJA KONSTRUKSI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016 - Diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tanggal 7 November 2016 di Jakarta dalam rangka memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum. Lomba Pekerja Konstruksi 2016 ini diikuti oleh 427 orang peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Masing-masing Provinsi mengirimkan 15 orang perwakilannya yang akan mengikuti lomba pekerja konstruksi tingkat nasional. - Kategori yang dilombakan antara lain, kategori Bidang Pemasangan Batu, Bidang Pembesian, Bidang Pemasangan Ubin, Bidang Plumbing, Bidang Scaffolding, Bidang Juru Ukur, Bidang Juru Gambar, Bidang Operator Excavator, Bidang Pelaksanaan Lapangan Pekerjaan Jalan dan Bidang Pelaksanaan Lapangan Pekerjaan Gedung. - Hasil Lomba Pekerja Konstruksi Tingkat Nasional Tahun 2016 yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 7 Nopember 2016 yang lalu adalah sebagai berikut : 1. Samdoko (Juara I Bidang Operator Exacavator) 2. Rudi Hartono (Juara II Bidang Pembesian) 3. Muchammad Muchsin (Juara Harapan I Bidang Pembesian) 4. Lulus Widodo ( Juara Harapan I Bidang Instalasi Listrik) 5. Aydo Sokhikhul Cholis (Juara Harapan I Bidang Juru Ukur/Surveyor)

Foto 1. Penyerahan penghargaan Juara Lomba Pekerja Konstruksi Nasional 2016

NAMA PENGHARGAAN : PRESTASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 YANG MENYERAHKAN : GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL PENYERAHAN : 10 NOPEMBER 2013

NAMA PENGHARGAAN : PRESTASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 YANG MENYERAHKAN : GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL PENYERAHAN : 01 OKTOBER 2014

NAMA PENGHARGAAN : PRESTASI IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) TAHUN 2015 YANG MENYERAHKAN : GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL PENYERAHAN : 18 OKTOBER 2015

NAMA PENGHARGAAN : PRESTASI IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) TAHUN 2016 YANG MENYERAHKAN : GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL PENYERAHAN : 6 OKTOBER 2016